Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

SEKSUALITAS PADA REMAJA

Dosen Pengampu : Ardiyanti Hidayah S.ST.,M.Kes

KELOMPOK 3 :

1. Bety Rahmah Ardiyanti (2020030066)


2. Ayu Oktafiana (2020030039)
3. Feni Febria Purwanti (2020030036)
4. Dhimas Fahrul Alam (2020030072)
5. Bakti Eki Abrianto (2020030032)
6. Rian (2020030046)
7. Lidya Dwi Margareta (2020030078)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA
JOMBANG TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah keperawatan maternitas seksualitas pada remaja dengan tepat waktu.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah keperawatan maternitas seksualitas


pada remaja ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Jombang, 13 Oktober 2021

2
DAFTAR ISI

COVER ..........................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.....................................................................................................2

DAFTAR ISI ..................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................................4

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................4

1.3 Tujuan ...................................................................................................................5

1.4 Manfaat .................................................................................................................5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................6

2.1 Pengertian Seksualitas Pada Remaja ......................................................................6

2.2 Tujuan Seksualitas .................................................................................................6

2.3 Dimensi Seksualitas Remaja ..................................................................................7

2.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Seksualitas Pada Remaja .............................8

2.5 Dampak Seksualitas Pada Remaja........................................................................ 10

2.6 Upaya Pencegahan Seksualitas Pada Remaja ....................................................... 11

BAB 3 PENUTUP ........................................................................................................ 12

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 12

3.2 Saran ................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 13

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejalan dengan pembangunan yang semakin maju dan semakin global
terjadi banyak kemajuan-kemajuan yang disebut modernisasi. Walau tidak
dipungkiri memberikan banyak dampak positif diberbagai bidang tetapi
dipihak lain juga memberikan dampak negatif. Kalangan yang rentan terhadap
dampak negatif modernisasi adalah remaja.

Salah satu konflik antar generasi dalam dunia modern adalah masalah
tingkah laku seksual. Pakar di bidang sosial percaya bahwa seksualitas bukan
berkembang secara natural, tetapi merupakan hasil pendidikan sosial. Seperti
halnya manusia belajar berteman dan bercinta, demikianlah juga
perkembangan seksualitas. Karena merupakan proses belajar bersama, jadi
kebiasaan dan budayalah yang menentukan apakah tindakan seksualitas
seseorang itu dianggap normal atau tidak. Konsekuensinya tingkah laku
seksual di satu tempat yang dianggap normal dan baik, mungkin akan menjadi
hal yang amat tabu di konteks yang lain. Tidak heran dalam era globalisasi,
masalah pendidikan seks menjadi ajang konflik nilai-nilai keluarga dan
budaya yang amat kompleks.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari seksualitas pada remaja?

2. Apa tujuan dari seksualitas?

3. Apa saja dimensi dalam seksualitas pada remaja?

4. Apa saja faktor yang mempengaruhi seksualitas pada remaja?

5. Bagaimana dampak dari seksualitas pada remaja?

4
6. Bagaimana upaya pencegahan dalam seksualitas pada remaja?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari seksualitas pada remaja.

2. Untuk mengetahui tujuan dari seksualitas.

3. Untuk mengetahui dimensi seksualitas pada remaja.

4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi seksualitas


pada remaja.

5. Untuk mengetahui dampak dari seksualitas remaja.

6. Untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan dalam pencegahan


seksualitas pada remaja.

1.4 Manfaat
1. Untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dalam hal pendidikan
seksualitas pada remaja.

2. Untuk menambah wawasan di kalangan remaja.

3. Diharapkan dapat menjadi sumber referensi untuk pengerjaan tugas


mengenai seksualitas pada remaja.

5
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Seksualitas Pada Remaja


Kata seksualitas berasal dari kata latin seksus yang berarti jenis kelamin.
Defenisi seksualitas dapat diuraikan ke dalam sex act dan sex behavior. Seks act
merupakan konsepsi seksual yang berkaitan dengan defenisi seksualitas sebagai
aktivitas persetubuhan untuk mengungkapkan rasa kasih sayang. Sedangkan sex
behavior adalah berkaitan dengan psikologi, sosial, budaya dari seksualitas seperti
hal-hal mengenai ketertarikan pada erotisitas, sensualitas, pornografi dan
ketertarikan dengan lawan jenis.

Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki‑laki,


yang sering disebut jenis kelamin. Seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang
sangat luas yaitu dimensi biologis, sosial, perilaku dan kultural.

Kesehatan seksual adalah kemampuan seseorang mencapai kesejahteraan


fisik, mental dan sosial yang terkait dengan seksualitas, hal ini tercermin dari
ekspresi yang bebas namun bertanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan
sosialnya. Bukan hanya tidak adanya kecacatan, penyakit atau gangguan lainnya.
Kondisi ini hanya bisa dicapai bila hak seksual individu perempuan dan laki‑laki
diakui dan dihormati seksualitasnya.

2.2 Tujuan Seksualitas


Tujuan seksualitas secara umum adalah meningkatkan kesejahteraan
kehidupan manusia. Secara khusus ada dua tujuan seksualitas, yaitu :

a. Prokreasi (menciptakan atau meneruskan keturunan)


b. Rekreasi (memperoleh kenikmatan biologis/seksual)

Kedua fungsi ini harus berjalan seiring. Berdasarkan pendekatan religius, Tuhan
menggariskan kedua tujuan ini sebagai bentuk keseimbangan hak dan kewajiban

6
yang harus dipenuhi oleh manusia dalam suatu ikatan ernikahan yang sah secara
hukum negara dan agama.

2.3 Dimensi Seksualitas Remaja


1. Dimensi Biologis
Remaja ada didalam perkembangan dan perubahan fisik. Maka,
para remaja perlu mengerti, memahami dan mengenal tubuhnya secara
kongkrit. Dalam dimensi ini, remaja perlu dibimbing bagaiman merasakan
dan memahami diri sendiri, dan bagaimana mereka memahami orang lain.
Rasa yakin dan aman tentang “kebaikan” tubuhnya dapat memperlancar
pengungkapan seksualitas yang sehat. Sebaliknya, keraguan dan
kecemasan tentang tubuhnya dapat menghambat pengungkapan seksual.
2. Dimensi Psikologis
Di dalam perkembangan psikologinya, anak remaja sedang mencari
jati dirinya yang sesungguhnya. Maka di dalam dimensi psikologis
harusmenekankan bahwa prilaku seksual-genital hanyalah salah satu aspek
saja dari sekian banyak cara pengungkapan seksualitas. Jika harus
memasukinya, itu berkaitan dengan gambar tubuh, peran gender, peran
sosial dan peran keluarga atau kenikmatan panca indra dalam ragam
pengungkapan kasih sayang, cinta, dan keakraban. Unsur-unsur
fundamental ini merupakan keseluruhan keberadaan keperibadian
seseorang. Prinsip yang ditanamkan dalam dimensi psikologis adalah
bahwa seksualitas bukan merupakan hal yang terpenting dalam hidup.
3. Dimensi Sosial
Dari psikologi perkembangan sosial remaja, diketahui bahwa ada
dorongan alamiah dalam diri remaja dari ketergantungan menuju
kemandirian. Dalam usaha menuju kemandidirian tersebut, bila remaja
tidak dibekali dengan nilai-nilai etika, maka di dalam pergaulannya akan
melakukan hal-hal yang umum disebut “kenakalan remaja”. Para remaja
mendefinisikan kemandirian menjadi kebebasan. Kebebasan yang mereka
pikirkan adalah kebebasan melakukan perbuatan-perbuatan yang berada di
luar batas nilai dan norma-norma sosial masyarakat. (Lumban Gaol &
Stevanus, 2019)

7
4. Dimensi Spiritual
Seksualitas juga berkaitan dengan standar pelaksanaan agama dan
etik. Ide tentang pelaksanaan seksual etik dan emosi yang berhubungan
dengan seksualitas membentuk dasar untuk pembuatan keputusan seksual.
Spektrum sikap yang ditunjukan pada seksualitas direntang dari
pandangan tradisional tentang hubungan seks yang hanya dalam
perkawinan sampai sikap yang memperbolehkan individu menentukan apa
yang benar bagi dirinya. Keputusan seksual yang melewati batas kode etik
individu dapat mengakibatkan konflik internal. (Haines et al et al., 2019)

