Anda di halaman 1dari 12

PENDIDIKAN SEKS BEBAS

OLEH KELOMPOK 1
NAMA KETUA : ELISABET P. DUHA
ANGGOTA : ELYUS HARITA
SALDO JIURA
PERLU JAN MADUWU
YUNASTAN W. BAGO
YUSFINA HULU
GURU PENGASUH : BP. ARISMAN HONDO
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyimpulkan makalah yang berjudul MAKALAH PENDIDIKAN SEKS
BEBAS.
Kami menyadari bahwa banyak kesalahan dalam penyusunan artikel ini, maka kami
menggunakan kesempatan ini untuk mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih kami yang
mendalam kepada teman-teman kami. Kami memahami bahwa selama penulisan karya ini kami
masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi maupun gaya penulisan.
Namun, kami telah berusaha melakukannya dengan benar dengan kemampuan dan
pengetahuan terbaik kami dan oleh karena itu kami dengan rendah hati dan terbuka menerima saran,
saran, dan umpan balik Anda untuk menyempurnakan artikel ini. Akhirnya kami ucapkan terima
kasih

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………….. i


Daftar Isi …………………………………………………………………………………….. ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................1
1.3 Tujuan ...............................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendidikan Seks ..........................................................................................3
2.2 Tujuan Pendidikan Seks Bebas .......................................................................................... 3
2.4 Pentingnya Pendidikan Seks Bebas Bagi Remaja .............................................................4
2.3 Metode Pendidikan Seks Bebas .........................................................................................5
2.4 Menghindari Seks Bebas .................................................................................................6
2.5 Dampak Seks Bebas .....................................................................................................6
2.6 Persen Anak Remaja tidak Virgin .....................................................................................7
BAB III
Kesimpulan dan Saran

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada masa remaja keingintahuan tentang topik seksual sangat penting untuk menciptakan
hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis, meskipun informasi tentang masalah seksual
harus diberikan pada masa remaja, sehingga remaja tidak mencari informasi dari orang lain atau
dari sumber atau sumber yang tidak jelas. sumber. Pemberian informasi tentang masalah seksual
menjadi sangat penting mengingat remaja berada dalam potensi seksual aktif, karena berhubungan
dengan hasrat seksual yang mempengaruhi hormon, dan seringkali mereka tidak memiliki informasi
yang cukup tentang aktivitas seksualnya (Handbook of Adolescent Psychology, 1980 ). Hal ini
tentu sangat berbahaya bagi perkembangan mental anak muda jika mereka kurang mendapatkan
informasi dan pengetahuan yang benar. Fakta menunjukkan bahwa mayoritas remaja kita tidak
mengetahui akibat dari perilaku seksualnya, seringkali remaja sangat tidak dewasa dalam
berhubungan seks, apalagi jika harus mengambil resiko dengan berhubungan seks. Berdasarkan
sumber informasi yang mereka peroleh, umumnya orang tua yang melakukan pelecehan seksual
hanya beberapa remaja saja. Oleh karena itu, para remaja mencari atau memperoleh informasi dari
berbagai sumber, yang dapat diperoleh misalnya di sekolah atau universitas, dengan berbicara
dengan teman, buku-buku yang berhubungan dengan seks, media atau internet, yang penuh dengan
berbagai perkenalan dan petualangan dengan hal-hal baru. yang mengisi mereka. Milik mereka
hidup nanti
Masa remaja adalah proses menjadi dewasa. Seseorang bisa melalui pengalaman manis,
pahit, sedih, bahagia, lucu bahkan menyakitkan untuk menemukan jati diri. Sayangnya, banyak dari
mereka tidak tahu bahwa beberapa pengalaman yang tampaknya menyenangkan ternyata bisa
menipu. Keingintahuan anak muda terkadang tidak dibarengi dengan konsekuensi tambahan dari
tindakan rasional. Ketertarikan persahabatan antarkelompok, keinginan untuk menjadi dewasa,
pengaburan nilai-nilai moral sendiri, kurangnya kontrol dari pihak yang lebih tua (dalam hal ini
orang tua), perkembangan naluri seksual karena pematangan sekunder. kelamin dan minimnya
informasi tentang seks di sekolah/institusi formal dan banyaknya informasi tentang seks di media
yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku mengkondisikan keputusan tentang cinta dan seks.
begitu rumit dan menimbulkan pertengkaran dengan orang tua atau keluarganya. Mendekati
milenium baru, orang tua dan pendidik bereaksi terhadap pengasuhan dan pendidikan anak dan
remaja untuk ekstra hati-hati terhadap fenomena sosial, terutama fenomena yang berkaitan dengan
gender. permasalahan yang terjadi saat ini.
1.2 Rumusan Masalah
Pada rumusan makalah pada makalah tentang seks bebas ini, yakni :
1. Apakah itu pendidikan seks bebas?
2. Apakah tujuan Pendidikan Seks bebas?
3. Apakah pentingnya pendidikan seks bebas?
4. Bagaimana metode pendidikan bebas?
5. Bagaimana cara menghindari seks bebas?
6. Apakah dampak seks bebas?
7. Berapa persen anak remaja tidak virgin?

