KELOMPOK 3 :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah keperawatan maternitas seksualitas pada remaja dengan tepat waktu.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
2
DAFTAR ISI
COVER ..........................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu konflik antar generasi dalam dunia modern adalah masalah
tingkah laku seksual. Pakar di bidang sosial percaya bahwa seksualitas bukan
berkembang secara natural, tetapi merupakan hasil pendidikan sosial. Seperti
halnya manusia belajar berteman dan bercinta, demikianlah juga
perkembangan seksualitas. Karena merupakan proses belajar bersama, jadi
kebiasaan dan budayalah yang menentukan apakah tindakan seksualitas
seseorang itu dianggap normal atau tidak. Konsekuensinya tingkah laku
seksual di satu tempat yang dianggap normal dan baik, mungkin akan menjadi
hal yang amat tabu di konteks yang lain. Tidak heran dalam era globalisasi,
masalah pendidikan seks menjadi ajang konflik nilai-nilai keluarga dan
budaya yang amat kompleks.
4
6. Bagaimana upaya pencegahan dalam seksualitas pada remaja?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari seksualitas pada remaja.
1.4 Manfaat
1. Untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dalam hal pendidikan
seksualitas pada remaja.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kedua fungsi ini harus berjalan seiring. Berdasarkan pendekatan religius, Tuhan
menggariskan kedua tujuan ini sebagai bentuk keseimbangan hak dan kewajiban
6
yang harus dipenuhi oleh manusia dalam suatu ikatan ernikahan yang sah secara
hukum negara dan agama.
7
4. Dimensi Spiritual
Seksualitas juga berkaitan dengan standar pelaksanaan agama dan
etik. Ide tentang pelaksanaan seksual etik dan emosi yang berhubungan
dengan seksualitas membentuk dasar untuk pembuatan keputusan seksual.
Spektrum sikap yang ditunjukan pada seksualitas direntang dari
pandangan tradisional tentang hubungan seks yang hanya dalam
perkawinan sampai sikap yang memperbolehkan individu menentukan apa
yang benar bagi dirinya. Keputusan seksual yang melewati batas kode etik
individu dapat mengakibatkan konflik internal. (Haines et al et al., 2019)
8
temannya yang belum mengetahui tentang seksualitas atau yang belum
melakukan hubungan seks.
e. Tekanan Pacar
Pacar adalah kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan
mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih. Makna pacaran seringkali
disalahgunakan sebagai ajang pelampiasan nafsu, ajang pertunjukan
gengsi, dan ajang meraup keuntungan pribadi.
f. Rasa Penasaran
Manusia mempunyai kemampuan untuk berpikir dan dengan akal
pikiran tersebut maka dapat memuaskan rasa ingin tahunya. Rasa ingin
tahu di dorong dengan kebutuhan manusia itu sendiri. Adanya rasa ingin
tahu yang besar maka manusia akan berpikir dan memulai mencari
jawaban yang sebanyak-banyaknya. Masa remaja terjadi beberapa
perkembangan, salah satunya perkembangan seksual. Adanya
perkembangan seksual tersebut meningkatkan keingintahuan remaja
tentang seks. Apalagi jika teman- temannya mengatakan bahwa seks terasa
nikmat, ditambah lagi adanya segala informasi yang tidak terbatas
masuknya. Maka, rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka
untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan sesuai dengan
yang diharapkannya. Hal yang terkait dengan rasa penasaran remaja
tentang seksual antara lain tertarik terhadap seksualitas, menonton video
porno, mencari informasi tentang seks, ingin mencoba hubungan seks,
mengunjungi tempat prostitusi.
g. Lingkungan Keluarga
Bagi seorang remaja, mungkin aturan yang diterapkan oleh kedua
orang tuanya tidak dibuat berdasarkan kepentingan kedua pihak (orang tua
dan anak). Akibatnya, remaja tersebut merasa tertekan, sehingga ingin
membebaskan diri dengan menunjukkan sikap sebagai pemberontak, yang
salah satunya dalam masalah seksual. Remaja akan mulai tertarik dengan
seksualitas.
h. Media Informasi
9
Berkembangnya media informasi dikarenakan adanya pengaruh
pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat.
