GENDER ANAK
Triyani Pujisatuti*
Abstract
This paper attempts to look at the role of parents in children’s gender identity
formation . The role of parents of early gender development is important in a
community because it is the smallest and closest sphere in an interpersonal
relationship . This role will be a pattern that forms the character of an individual to
the development of gender . The behavior of parents towards their children will be
the construction of identity is recorded in the child .
Pendahuluan
Ayah dan ibu sebagai orang tua pada saat mendengar kata gender.
dalam keluarga memiliki peran penting dalam Keengganan masyarakat untuk menerima
perkembangan anak. Peran tersebut antara konsep gender disebabkan oleh hal-hal
lain adalah untuk merawat anak, menjadi sebagai berikut:1
teman/companion bagi anak, mengajarkan 1. Konsep gender berasal dari negara-
anak mengenai nilai-nilai ataupun norma- negara Barat, sehingga sebagian
norma terutama yang berkaitan dengan masyarakat menganggap bahwa gender
gender, menjadi tokoh model bagi anak, dan merupakan propaganda nilai-nilai Barat
juga sebagai pencari nafkah untuk yang sengaja disebarkan untuk merubah
pemenuhan tuntutan ekonomi keluarga. Selain tatanan masyarakat khususnya di Timur.
itu, hubungan ayah dan ibu sebagai pasangan 2. Konsep gender merupakan gerakan
suami istri dan orang tua juga mempengaruhi yang membahayakan karena dapat
perkembangan kepribadian anak. Terpenuhi memutarbalikkan ajaran agama dan
atau tidaknya peran tersebut dapat budaya, karena konsep gender
mempengaruhi perkembangan kepribadian berlawanan dengan kodrati manusia.
anak, terutama identitas gender. 3. Konsep gender berasal dari adanya
kemarahan dan kefrustrasian kaum
Pengertian Gender perempuan untuk menuntut haknya
Pada umumnya sebagian sehingga menyamai kedudukan laki-laki.
masyarakat merasa terancam dan terusik Hal ini dikarenakan kaum perempuan
* Penulis adalah Dosen Jurusan Dakwah IAIN Bengkulu 53
Syi’ar Vol. 14 No. 1 Februari 2014
54
Triyani Pujiastuti
Peran Orang Tua dalam Pembentukan
anak untuk mengidentifikasi orang tua berdasarkan reaksi orang sekitar mereka
yang memiliki jenis kelamin sama. Sigmund terhadap perilaku si anak.
Freud mengemukakan bahwa anak akan 3. Teori kognitif
mengikuti atau mengidentifikasi orang tua Mengklaim bahwa
yang sesuai dengan jenis kelaminnya. perkembangan jenis kelamin dibentuk
Mereka mengadopsi peran gender dan oleh kemampuan kognitif anak,
bertindak sama seperti ibu atau ayah ketertarikan, dan karakteristik personal
karena dua alasan. Pertama, Freud lainnya. Liben membagi teori kognitif
percaya bahwa anak-anak takut dengan menjadi dua, kognitif-lingkungan dan
orang tua mereka. Salah satu cara untuk dev el opm ent a l -con s t r uc t i vi s t .
menghindari masalah dengan orang tua Pendekatan secara kognitif-lingkungan
sesama jenis adalah untuk mengadopsi dilakukan dengan cara meningkatkan
perilaku orang tua tersebut. Alasan interaksi antara lingkungan dan
kedua,.mereka mengadopsi identitas karakteristik personal. Pada teori
gender dari orang tua sesama jenis untuk dev el opm ent a l -con s t r uc t i vi s t ,
menarik perhatian orangtua dengan jenis seseorang aktif mencari, mengatur, dan
kelamin yang lain. menggunakan informasi yang dimiliki
2. Teori “environmental” dalam kehidupan sosial mereka. Teori
Menjelaskan bahwa perkembangan kognitif diambil dari studi
perkembangan jenis kelamin bergantung Piaget tentang perkembangan kognitif
pada teori pembelajaran. Tiga elemen yang menunjukkan bahwa kognitif
yang dibutuhkan dalam proses adalah hasil proses dorongan
pembelajaran adalah stimulus, respons pengembangan diri dan tidak semata-
terhadap stimulus, dan perilaku terhadap mata hanya berasal dari lingkungan.