2.7 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah tentang seks bebas adalah untuk mempersiapkan remaja
untuk mengetahui tentang seksualitas dan akibatnya jika dipraktekkan secara melawan hukum,
agama dan aturan. sopan santun dan kesiapan mental dan material.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan Seks Bebas

Pendidikan seks dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi kelamin
manusia, bahaya penyakit menular seksual, dll. Pendidikan seks juga bisa diartikan sebagai
permainan seks yang hanya boleh diberikan kepada orang dewasa. Pendidikan seks tidak hanya
menjelaskan tentang seks dalam pengertian heteroseksual, dan tidak hanya tentang masalah biologis
atau fisiologis, tetapi juga mencakup masalah psikologis, sosial budaya, agama dan kesehatan.
Pendidikan seks dapat dibagi menjadi pendidikan seks, yaitu. tentang anatomi, biologi reproduksi,
pendidikan keluarga dan metode kontrasepsi, dan pendidikan seks, yang meliputi etika, moralitas,
fisiologi, ekonomi dan informasi lainnya. Pendidikan seks tanpa pendidikan seks dapat
menimbulkan pergaulan bebas (berkencan dengan siapa saja) dan hubungan seksual yang
menyimpang.Menurut Sarlito dalam karyanya Adolescent Psychology (1994), pendidikan seks
secara umum adalah informasi tentang persoalan seksualitas manusia secara jelas dan benar, yang
meliputi proses pembuahan, kelahiran kehamilan, perilaku seksual, hubungan seksual dan
kesehatan, aspek psikologis dan sosial. Masalah pendidikan seks harus dikaitkan dengan norma-
norma dalam masyarakat, apa yang dilarang, apa yang diperbolehkan dan bagaimana melakukannya
tanpa melanggar aturan yang ada di masyarakat.
Pendidikan seks bertujuan untuk menjelaskan secara rasional segala sesuatu yang
berhubungan dengan seks dan seksualitas Menurut Singgi, D. Gunars, materi pendidikan seks ini
harus disampaikan sejak dini, ketika anak sudah mulai bertanya tentang perbedaan gender. antara
dirinya dan orang lain, terus menerus dan sedikit demi sedikit. , disesuaikan dengan kebutuhan dan
usia anak, serta pemahaman anak (dalam Practical Psychology, Children, Youth and Families,
1991). Dalam hal ini, pendidikan seks harus terlebih dahulu dilakukan di rumah orang tua,
mengingat orang tua sendirilah yang paling tahu tentang kondisi anak. Namun sayangnya, tidak
semua orang tua di Indonesia mau terbuka mengenai masalah seksual pada anaknya. Selain itu,
tingkat sosial ekonomi dan pendidikan Indonesia yang tidak merata menyebabkan ada orang tua
yang mau dan mampu memberikan informasi tentang seks, namun mayoritas tidak mampu dan
tidak memahami persoalan tersebut. Dalam hal ini, peran dunia pendidikan sebenarnya sangat
besar. Pendidikan seks jangan diartikan sebagai pengajaran tentang seks, kata Dr. Raditya, tetapi
menawarkan materi yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi secara menyeluruh.
Tentu tidak mudah untuk mendapatkan pendidikan seks yang berkualitas dan komprehensif.
Banyak dari tantangan utama adalah produk sampingan dari sistem nilai eksternal (Barat). Hal ini
memaksa para remaja untuk meniru gaya hidup Barat yang biasanya memanjakan diri sendiri.
Waria dan homoseksualitas dianggap hak asasi manusia, menurut pendidik humoris ini,
berkembangnya nilai-nilai barat seperti itu di negara kita merusak generasi muda Indonesia.

