Anda di halaman 1dari 13

KEKERASAN GENDER

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata kuliah : Media dan Gender

Dosen Pengampu :
ADITYA DHARMA, M. Pd

DISUSUN OLEH :
Kelompok 3
Ilmu Komunikasi II Humas / Semester VII

AFNI APRIANI (0105192044)


RIDWAN HADI (0105193145)
MUTIARA AZHARI (0105192030)

ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum. Wr. Wb

Segala puji dan syukur bagi Allah swt., atas segala rahmat dan karunianya,
sehingga kami dapat menyusun hasil makalah kami ini, meskipun kami akui
masih jauh dari kata sempurna. Shalawat dan salam, semoga Allah hadiahkan
kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa salam sebagai pembawa syariat
Islam untuk diimani,dipelajari, dan dihayati serta di amalkan oleh manusia dalam
kehidupan sehari-hari.

Maksud kami menyusun tugas ini dalam rangka menyelesaikan tugas yang
diemban mata kuliah media dan gender dengan judul kekerasan gender, dengan
segenap Ridho Allah kami berusaha menyelesaikannya. Kami mengucapkan
banyak terimakasih kepada bapak Aditya Dharma, M.Pd selaku Dosen pada mata
kuliah media dan gender.

Dalam penyusunan tugas ini, kami berusaha untuk memaparkannya secara


sederhana, praktis, dan sistematis agar mudah dipahami oleh teman-teman
mahasiswa. Mudah-mudahan hasil tugas yang kami paparkan dapat dimengerti
sehingga proses pembelajaran kita tidak terhambat karena ketidak pahaman.

Karena kami tak luput dari keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman,


kami yakin masih banyak kekurangan dalam hasil makalah ini, oleh karena itu
kami sangat mengaharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
untuk kami perbaiki dikemudian hari.

Medan, 07 Oktober 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
A. Pengertian Gender ................................................................................................ 3
B. Kekerasan Gender Dalam Rumah Tangga......................................................... 4
C. Bentuk Kekerasan Gender Pada Rumah Tangga .............................................. 5
D. Kekerasan Gender Di Media Massa.................................................................... 6
E. Contoh Kasus Kekerasan Gender Dalam Rumah Tangga Di Media Massa ... 7
BAB III............................................................................................................................... 9
PENUTUP.......................................................................................................................... 9
F. Kesimpulan ............................................................................................................ 9
G. Saran ...................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kekerasan berbasis gender merupaka fenomena sosial yang ada


sejak jaman dahulu dan semakin marak akhir-akhir ini. bahkan kekerasan
berbasis gender kian meningkat, baik jumlah, bentuk dan modus operasinya
yang semakin beragam. Kekerasan adalah perilaku atau perbuatan yang
terjadi dalam relasi antar manusia, baik individu maupun kelompok yang
dirasa oleh salah satu pihak sebagai satu situasi yang tidak menyenangkan.
Situasi yang disebabkan oleh tindak kekerasan ini membuat pihak lain sakit,
baik secara fisik maupun psikis serta rohani. Sedangkan gender adalah
perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana laki laki dan
perempuan dibedakan sesuai dengan perannya masing-masing yang
dikonstruksikan oleh kultur setempat yang berkaitan dengan peran, sifat,
kedudukan, dan posisi dalam masyarakat tersebut. Seks atau jenis kelamin
merupakan perbedaan antara laki-laki dengan perempuan berdasarkan ciri
biologisnya. Manusia yang berjenis kelamin laki-laki adalah manusia yang
bercirikan memiliki penis, memiliki jakala (kala menjing), dan
memproduksi sperma. Perempuan memiliki alat reproduksi seperti rahim
dan saluran untuk melahirkan, memproduksi telur, memiliki vagina, dan
memiliki alat menyusui (Mansour Fakih, 2008: 8).
Kekerasan terhadap gender sering kita temui dalam lingkungan
sekitar seperti perkosaan, pelecehan seksual, perdagangan perempuan,
kekerasan dalam rumah tangga dan lainnya. kekerasan yang disebabkan oleh
bias gender ini disebabkan oleh ketidaksetaraan kekuatan yang ada dalam
masyarakat dimana banyak sekali pelabelan yang diberikan masyarakat
terhadap laki-laki yang justru malah merugikan perempuan, untuk lebih
jelasnya akan dipaparkan di dalam Pembahasan yaitu pada Bab II.

