Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

GENDER DAN HUKUM KELUARGA

“KONSEP DASAR GENDER ”

Disusun Oleh :

Fatimah Puspa Ningrum (2120101033)

Dosen Pengampu : Ari Azhari, M.H.I

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN 2023
DAFTAR ISI

BAB I..............................................................................................................................1

Pendahuluan....................................................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................2

C. Tujuan Masalah

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gender dan hukum keluarga adalah dua konsep yang saling berkaitan dalam berbagai sistem
hukum. Gender seringkali memengaruhi cara pandang masyarakat dalam melihat peran dan tanggung
jawab dalam keluarga, sementara hukum keluarga dapat mempengaruhi hak dan status individu
berdasarkan gender. Gender dan hukum keluarga ada dalam beberapa aspek seperti peran tradisional
dimana tradisi menetapkan peran tertentu untuk laki-laki dan perempuan dalam keluarga. Dalam hal hak
asuh anak gender seringkali mempengaruhi keputusan dalam hak asuh. Hak warisan dalam beberapa
budaya dan sistem hukum gender juga mempengaruhi bagian waris. Masalah lainnya yang berkaitan
dengan gender ada dalam hubungan pernikahan, kekerasan dalam rumahtangga, dan pengakuan terhadap
kesetaraan gender.

Selain itu, kesetaraan gender sering dijadikan perbincangan saat imi, yaitu mengenai prinsip yang
mendorong perlakuan yang adil dan setara terhadap individu, tanpa memandang jenis kelamin atau
identitas gender mereka. Prinsip ini melibatkan pengakuan bahwa semua individu baik laki-laki maupun
perempuan memiliki hak yang sama, peluang yang sama, dan akses terhadap sumber daya yang sama,
keputusan dan keuntungan di semua bidang kehidupan, termasuk bidang sosial, ekonomi, budaya dan
politik.

Adapun aspek utama yang termasuk dalam kesetaaran gender seperti, hak sispil dan politik,
pendidikan, ekonomi, kesehatan, kekerasan gender, pernikahan dan keluarga, serta budaya dan norma.
Hal yang mesti diingat adalah kesetaraan gender tidak selalu tentang hak wanita, namun masalah hak
semua individu, termasuk laki-laki, dan menciptakan masyarakat yang adil. Kesetaraan gendeer
merupakan tujuan utama banyak negara di dunia, dan berbagai langkah dsn kebiajakan dilakukan untuk
mrncapai tujuan ini.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian gender?


2. Bagaimana konsep dasar gender?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui pengertian gender.


2. Mengetahui konsep dasar gender.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gender

Secara etimologi gender berasal dari bahasa inggris dengan ejaan gender yang diartikan sebagai
jenis kelamin oleh John Echols. Sedangkan secara terminologi adalah suatu konsep yang
mengidentifikasikan antara perbedaan laki-laki dan perempuan yang dilihat dari segi sosial budaya, bukan
biologisnya.1 Jika jenis kelamin adalah persifatan atau pembagian jenis kelamin yang ditentukan secara
biologis dan melekat pada kelamin maka secara permanen mengambil bentuk laki-laki serta perempuan.
Maka pengertian gender lebih ke suatu sifat yang melekat erat pada laki-laki dan perempuan yang
susunannya secara sosial maupun kultural, yang kemudian mengambilbentuk maskulin pada laki-laki dan
bentuk feminim pada perempuan. Para psikolog dan sosiolog telah menekankan bahwa gender bukan di
definisikan secara biologinamun secara sosial dan kultural.2

Kata gender dapat diartikan sebagai peran, fungsi, serta tanggungjawab pada laki-laki
danperempuan sebagai hasil dari kontruksi sosial budaya yang tertanam melalui proses sosialisasi dari
generasi ke generasi. Gender tidak bersifat kodrati yang dapat berubah dan dapat ditukarkan kepada
manusia satu ke manusia lain tergantung dari waktu dan budaya setempat.

