Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

SEKS BEBAS DI KALANGAN REMAJA

Oleh :

NAMA : AFLI SINDRI DACOSTA ALNABE

NIM : PO530333319798

TINGKAT : 1A

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

2020

 
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan kelapangan waktu bagi penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada selaku


supervisor yang telah memberikan arahan dalam penyelesaian makalah ini. Judul
makalah ini ialah mengenai “Seks Bebas Dikalangan Remaja”. Adapun tujuan
penulisan makalah ini ialah untuk memberikan informasi mengenai berbagai hal yang
berhubungan dengan Seks Bebas Dikalangan Remaja. Dengan demikian
diharapkan dapat memberikan penambahan ilmu yang positif yang didapatkan dari
makalah ini

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis dengan senang hati akan menerima segala bentuk kritikan yang bersifat
membangun dan saran-saran yang akhirnya dapat memberikan manfaat bagi makalah
ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Kupang 11 Juni 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………......2

DAFTAR ISI………………………………………………………..…3

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………............................5

B. Rumusan Masalah……………………………………………..6

C. Tujuan ……………………………………………………..…...6

D. Manfaat………………………………………………….……..7

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian…………………………………………………..…9

B. Faktor Pendorong Terjadinya Seks Bebas…………………....10

C. Akibat Seks Bebas ……………………………………………..11

D. Upaya Seks Bebas…………………….......…………………..12

E. Data Dan Fakta………………………………………………13

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………….17

B. Saran …………………………………………………………17

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..19

 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Masa pubertas merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi
dewasa yang dimulai umur 8 – 14 tahun.  Awal pubertas dipengaruhi oleh berbagai
faktor diantaranya adalah bangsa, iklim, gizi dan kebudayaan.  Secara klinis mulai
tumbuh ciri-ciri kelamin sekunder, misalnya : tumbuh rambut pubis, ketiak, timbul
jerawat pada wajah, peningkatan berat badan dan tinggi badan, pada wanita
mengalami pembesaran buah dada dan pada pria terjadi perubahan pada suara dan
tumbuh  jakun. Sebagian besar remaja umur kawin pertama dalam usia belia (<19
tahun).
Pada masa puber  (13 tahun ke atas) adalah masa di mana mereka mencari jati
diri dan arti dari hidup. Pada masa-masa ini pula remaja memiliki rasa ingin tahu yang
begitu besar. Bisa dibilang karena rasa ingin tahunya yang besar, semakin dilarang,
semakin penasaran dan akhirnya mereka berani untuk mengambil resiko tanpa
pertimbangan terlebih dahulu.
Diera gobalisasi seperti yang kita alami saat ini, , remaja harus terselamatkan
dari bahaya globalisasi. Karena globalisasi ini ibaratnya kebebasan. Sehingga banyak
kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk, sementara budaya tersebut tidak
cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai contoh kebudayaan seks bebas itu tidak
cocok dengan kebudayaan kita. Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada
tingkat yang mengkuatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis.
Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling
berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah
mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka merupakan
salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja
kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar.
Seks bebas itu sendiri ada kaitannya dengan perilaku yang berdampak buruk
terhadap kesehatan reproduksi.  Mereka tidak memikirkan akibat dari perbuatan yang
tidak mempunyai status.
Oleh karena itu pemerintah harus mampu mengambil tindakan dan menyaring
pengaruh yang berhak dan berdampak negatif bagi para remaja. Begitu pula peran
remaja harus mampu mengendalikan diri dan menghindari hubungan seks pra nikah.
Salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam perubahan perilaku remaja
dalam urusan seks adalah masuknya budaya barat ke negara berkembang seperti
Indonesia. Kita telah mengetahui bahwa sebagian besar bangsa barat adalah bangsa
sekuler, seluruh kebudayaan yang mereka hasilkan jauh dari norma-norma agama. Hal
ini tentunya bertentangan dengan budaya Indonesia yang menjujung tinggi nilai
agama dan pancasila. Selain itu, Banyaknya media remaja yang getol menyajikan
budaya Barat semakin mendekatkan remaja pada kehidupan serba boleh (permissif )
alias bebas berbuat selama tidak mengganggu orang lain. Termasuk dalam urusan
seks. Karena di beberapa negara Barat, perilaku seks bebas remaja memang tinggi
sekali. Mereka para orang negara barat menganggap bahwa seks bebas adlah suatu
yang wajar, karna sebagian besar mereka disana melakukan seks bebas. Hal tersebut
dapat terjadi karena tidak adanya budaya serta norma-norma yang mereka junjung,
sedangkan di Indonesia sendiri ada budaya serta norma-norma yang harus kita
junjung hal tersebut seharusnya dapat menjauhkan diri kita dari seks bebas.  
  
B.    Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang diambil dalam Seks Bebas Di Kalangan Remaja adalah :
1.      Apakah yang dimaksud dengan seks bebas?
2.      Apakah faktor – faktor yang mendorong para remaja melakukan seks bebas?
3.      Apa akibat dari seks bebas?
4.      Apa yang harus dilakukan untuk mencegah seks bebas?
5.      Bagaimana Pandangan islam terhadap seks bebas?