2.2 Tujuan Pendidikan Seks

Pendidikan seks tidak hanya menjelaskan aspek anatomi dan biologis, tetapi juga aspek
psikologis dan moral. Pendidikan seks yang tepat harus memasukkan unsur-unsur tentang hak asasi
manusia. Nilai-nilai budaya dan agama juga dimasukkan, sehingga juga merepresentasikan

2
pendidikan akhlak dan moral.Menurut Kartono Mohamad, tujuan pendidikan seks yang baik adalah
untuk membentuk keluarga dan menjadi orang tua yang bertanggung jawab (dalam diskusi panel
tentang Islam dan pendidikan seks, Noored, 1991). Beberapa ahli mengatakan bahwa pendidikan
seks yang baik harus dibarengi dengan pendidikan etika, pendidikan tentang hubungan antar
manusia dan dalam hubungan keluarga dan dalam masyarakat. Dikatakan juga bahwa tujuan
pendidikan seks bukan untuk membangkitkan rasa ingin tahu dan keinginan untuk mencoba
hubungan seksual di kalangan remaja, tetapi untuk mempersiapkan remaja untuk mengetahui
tentang seksualitas dan akibatnya jika dipraktekkan secara melawan hukum, agama dan aturan.
sopan santun dan kesiapan mental dan material. Selain itu, tujuan pendidikan seks adalah
memberikan informasi dan melatih anak berperilaku baik dalam hal seksual sesuai dengan standar
agama, sosial, dan moral dalam pengetahuan dunia remaja, pendidikan seks adalah sebagai berikut:

- Memberikan gambaran yang cukup tentang perubahan fisik, proses pematangan mental dan
emosional terkait masalah seksual remaja.

- memberikan gambaran tentang perbedaan antara pria dan wanita.

- memberikan gambaran tentang peran seks dalam kehidupan seseorang.

- Mengurangi rasa takut dan kecemasan terkait dengan perkembangan dan penyesuaian gender
(peran, tuntutan dan tanggung jawab)

- Mengembangkan sikap dan memberi makna pada gender dalam segala manifestasinya

- Memahami bahwa hubungan dapat membawa kepuasan bagi kehidupan individu dan keluarga.

- Memahami perlunya nilai-nilai moral yang penting untuk memberikan landasan rasional dalam
pengambilan keputusan tentang perilaku seksual.

- Memberikan informasi tentang kesalahan dan penyimpangan seksual agar masyarakat dapat
menjaga diri dan melawan pelecehan yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mentalnya.

- Mengurangi prostitusi, ketakutan seks yang tidak rasional, dan eksplorasi seks yang berlebihan.

- Memberikan pemahaman dan kondisi yang memungkinkan orang untuk berpartisipasi secara
efektif dan kreatif dalam berbagai peran, seperti menjadi wanita atau pria, orang tua, anggota
komunitas.

