Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TENTANG STUDI

KASUS

GURU PENGAJAR
Dimas Riskyanto S.Pd

Disusun Oleh :
Aulia Nur Maharani Putri (Xl SOSHUM 3 / 05)

SMA NEGERI 1 TENGGARANG


2022/2023
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirannya yang telah
melimpahkan Rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah masalah sosial yaitu pernikahan dini
yang terjadi di RT 14 di desa A kecamatan B ini gunanya untuk kami
dan para pembaca semua. Makalah masalah sosial ini telah kami susun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah sejarah ini.
Terlepas dari semua itu, kami sepenuhnya menyadari bahwa masih ada
kekeringan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami segala menerima saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
sosiologi yaitu masalah sosial. Akhir kata kami berharap semoga
makalah sosiologi masalah sosial ini dapat memberikan manfaat dan
contoh yang baik terhadap pembaca.

Bondowoso, Oktober 2023

Penyusun
1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................3
A. Latar Belakang...............................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................3
C. Tujuan.............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................5
BAB lll METODE PENELITIAN.....................................................7
BAB lV HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................8
BAB V PENUTUP ............................................................................10
A. KESIMPULAN.............................................................................10
B. SARAN..........................................................................................10
C. LAMPIRAN LAMPIRAN...........................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................12
2
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh pasangan yang
masih dibawah umur. Pernikahan dini merupakan salah satu isu
masyarakat yang sering muncul saat ini. Di Indonesia, khususnya di
pedesaan, pernikahan dini sangat umum terjadi. Anak-anak di bawah usia
17 tahun sering terlibat dalam hal ini, bahkan sering terjadi di daerah
pedesaan. Beberapa keluarga bahkan mempraktekkan pernikahan dini,
bertentangan dengan anjuran Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN), sebuah organisasi pemerintah. Wanita
harus berusia minimal 21 tahun sebelum menikah, sedangkan pria harus
berusia minimal 25 tahun.
Pernikahan pada usia dini ini secara umum dipengaruhi oleh empat faktor,
yakni ekonomi, pendidikan, keinginan bebas pada remaja dan faktor adat
budaya. Ditinjau dari sisi sosial, pernikahan dini dapat mengurangi
harmonisasi keluarga. Hal ini disebabkan oleh emosi yang masih labil,
gejolak darah muda dan cara pikir yang belum matang. Permasalahan
mengenai dampak pernikahan dini cukup banyak diperbincangkan karena
menimbulkan berbagai dampak, baik positif ataupun negatif. Berbagai
masalah sosial terjadi pada keluarga muda yang menikah di usia dini,
terutama pada keadaan sosial ekonomi yang akan berpengaruh pada
pencapaian tingkat kesejahteraan.
Pernikahan dini sering terjadi pada anak yang sedang mengikuti
pendidikan atau pada mereka yang putus sekolah. Hal ini merupakan
masalah sosial yang terjadi di masyarakat yang menyebabkan dampaknya
sangat kompleks. Menurut pandangan masyarakat pedesaan, setelah orang
tua menikah dan memiliki anak, kewajiban mereka sebagai orang tua
terpenuhi. Namun kenyataannya, pandangan ini tidak benar karena orang
tua harus terlebih dahulu membimbing anak-anak mereka ke pintu prestasi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah sosial diatas dapat dirumuskan tentang masalah
penelitian yaitu :
• Mengapa didesa tersebut terjadi pernikahan dini ?
• Apa dampak dari masalah pernikahan dini tersebut ?
• Apa solusi dari atau langkah apa saja supaya tidak terjadi pernikahan
dini ?
3
C. Tujuan
Adapun makalah ini bertujuan untuk menganalisis tentang masalah sosial
Pernikahan dini yaitu :
• Untuk mengetahui alasan mengapa di desa A terjadi pernikahan dini.
• Untuk mengetahui apa saja dampak dari masalah sosial pernikahan
dini tersebut.
• Untuk mengetahui solusi apa saja supaya tidak terjadi adanya
pernikahan dini.
4
BAB ll TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penelitian ini diperlukan beberapa buku dan jurnal atau pun sumber
internet sebagai bahan referensi. Saya memerlukan dari beberapa sumber internet
untuk mengetahui penelitian studi kasus pernikahan dini yang terjadi di desa saya.
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian pernikahan adalah
ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pernikahan usia dini (early mariage)
merupakan suatu pernikahan formal atau tidak formal yang dilakukan dibawah
usia 18 tahun (UNICEF, 2014). Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan
para peneliti pernikahan dini yaitu:
Pernikahan usia dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dan
seorang wanita, yang umur keduanya masih dibawah umur minimum yang diatur
oleh undang-undang (Rohmah, 2009).
Menurut Sarwono dalam Desiyanti (2015) pernikahan usia dini yaitu suatu ikatan
yang dilakukan oleh seseorang yang masih dalam usia muda atau pubertas.
Sedangkan Al Ghifari (2008) berpendapat bahwa pernikahan usia dini adalah
pernikahan yang dilaksanakan di usia remaja.Secara umum pernikahan usia dini
yaitu merupakan pernikahan yang dilakukan untuk mengikat dua insan lawan
jenis yang masih remaja dalam satu ikatan keluarga (Lutfiati, 2008).
Menurut Dariyo (2003) menikah merupakan hubungan yang bersifat suci/sakral
antara pasangan dari seorang pria dan seorang wanita yang telah menginjak atau
di anggap telah memiliki umur cukup dewasa dan hubungan tersebut telah di akui
secara sah dalam hukum dan secara agama. Menurutnya, kesiapan mental untuk
menikah mengandung pengertian kondisi psikologis emosional untuk siap
menanggung berbagai resiko yang timbul selama hidup dalam pernikahan,
misalnya pembiayaan ekonomi keluarga, memelihara dan mendidik anak-anak,
dan membiayai kesehatan keluarga.
Teori Benokraitis dalam Ekasari (2013) yang menyatakan bahwa bertambahnya
usia seseorang menyebabkan emosinya akan semakin terkontrol dan matang,
sehingga diharapkan dengan bertambahnya usia seseorang dapat mengatasi
perubahan normatif yang terjadi dalam kehidupan diantaranya adalah adanya
perubahan peran sebagai orang tua. Semakin muda usia ibu maka semakin tinggi
resiko terjadinya gangguan karena tidak bisa menerima perubahan peran sebagai
orang tua.