stimulus tersebut. Dukungan akan
memperkuat sebuah perilaku sedangkan Stereotip Gender
hukuman akan memperlemah perilaku. Stereotip gender adalah katagori-
Teori pembelajaran menganggap suatu katagori yang bersifat umum yang
organisme adalah pasif dan memperluas menggambarkanpandangan dan keyakinan
pengetahuan perilakunya berdasarkan tentang laki-laki dan perempuan.8 Stereotip
pengalaman. Peran lingkungan adalah merupakan asumsi-asumsi budaya yang
sebagai pemberi bentuk perilaku bekerja sebagai harapan, agar laki-laki dan
tersebut. Menurut teori ini, anak belajar perempuan menampilkan karakteristik
mengidentifikasi jenis kelamin mereka tertentu yang sesuai dengan jenis kelaminnya.
56
Triyani Pujiastuti
Peran Orang Tua dalam Pembentukan
57
Syi’ar Vol. 14 No. 1 Februari 2014
58
Triyani Pujiastuti
Peran Orang Tua dalam Pembentukan
terhadap anak mereka akan menjadi sedang anak laki-laki biasanya diberi
permainan seperti robot, pistol, dan
konstruksi identitas yang terekam dalam diri
sebagainya. Melalui usaha ini semuanya
seorang anak.
membentuk peran-peran mengenai wanita
Setelah dinyatakan laki-laki atau
yang berbeda dengan pria bukan secara
perempuan saat persalinan semua orang,
biologis saja namun secara sosiologis dan
mulai dari orang tua, saudara, bahkan orang
psikologis. Sehingga selain pengenalan
lain, akan memperlakukan bayi tersebut
terhadap obyek, hal yang juga sangat penting
dengan cara berbeda. Baik ayah maupun ibu
adalah pengenalan terhadap peran dan
punya peran psikologis penting dalam
perilaku yang sesuai dengan jenis
perkembangan gender anak. Ibu biasanya
kelaminnya.11
memiliki tanggung jawab untuk mengasuh dan
Orang tua dalam membedakan
merawat secara fisik, sedangkan ayah
perlakuannya terhadap anak laki-laki dan
bertanggung jawab dalam interaksi ketika
anak perempuan dapat dijelaskan melalui tiga
bermain dan meyakinkan bahwa anak-anak
teori menurut Maccoby dan Jacklin:12
mematuhi norma budaya yang berlaku. Pria
1. Teori Imitasi
diharapkan melakukan peran yang bersifat
Mengenai identifikasi awal
instrumental yaitu beroientasi pada pekerjaan
seorang anak terhadap anggota keluarga
untuk memperoleh nafkah (task oriented),
sedang wanita harus melakukan peran yang yang jenis kelaminnya sama, maka akan
bersifat ekspresif, yaitu beroientasi pada menirukan tingkah laku yang jenis
emosi manusia serta hubungannya dengan kelaminnya sama dengannya, dengan
orang lain (people oriented). menirukan tingkal laku orang dewasa.
