Anda di halaman 1dari 16

Tugas Mandiri

MAKALAH GENDER

Nama : Wirdiyani Jaenal

Nim : 18144010101

Kelas : Keperawatan IV/B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE

PRODI D-III KEPERAWATAN


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga bisa menyusun
makalah ini. Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna.oleh karena itu,kritik dan saran yang ada
relevansinya dengan penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan dari
pembaca. Kritik dan saran sekecil apapun akan kami perhatikan dan
pertimbangkan guna perbaikan di masa datang.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini
mampu memberikan manfaat dan mampu memberikan nilai tambah kepada para
pemakainya.

ii

DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................... i

Kata Pengantar........................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................. iii

PENDAHULUAN

1. Latarbelakang....................................................................... 1

2. Tujuan................................................................................... 1

PEMBAHASAN

1. Pengertian Gender................................................................ 2

2. Teori Psikologi Tentang Gender.......................................... 3

3. Tipe-tipe Gender.................................................................. 3

4. Hal-hal yang Mempengaruhi Perkembangan Gender.......... 4

5. Bentuk-bentuk Ketidakadilan Gender................................. 5

PENUTUP

Kesimpulan................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 11

iii

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah

Ketimpangan perempuan dan laki-laki hamper terjadi dalam berbagai


bidang. Ketimpangan tersebut terjadi dalam bidang pendidikan, pekerjaan, politik
dan sebagainya. Maslah ini merupakan masalah yang selalu terjadi di negara-
negara yang masih memegang teguh struktur social patriarkhis. Patriarkhi secara
harafiah berarti kekuasaan bapak atau patriach yang pada mulanya berkembang
dalam keluarga yang dibawahperlindungan sang bapak ( Suyanto,2000 ). Laki-
laki mempunyai kedudukan tertinggi pada saat seluruh kehidupan serta kegiatan
anggota kelompok ditentukan oleh si pemimpin yang laki-laki tersebut. Laki-laki
dianggap orang yang patut memimpin. Akibatnya, terjadi subordinasi terhadap
perempuan. Meskipun secara formal dalam UUD 1945 hak laki-laki dan
perempuan tidak dibedakan tetapi dalam kenyataannya sangat berbeda. Berbagai
studi yang pernah dilakukan menjelaskan bagaimana ketimpangan dalam berbagai
aspek selalu dialami kaum perempuan Indonesia. Wawasan gender hingga saat ini
masih menjadi isu penting dalam kehidupan masyarakat di berbagai negara,
termasuk Indonesia. Terjadinya ketimpangan dan ketidakadilan gender merupakan
salah satu pemicu munculnya gagasan kesetaraan gender di semua aspek
kehidupan, baik di ranah domestik maupun publik.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat
memahami pengrtian dari gender, tipe-tipe gender, hal-hal yang mempengaruhi
perkembangan gender, bentuk ketidakadilan gender, gender menurut pandangan
islam, serta peran gender dalam berbagai bidang.

PEMBAHASAN
1. Pengertian Gender

Kata Gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti jenis kelamin (John


M. echols dan Hassan Sadhily, 1983: 256).

Gender berbeda dengan jenis kelamin, perbedaannya :

 Jenis kelamin : perbedaan organ biologis khususnya pada


bagian reproduksi
 Gender : perbedaan peran, fungsi dan tanggung jawab
antara laki-laki dan perempuan
Dalam Women Studies Ensiklopedia dijelaskan bahwa
Gender adalah suatu konsep kultural, berupaya membuat
perbedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan
karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang
berkembang dalam masyarakat.
Gender adalah sifat-sifat yang melekat yang dimiliki
seseorang, baik secara psikologis maupun sosiokultural, sebagai
pembeda antara laki-laki dan perempuan.
Secara umum, pengertian Gender adalah perbedaan yang
tampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai
dan tingkah laku.
 Identitas gender atau perasaan sebagai laki-laki atau
perempuan biasanya dicapai ketika anak menginjak usia 3
tahun.
 Aturan - aturan yang berlaku dalam masyarakat sosial
dimana menggambarkan dan menegaskan bagaimana
seharusnya laki-laki dan perempuan bertindak, berfikir dan
merasa disebut sebagai PERAN GENDER.
2
1. Teori Psikologi Tentang Gender