Mewujudkan perkawinan yang bahagia hidup lahir batin, maka diperlukan


persiapan yang matang baik persiapan moral maupun materi. Islam memberikan
ancara-ancara dengan kemampuan, yakni kemampuan dalam segala hal baik
kemampuan memberi nafkah lahir batin kepada istri dan anaknya maupun
kemampuan mengendalikan gejolak emosi yang menguasai dirinya. Pernikahan
diusia muda atau dini dimana setiap orang belum matang mental maupun fisik,
sering menimbulkan masalah di belakang hari bahkan tidak sedikit berantakan di
tengah jalan (Muhdholot, 1995).
Sabda Rasulullah memberikan petunjuk, bahwa baik pria maupun wanita apabila
belum mampu, dianjurkan untuk menunda perkawinan sampai mempunyai
kemampuan mental fisik, terutama bagi calon istri yang akan menghadapi
kehamilan dan kelahiran. Faktor usia ibu yang hamil akan berpengaruh besar
terhadap kualitas janin dan perkembangan anak selanjutnya. Resiko penderitaan
yang mengandung bahaya ini harus selalu diperhatikan dan selanjutnya
dihindarkan agar tidak merusak keturunan atau generasi berikutnya (Malehah,
2010).
6
BAB lll METODE PENELITIAN

