Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN TENTANG

DISKRIMINASI GENDER

ENDAH KIRANA HARAHAP (616080619004)


GITA TRIANASARI (616080619008)
HELINDA CLARA AGUSTIN (616080619010)

DOSEN : ANNISYA SELVIA.,S.ST.,MKM

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN DAN PENDIDIKAN PROFESI


BIDAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MITRA BUNDA PERSADA

BATAM

TAHUN 2019/2020
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................
Daftar isi ...................................................................................................................

BAB I ........................................................................................................................
a. Latar belakang masalah .................................................................................

b. Tujuan ...........................................................................................................

c. Manfaat .........................................................................................................

BAB II : Tinjauan Teori .........................................................................................


a. Gender ...........................................................................................................

b. Bentuk Diskriminasi Gender .........................................................................

c. Bentuk-bentuk ketidak adilan Gender ...........................................................

d. Upaya untuk menanggulangi ketidak adilan gender .....................................

BAB III : Analisis Kasus ........................................................................................


a. Bentuk Diskriminasi Gender dalam kasus ....................................................

b. Bentuk-bentuk ketidak adilan gender dalam kasus .......................................

c. Perbandingan kasus tersebut dengan yang terjadi di Luar negeri ..................

d. Upaya untuk menanggulangi ketidak adilan gender dalam kasus ................

BAB IV .....................................................................................................................
a. Kesimpulan ...................................................................................................

b. Saran ..............................................................................................................

Daftar Pustaka .........................................................................................................


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang


telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT
atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas
akhir dari mata kuliah Asuhan Kebidanan “ gender”. Penulis tentu menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Batam, 10 November 2019

Penulis
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, dimana laki-laki
dan perempuan dibedakan sesuai dengan perannya masing-masing, yang di
konstruksikan oleh kultur setempat, yang berkaitan dengan peran, sifat, kedudukan
dan posisi dalam masyarakat tersebut. Dalam konsep gender, pembedaan antara
laki-laki dengan perempuan berdasarkan konstruksi secara sosial maupun budaya.
Sesungguhnya perbedaan gender tidak akan menjadi masalah selama tidak
melahirkan ketidakadilan gender, namun yang menjadi persoalan ternyata
perbedaan gender telah melahirkan berbagai ketidakadilan. baik bagi kaum laki-
laki dan perempuan. Studi-studi tentang gender saat ini melihat bahwa
ketimpangan gender terjadi akibat rendahnya kualitas sumberdaya kaum
perempuan sendiri, dan hal tersebut mengakibatkan ketidakmampuan mereka
bersaing dengan kaum lelaki. Oleh karena itu upaya-upaya yang dilakukan adalah
mendidik kaum perempun dan mengajak mereka berperan serta dalam
pembangunan. Dalam realitas yang kita jumpai pada masyarakat tertentu terdapat
adat kebiasaan yang tidak mendukung dan bahkan melarang keikutsertaan
perempuan dalam pendidikan formal. Bahkan ada nilai yang mengemukakan
bahwa “perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi karena akhirnya kedapur
juga.” Ada pula anggapan seorang gadis harus cepat-cepat menikah agar tidak
menjadi perawan tua. paradigma seperti inilah yang menjadikan perempuan
menjadi terpuruk dan dianggap rendah oleh kaum laki-laki.
B. Tujuan
 Untuk mengetahui pengertian diskriminasi gender
 Untuk mengetahui bentuk-bentuk diskriminasi gender
 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi diskriminasi gender
 Untuk mengetahui dampak yang disebabkan oleh suatu tindakan diskriminasi
gender
 Untuk mengetahui cara-cara memperjuangkan kesetaraan gender
C. Manfaat Makalah
Hasil ini penulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak,
khususnya tenta
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. GENDER
Gender adalah bagaimana membedakan antara gender dan seks.
Pengertian gender pertama kali muncul dalam Concise Oxford Dictionary of
Current English, edisi ke-8, 1990 (MacDonald: 1997) adalah penggolongan
gramatikal terhadap kata benda dan kata lain yang berkaitan dengannya yang
secara garis besar berhubungan dengan dua jenis kelamin serta ketiadaan jenis
kelamin atau kenetralan.Gender itu berasal dari bahasa latin "genus" yang
berarti jenis atau tipe.
Gender adalah sifat dan perilaku yang dilekatkan pada laki-laki dan
perempuan yang dibentuk secara sosial maupun budaya. Meskipun ada juga
yang menganggap bahwa kata gender berasal dan bahasa Inggris yang berarti
“jenis kelamin”. Namun, perkembangan selanjutnya kata gender tersebut
mengalami perluasan makna yang pada hakekatnya tetap mengacu pada
perbedaan laki-laki dan perempuan dan segi fungsi, atau perlakuan yang
diberikan oleh masyarakat umum secara turun temurun.
Gender dan jenis kelamin biologis dibedakan secara mendasar. Kita
dilahirkan sebagai perempuan atau laki-laki yang merupakan pemberian yang
mutlak, kemudian interpretasi biologis oleh kultur memberikan jalan yang
menjadikan kita maskulin atau feminin (Mosse: 2007). Sedangkan gender
diumpamakan sebagai kostum dan topeng di teater yang menggambarkan
kepada orang lain tentang diri kita feminin atau maskulin.
Hal inilah yang membentuk peran gender yang mencakup penampilan,
pakaian, sikap, kepribadian, bekerja di dalam atau di luar rumah tangga,
seksualitas, tanggung jawab keluarga dan sebagainyaSiregar (2004)
menyatakan perlu untuk membedakan antara konsep jenis kelamin (seksual)
dan pembedaan seksual (gender). Konsep jenis kelamin dikenal dengan dua
dimensi kategoris bersifat biologis, yaitu jenis seksual yang terdiri atas alat
(organ) kelamin disertai alat reproduksi masing-masing yang khas. Sementara
gender merupakan penilaian yang dibuat atas dasar sosial. Penekanan oleh
kekuasaan yang bersifat struktural membuat pemilahan sosial ini bersifat
absolut. Perempuan hanya boleh melaksanakan fungsi perempuan dan
orientasi seksual yang bersifat feminin. Sementara laki-laki hanya boleh
melaksanakan fungsi laki-laki dan orientasi seksual maskulin. Setiap
penyimpangan fungsi dan orientasi seksual akan ditolak dalam peran
struktural