1. Teori Psikoanalisa
Teori psikoanalisa menyatakan bahwa anak dalam usia prasekolah
cenderung mengalami ketertarikan pada orang tua yang berbeda jenis kelamin
dengannya. Namun pada usia 5-6 tahun, anak tidak lagi tertarik pada orang tua
yang berlawanan, sebaliknya ia akan mengidentifaksikan dirinya dengan orang tua
yang berjenis kelamin sama. Sehingga secara tidak sadar, ia akan memilki
perilaku gender yang sama dengan orang tua yang berjenis kelamin sama tersebut.

2. Teori Kognitif Social


Teori kognitif social menjelaskan bahwa perkembangan gender didapatkan
anak dari hasil observasi dan imitasi dari perilagu gender yang dilihatnya. Namun,
peran reward dan punishment tidak boleh lepas dari perkembangan gender anak,
sehingga anak dapat mengerti dan menentukan mana perilaku gender yang pantas
untuk jenis kelaminnya.

3. Tipe-Tipe Gender

1) TIPE MASKULIN
Yaitu manusia yang sifat kelaki-lakiannya di atas rata-rata,
dan sifat kewanitaannya di bawah rata-rata.
2) TIPE FEMININ
Yaitu manusia yang sifat kewanitaannya di atas rata-rata,
dan sifat kelaki-lakiannya di bawah rata-rata.
3) TIPE ANDROGINI
Yaitu manusia yang sifat kelaki-lakiannya maupun
kewanitaannya di atas rata-rata.

3
4) TIPE TIDAK TERGOLONGKAN
Yaitu manusia yang sifat kelaki-lakiannya maupun
kewanitaannya di bawah rata-rata.

1. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Gender


Gaya pengasuhan yang berbeda terhadap anak perempuan dan anak
laki-laki juga akan mempengaruhi perkembangan self-esteem mereka.
Kedekatan emosional seperti persetujuan, penerimaan dan dukungan dari
orang tua akan memperkuat self-esteem anak perempuan. Sedangkan yang
akan memperkuat sef-esteem anak laki-laki adalah kemandirian, seperti tinggi
rendahnya pemberian control dan otonomy yang diberikan orang tua.
Konsep budaya, norma, dan moral, konsep-konsep tentang gender
serta bagaimana tugas-tugas perkembangan anak natinya hendaknya
dijelaskan dan dilatih dengan praktek-praktek yang mendukung sejak anak
masih kecil. Permainan-permainan yang diberikan oleh orang tua juga
termasuk sarana pembelajaran gender. Biasanya ibu cenderung memberikan
permainan-permainan yang bersifat mendidik pada anak, sedangkan ayah
cenderung memberikan permainan yang bersifat fisik. Selain itu untuk
meningkatkan pemahaman gender, orang tua cenderung memberikan anak
laki-laki peralatan olahraga, peralatan, dan kendaraan, sedangkan untuk anak
perempuan diberikan alat bermain boneka dan miniatur makanan serta
miniatur peralatan rumah tangga.
Pengawasan orang tua sangat diperlukan terhadap pergaulan anak agar
anak tidak terlalu terpengaruh oleh peer. Pengawasan orang tua, terutama
keikutsertaan fihur ayah, ini sangat mempengaruhi tingkat agresi dan
kenakalan anak terutama anak laki-laki. Pengetahuan orang tua yang kurang
akan membuat pengawasan perilaku anak menjadi sulit, contohnya orang tua
tunggal, karir ganda, dll.