- Mengembangkan pemahaman diri tentang fungsi dan kebutuhan seks. Pendidikan seks dalam arti
sempit (dalam konteks) adalah pendidikan tentang seksualitas manusia.

- Membantu peserta didik mengembangkan kepribadiannya agar dapat mengambil keputusan yang
bertanggung jawab, sehingga tujuan pendidikan seksual adalah membentuk sikap emosional yang
sehat terhadap masalah seksual dan membimbing anak-anak dan remaja untuk hidup sebagai orang
dewasa yang sehat dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri. memiliki. kehidupan seks . Ini
karena mereka tidak menganggap seks itu buruk dan kotor. Tetapi lebih seperti kualitas manusia
yang merupakan anugerah dari Tuhan dan memiliki fungsi penting untuk menjamin kelangsungan
hidup manusia dan bahwa anak-anak belajar menghargai kemampuan seksualnya dan mengarahkan
keinginan ini hanya untuk tujuan (baik) tertentu dan tujuan tertentu. sasaran Anda mengemudi

3
2.3 Pentingnya Pendidikan Seks Bebas Bagi Remaja

Beberapa poin penting dalam pendidikan seks yang dijelaskan oleh Singgih D. Gunarsa
(1995) mungkin patut Anda perhatikan:
- Penyampaian harus alami dan mudah, tidak terlihat ragu-ragu atau bingung.
- Isi uraian yang dikirimkan harus objektif, tetapi tidak menjelaskan sesuatu yang tidak wajar,
seolah-olah tujuannya agar anak tidak bertanya lagi, dapat digunakan contoh atau simbol, misalnya:
pembuahan pada tumbuhan, asalkan diperhatikan, bahwa uraiannya tetap masuk akal.
- Isi uraian yang dangkal atau dalam harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat
perkembangan anak. Anak usia 9 atau 10 tahun tidak perlu menjelaskan secara lengkap perilaku
atau tindakannya dalam hubungan seksual karena perkembangan seluruh aspek kepribadiannya
belum cukup matang untuk menerima gambaran yang komprehensif. masalah-masalah ini.
- Pendidikan seksual harus diberikan secara individual, karena luas dan sempitnya pengetahuan
serta tahapan perkembangan tidak sama bagi setiap anak. Dengan pendekatan personal, cara dan isi
uraian dapat disesuaikan dengan keadaan khusus anak.
- Pada akhirnya, perlu dicatat bahwa pendidikan seksual harus diulang (berulang kali) dan, selain
itu, harus mencari tahu sejauh mana pemahaman baru dapat diasimilasi oleh anak, perlu juga untuk
mengingatkan dan memperkuat ( memperkuat) apa yang sudah diketahui, sehingga benar-benar
mengubah sebagian dari pengetahuannya.

2.4 Metode Pendidikan Seks Bebas

Memberikan contoh atau menganalisis tindakan seksual tidak cukup untuk mempersiapkan
generasi muda untuk menciptakan keluarga yang bahagia dan bertanggung jawab. Ini benar-benar
terlihat dan seks. Namun, seks itu sendiri dapat dipahami dengan menghubungkan masalah adaptasi
secara keseluruhan dengan kehidupan sosial budaya di mana ia berada, yang berarti bahwa
seksualitas merupakan salah satu aspek kehidupan manusia, bahkan yang terpenting. , kita harus
mampu menciptakan kehidupan seksual yang sehat, karena merupakan keterpaduan kehidupan
manusia sebagai makhluk seksual yang meliputi aspek-aspek kehidupan baik fisik, psikis maupun
sosial.