1
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat disimpulkan dari latar


belakang diatas yaitu sebagai berikut:
1. Apa pengertian gender?
2. Apa yang dimaksud kekerasan gender dalam rumah tangga?
3. Bagaimana bentuk kekerasan gender dalam rumah tangga?
4. Bagaimana kekerasan gender di media massa?
5. Bagaimana contoh kasus kekerasan gender pada media massa?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa bisa lebih


paham tentang materi kekerasan gender yang diharapkan juga bermanfaat
bagi para pembaca dalam kehidupan sehari hari.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Gender

Sepanjang sejarah peradaban manusia, persoalan ketidakadilan sosial


umumnya menimpa kaum perempuan. Perempuan diposisikan pada peran
domestik dan reproduksi saja. Hal ini merupakan rekayasa kultur dan
budaya sehingga menciptkan pelabelan atau stereotipe tertentu pada
perempuan yang sudah mengakar kuat pada masyarakat. Tradisi sangat
berperan dalam peembentukan stereotipe yang menciptakan ketergantungan
perempuan pada laki-laki cukup besar. Untuk mereposisi peran perempuan
dalam pergaulan sosial masyarakat, maka konsep gender lahir
merekonstruksi hubungan laki-laki dan perempuan secara universal untuk
membuka peluang yang sama menggeluti berbagai bidang kehidupan tanpa
dipengaruhi oleh perbedaan gender, laki-laki dan perempuan.1
Jika membicarakan gender, maka ada beberapa konsep dasar yang
perlu dipahami. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gender
memiliki makna sederhana sebagai jenis kelamin. Sementara dalam istilah
yang dikemukakan Oakley, bahwa gender adalah lebih dari sekedar
perbedaan jenis kelamin secara biologis (Oakley, 1972). Dalam hal ini tentu
saja gender lebih dari sekedar perbedaan jenis kelamin. Antara lain banyak
aspek sosial yang mempengaruhi. Hal ini senada dengan yang dikatakan
oleh Caplan, yaitu yang mengklasifikasikan bahwa gender memiliki struktur
sosial berdasarkan jenis kelamin manusia (Caplan, 1987).
Gender sering diidentikkan dengan jenis kelamin (sex) padahal
gender berbeda dengan jenis kelamin. Gender sering juga dipahami sebagai
pemberian dari Tuhan atau kodrat Ilahi, padahal gender tidak semata-mata
demikian. Gender berbeda dengan seks, meskipun secara etimologis artinya
sama dengan seks, yaitu jenis kelamin.