4
Pada masa remaja, peran gender akan sangat dipengaruhi oleh
kehadiran teman sebaya. Dimana anak akan lebih banyak menghabiskan
waktu dengan teman-teman sebayanya daripada dengan orang tua. Anak
lelaki akan saling bertukar keahlian yang berkaitan dengan maskulinitas
dengan teman-temannya. Begitu juga dengan anak perempuan, mereka akan
saling bertukar pengalaman yang berhubungan dengan kefeminiman dengan
teman sebayanya.

2. Bentuk-Bentuk Ketidakadilan Gender


Perbedaan peran dan fungsi antara laki-laki dan perempuan atau yang
lebih tinggi dikenal dengan perbedaan gender yang terjadi di masyarakat
tidak menjadi suatu permasalahan sepanjang perbedaan tersebut
tidakmengakibatkan diskriminasi atau ketidak adilan. Patokan  atau ukuran
sederhana yang dapat digunakan untuk mengukur apakah perbedaan gender
itu menimbulkan ketidakadilan atau tidak adalah sebagai berikut:

a. Sterotype

Semua bentuk ketidakadilan gender diatas sebenarnya


berpangkal pada satu sumber kekeliruan yang sama, yaitu
stereotype gender laki-laki dan perempuan.
Stereotype itu sendiri berarti pemberian citra baku atau
label/cap kepada seseorang atau kelompok yang didasarkan pada
suatu anggapan yang salah atau sesat. Pelabelan umumnya
dilakukan dalam dua hubungan atau lebih dan seringkali digunakan
sebagai alasan untuk membenarkan suatu tindakan dari satu
kelompok atas kelompok lainnya.
Pelabelan juga menunjukkan adanya relasi kekuasaan yang
timpang atau tidak seimbang  yang bertujuan untuk menaklukkan
atau menguasai pihak lain.
Pelabelan negative juga dapat dilakukan atas dasar anggapan
gender. Namun seringkali pelabelan negative ditimpakan kepada
perempuan.
5

Contoh :

 Perempuan dianggap cengeng, suka digoda.

 Perempuan tidak rasional, emosional.

 Perempuan tidak bisa mengambil keputusan


penting.

 Perempuan sebagai ibu rumah tangga dan pencari


nafkah tambahan.

 Laki-laki sebagai pencari nafkah utama.

a. Kekerasan

Kekerasan (violence) artinya tindak kekerasan, baik fisik


maupun non fisik yang dilakukan oleh salah satu jenis kelamin
atau sebuah institusi keluarga, masyarakat atau negara terhadap
jenis kelamin lainnya.

Peran gender telah membedakan karakter perempuan dan


laki-laki. Perempuan dianggap feminism dan laki-laki maskulin.
Karakter ini kemudian mewujud dalam ciri-ciri psikologis, seperti
laki-laki dianggap gagah, kuat, berani dan sebagainya. Sebaliknya
perempuan dianggap lembut, lemah, penurut dan sebagainya.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan pembedaan itu.


Namun ternyata pembedaan karakter tersebut melahirkan tindakan
kekerasan. Dengan anggapan bahwa perempuan itu lemah, itu
diartikan sebagai alasan untuk diperlakukan semena-mena, berupa
tindakan kekerasan.

Contoh :

 Kekerasan fisik maupun non fisik yang dilakukan oleh


suami terhadap isterinya di dalam rumah tangga.

 Pemukulan, penyiksaan dan perkosaan yang


mengakibatkan perasaan tersiksa dan tertekan.

 Pelecehan seksual.

 Eksploitasi seks terhadap perempuan dan pornografi.

a. Beban ganda (double burden)

Beban ganda (double burden) artinya beban pekerjaan yang


diterima salah satu jenis kelamin lebih banyak dibandingkan jenis
kelamin lainnya.

