Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Tujuan kami membuat makalah ini adalah agar bisa belajar bersama
untuk mengetahui latar belakang dari seks bebas. Dan memahami pendidikan tentang seks bebas.

Dengan semangat penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Tugas ini tidak mungkin terlaksana
dengan baik, tanpa adanya tekad, niat dan bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih belum sempurna oleh
karena itu dalam kerendahan hati, kami mohon semua pihak pembaca berkenan memberikan saran
dan kritik sebagai bahan penyempurna untuk itu kami ucapkan terima kasih.

Manado,1 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... 1

DAFTAR ISI ..................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 3

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 5

1.3 Tujuan .............................................................................................. ……..5

1.4 Manfaat ...................................................................................... .... ……...6

1.5 Metode Penelitian ........................................................................ .... ……..6

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. ... 7

2.1 Pengertian Pendidikan Seks (Sex Education) ............................ .............. 7

2.2 Tujuan pendidikan seks ............................................................... .... …….8

2.3 Pentingnya Pendidikan Seks (Sex Education) Bagi Remaja ....... .... ……12

2.4 Bahaya Seks Bebas ...................................................................... ........... 13

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan ................................................................................. .... …..14

3.2 Saran ...................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................15


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah seks masih dianggap tabu dikalangan masyarakat dan dibicarakan di depan anak-
anak apalagi untuk mengajarkannya kepada anak-anak. Masyarakat beranggapan bahwa
pendidikan seks belum pantas diberikan kepada anak kecil. Padahal pendidikan seks yang
diberikan sejak dini sangat berpengaruh dalam kehidupan anak ketika dia memasuki masa remaja.
Apalagi anak-anak sekarang kritis, dari segi pertanyaan dan tingkah laku. Itu semua karena pada
masa ini anak-anak memiliki rasa keingintahuan yang besar.

Di Indonesia, hasil SDKI 2012 KRR, menunjukkan bahwa pengetahuan remaja tentang
kesehatan reproduksi masih rendah, dimana hanya 35,3% remaja perempuan dan 31,2% remaja
laki-laki yang mengetahui bahwa remaja perempuan dapat hamil dengan satu kali berhubungan
seksual. Sebanyak 10,6 % remaja laki-laki dan 10 % remaja perempuan yang mengetahui
HIV/AIDS secara komprehensif, begitu juga dengan pengetahuan gejala PMS hanya 22,5 %
remaja laki-laki dan 31,1 % remaja perempuan yang mengetahui (Kemenkes RI, 2015).

Survei BKKBN tahun 2013 di Indonesia, anak usia 10-14 tahun yang telah melakukan
kegiatan dalam upaya memenuhi dorongan seksual mencapai 4,38 % dan pada usia 14-19 tahun
sebanyak 41,8 %. Data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia terakhir BKKBN
menyebutkan sebanyak 5.912 wanita di umur 15 – 19 tahun secara nasional pernah melakukan
hubungan seksual.

Dalam perkembangan remaja selalu disertai dengan keinginan untuk mengetahui lebih
lanjut tentang seks. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks bagi remaja,
merupakan bagian integral dari pertumbuhan dan perkembangan jasmani secara menyeluruh. Akan
tetapi, banyak remaja yang mensalah gunakan perkembangan tersebut ke jalan yang tidak
semestinya, sehingga banyak kasus free sexdalam pergaulan bebas remaja yang terkadang timbul
perkelahian, bunuh diri dan sebagainya terhadap hal tersebut.
Apa lagi hal ini di dukung dengan adanya kemajuan teknologi informasi yang membuat
orang bisa berkomunikasi dari mana saja dan informasi dapat tersebar dengan sangat cepat. Selain
itu teknologi informasi juga membawa dampak negatif pada jenis informasi yang berisi pornografi
yang mendorong banyak pihak untuk melakukan kemaksiatan. Saat ini, melalui situs internet atau
VCD porno, orang dengan mudah dapat mengakses hal-hal yang dulu sangat sulit didapat,
termasuk pada para remaja yang belum memiliki nilai agama dan moralitas yang kokoh sehingga
mereka cenderung ingin mencoba apa yang dilihatnya.