Jadi jelas bahwa kehidupan seks seseorang disertai dengan masalah kepribadian, jadi jika ada
penyimpangan dalam kehidupan seks, kebanyakan karena masalah psikologis. Oleh karena itu,
penyampaian pendidikan seks memerlukan metode yang tepat agar tepat sasaran dan mencapai
tujuan serta tidak menimbulkan isu-isu negatif. Oleh karena itu, perlu dikemukakan beberapa
metode pendidikan seksual yang tepat Beberapa metode pendidikan seksual yang disesuaikan
dengan kondisi dan situasi pendidikan, khususnya dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:

a. Usia primer

b. Waktu luang bervariasi dari 2 jam sampai dengan 2 hari

c. Kamp pelatihan di sekolah, rumah pancawarga, karang taruna atau melalui radio.

4
Metode dan alatnya adalah ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, OHP, film, panel magnet dan
gambar karton, yang diharapkan dapat mewujudkan tujuan pendidikan seks. Metode ceramah dapat
digunakan untuk menjelaskan gambaran tumbuh kembang seorang anak hingga dewasa, meliputi
perkembangan seksual, awal proses reproduksi manusia dan pembuahan, yang dilanjutkan dengan
pertumbuhan janin dalam kandungan dan diakhiri dengan kelahiran. proses.

Metode tanya jawab menanyakan sejauh mana pemahaman mereka, juga memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang menurut mereka perlu diketahui. Dengan
menggunakan metode diskusi kelompok, setiap kelompok dapat diberikan informasi dan
kesempatan untuk berdiskusi lebih lanjut. Metode pendidikan seks harus menawarkan tugas guru,
psikolog atau orang tua. Masalah teknis dapat ditangani oleh guru atau psikolog, sedangkan orang
tua diharapkan dapat merespon permasalahan sehari-hari anak, seperti masalah emosional.Kuncinya
terletak pada kebersamaan orang tua dengan anak. Meski orang tua tidak bisa menangani masalah
seksual secara detail, selama ada keterbukaan dalam keluarga, tidak ada yang aneh terjadi. Di sisi
lain, meskipun anak mendapatkan pendidikan seks yang mendetail, namun suasana di rumah tidak
hangat dan tidak ada komunikasi di antara mereka, sehingga ada kemungkinan anak akan
berperilaku “salah”. Jadi kunci

adalah komunikasi terbuka antara orang tua dan anak, orang tua yang memiliki pengetahuan
tentang seks untuk menjelaskan kepada anaknya. Atau setidaknya mereka harus tahu siapa yang
harus menjelaskan dengan lebih baik.

2.5 Menghindari Seks Bebas

Para ahli mengatakan bahwa pendidik terbaik adalah orang tua dari anak itu sendiri.
Pendidikan yang ditawarkan termasuk dalam pendidikan seks. Membicarakan topik seksual
memang sangat personal dan membutuhkan suasana yang akrab, hati yang terbuka antara orang tua
dan anak. Lebih mudah terjalin antara ibu dan anak perempuannya atau ayah dan anak laki-lakinya,
meskipun tidak menutup kemungkinan antara ibu dan anak laki-lakinya atau ayah dan anak
perempuannya. Kemudian usahakan untuk menghindari keluhan seperti tidak tahu harus mulai dari
mana, kaku, bingung dan berhenti bicara. Saat memberikan pendidikan seks pada anak, jangan
menunggu sampai anak bertanya tentang seks. Sebaiknya pendidikan seks diberikan secara
terencana, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan anak, sebaiknya pada saat anak mendekati
pubertas, saat proses pematangan baik fisik maupun mental mulai tampak dan berkembang.

- Menyampaikannya secara natural dan mudah, tidak terkesan ragu atau bingung.

- Isi uraian yang dikirimkan harus objektif, tetapi tidak menjelaskan sesuatu yang tidak wajar,
seolah-olah tujuannya agar anak berhenti bertanya, dapat digunakan contoh atau simbol, misalnya:
pembuahan pada tumbuhan, asalkan diperhatikan, bahwa uraiannya tetap masuk akal.