1
Alfian Rokhmansyah, Pengantar Gender dan Fenimisme, (Yogyakarta : Garudhawaca,
2016), h. 1.

3
Seks adalah perbedaan jenis kelamin yang di tentukan secara
biologis, yang secara fisik, melekat pada masing - masing jenis kelamin, laki
- laki dan perempuan. Misalnya manusia yang memiliki penis, dzakar dan
memproduksi sperma adalah laki-laki. Sedangkan perempuan adalah
manusia yang memiliki alat reproduksi seperti rahim dan alat untuk
menyusui. Seks bersifat mutlak, permanen dan tidak bisa dipertukarkan
antara laki laki dan perempuan.
Sedangkan gender adalah perbedaan antara laki laki dan perempuan
dalam hal persifatan, peran, fungsi, hak perilaku yang dibentuk oleh
masyarakat karena bersifat relatif, dapat berubah dan dapat di pertukarkan.
Misalnya, bahwa perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional
dan keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan dan
perkasa. Ciri dan sifat tersebut dapat dipertukarkan, artinya laki-laki juga
ada yang lemah lembut, emosional dan keibuan. Sementara ada juga
perempuan yang kuat, rasional dan perkasa. Perubahan ciri dan sifat-sifat
tersebut dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang
lain.
Sejarah perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan terjadi
melalui proses yang sangat panjang dan dibentuk oleh beberapa sebab,
seperti kondisi sosial budaya, kondisi keagamaan dan kondisi kenegaraan.
Dengan proses yang panjang ini, perbedaan gender sering dianggap menjadi
ketentuan tuhan yang bersifat kodrat atau seolah-olah bersifat biologis yang
tidak dapat diubah lagi. Inilah sebenernya yang menyebabkan awal
terjadinya ketidaksetaraan gender di tengah-tengah masyarakat.2

B. Kekerasan Gender Dalam Rumah Tangga

Kekerasan gender dalam rumah tangga dikenal sebagai Kekerasan


Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang merupakan bentuk tindak kekerasan
yang terjadi dalam ruang lingkup rumah tangga yang berbasis gender yang
dapat menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan bagi korbannya yang
sebagian besar adalah kaum perempuan, dan pelakunya adalah kaum laki-

2
Ibid, h.3.

4
laki. Sering kali kekerasan pada perempuan terjadi karena adanya
ketimpangan atau ketidakadilan gender. Ketimpangan gender adalah
perbedaan hak dan peran perempuan dan laki -laki di masyarakat yang
menempatkan perempuan dalam status lebih rendah dari laki - laki. “Hak
Istimewa” yang dimiliki laki -laki ini seolah menjadikan perempuan
sebagai “barang” milik laki - laki yang berhak dilakukan semena - mena
termasuk dengan cara kekerasan.
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) telah menjadi agenda
bersama dalam beberapa dekade terakhir. Fakta menunjukan bahwa KDRT
memberikan efek negatif yang cukup besar bagi wanita sebagai korban.
World Health Organization (WHO) dalam World Report pertamanya
mengenai "Kekerasan dan Kesehatan" di tahun 2002, menemukan bahwa
antara 40 hingga 70 persen perempuan yang meninggal karena
pembunuhan, umumnya dilakukan oleh mantan atau pasangannya sendiri.
Kekerasan dalam rumah tangga seringkali menggunakan paksaan yang
kasar untuk menciptakan hubungan kekuasaan di dalam keluarga, di mana
perempuan diajarkan dan dikondisikan untuk menerima status yang rendah
terhadap dirinya sendiri.
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) seakan-akan
menunjukkan bahwa perempuan lebih baik hidup di bawah belas kasih
pria. Hal ini juga membuat pria, dengan harga diri yang rendah,
menghancurkan perasaan perempuan dan martabatnya karena mereka
merasa tidak mampu untuk mengatasi seorang perempuan yang dapat
berpikir dan bertindak sebagai manusia yang bebas dengan pemikiran
dirinya sendiri. Sebagaimana pemerkosaan, pemukulan terhadap istri
menjadi hal umum dan menjadi suatu keadaan yang serba sulit bagi
perempuan di setiap bangsa, kasta, kelas, agama maupun wilayah.