Pada masa sekarang akibat kurangnya anggota masyarakat mendapat pendidikan seks,
mengakibatkan mereka melakukan seks bebas (free sex) yang akibatnya banyak penyakit yang
tidak ada obatnya. Misalnya penyakit herpes yang dulu dikenal sebagai penyakit kotor pada orang
miskin saja. Akan tetapi yang sekarang dikenal dengan pergaulan free sex. Herpes menyalar
melalui ciuman, berpegangan dan permainan alat kelamin bersama dan persetubuhan.

Terdapat gatal-gatal pada pinggang sampai saat ini belum ada obatnya. Selanjutnya, dari
hasil penelitian, tercatat bahwa sekitar 20 % pelaku aborsi di Indonesia berasal dari kelompok
remaja. Bahkan yang lebih tragis lagi, jumlah pelaku aborsi ini semakin meningkat dari tahun
ketahun. Dan bahkan jumlah korban aborsi yang meninggal dunia pun juga kian memperlihatkan
grafik menanjak setiap tahunnya. Hal ini menandakan bahwa, gaya berpacaran dan prilaku hidup
seks bebas dikalangan remaja saat ini sudah masuk ketahap amat memprihatinkan.

Pendidikan seks bagi remaja sering kali dianggap sebagai sesuatu yang tabu, terutama di
negara dengan budaya timur seperti Indonesia. Pengetahuan mengenai masalah seks yang
seharusnya bersumber dari orang tua, tidak tersampaikan dengan baik. Akibatnya, banyak remaja
yang notabene sedang mengalami baik perubahan fisik maupun hormon berusaha mencari tahu
sendiri melalui berbagai sumber. Sayangnya, sebagian besar remaja memilih sumber informasi
yang salah dan kurang bisa dipertanggungjawabkan, seperti internet dan media-media porno yang
saat ini mudah diakses. Hal tersebut menyebabkan informasi serta interpretasi yang didapat
seringkali salah, tidak tepat sasaran, bahkan berakibat buruk.

Ketidaktahuan remaja mengenai seks akan menggiring mereka kepada perasaan ingin
mencoba-coba hal baru. Oleh karena itu, pendidikan seks sangat penting untuk diberikan,
mengingat pada saat remaja terjadi proses puberitas sehingga mereka mengalami dorongan seks
yang dipengaruhi hormon yang sedang meledak-ledak. Jika pendidikan seks tidak diberikan saat
anak menginjak masa remaja, maka akan berdampak negatif, tidak hanya kurang pahamnya
mereka mengenai dampak dari perilaku seks yang mereka lakukan, namun juga tidak siapnya
mereka menanggup akibat dari kegiatan seks tersebut. Remaja yang hamil di luar nikah, tingkat
aborsi yang tinggi, serta penyakit kelamin merupakan akibat dari kurangnya pendidikan seks bagi
remaja.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah pengertian pendidikan seks. Selain itu
juga tentang pentingnya pendidikan seks yang di kalangan remaja dan bagaimana bahaya seks
bebas.

1.3 Tujuan

Pembuatan makalah dimaksudkan untuk memberikan informasi serta penjelasan kepada pembaca
mengenai hal-hal berikut :

a. Apa pengertian pendidikan seks.

b. Pentingnya pendidikan seks di kalangan remaja

c. Mengetahui .bahaya dari seks bebas


1.4 Manfaat

Makalah ini dibuat dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang
membacanya, khususnya :

a. Penulis

Penulis mendapatkan banyak pengetahuan selama proses pembuatan makalah ini dan diharapkan
penulis dapat membuat makalah yang lebih baik lagi di waktu yang akan datang.

b. Orang tua,

Diharapkan dapat menyadari perannya sebagai pengajar dan pendidik dirumah dan seberapa besar
pengaruh lingkungan keluarga terhadap pendidikan seks.

c. Siswa

Diharapkan dapat mendapatkan banyak pengetahuan dari makalah ini sehingga busa memahami
maksud dari materi yang di sampaikan.