- Isi uraian yang dangkal atau dalam harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat
perkembangan anak. Anak usia 9 atau 10 tahun tidak perlu menjelaskan secara lengkap perilaku
atau tindakannya dalam hubungan seksual, karena perkembangan seluruh aspek kepribadiannya
belum cukup matang untuk menerima gambaran yang komprehensif. masalah-masalah ini.

5
- Pendidikan seksual harus diberikan secara individual, karena luas dan sempitnya pengetahuan
serta tahapan perkembangan tidak sama bagi setiap anak. Dengan pendekatan personal, cara dan isi
uraian dapat disesuaikan dengan keadaan khusus anak.

- Akhirnya harus diperhatikan bahwa pendidikan seksual harus diulang (berulang kali), perlu juga
dicari tahu sejauh mana pemahaman baru itu dapat diasimilasi oleh anak, perlu pula diingatkan dan
dikuatkan (reinforce) apa yang adalah. sudah diketahui sehingga benar-benar dapat menjadi bagian
dari ilmunya.

2.6 Dampak Seks Bebas

Bagi kaum muda di Barat, hubungan pranikah, bahkan seks bebas, adalah hal yang lumrah.
Di Timur khususnya di Indonesia yang masih memegang teguh norma-norma agama sangat
memalukan dan akan merusak ketentraman hidup di kemudian hari. Oleh karena itu, sebelum
terlambat, ada baiknya remaja mewaspadai bahaya seks pranikah.

a. Menciptakan Kenangan Buruk

Masih dikatakan "menguntungkan" jika tidak mengungkapkan hubungan pranikah. Seorang


anak perempuan atau laki-laki bebas dari rasa malu dan ejekan masyarakat. Namun, jika hal itu
diketahui publik, tentu saja akan menimbulkan rasa malu tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi
keluarganya. Masyarakat setempat tidak akan pernah melupakan acara ini. Itu pasti beban
emosional yang berat. Bahkan jika orang tidak mengetahuinya, mereka mungkin tidak akan tenang.
Mental terganggu oleh kenangan buruk masa lalu.

b. Kehamilan dan Akibatnya

Kehamilan akibat hubungan seks pranikah tidak hanya merusak kandungan sang anak, tetapi
juga menjadi beban emosional yang sangat berat bagi sang ibu karena kandungannya tidak dapat
disembunyikan. Bagaimana jika nanti keluarga dan masyarakat bertanya? Dalam kegilaan ini,
depresi biasanya muncul, apalagi jika sang pacar kemudian pergi dan tidak mau kembali.

c. Pengguguran

Bayi dan Aborsi dan Pembunuhan Bayi Banyak ibu membunuh bayi kecil yang baru lahir.
Beberapa bayi dibungkus hidup-hidup dengan bungkus plastik, ditenggelamkan di sungai, dibuang
ke tong sampah, dll. Kasus aborsi, baik tradisional maupun modern, semakin meningkat terutama
di kalangan pelajar dan mahasiswa. Aborsi memiliki konsekuensi serius seperti kanker rahim,
kemandulan dan penyakit rahim lainnya.

d. Penyebaran Penyakit

Wanita atau pria yang berpacaran sebelum menikah dan kemudian putus biasanya
menginginkan hubungan yang sama dengan pria atau wanita lain karena seks adalah kecanduan atau
*kecanduan, suatu saat mereka ingin merasakan lapar untuk terhubung dengan pasangan lain. Jika
hal ini terus berlanjut, sama sekali tidak mungkin tertular penyakit menular seksual, apalagi jika
pasangan tersebut pernah mengidap penyakit menular seksual di masa lalu.

e. Keterlanjuran dan Timbul Rasa Kurang Hormat

6
Perilaku seksual bebas menciptakan keterlibatan emosional pada pria dan wanita. Semakin
sering dilakukan, semakin dalam perasaan ingin melakukannya lagi, meski sebelumnya ada
penyesalan. Selain itu, setiap kali menemukan pacar, sangat sulit bagi wanita untuk menolak
penolakan atau putus. Pada saat yang sama, seorang pria, melihat pasangannya begitu mudah
diundang, semakin menurunkan rasa hormat dan cintanya. Semakin sering pria melakukan ini,
semakin lemah hubungan internalnya. Lain halnya dengan wanita, dia merasakan tekanan dan tidak
ingin bercerai, karena pada dasarnya dia kotor dan tidak ada yang bisa dibanggakan, laki-laki sudah
mengambil kehormatannya. perbuatan buruk.