2.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Seksualitas Pada Remaja


a. Kultur atau Budaya
Budaya mempengaruhi sifat seksual, aturan tentang pernikahan,
harapan peran perilaku, dan tanggung jawab sosial, dan praktik seks
tertentu. Sikap tentang masa anak-anak dan remaja bermain seksual
dengan diri sendiri atau dari jenis kelamin yang sama atau lawan jenisnya
mungkin akan dibatasi.
b. Nilai Agama
Agama mempengaruhi remaja dalam mengekspresikan seksual. Hal
ini dapat memberikan pedoman bagi remaja untuk mengontrol perilaku
seksual dan perilaku tersebut dapat diterima, serta perilaku seksual yang
dilarang dan menerima akibat dari melanggar aturan seksual.
c. Etika
Masyarakat berpandangan bahwa masturbasi, hubungan oral atau
anal, hubungan seks di luar nikah sebagai suatu yang aneh, menyimpang
atau salah. Masyarakat menerima ungkapan seksual adalah bentuk
hubungan yang dilakukan orang dewasa yang dilakukan secara pribadi dan
tidak berbahaya bagi pasangan tersebut.
d. Tekanan Teman Pergaulan
Pada awalnya, teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok
yang bersifat rekreatif, namun dapat pula memberikan pengaruh dalam
proses sosialisasi setelah keluarga. Lingkungan pergaulan yang telah
dimasuki seorang remaja dapat juga berpengaruh untuk menekan

8
temannya yang belum mengetahui tentang seksualitas atau yang belum
melakukan hubungan seks.
e. Tekanan Pacar
Pacar adalah kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan
mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih. Makna pacaran seringkali
disalahgunakan sebagai ajang pelampiasan nafsu, ajang pertunjukan
gengsi, dan ajang meraup keuntungan pribadi.
f. Rasa Penasaran
Manusia mempunyai kemampuan untuk berpikir dan dengan akal
pikiran tersebut maka dapat memuaskan rasa ingin tahunya. Rasa ingin
tahu di dorong dengan kebutuhan manusia itu sendiri. Adanya rasa ingin
tahu yang besar maka manusia akan berpikir dan memulai mencari
jawaban yang sebanyak-banyaknya. Masa remaja terjadi beberapa
perkembangan, salah satunya perkembangan seksual. Adanya
perkembangan seksual tersebut meningkatkan keingintahuan remaja
tentang seks. Apalagi jika teman- temannya mengatakan bahwa seks terasa
nikmat, ditambah lagi adanya segala informasi yang tidak terbatas
masuknya. Maka, rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka
untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan sesuai dengan
yang diharapkannya. Hal yang terkait dengan rasa penasaran remaja
tentang seksual antara lain tertarik terhadap seksualitas, menonton video
porno, mencari informasi tentang seks, ingin mencoba hubungan seks,
mengunjungi tempat prostitusi.
g. Lingkungan Keluarga
Bagi seorang remaja, mungkin aturan yang diterapkan oleh kedua
orang tuanya tidak dibuat berdasarkan kepentingan kedua pihak (orang tua
dan anak). Akibatnya, remaja tersebut merasa tertekan, sehingga ingin
membebaskan diri dengan menunjukkan sikap sebagai pemberontak, yang
salah satunya dalam masalah seksual. Remaja akan mulai tertarik dengan
seksualitas.
h. Media Informasi

9
Berkembangnya media informasi dikarenakan adanya pengaruh
pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat.
Perkembangan media informasi juga memudahkan remaja untuk
mengakses materi pornografi. (Haines et al et al., 2019)

2.5 Dampak Seksualitas Pada Remaja


Menurut Perry & Potter (2005), Wong (2008), Jusuf (2006) beberapa
dampak yang timbul dari remaja yang aktif secara seksual adalah sebagai
berikut :
a. Dampak Fisik
Dampak fisik seksualitas pada remaja mengakibatkan beberapa
penyakitmenular, antara lain :
1) AIDS singkatan dari Aquired Immuno Deficiency Syndrome.
Penyakit ini adalah kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya
system kekebalan tubuh. Penyebabnya adalah virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus). Salah satu cara penularannya adalah
melalui hubungan seksual.
2) Penyakit kelamin (Penyakit Menular Seksual/ PMS)
PMS adalah penyakit yang dapat ditularkan dari seseorang kepada
orang lain melalui hubungan seksual dan hubungan seksual dengan
berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal.
Secara fisiologis, serviks remaja putri memiliki ektropion (eversi
kanalis serviks uteri) yang besar, terdiri atas sel-sel epithelial
kolumnar yang jauh lebih rentan tertular PMS.
b. Dampak Perilaku dan Kejiwaan
Dampak yang timbul akibat remaja yang aktif secara seksual yaitu
dampak perilaku dan kejiwaan. Yang ada dipikirannya hanyalah seks
dan seks serta keinginan untuk melampiaskan nafsu seksualnya, bila
tidak mendapat teman untuk sex bebas, ia akan pergi ke tempat
pelacuran (prostitusi) dan menjadi pemerkosa. Lebih ironis lagi bila ia
tak menemukan orang dewasa sebagai korbannya, ia tak segan-segan
memerkosa anak-anak dibawah umur bahkan nenek yang sudah uzur.
(Haines et al et al., 2019)