1.5 Metode Penelitian

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam pembuatan makalah ini, yaitu : Studi
pustaka, yaitu dengan mengambil data dari internet untuk mendapatkan informasi dan data yang
relevan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan Seks (Sex Education)

Pendidikan seks (sex education) adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas
manusia yang jelas dan benar. Informasi itu meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan
sampai kelahiran, tingkah laku seksual, hubungan seksual, dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan
dan kemasyarakatan.

Pendidikan Seks (sex education) adalah suatu pengetahuan yang kita ajarkan mengenai
segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis kelamin. Ini mencakup mulai dari pertumbuhan
jenis kelamin (Laki-laki atau wanita). Bagaimana fungsi kelamin sebagai alat reproduksi.
Bagaimana perkembangan alat kelamin itu pada wanita dan pada laki-laki. Tentang menstruasi,
mimpi basah dan sebagainya, sampai kepada timbulnya birahi karena adanya perubahan pada
hormon-hormon. Termasuk nantinya masalah perkawinan, kehamilan dan sebagainya.

Menurut Dr.Abdullah Nashih Ulwan 2015, pendidikan seks adalah upaya pengajaran,
penyadaran, dan penerangan tentang masalah-masalah seksual yang diberikan kepada anak sejak
ia mengerti masalah-masalah yang berkenaan dengan seks, naluri,dan perkawinan.
2.2 Tujuan pendidikan seks

Pendidikan seks dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi, fisiologi seks
manusia, dan bahaya penyakit kelamin.Pendidikan seks adalah membimbing serta mengasuh
seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi, dan tujuan seks sehingga ia dapat menyalurkan secara
baik, benar, dan legal.

Pendidikan seks dapat di bedakan antara seks instruction dan education in sexuality. Yaitu:

1) Sex Intruction ialah penerangan mengenai anatomi seperti pertumbuhan rambut pada ketiak,
dan mengenai biologi dari repoduksi, yaitu proses berkembang biak melalui hubungan untuk
mempertahankan jenisnya termasuk didalamnya pembinaan keluarga dan metode kontrasepsi
dalam mencegah terjadinya kehamilan.

2) Education in sexuality meliputi bidang – bidang etika, moral, fisiologi, ekonomi, dan
pengetahuan lainnya yang di butuhkan agar seseorang dapat memahami dirinya sendiri sebagai
individual sexual serta mengadakan interpersonal yang baik.

Tujuan pendidikan seks secara umum, yakni sesuai dengan kesepakatan internasional
”Conference Of Sex Education And Family Panning” pada tahun 2015, adalah untuk menghasilkan
manusia dewasa yang dapat menjalankan kehidupan yang bahagia serta tanggung jawab terhadap
dirinya dan terhadap orang lain.

Tujuan pendidikan seks menurut The Sex Information and Education Council The United States
(SIECUS) (dalam Subiyanto, 2015:79) sebagai berikut:

 Memberi pengetahuan yang memadai kepada siswa mengenai diri siswa sehubungan dengan
kematangan fisik, mental dan emosional sehubungan dengan seks
 Mengurangi ketakutan dan kegelisahan sehubungan dengan terjadinya perkembangan serta
penyesuaian seksual pada anak
 Mengembangkan sikap objektif dan penuh pengertian tentang seks
 Menanamkan pengertian tentang pentingnya nilai moral sebagai dasar mengambil keputusan
 Memberikan cukup pengetahuan tentang penyimpangan dan penyalahgunaan seks agar
terhindar dari hal-hal yang membahayakan fisik dan mental
 Mendorong anak untuk bersama-sama membina masyarakat bebas dari kebodohan
Kirby, Alter dan Scales (dalam Bruess, 1981:207), tujuan pendidikan seks antara lain :