2.7 Persenan Anak Remaja Tidak Virgin

Keperawanan didefinisikan sebagai kondisi seorang perempuan yang belum pernah melakukan
hubungan seksual. Secara umum hal ini ditandai dengan intaknya himen atau selaput dara (Saraiya, 2019)
yang dapat dibuktikan dengan adanya perdarahan saat hubungan seksual pertama kali setelah pernikahan.
Virginity atau keperawanan bukanlah terminologi medis dan ilmiah, namun lebih pada hasil bentukan dari
sosial, kultural dan religi (WHO, 2018). Begitu pentingnya nilai keperawanan ini, pada suatu masyarakat
tertentu sehingga hal ini harus dibuktikan dalam bentuk adanya bercak darah disprei (blood on the sheet)
setelah malam pertama, jika hal ini gagal dibuktikan maka pihak keluarga pengantin laki-laki berhak
menuntut pembatalan pernikahan (Parth, 2018). Hal ini sangat mempermalukan dan merugikan perempuan,
sangat jelas ketidak- adilan gender dengan menggunakan parameter perdarahan pada hubungan seksual
pertama kali dengan pembuktian status keperawanan (The Week, 2019). Keperawanan merupakan sebuah
kebanggaan dan kehormatan bagi seorang perempuan dan keluarganya. Dalam masyarakat Arab, seorang
gadis yang diketahui tidak perawan lagi saat malam pertama pernikahan akan sangat mempermalukan
keluarga. Dia mungkin saja akan dibunuh oleh saudara laki, paman atau bahkan ayahnya sendiri untuk
“membersihkan aib”. Meskipun pembunuhan ilegal, namun pelaku dapat bebas karena adat istiadat suku
yang mendasari hal tersebut sangat kuat (Hegazy and Al-Rukban, 2014). Kabag Evaluasi dan Monitoring
Kesejahteraan Keluarga (Kesra) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Falahi mengatakan bahwa berdasarkan
hasil survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat 62,7 persen remaja tidak perawan lagi.
Hal ini disampaikan Falahi pada acara Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja, Senin (12/11/12) di Hotel
Bumi Asih, Palembang. Menurutnya, hasil penelitian tahun 2008 tersebut menyebutkan bahwa dari 4.726
responden siswa SMP/SMA di 17 kota besar menunjukkan bahwa 62,7 persen tidak perawan, 21,2 persen
mengaku pernah melakukan aborsi "

7
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Dari pembahasan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa: Anak muda atau anak
perempuan harus lebih mendapat perhatian, karena tanpa perhatian orang tua, guru dan lembaga
sosial lainnya, anak dapat melakukan penyimpangan sosial. Karena mereka satu-satunya pengikut
bangsa ini, remaja harus dibimbing karena efek pertama paling terasa pada orang-orang di
sekitarnya. Dukungan mereka sangat diperlukan untuk meningkatkan rasa patriotisme dan
nasionalisme bangsa Indonesia.

SARAN

Sehubungan dengan saran-saran yang disampaikan oleh kelompok kami, agar para remaja
dapat dijadikan contoh untuk memperbaiki jalan hidup mereka untuk memperbaiki masa depan dan
citra baik negara, terutama orang tua seperti ayah dan ibu harus memperhatikan kehidupan mereka.
anak-anak Aparat keamanan, seperti polisi, didorong untuk memperkuat langkah-langkah keamanan
dan kegiatan mereka untuk melawan kejahatan remaja.

Anda mungkin juga menyukai