Peran reproduksi perempuan seringkali dianggap peran


yang statis dan permanen. Walaupun sudah ada peningkatan
jumlah perempuan yang bekerja diwilayah public, namun tidak
diiringi dengan berkurangnya beban mereka di wilayah domestic.
Upaya maksimal yang dilakukan mereka adalah mensubstitusikan
pekerjaan tersebut kepada perempuan lain, seperti pembantu rumah
tangga atau anggota keluarga perempuan lainnya. Namun
demikian, tanggung jawabnya masih tetap berada di pundak
perempuan. Akibatnya mereka mengalami beban yang berlipat
ganda.

b. Marjinalisasi
Marjinalisasi adalah suatu proses peminggiran akibat
perbedaan jenis kelamin yang mengakibatkan kemiskinan.
Banyak cara yang dapat digunakan untuk memarjinalkan
seseorang atau kelompok. Salah satunya adalah dengan
menggunakan asumsi gender. Misalnya dengan anggapan bahwa
perempuan berfungsi sebagai pencari nafkah tambahan, maka
ketika mereka bekerja diluar rumah (sector public), seringkali
dinilai dengan anggapan tersebut. Jika hal tersebut terjadi, maka
sebenarnya telah berlangsung proses pemiskinan dengan alasan
gender.

Contoh :

 Guru TK, perawat, pekerja konveksi, buruh pabrik,


pembantu rumah tangga dinilai sebagai pekerja rendah,
sehingga berpengaruh pada tingkat gaji/upah yang diterima.
 Masih banyaknya pekerja perempuan dipabrik yang rentan
terhadap PHK dikarenakan tidak mempunyai ikatan formal
dari perusahaan tempat bekerja karena alasan-alasan
gender, seperti  sebagai pencari nafkah tambahan, pekerja
sambilan dan juga alasan factor reproduksinya, seperti
menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui.

 Perubahan dari sistem pertanian tradisional kepada sistem


pertanian modern dengan menggunakan mesin-mesin
traktor telah memarjinalkan pekerja perempuan,

a. Subordinasi

Subordinasi Artinya : suatu penilaian atau anggapan bahwa


suatu peran yang dilakukan oleh satu jenis kelamin lebih rendah
dari yang lain.
Telah diketahui, nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, telah
memisahkan dan memilah-milah peran-peran gender, laki-laki dan
perempuan. Perempuan dianggap bertanggung jawab dan memiliki
peran dalam urusan domestik atau reproduksi, sementara laki-laki
dalam urusan public atau produksi.
Pertanyaannya adalah, apakah peran dan fungsi dalam
urusan domestic dan reproduksi mendapat penghargaan yang sama
dengan peran publik dan produksi? Jika jawabannya “tidak sama”,
maka itu berarti peran dan fungsi public laki-laki. Sepanjang
penghargaan social terhadap peran domestic dan reproduksi
berbeda dengan peran publik dan reproduksi, sepanjang itu pula
ketidakadilan masih berlangsung.

Contoh :
 Masih sedikitnya jumlah perempuan yang bekerja pada
posisi atau peran pengambil keputusan atau penentu
kebijakan disbanding laki-laki.

 Dalam pengupahan, perempuan yang menikah dianggap


sebagai lajang, karena mendapat nafkah dari suami dan
terkadang terkena potongan pajak.

 Masih sedikitnya jumlah keterwakilan perempuan dalam


dunia politik (anggota legislative dan eksekutif )

KESIMPULAN

Gender adalah perbedaan sifat, peran, nilai dan tingkah laku antara laki-
laki dan perempuan yang perkembangannya dipengaruhi oleh pola asuh orangtua
dan kehadiran teman sebaya, sehingga terbentuklah manusia dengan berbagai tipe
gender dan mempengaruhi perkembangan psikologis seseorang.

10

Daftar Pustaka

http://akhwatsejati08.multiply.com/journal/item/3/Kesetaraan-Gender-
Menurut-Pandangan-Islam?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/19/kesetaraan-gender-diterapkan-
dalam-pendidikan-464068.html

http://syafridayani-psikologi-pendidikan.blogspot.com/2011/02/bias-gender-
dalam-dunia-pendidikan.html

http://www.menegpp.go.id/aplikasidata/index.php?
option=com_content&view=category&layout=blog&id=52&Itemid=117

11

Anda mungkin juga menyukai