B. BENTUK DESKRIMINASI GENDER


1. Marjinalisasi
artinya suatu proses peminggiran akibat perbedaan jenis kelamin yang
mengakibatkan kemiskinan. Banyak cara yang dapat digunakan untuk
memarjinalkan seseorang atau kelompok. Salah satunya adalah dengan
menggunakan asumsi gender. Misalnya dengan anggapan bahwa perempuan
berfungsi sebagai pencari nafkah tambahan, maka ketika mereka bekerja diluar
rumah (sektor publik), seringkali dinilai dengan anggapan tersebut. Jika hal
tersebut terjadi, maka sebenarnya telah berlangsung proses pemiskinan dengan
alasan gender. Marjinalisasi ini terjadi dalam berbagai aspek, mulai dan
kebijakan pemerintah, ekonomi, keyakinan, tafsiran agama, keyakinan tradisi,
kebiasaan, atau bahkan asumsi ilmu pengetahuan.
2. Kekerasan (violence) artinya tindak kekerasan, baik fisik maupun non fisik
yang dilakukan oleh salah satu jenis kelamin atau sebuah institusi keluarga,
masyarakat atau negara terhadap jenis kelamin lainnya
3. Beban ganda (double burden) artinya beban pekerjaan yang diterima salah satu
jenis kelamin lebih banyak dibandingkan jenis kelamin lainnya. Dimana tugas
dan tanggung jawab perempuan yang berat dan terns menerus. Misalnya,
seorang perempuan selain melayani suami (seks), hamil, melahirkan,
menyusui, juga harus menjaga rumah. Di samping itu, kadang is juga ikut
mencari nafkah (di rumah), dimana hal tersebut tidak berarti menghilangkan
tugas dan tanggung jawab diatas.
C. BENTUK-BENTUK KETIDAKADILAN GENDER
Ketidakadilan gender (gender inequalities) merupakan sistem dan struktur di
mana baik kaum laki-laki dan perempuan menjadi korban dari sistem tersebut.
Ketertinggalan perempuan mencerminkan masih adanya ketidakadilan dan
ketidak setaraan antara laki-laki dan perempuan di Indonesia, hal ini dapat terlihat
dari gambaran kondisi perempuan di Indonesia. Sesungguhnya perbedaan gender
dengan pemilahan sifat, peran, dan posisi tidak menjadi masalah sepanjang tidak
melahirkan ketidakadilan.
Namun pada kenyataannya perbedaan gender telah melahirkan berbagai
ketidak adilan, bukan saja bagi kaum perempuan, tetapi juga bagi kaum laki-laki.
Berbagai pembedaan peran, fungsi, tugas dan tanggung jawab serta kedudukan
antara laki-laki dan perempuan baik secara langsung maupun tidak langsung, dan
dampak suatu peraturan perundang-undangan maupun kebijakan telah
menimbulkan berbagai ketidakadilan karena telah berakar dalam adat, norma
ataupun struktur masyarakat. Gender masih diartikan oleh masyarakat sebagai
perbedaan jenis kelamin.
Masyarakat belum memahami bahwa gender adalah suatu konstruksi budaya
tentang peran fungsi dan tanggung jawab sosial antara laki-laki dan perempuan.
Kondisi demikian mengakibatkan kesenjangan peran sosial dan tanggung jawab
sehingga terjadi diskriminasi, terhadap laki-laki dan perempuan. Hanya saja bila
dibandingkan, diskriminasi terhadap perempuan kurang menguntungkan
dibandingkan laki-laki. Ketidakadilan gender merupakan bentuk perbedaan
perlakuan berdasarkan alasan gender, seperti pembatasan peran, penyingkiran
atau pilih kasih yang mengakibatkan terjadinya pelanggaran atas pengakuan hak
asasinya, persamaan antara laki-laki dan perempuan, maupun hak dasar dalam
bidang sosial, politik, ekonomi, budaya dan lain-lain.
Ketidakadilan dan diskriminasi gender merupakan sistem dan struktur dimana
baik perempuan maupun laki-laki menjadi korban dalam system tersebut.
Berbagai pembedaan peran dan kedudukan antara perempuan dan laki-laki baik
secara langsung yang berupa perlakuan maupun sikap, dan yang tidak langsung
berupa dampak suatu peraturan perundang-undangan maupun kebijakan telah
menimbulkan berbagai ketidakadilan.
Ketidakadilan gender terjadi karena adanya keyakinan dan pembenaran yang
ditanamkan sepanjang peradaban manusia dalam berbagai bentuk yang bukan
hanya menimpa perempuan saja tetapi juga dialami oleh laki-laki. Ketidakadilan
gender ini dapat bersifat :
1. Langsung, yaitu pembedaan perlakuan secara terbuka dan berlangsung, baik
disebabkan perilaku/sikap, norma/nilai, maupun aturan yang berlaku.
2. Tidak langsung, seperti peraturan sama, tapi pelaksanaannya menguntungkan
jenis kelamin tertentu.
3. Sistemik, yaitu ketidakadilan yang berakar dalam sejarah, norma atau struktur
masyarakat yang mewariskan keadaan yang bersifat membeda-bedakan.