C. Bentuk Kekerasan Gender Pada Rumah Tangga


1. Tindak Kekerasan Fisik
Tindakan kekerasan fisik adalah tindakan yang bertujuan untuk
melukai, menyiksa dan menganiaya orang lain. Tindakan tersebut dapat

5
dilakukan dengan menggunakan anggota tubuh pelaku (tangan, kaki,
dan anggota tubuh lainnya). Contohnya menampar, memukul,
menendang, meludahi, menarik rambut, melukai dengan senjata dan
sebagainya.
2. Tindak Kekerasan Non-Fisik
Tindak kekerasan non fisik adalah tindakan yang bertujuan untuk
merendahkan citra atau kepercayaan diri seorang perempuan, baik
melalui kata - kata maupun melalui perbuatan yang tidak di
sukai/dikehendaki korbannya. Contohnya membentak, memaki,
meneriaki, menuduh, menolak dengan kata-kata kasar dan sebagainya.
3. Tindak Kekerasan Psikologis/Jiwa
Tindak kekerasan psikologis/jiwa adalah tindakan yang bertujuan
mengganggu atau menekan emosi korban. Secara kejiwaan korban
menjadi tidak berani mengungkapkan pendapat, menjadi penurut,
menjadi selalu bergantung pada suami atau orang lain dalam segala hal
(terutama keuangan). Akibatnya korban menjadi sasaran dan selalu
dalam keadaan tertekan ataupun takut. Contohnya kebohongan,
ancaman, tekanan dan indoktrinasi.

D. Kekerasan Gender Di Media Massa

Kasus kekerasan terhadap perempuan juga tidak luput mewarnai


pemberitaan media massa di Indonesia. Media massa sendiri memiliki
kemampuan dalam mengkontruksi realitas dan media merupakan salah satu
instrumen utama dalam membentuk konstruksi isu gender pada masyarakat.
Kelebihan media massa yang antara lain jangkauan yang luas, dengan waktu
yang tidak terbatas sangat efektif untuk menyebarkan isu, media pun
menjadi alat penyebaran isu gender kepada masyarakat. Maka, kemudian
media memiliki pilihan untuk memberitakan isu gender sebagai bentuk
pembelajaran kepada pembaca, sebagai kritik, atau bahkan menjadikan isu
gender ini sebagai komoditasn utama dalam membentuk konstruksi isu
gender pada masyarakat.

6
Media massa dengan segala keunggulannya, tentu saja tidak luput
dari menyuguhkan berita kemalangan yang dialami kaum perempuan.
Kejahatan dan kekerasan yang bersifat sexist (berdasarkan jenis kelamin
tertentu) menjadi berita sehari-hari, dengan perempuan sebagai objek
utamanya (Esfand, 2012: 14), bahkan pemberitaan yang disajikan media
khususnya media online, cenderung menceritakan wanita dengan bahasa
yang melewati batasan etika dan kode etik.
Salah satu pemberitaan kasus kekerasan terhadap perempuan atau
KDRT yang paling menggemparkan dan menghebohkan masyarakat di
tahun 2022 yang tersebar di situs dan media massa dan media online adalah
kasus KDRT Rizky Billar dan Lesti. Masyarakat atau netizen terkejut
dengan adanya kasus tersebut. Diperlihatkan juga kondisi lesti usai menjadi
korban KDRT dengan beberapa bekas luka dan hal ini membuat kasus ini
viral di media massa.

E. Contoh Kasus Kekerasan Gender Dalam Rumah Tangga Di Media


Massa

Contoh kasus kekerasan dalam rumah tangga yang viral di media


sosial yaitu kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang menimpa
penyanyi dangdut Lesti Kejora yang dilakukan oleh suaminya Rizky Billar.
Rumah tangga Lesti Kejora dan Rizky Billar terbilang adem ayem dan kerap
tampil romantis ini dalam sekejap roboh usai isu KDRT yang menimpa
Lesti Kejora.
Dalam artikelnya berjudul, “Nampak Loving” Rupanya Suami Kaki
Pukul Penyanyi Buat Laporan Polis Dakwa Dicekik Dihempas ke Lantai
yang di unggah ya pada Jum’at (30/09/22) lalu itu menyoroti kasus KDRT
yang menimpa Lesti Kejora.
Pada artikel yang dimuat dalam media itu, dituliskan bahwa kedua
pasangan selebriti ini kerap tampil mesra dihadapkan publik. Akan tetapi,
banyak pihak yang dikejutkan dengan dugaan kasus KDRT dalam biduk
rumah tangga Lesti Jejora dan Rizky Billar. Tak soal itu saja, Ohbulan.com
juga menjelaskan terkait kronologis lengkap dugaan KDRT terhadap Lesti