Judul : Pernikahan dini di RT 14 di Desa A Kecamatan B


Metode Penelitian : Dalam metode penelitian ini saya menggunakan metode
kualitatif dengan teknik metode teks hasil wawancara.
Metode kualitatif merupakan metode yang fokus pada pengamatan yang
mendalam. Oleh karenanya, penggunaan metode kualitatif dalam penelitian dapat
menghasilkan kajian atas suatu fenomena yang lebih komprehensif.
Metode Kualitatif adalah sebuah penelitian ilmiah yang bertujuan untuk
memahami suatu fenomena dalam kontak sosial secara alami dengan
mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti
dengan fenomena yang ingin dibahas.
Kapan Menggunakan Metode Kualitatif?
Metode kualitatif bisa digunakan jika masalah yang ingin diteliti masih belum
jelas, kompleks, berupa fenomena sosial yang rumit, dan tidak bisa diukur dengan
angka.
Saya menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara ini karena
menurut saya lebih mudah untuk mendapatkan informasi tentang penelitian
masalah sosial yaitu pernikahan dini yang terjadi di daerah saya dengan melalui
hasil pengamatan ataupun dengan cara hasil wawancara.
Pewawancara : Aulia Nur Maharani Putri
Narasumber : Ayah sendiri ( Ahmad Zaenuri )
7
BAB lV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini saya akan menguraikan data dan hasil penelitian tentang masalah
sosial yang terjadi di daerah saya yaitu pernikahan dini. Pertanyaan-pertanyaan
yang disampaikan dalam wawancara ialah mengenai :
1. Mengapa didesa tersebut terjadi pernikahan dini ?
2. Apa dampak dari masalah pernikahan dini tersebut ?
3. Apa solusi/langkah apa saja supaya tidak terjadi pernikahan dini ?
Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara yang dilakukan dirumah
yaitu didesa Mangli Kecamatan Pujer Kabupaten Bondowoso Jawa Timur.
Wawancara kali ini dilakukan dirumah bersama ayah saya.
Dengan informasi dalam bentuk observasi langsung dan apabila datanya sudah
terkumpul kemudian dianalisis. Analisis ini sendiri terfokus pada para remaja
yang menikah dini dan dikaitkan kepada beberapa unsur atau identifikasi
masalah. Agar peneliti ini lebih objektif dan akurat, peneliti mencari informasi
informasi tambahan dengan melakukan wawancara.
Terjadinya pernikahan dini didesa A kecamatan B khususnya remaja dapat
disebabkan oleh adanya berbagai faktor seperti faktor sosial budaya, ekonomi,
pendidikan, agama, sulit mendapatkan pekerjaan, media massa, pandangan dan
kepercayaan, dan orang tua. Tetapi menurut Narasumber mengatakan jika
pernikahan dini itu terjadi karena disebabkan oleh faktor ekonomi, karena mereka
yang melakukan pernikahan dini tersebut ingin memperbaiki ekonomi keluarga.
Alasan tersebut paling banyak dilontarkan oleh orang tua pihak perempuan dan
perempuan itu sendiri. Perempuan tersebut berharap, setelah melaksanakan
pernikahan, kehidupan perekonomian mereka bisa semakin membaik karena
dapat mengandalkan seluruh penghidupannya pada suaminya. Dari pihak orang
tua, pernikahan juga membuat mereka melepaskan tanggung jawab terhadap
anaknya, sehingga mereka merasa tugas mereka untuk memenuhi kebutuhan
hidup anggota keluarga telah selesai, beban ekonomi keluarga pun berkurang.
Juga disebabkan oleh faktor pendidikannya yang kurang . Narasumber
mengatakan bahwa faktor pendidikan merupakan penyebab dari maraknya
praktik pernikahan dini di desa tertentu . Hal tersebut terjadi karena ketidaktahuan
anak terhadap seksualitas, mereka tidak mengetahui konsekuensi apa yang akan
dihadapi saat melakukan seks pra-nikah. Untuk mengatasi problematika seperti
ini, pendidikan memang dapat dikatakan menjadi garda terdepan untuk
menanggulanginya.
8
Dampak dari pernikahan dini yang terjadi didesa A kecamatan B menurut
Narasumber mengatakan bahwa pasangan yang menikah pada usia dini belum
memiliki kemampuan untuk menghasilkan pendapatan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka. Hal ini dapat menyebabkan mereka
mengalami kemiskinan dan ketergantungan ekonomi pada keluarga mereka.
Pernikahan dini dapat membatasi akses pendidikan dan karir bagi individu yang
menikah pada usia dini. Pasangan yang menikah pada usia dini harus
menghentikan pendidikan mereka dan tidak memiliki kesempatan untuk
mengembangkan karir mereka. Hal ini dapat menyebabkan mereka sulit untuk
meraih keberhasilan dan kemajuan di masa depan.
Anak yang menikah pada usia dini memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
mengalami gangguan kesehatan fisik, seperti komplikasi pada kehamilan dan
melahirkan, anemia, serta malnutrisi. Selain itu, mereka juga berisiko mengalami
infeksi menular seksual (IMS) dan HIV/AIDS, karena mereka belum memiliki
pengetahuan yang cukup tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi.
Gangguan Emosional dan Psikologis Pernikahan dini dapat menyebabkan
gangguan emosional dan psikologis pada pasangan yang menikah. Kedua
individu yang masih dalam masa perkembangan,belum memiliki kemampuan
yang cukup untuk menghadapi masalah dan tekanan dalam kehidupan
pernikahan. Hal ini dapat menyebabkan stres, depresi, dan bahkan bisa
menyebabkan masalah mental yang serius.
Menurut Narasumber solusi agar tidak terjadi pernikahan dini yang terjadi didesa
A kecamatan B yaitu menyiapkan pendidikan formal memadai, Memberdayakan
masyarakat agar lebih paham bahaya pernikahan, mengadakan sosialisasi tentang
pendidikan seks, sangat penting bagi kita untuk menyadarkan masyarakat
terutama didesa tersebut bahwa pernikahan dini perlu untuk diantisipasi atau
diatasi.