 Memberikan informasi yang akurat tentang seksualitas


 Mengurangi rasa takut dan kecemasan mengenai perkembangan seksual
 Mendorong lebih bertanggung jawab dan berhasil dalam membuat keputusan
 Mengembangkan ketrampilan untuk mengelola masalah-masalah seksual
 Menciptakan hubungan interpersonal yang memuaskan
 Mengurangi problem-problem seksual seperti penyakit menular seksual dan kehamilan yang
tidak dikehendaki

Sciller (dalam Bruess, 1987:209) menyebutkan tujuan pendidikan seks adalah :

 Memberikan informasi yang faktual seluruh aspek seksualitas dan perencanaan keluarga
 Meningkatkan pemahaman diri mengenai seksualitas sehingga menjadi percaya diri
 Meningkatkan pemahaman mengenai seks yang berlawanan jenis sehingga dapat
meningkatkan hubungan yang positif
 Mengembangkan seksualitas sebagai bagian dari kesehatan hidupnya

Tujuan pendidikan seks dapat dirinci sebagai berikut : Membentuk pengertian tentang
perbedaan seks antara pria dan wanita dalam keluarga, pekerjaan, dan seluruh kehidupan yang
selalu berubah dan berbeda dalam tiap masyarakat dan kebudayaan, membentuk pengertian
tentang peranan seks dalam kehidupan manusia dan keluarga, mengembangkan pengertian diri
sendiri sehubungan dengan fungsi dan kebutuhan seks, dan membantu seseorang dalam
mengembangkan kepribadian sehingga mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab,
yaitu :

a. Memberikan pengertian yang memadai mengenai perubahan fisik, mental dan proses
kematangan emosional yang berkaitan dengan masalah seksual pada remaja.

b. Mengurangi ketakutan dan kecemasan sehubungan dengan perkembangan dan penyesuaian


seksual (peran, tuntutan dan tanggungjawab)

c. Membentuk sikap dan memberikan pengertian terhadap seks dalam semua manifestasi yang
bervariasi
d. Memberikan pengertian bahwa hubungan antara manusia dapat membawa kepuasan pada
kedua individu dan kehidupan keluarga.

e. Memberikan pengertian mengenai kebutuhan nilai moral yang esensial untuk memberikan
dasar yang rasional dalam membuat keputusan berhubungan dengan perilaku seksual.

f. Memberikan pengetahuan tentang kesalahan dan penyimpangan seksual agar individu dapat
menjaga diri dan melawan eksploitasi yang dapat mengganggu kesehatan fisik dan mentalnya.

g. Untuk mengurangi prostitusi, ketakutan terhadap seksual yang tidak rasional dan eksplorasi
seks yang berlebihan.

h. Memberikan pengertian dan kondisi yang dapat membuat individu melakukan aktivitas
seksual secara efektif dan kreatif dalam berbagai peran, misalnya sebagai istri atau suami,
orangtua, anggota masyarakat.

Dalam membicarakan masalah seksual adalah yang sifatnya sangat pribadi dan
membutuhkan suasana yang akrab, terbuka dari hati ke hati antara orangtua dan anak. Hal ini akan
lebih mudah diciptakan antara ibu dengan anak perempuannya atau bapak dengan anak laki-
lakinya, sekalipun tidak ditutup kemungkinan dapat terwujud bila dilakukan antara ibu dengan
anak laki-lakinya atau bapak dengan anak perempuannya.

1) Usahakan jangan sampai muncul keluhan seperti tidak tahu harus mulai dari mana,
kekakuan, kebingungan dan kehabisan bahan pembicaraan.

2) Cara menyampaikannya harus wajar dan sederhana, jangan terlihat ragu-ragu atau malu.

3) Isi uraian yang disampaikan harus objektif, namun jangan menerangkan yang tidak-tidak,
seolah-olah bertujuan agar anak tidak akan bertanya lagi.