59
Syi’ar Vol. 14 No. 1 Februari 2014
material, sedang pada bentuk yang kedua parent terhadap anak akan sangat
lebih simbolis. Komunikasi orang tua dengan mempengaruhi psikologis anak. Namun teori
anak pada bentuk sosialisasi yang represif sosialization dari Scanzoni di atas dapat
lebih sering berbentuk perintah dan melalui menjadi bentuk pembinaan yang dirasakan
gerak-gerik saja (non verbal), berbeda cukup tepat. Anak dituntun untuk
dengan ciri komunikasi pada sosialisasi yang mengembangkan konsep dirinya dan apa
partisipatori lebih merupakan interaksi dua yang harus dilakukan bagi jenis kelaminnya.
arah bersifat verbal. Sosialisasi dengan cara Pembentukan konsep diri dapat melalui
represif berpusat pada orang tua, sedang pengefektifan peran lingkungan dan aspek lain
pada sosialisasi yang partisipatori berpusat seperti media dan pendidikan yang diberikan
pada anak, karena orang tua memperhatikan bagi anak sesuai dengan jenis kelaminnya.
keperluan anak.
Endnote
1
Penutup Herien Puspitawati, Gender dan
Keluarga: Konsep dan Realita di Indonesia
Paparan di atas merupakan peran (Bogor: PT IPB Press, 2012), h. 4.
2
orang tua yang secara normatif berlangsung. Inter Agency Standing Comitte
(IASC), Pere mpuan, Anak Perempuan, Anak
Perang ibu dan ayah secara bergantian dapat
Laki-laki dan Laki-laki; Kebutuhan Berbeda
menekankan identitas gender dari si anak. Kesempatan Sama. Gender Handbook in
Humanitarian Action , 2006. Diakses di http://
Namun, masalah yang biasa muncul adalah
www.humanitarianinfo.org/iasc/gender tanggal
bila anak mengikuti peran orang tua yang jenis akses 21 Juli 2014.
3
kelaminnya berbeda dari dia dalam keluarga Dede William De Vries, Gender Bukan
Tabu; Catatan Perjalanan Fasilitasi Kelompok
orang tua yang berperan tunggal (single Perempuan di Jambi, (Bogor: CIFOR, 2006),
parent). Misalnya, anak laki-laki yang h. 3.
4
Handayani, Trisakti dan Sugiarti,
mengambil peran ibunya sering bersikap
Konsep dan Teknik Penelitian Gender, (Malang:
seperti perempuan, dan sering tidak disukai UMM Press, 2006), h. 6.
5
http://id.wikipedia.org/wiki/
oleh teman-temannya. Sedang anak
Identitas_gender tanggal akses 22 Juli 2014.
perempuan yang bersikap seperti anak laki- 6
Naongsi Pricilla Francis, Peranan
Orang Tua terhadap Proses Pembentukan
laki sering dicemooh seperti “tomboy’ oleh
Identitas Gender pada Waria, Abstrak Tesis,
kawan-kawannya. Hal tersebut menuntut dia kses di http//lib.ui.ac/opac/themes/librari2/
detailjps?id=96256&lokasi=local tanggal akses
kejelian dari orang tua tersebut dalam 22 Juli 2014.
7
mengembangkan potensi gender dari si anak. Steffi Kurniawan dan Meliana Imelda,
Gangguan Identifikasi Jenis Kelamin, DK-210/
Ketidakseimbangan perlakukan single vol.40.11 Th.2013 hal. 828.
61
Syi’ar Vol. 14 No. 1 Februari 2014
8 11
John W. Santrock, Psychology, (USA: Naongsi Pricilla Francis, Peranan
Mc Graw-Hill, 2003), h. 374. Orang Tua terhadap Proses Pembentukan
9
Elizabeth B. Hurlock,Psikologi Identitas Gender pada Waria, Abstrak Tesis,
Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang diakses di http//lib.ui.ac/opac/themes/librari2/
Rentang Kehidupan, Terj. Judul Asli Live span detailjps?id=96256&lokasi=local tanggal akses 22
Development, (Jakarta: Erlangga, 1999), h. 157. Juli 2014.
12
10
Steffi Kurniawan dan Meliana Imelda, Ihromi, Bunga Rampai Sosiologi
Gangguan Identifikasi Jenis Kelamin, hal. 828. Keluarga, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
1999), h. 46.
62