D. UPAYA MENANGGULANGI KETIDAK ADILAN GENDER


1. Membangun rasa saling menghargai dan menghormati Sesama
Setara bukan berarti antara perempuan dan laki-laki menjadi sama,
namun setara bisa dibangun dengan adanya sikap pengertian dengan saling
menghargai dan menghormati sesama, dengan saling menerima pendapat dan
menghormati pilihan masing-masing tanpa ada tindakan pemaksaan maupun
intimidasi.
2. Tidak ada peran saling mendominasi antara laki-laki dan perempuan
Diskriminasi terjadi karena salah satu pihak merasa paling berkuasa
dan pihak lain dilemahkan atau termarjinalisasi. Dari perasaan berkuasa
maupun ingin menguasai maka timbul dominasi.
3. Edukasi mengenai Emansipasi sejak dini
Emansipasi perempuan tercipta karena adanya peran laki-laki. Hasil
penelitian Anderson dan Moses pada tahun 1992 dan 1993, memberikan
rekomendasi bahwa tanpa kerjasama dan keterlibatan serta kerelaan kaum
laki-laki program pemberdayaan perempuan itu tidak akan dapat berhasil
dengan maksimal. Pemberian pengetahuan mengenai arti emansipasi sangat
diperlukan sejak dini, agar terciptanya masa depan sosial sadar gender.
Dimulai dari keluarga dan anak-anak diajarkan bagaimana cara menciptakan
rasa saling menghargai dengan kawan berbeda jenis kelamin maupun dengan
sesamanya dan menghargai pilihan masing-masing individu terhadap orientasi
mereka.
4. Menjadi pendamping korban diskriminasi, baik pendamping
biopsikososial maupun hukum
Setiap korban diskriminasi, baik mereka yang mengalami kekerasan
maupun pelecehan bisa kembali menjadi korban (reviktimisasi) secara
langsung maupun tidak langsung. Contohnya adalah ketika seorang
perempuan menjadi korban perkosaan kemudian ia melapor kepada pihak
yang berwajib namun ia mendapat cemooh dan kata-kata yang tidak berkenan
dari salah satu anggota tersebut dan pelaku diberikan hukuman yang tidak
sesuai dengan apa yang korban tersebut rasakan, maka seorang korban itu
mengalami reviktimisasi.Apabila ada seseorang maupun sekelompok orang di
sekitar lingkungan yang pernah mengalami diskriminasi, maka orang-orang
terdekat dapat menjadi penyemangat maupun pendamping yang membantu
mereka secara biologis, psikologis maupun sosial mereka.
5. Penggunaan teknologi secara bijaksana, guna mencegah pelecehan dalam
dunia maya
Sebagai bentuk antisipasi, menggunakan teknologi baik perangkat
komunikasi maupun internet dilakukan secara bijaksana dan menyimpan data
dengan baik. Selain itu, orang tua juga selalu menjaga dan memantau anak
tanpa harus membatasi anak dalam berkreasi.
DAFTAR PUSTAKA

http://mappifhui.org/2018/11/23/ketidakadilan-gender-kekerasan-terhadap-perempuan/

https://core.ac.uk/download/pdf/25487377.pdf

Anda mungkin juga menyukai