4) Dangkal atau mendalamnya isi uraiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan dengan
tahap perkembangan anak. Terhadap anak umur 9 atau 10 tahun belum perlu menerangkan secara
lengkap mengenai perilaku atau tindakan dalam hubungan kelamin, karena perkembangan dari
seluruh aspek kepribadiannya memang belum mencapai tahap kematangan untuk dapat menyerap
uraian yang mendalam mengenai masalah tersebut.
5) Pendidikan seksual harus diberikan secara pribadi, karena luas sempitnya pengetahuan
dengan cepat lambatnya tahap-tahap perkembangan tidak sama buat setiap anak. Dengan
pendekatan pribadi maka cara dan isi uraian dapat disesuaikan dengan keadaan khusus anak.

6) Usahakan melaksanakan pendidikan seksual perlu diulang-ulang (repetitif) selain itu juga
perlu untuk mengetahui seberapa jauh sesuatu pengertian baru dapat diserap oleh anak, juga perlu
untuk mengingatkan dan memperkuat (reinforcement) apa yang telah diketahui agar benar-benar
menjadi bagian dari pengetahuannya.

Pendidikan seks di sekolah-sekolah sedang diberikan untuk memberi informasi siswa


tentang masalah yang berkaitan dengan seks. Hal ini dianggap penting bagi masyarakat bahwa
siswa memahami informasi yang tepat tentang seks, praktek seksual, pelecehan seksual anak dan
penyakit menular seksual. Namun, seperti semua ideologi, pendidikan seks di sekolah juga
memiliki pro dan kontra.
2.3 Pentingnya Pendidikan Seks (Sex Education) Bagi Remaja

Ada beberapa hal mengenai Pentingnya Pendidikan Seks bagi Remaja, diantaranya yaitu:

1. Untuk mengetahui informasi seksual bagi remaja

2. Memiliki kesadaran akan pentingnya memahami masalah seksualitas

3. Memiliki kesadaran akan fungsi-fungsi seksualnya

4. Memahami masalah-masalah seksualitas remaja

5. Memahami faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah-masalah seksualitas

Selain itu ada dua faktor mengapa pendidikan seks (sex education) sangat penting bagi
remaja. Faktor pertama adalah di mana anak-anak tumbuh menjadi remaja, mereka belum paham
dengan sex education, sebab orang tua masih menganggap bahwa membicarakan mengenai seks
adahal hal yang tabu. Sehingga dari ketidak fahaman tersebut para remaja merasa tidak
bertanggung jawab dengan seks atau kesehatan anatomi reproduksinya.

Faktor kedua, dari ketidak pahaman remaja tentang seks dan kesehatan anatomi reproduksi
mereka, di lingkungan sosial masyarakat, hal ini ditawarkan hanya sebatas komoditi, seperti
media-media yang menyajikan hal-hal yang bersifat pornografi, antara lain, VCD, majalah,
internet, bahkan tayangan televisi pun saat ini sudah mengarah kepada hal yang seperti itu.
Dampak dari ketidakfahaman remaja tentang sex education ini, banyak hal-hal negatif terjadi,
seperti tingginya hubungan seks di luar nikah, kehamilan yang tidak diinginkan, penularan virus
HIV dan sebagainya.

Mungkin kita baru menyadari betapa pentingnya pendidikan seks karena banyak kasus
pergaulan bebas muncul di kalangan remaja dewasa ini. Kalau kita berbicara tentang pergaulan
bebas, hal ini sebenarnya sudah muncul dari dulu, hanya saja sekarang ini terlihat semakin parah.
Pergaulan bebas remaja ini bisa juga karena dipicu dengan semakin canggihnya kemajuan
teknologi, juga sekaligus dari faktor perekonomian global. Namun hanya menyalahkan itu semua
juga bukanlah hal yang tepat
2.4 Bahaya Seks Bebas

a) Menciptakan kenangan buruk. Apabila seseorang terbukti telah melakukan seks pranikah
atau seks bebas maka secara moral pelaku dihantui rasa bersalah yang berlarut-larut. Keluarga
besar pelaku pun turut menanggung malu sehingga menjadi beban mental yang berat.