9
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan di bawah umur yang
telah ditetapkan dalam pernikahan usia sehat menurut BKKBN, yaitu
perempuan yang menikah pertama kali pada umur di bawah 20 tahun dan
laki-laki di bawah umur 25 tahun pada pernikahan pertamanya. Penetapan
ini berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Berdasarkan kesehatan
reproduksi, kehamilan di bawah umur 20 tahun bagi perempuan akan
banyak risikonya karena kondisi rahim dan panggul belum berkembang
optimal.
Pernikahan dini yang terjadi di desa A kecamatan B mungkin karena
keinginan sendiri dari individunya, dan dikarenakan faktor ekonomi
keluarga tersebut bisa dikatakan rendah. Pernikahan dini tersebut berkaitan
dengan banyaknya remaja yang putus sekolah dan pendidikan yang rendah,
akibatnya perekonomian semakin terpuruk karena keahlian belum ada.

B. Saran
Banyaknya kejadian pernikahan dini seharusnya ibu atau orang tua
menjadi role model bagi anak dan melindungi anak dari pernikahan dini
serta memberikan nasehat dan gambaran bagaimana kehidupan berumah
tangga yang dihadapi nantinya agar tidak mengalami apa yang mereka
alami.
Sebagai generasi penerus bangsa sebaiknya anak muda harus semangat
untuk belajar dan menempuh jenjang pendidikan setinggi-tingginya.
Menghindari pengaruh buruk lingkungan agar terhindar dari pernikahan
dini dan memikirkan serta mempersiapkan secara matang sebelum
melakukan pernikahan agar nantinya tidak terjadi penyesalan.

10

C. Lampiran lampiran

Foto waktu wawancara


11
DAFTAR PUSTAKA

https://limadetik.com/pernikahan-dini-menjadi-masalah-sosial-ini-dia-faktor-
dan-dampaknya/
https://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2018-1-1-69201-281413126-bab1-
17072018032646.pdf
http://www.uncak.com/2016/10/pernikahan-dini-sebagai-masalah-
sosial.html?m=1
https://repository.ump.ac.id/3868/4/Umiiroh%20Eka%20Narwanti%20BAB%2
0II.pdf
https://berita.99.co/contoh-metode-penelitian/
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2249/5/BAB%20IV_Latifa%20FZ_Reg%20A
.pdf
12

Anda mungkin juga menyukai