Adapun pengertian gender menurut berbagai pustaka, salah satunya adalah : “Gender refers to
the economic, social, political, and cultural attributes and opportunities associated with being female and
male. The social definitions of what it means to be female or male vary among cultures and changes over
time.” Yang artinya, gender merujuk pada atribut ekonomi, sosial, politik dan budaya serta kesempatan
yang dikaitkan dengan menjadi seorang perempuan dan laki-laki. Definisi sosial tentang bagaimana
artinya menjadi perempuan dan laki-laki beragam menurut budaya dan berubah sepanjang zaman.3
1
‘No Title’.
2
Vina Salviana and D. Soedarwo, ‘Pengertian Gender Dan Sosialisasi Gender’, Sosiologi, 1.1 (2016), 1–32
<http://repository.ut.ac.id/4666/1/SOSI4418-M1.pdf>.
3
Herien Puspitawati, ‘KONSEP , TEORI DAN ANALISIS GENDER Oleh : Herien Puspitawati Departemen Ilmu
Keluarga Dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia- Institut Pertanian Bogor Indonesia . PT IPB Press . Bogor .’,
Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 4.1 (2013), 1–13 <https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/52842671/gender-
libre.pdf?1493266306=&response-content-disposition=inline%3B+filename
%3DGender.pdf&Expires=1674777345&Signature=Y6fry5iwllmBch2OV3WbcEefGwiVO0~oi-
pJx07y9zVw5D0e1Ph05VF-pGbqCF8-n7CnSGhj-8bjAua2XEQkt4p-2>.

3
B. Konsep Dasar Gender

Konsep gender dikenalkan oleh para ilmuwan sosial untuk menjelaskan perbedaan perempuan
dan laki-laki yang bersifat bawaan sebagai makhluk ciptaan Allah SWT dan bersifat bentukan budaya
yang di sosialisasikan sejak kecil. Pembedaan ini sangat penting karena seringkali dicampur adukkan ciri-
4
ciri manusia yang bersifat kodrati dan yang bersifat bukan kodrati (gender). Banyak kalangan yang
keliru memaknai gender dengan menyamakan gender itu sendiri sebagai jenis kelamin, padahal gender
berbeda dengan jenis kelamin.

Gender menyangkut aturan sosial yang berkaitan dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Secara umum adanya gender telah melahirkan perbedaan peran, tanggung jawab, fungsi,dan bahkan
ruang dan tempat saat manusia beraktivitas. Sedemikian rupanya perbedaan gender itu melekat pada
cara pandang masyarakat, sehingga masyarakat sering lupa seakan akan hal itu merupakan sesuatu yang
permanen dan abadi sebagaimana permanen dan abadinya ciri ciri biologis yang dimiliki oleh
perempuan dan laki-laki. Secara sederhana perbedaan gender telah melahirkan pembedaan peran.

dalam pembahasan gender, termasuk kesetaraan dan keadilan gender dikenal adanya dua aliran
atau teori, yaitu sebagai berikut :

1. Teori Nurture

Yaitu adanya perbedaan laki-laki dan perempuan adalah hasil konstruksi sosial budaya
yang menghasilkan peran dan tugas yang berbeda. perbedaan tersebut membuat perempuan selalu
tertinggal dan terabaikan peran dan kontribusinya dalam kehidupan berkeluarga, bermasyaakat,
berbangsa dan bernegara.

2. Teori Nature

Yaitu adanya pembedaan laki-laki dan perempuan adalah kodrat, sehingga harus
diterima. Perbedaan biologis itu memberikan indikasi dan implikasi bahwa diantara kedua jenis
kelamin tersebut memiliki peran dan ugas yang berbeda. ada peran dan tugas yang dapat
dipertukarkan, tetapi ada yangtidak dapat ditukar karena perbedaan kodrat secara alamiah.

adapun teori ketiga yang dikenal sebagai keseimbangan yang menekankan konsep
kemitraan dan keharmonisan dalam hubungan antara perempuan dengan laki-laki yaitu teori

4
Puspitawati.

4
equilibrium. pandangan ini tidak mempertentangkan antara kaum perempuan dengan laki-laki
karena keduanya harus bekerja sama dalam kemitraan keharmonisan dalam keluarga,
masyarakat, dan negara.5

Pengertian gender berbeda dengan kelamin, berikut perbedaan konsep gender dan jenis
kelamin dan perbedaan konsep kodrati dan bukan kodrati.