Perkembangan media informasi juga memudahkan remaja untuk
mengakses materi pornografi. (Haines et al et al., 2019)
10
2.6 Upaya Pencegahan Seksualitas Pada Remaja
Salah satu upaya pencegahan seksualitas pada remaja yaitu dengan
memberikan pengetahuan terkait dengan asertivitas seksual. Asertif terhadap
perilaku seksual pranikah atau yang kemudian disebut dengan asertivitas
seksual berkaitan tentang kemampuan untuk bersikap tegas mempertahankan
hak seksualnya untuk tidak dilecehkan dan dapat mengambil keputusan
seksualnya dengan tetap menghargai hak orang lain atau pasangannya, serta
mengekspresikan dirinya secara jujur dengan cara yang tepat tanpa perasaan
cemas yang mengganggu sehingga mendorong terwujudnya kesejajaran dan
persamaan dalam hubungan dengan pasangannya Lubis dan Oriza. Menurut
penelitian Nasri dan Koentjoro (2015) peningkatan asertivitas dapat mencegah
perilaku seksual pada remaja, dimana remaja akan lebih memahami bahwa
dirinya memilki hak yang sama untuk mengungkapkan perasaan dan pendapat
dengan cara yang positif, sehingga akan mengurangi tekanan negatif yang
mempengaruhi individu dalam hal pengambilan keputusan, termasuk dalam
melakukan perilaku seksual (Amartha et al., 2018)
11
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Defenisi seksualitas dapat diuraikan ke dalam sex act dan sex behavior.
Seks act merupakan konsepsi seksual yang berkaitan dengan defenisi seksualitas
sebagai aktivitas persetubuhan untuk mengungkapkan rasa kasih sayang.
Sedangkan sex behavior adalah berkaitan dengan psikologi, sosial, budaya dari
seksualitas seperti hal-hal mengenai ketertarikan pada erotisitas, sensualitas,
pornografi dan ketertarikan dengan lawan jenis. Tujuan seksualitas secara umum
adalah meningkatkan kesejahteraan kehidupan manusia. Dimensi seksualitas
remaja terdiri dari dimensi biologis, dimensi spiritual, dimensi psikologis, dan
dimensi sosial. Faktor – faktor yang mempengaruhi seksualitas pada remaja yaitu
kultur atau budaya, nilai agama, etika, tekanan teman pergaulan, tekanan pacar,
rasa penasaran, lingkungan keluarga, dan media informasi. Dampak seksualitas
pada remaja antara lain dampak fisik serta perilaku dan kejiwaan. Upaya
pencegahan seksualitas pada remaja yaitu dengan memberikan pengetahuan
terkait dengan asertivitas seksual.
3.2 Saran
1. Diharapkan mampu memberikan edukasi kepada masyarakat dalam hal
pendidikan seksualitas pada remaja.
2. Diharapkan mampu menambah wawasan di kalangan remaja.
3. Diharapkan dapat menjadi sumber referensi untuk pengerjaan tugas
mengenai seksualitas pada remaja.
12
DAFTAR PUSTAKA
Amartha, V. A., Fathimiyah, I., Rahayuwati, L., & Rafiyah, I. (2018). Pendidikan
Kesehatan Mengenai Pencegahan Perilaku Seksual melalui Peningkatan
Asertivitas pada Remaja Putri SMK Baabul Kamil Jatinangor. Media Karya
Kesehatan, 1(1), 59–68. https://doi.org/10.24198/mkk.v1i1.17285
Haines et al, 2019, goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A., Haines et al,
2019, goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A., Haines et al, 2019, &
goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A. (2019). Seksualitas Pada
Remaja. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Lumban Gaol, S. M. M., & Stevanus, K. (2019). Pendidikan Seks Pada Remaja.
FIDEI: Jurnal Teologi Sistematika Dan Praktika, 2(2), 325–343.
https://doi.org/10.34081/fidei.v2i2.76
13