b) Mengakibatkan kehamilan. Hubungan seks satu kali saja bisa mengakibatkan kehamilan bila
dilakukan pada masa subur. kehamilan yang terjadi akibat seks bebas menjadi beban mental yang
luar biasa. Kehamilan yang dianggap “Kecelakaan” ini mengakibatkan kesusahan dan malapetaka
bagi pelaku bahkan keturunannya.

c) Menggugurkan Kandungan (aborsi) dan pembunuhan bayi. Aborsi merupakan tindakan


medis yang ilegal dan melanggar hukum. Aborsi mengakibatkan kemandulan bahkan Kanker
Rahim. Menggugurkan kandungan dengan cara aborsi tidak aman, karena dapat mengakibatkan
kematian.

d) Penyebaran Penyakit. Penyakit kelamin akan menular melalui pasangan dan bahkan
keturunannya. Penyebarannya melalui seks bebas dengan bergonta-ganti pasangan. Hubungan
seks satu kali saja dapat menularkan penyakit bila dilakukan dengan orang yang tertular salah satu
penyakit kelamin. Salah satu virus yang bisa ditularkan melalui hubungan seks adalah virus HIV.

e) Timbul rasa ketagihan.

f) Kehamilan terjadi jika terjadi pertemuan sel telur pihak wanita dan spermatozoa pihak pria.
Dan hal itu biasanya didahului oleh hubungan seks. Kehamilan pada remaja sering disebabkan
ketidaktahuan dan tidak sadarnya remaja terhadap proses kehamilan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendidikan seks adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan penerangan tentang masalah-
masalah seksual yang diberikan kepada anak sejak ia mengerti masalah-masalah yang berkenaan
dengan seks, naluri,dan perkawinan. Dan pendidikan seks bagi remaja merupakan hal yang
penting, hal ini dimaksudkan untuk menhindarkan remaja dari perbuatan-perbuatan zina yang
diharamkan oleh agama Islam.

Peran utama dalam pendidikan seks bagi remaja dipegang oleh orang tua, karena orang tua
bertanggung jawab atas perkembangan putra-putrinya agar tidak terjerumus dalam lubang
kenistaan. Adapun pendidikan seks dapat dilakukan dengan beberapa cara yang secara globalnya
yaitu memberikan pengertian seks bagi anak serta memberikan pengertian batasan-batasan dalam
bergaul, dan meningkatkan keimanan anak kepada Allah swt.

3.2 Saran

Fokusnya utama Pendidikan Seks adalah pendidikan dan pengetahuan daripada seks.
Pendidikan Seks mampu menyelamatkan kaum remaja dari keadaan yang tidak sehat atau
berbahaya untuk kesehatannya. Seharusnya Pendidikan Seks tidak dianggap tabu dan tidak ditutu-
tutupi lagi.

Sebagai suatu cabang, masyarakat yang mampu sebagian besar penduduk kaum muda,
ruang sekolah seharusnya mengambil peran utama untuk memberi Pendidikan Seks ini.

Sebaiknya pemerintah bertindak mengembangkan program Pendidikan Seks dengan


bahan-bahan resmi untuk disediakan setiap sekolah. Lebih banyak dana seharusnya diberikan
dibidang Pendidikan, untuk menyakinkan setiap siswa mengalami kesempatan untuk mengakses
informasi yang dibutuhkan. Program Pendidikan Seks seharusnya mencapai keseimbangan antara
pengetahuan lengkap dan norma-norma kebudayaan dan agama Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

· file:///D:/SEMESTER%205/BHS%20ING/R1116015_pendahuluan.pdf

http://eprints.ums.ac.id/29771/3/BAB_I.pdf

https://galihryan.com/2009/11/20/makalah-bahaya-free-sex

· http://www.tugasku4u.com/2013/06/bahaya-seks-bebas-pada-remaja.html

· http://cehonk/2011/05/makalah-tentang-pendidikan-seks-bebas.html

http://imakalah/2017/01/makalah-pendidikan-seks-bebas-dan.html

Anda mungkin juga menyukai