Jenis kelamin (seks) Gender


Contoh kodrati Contoh bukan kodrati
Peran reproduksi kesehatan berlaku Peran sosial bergantung pada waktu dan
sepanjang masa keadaan.
Peran reproduksi tidak dapat berubah; Peran sosial dapat berubah: Peran istri
sekali menjadi perempuan dan sebagai ibu rumahtangga dapat berubah
mempunyai rahim, maka selamanya akan menjadi pekerja/ pencari nafkah,
menjadi perempuan; sebaliknya sekali disamping masih menjadi istri juga.
menjadi laki-laki, mempunyai penis, maka
selamanya menjadi laki-laki.
Peran reproduksi tidak dapat Peran sosial dapat dipertukarkan Untuk
dipertukarkan: tidak mungkin peran laki- saat-saat tertentu, bisa saja suami dalam
laki melahirkan dan perempuan
keadaan menganggur tidak mempunyai
membuahi.
pekerjaan sehingga tinggal di rumah
mengurus rumahtangga, sementara istri
bertukar peran untuk bekerja mencari
nafkah bahkan sampai ke luar negeri
menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW).
Menyusui anak/ bayi dengan payudaranya Mengasuh anak kandung, memandikan,
bagi Perempuan mendidik, membacakan buku cerita,
menemani tidur. Menyusui anak bayi
dengan menggunakan botol bagi laki-laki
atau perempuan.
Sakit prostat untuk Laki-laki Mengangkat beban, memindahkan barang,

5
Ade Kartini and Asep Maulana, ‘Redefinisi Gender Dan Seks’, An-Nisa’ : Jurnal Kajian Perempuan Dan
Keislaman, 12.2 (2019), 217–39 <https://doi.org/10.35719/annisa.v12i2.18>.

5
membetulkan perabot dapur, memperbaiki
listrik dan lampu, memanjat pohon/ pagar
bagi laki-laki atau perempuan

Konsep gender ini menjadi persoalan yang menimbulkan pro dan kontra baik di kalangan
masyarakat akademisi, maupun pemerintahan sejak dahulu dan bahkan sampai sekarang, hal tersebut
dipicu karena konsep gender berasal dari barat dan sebagian masyarakat menganggap bahwa gender
merupakan propaganda nilai-nilai barat yang disebarkan untuk mengubah tatanan masyarakat dan adanya
mindset yang sangat kaku dan konservatif di sebagian masyarakat yaitu tetan pembagian peran laki-laki
adalah sudah ditakdirkan dan tidak perlu untuk dirubah.

BAB III

6
PENUTUP

Kesimpulan

Gender merupakan pembahasan yang tidak ada habisnya karena senantiasa melekat seiring
dengan perkembangan zaman yang mampu menggeser perubahan cara berpikir tatanan sosial. gender
adalah suatu konsep yang mengkaji mengenai perbedaan antara laki-laki dan perempuan sebagai hasil
dari pembentukan kepribadian yang berasal dari kondisi sosial dan kebudayaan yang berlaku. gender
merupakan peran,fungsi, dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil
kontruksi sosial dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman.hal tersebut dibedakan dengan
posisi laki-laki dan perempuan dari sisi jenis kelamin yang telah digariskan secara kodrati.

DAFTAR PUSTAKA

7
Kartini, Ade, and Asep Maulana, ‘Redefinisi Gender Dan Seks’, An-Nisa’ : Jurnal Kajian
Perempuan Dan Keislaman, 12.2 (2019), 217–39 <

‘No Title’

Puspitawati, Herien, ‘KONSEP , TEORI DAN ANALISIS GENDER Oleh : Herien Puspitawati
Departemen Ilmu Keluarga Dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia- Institut Pertanian Bogor
Indonesia . PT IPB Press . Bogor .’, Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 4.1 (2013), 1–13
<https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/52842671/gender-libre.pdf?1493266306=&response-
content-disposition=inline%3B+filename
%3DGender.pdf&Expires=1674777345&Signature=Y6fry5iwllmBch2OV3WbcEefGwiVO0~oi-
pJx07y9zVw5D0e1Ph05VF-pGbqCF8-n7CnSGhj-8bjAua2XEQkt4p-2>

Salviana, Vina, and D. Soedarwo, ‘Pengertian Gender Dan Sosialisasi Gender’, Sosiologi, 1.1 (2016), 1–
32 <http://repository.ut.ac.id/4666/1/SOSI4418-M1.pdf>

Anda mungkin juga menyukai