10
2.6 Upaya Pencegahan Seksualitas Pada Remaja
Salah satu upaya pencegahan seksualitas pada remaja yaitu dengan
memberikan pengetahuan terkait dengan asertivitas seksual. Asertif terhadap
perilaku seksual pranikah atau yang kemudian disebut dengan asertivitas
seksual berkaitan tentang kemampuan untuk bersikap tegas mempertahankan
hak seksualnya untuk tidak dilecehkan dan dapat mengambil keputusan
seksualnya dengan tetap menghargai hak orang lain atau pasangannya, serta
mengekspresikan dirinya secara jujur dengan cara yang tepat tanpa perasaan
cemas yang mengganggu sehingga mendorong terwujudnya kesejajaran dan
persamaan dalam hubungan dengan pasangannya Lubis dan Oriza. Menurut
penelitian Nasri dan Koentjoro (2015) peningkatan asertivitas dapat mencegah
perilaku seksual pada remaja, dimana remaja akan lebih memahami bahwa
dirinya memilki hak yang sama untuk mengungkapkan perasaan dan pendapat
dengan cara yang positif, sehingga akan mengurangi tekanan negatif yang
mempengaruhi individu dalam hal pengambilan keputusan, termasuk dalam
melakukan perilaku seksual (Amartha et al., 2018)

11
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Defenisi seksualitas dapat diuraikan ke dalam sex act dan sex behavior.
Seks act merupakan konsepsi seksual yang berkaitan dengan defenisi seksualitas
sebagai aktivitas persetubuhan untuk mengungkapkan rasa kasih sayang.
Sedangkan sex behavior adalah berkaitan dengan psikologi, sosial, budaya dari
seksualitas seperti hal-hal mengenai ketertarikan pada erotisitas, sensualitas,
pornografi dan ketertarikan dengan lawan jenis. Tujuan seksualitas secara umum
adalah meningkatkan kesejahteraan kehidupan manusia. Dimensi seksualitas
remaja terdiri dari dimensi biologis, dimensi spiritual, dimensi psikologis, dan
dimensi sosial. Faktor – faktor yang mempengaruhi seksualitas pada remaja yaitu
kultur atau budaya, nilai agama, etika, tekanan teman pergaulan, tekanan pacar,
rasa penasaran, lingkungan keluarga, dan media informasi. Dampak seksualitas
pada remaja antara lain dampak fisik serta perilaku dan kejiwaan. Upaya
pencegahan seksualitas pada remaja yaitu dengan memberikan pengetahuan
terkait dengan asertivitas seksual.

3.2 Saran
1. Diharapkan mampu memberikan edukasi kepada masyarakat dalam hal
pendidikan seksualitas pada remaja.
2. Diharapkan mampu menambah wawasan di kalangan remaja.
3. Diharapkan dapat menjadi sumber referensi untuk pengerjaan tugas
mengenai seksualitas pada remaja.

12
DAFTAR PUSTAKA
Amartha, V. A., Fathimiyah, I., Rahayuwati, L., & Rafiyah, I. (2018). Pendidikan
Kesehatan Mengenai Pencegahan Perilaku Seksual melalui Peningkatan
Asertivitas pada Remaja Putri SMK Baabul Kamil Jatinangor. Media Karya
Kesehatan, 1(1), 59–68. https://doi.org/10.24198/mkk.v1i1.17285

Haines et al, 2019, goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A., Haines et al,
2019, goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A., Haines et al, 2019, &
goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A. (2019). Seksualitas Pada
Remaja. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Lumban Gaol, S. M. M., & Stevanus, K. (2019). Pendidikan Seks Pada Remaja.
FIDEI: Jurnal Teologi Sistematika Dan Praktika, 2(2), 325–343.
https://doi.org/10.34081/fidei.v2i2.76

13

Anda mungkin juga menyukai