7
Kejora serta jerat hukuman yang akan di tanggung Rizky Billar bila terbukti
bersalah.
Sebelumnya langkah Lesti Kejora melaporkan suaminya ke Polres
Metro Jakarta Selatan pada Rabu (28/09/22) menghebohkan publik Tanah
Air. Pasalnya rumah tangga keduanya jauh dari pemberitaan miring. Atas
laporan itu, Rizky Billar terancam Pasal 44 Undang - Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2024 tentang Kekerasan Dalam Rumah
Tangga. “Ancaman Lima Tahun Penjara” terang Kabid Humas Polda Metro
Jaya Kombes Pol, Endra Zulpan

8
BAB III

PENUTUP

F. Kesimpulan

Istilah gender diperkenalkan oleh para ilmuwan sosial untuk


menjelaskan perbedaan perempuan dan laki-laki yang bersifat bawaan
sebagai ciptaan Tuhan dan yang bersifat bentukan budaya yang dipelajari
dan disosialisasikan sejak kecil.
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan bentuk
tindak kekerasan yang terjadi dalam ruang lingkup rumah tangga yang
berbasis gender yang dapat menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan
bagi korbannya yang sebagian besar adalah kaum perempuan, dan
pelakunya adalah kaum laki-laki. Bentuk kekerasan gender dalam rumah
tangga meliputi : tindak kekerasan fisik, tindak kekerasan non-fisik, tindak
kekerasan psikologis/jiwa.
Banyaknya kasus/pemberitaan di media massa terkait kekerasan
dalam rumah tangga yang dialami perempuan membuat para perempuan di
pandang lebih rendah daripada laki laki. Contoh kasus kekerasan dalam
rumah tangga yang terdapat di media massa yaitu kasus KDRT yang
dialami oleh pedangdut Lesti Kejora yang dilakukan oleh suaminya sendiri
Rizky Billar.

G. Saran

Demikianlah penyusunan makalah ini. Kami selaku penyusun


makalah sangatlah menyadari bahwa isi dan sistematika penulisan makalah
ini masih banyak kekurangan. Oleh karenanya kritik dan saran yang
membangun sangatlah kami harapkan untuk proses penyusunan makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Annisa, Rifka. Kekerasan Terhadap Perempuan Berbasis Gender (KTBPG).


Yogyakarta: Women’s Crisis Center.

Askolani, M. (2013). Analisis Bias Gender di Media Massa (Analisis Wacana


Teun A. Van Dijk Berita-berita Kriminal Terhadap Perempuan di Harian
Umum Kabar Cierebon.

Caplan, P. 1987. Cultural Construction of Sexuality. London: Tavistock


publication.

Edisi Mei-Juni 2012). Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi Jurnalistik, UIN Sunan
Gunung Djati, Bandung.

Esfand, M. (2012). Woman Self and Defense Merdeka dari Rasa Takut. Jakarta:
Visi Media.

Oakley, A. 1972. Sex, Gender and Society. London: Tample Smith.

Purwanti, Ani. 2020. Kekerasan Berbasis Gender. Yogyakarta : Bildung.

Rokhmansyah, Alfian. 2016. Pengantar Gender dan Fenimisme. Yogyakarta :


Garudhawaca.

Rusman, Ayu Dwi Putri, dkk. 2022. Gender dan Kekerasan Perempuan. Jawa
Tengah: Penerbit NEM

Sunarto. 2009. Televisi, Kekerasan, dan Perempuan. Jakarta: PT Kompas Media


Nusantara.

10

Anda mungkin juga menyukai