C.    Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan seks bebas.
2.      Mengetahui faktor-faktor yang mendorong remaja melakukan seks bebas.
3.      Mengetahui akibat dari seks bebas.
4.      Mengetahui cara mencegah terjadinya seks bebas.
5.      Mengetahui hukum seks bebas dalam agama islam.
D. Manfaat
Manfaat yang bisa didapatkan dari makalah ini adalah kita bisa menambahkan
pengetahuan positif kita tentang apa itu seks bebas di kalangan remaja, faktor apa
yang mendorong seorang remaja melakukan seks,bahaya dari seks tersebut. Edukasi
ini bisa kita jadikan pedomandi masa yang akan datang.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Seks bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan
perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan. Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas
itu adalah salah satu ssbentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang
dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang ada. Masalah seks bebas ini sering
kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu
labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar.

Kurangnya keimanan, masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang


minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya
potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa. Padahal Generasi muda
adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan
tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan
generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan
keberadaan budayanya

Sedangkan remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para


ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 16 tahun
sampai dengan 24 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai
kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.
Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering
dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan
yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak
menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya. Sedangkan mahasiswa sudah bisa
dikatakan cukup dewasa.
Pada umumnya remaja dan mahasiswa melakukan hubungan seks bebas
dengan pacarnya, karna kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa pacar adalah
calon suami yang berhak mendapatkan segalanya. Tidak ada salahnya jika kita
mengatakan pacaran adalah sebagian dari pergaulan bebas. Karena saat ini pacaran
sudah menjadi hal yang biasa bahkan sudah menjadi kode etik dalam memilih calon
pendamping. Fakta menyatakan bahwa sebagian besar perzinahan disebabkan oleh
pacaran. Bila kita menengok kebelakang tentang kebudayaan Indonesia sebelumnya,
pacaran (berduaan dengan non muhrim) merupakan hal yang tabu. Dari sini kita dapat
menyimpulkan bahwa pacaran memang tidak dibenarkan dan tidak sesuai dengan
budaya Indonesia, demikian juga dengan budaya islam.
Selain disebabkan oleh pacaran, seks bebas juga didominani oleh para remaja
dan mahasiswa untuk mencari uang tambahan. Padahal untuk mencari uang masih
banyak lagi jalan halal yang dapat mereka lakukan, pada dasarnya meraka melakukan
seks bebas dengan alasan mencari uang adalah alasan sampingan, itu semua karena
merekapun menyukai seks bebas tersebut tanpa berfikir akibat buruk yang akan
mereka tanggung.  Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah
sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini
banyak remaja yang putus sekolah karena hamil.
Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan
tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa
kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi
kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran
sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya. Dengan adanya kesadaran
bahwa pacar bukanlah hak milik selamanya maka seorang remaja ataupun mahasiswa
akan lebih berfikir ulang untuk melakukan seks bebas.

B.     Faktor Pendorong Terjadinya Seks Bebas


 1.      Karena kehidupan iman yang rapuh.
Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian,
pemahaman dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa
dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun. Seseorang dapat melakukan seks bebas karna
kurangnya keimanan dalam dirinya. Oleh sebab itu sejak dini para remaja dan
mahasiswa harus meningkatkan pengetahuan tentang agamanya sendiri, karna agama
adalah tumpuan bagi hidup kita. Jika pengetahuan tentang agama saja minim, apalagi
pengetahuan diluar agama tentu sangat minim.

2.      Kurangnya perhatian orang tua.


Orang tua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak. Perhatian
orang tua sangat diperlukan oleh seseorang karna orang tualah yang paling dekat
dengannya. Bimbingan orang tua sangat berpengaruh pada tingkah laku seseorang.
Apabila orang tua kurang memberi pengarahan serta pengetahuan maka seorang anak
akan mudah terjerumus dalam kebiasaan berseks bebas.
Tetapi ada juga anak yang memang memiliki kepribadian buruk, walaupun
orang tuanya sudah memberikan perhatian yang cukup serta pengarahan yang cukup
pula, anak yang tergolong memiliki keprobadian buruk akan senantiasa tidak
mendengarkan perkataan orang tuanya. Hal tersebut akan meninggalan penyesalan
pada akhir perbuatan remaja atau mahasiswa tersebut.
   
 3.      Pelampiasan diri.
Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur
berbuat, seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang
dapat dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa
putus asa dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan
bebas seperti seks bebas.

 4.      Kurangnya pengetahuan tentang seks bebas.


Karena menganggap bahwa hubungan seks bebas adalah bentuk penyaluran
kasih sayang dalam sebuah hubungan berpacaran. Kebanyakan dari mereka merasa
tanpa seks kegiatan pacaran mereka tidak efektif, padahal pemikiran seperti itu adalah
bentuk bujuk rayu setan. Tidak sedikit para remaja juga para mahasiswa berfikiran
seperti itu.

 5.      Rasa ingin tahu tentang sesuatu yang berbau seksual.


Pada usia remaja keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika
teman-temannya mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi
yang tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong
mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan yang tanpa
mereka sadari bahwa percobaan tersebut berbahaya.

 6.      Tontonan yang tidak mendidik.


Akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan bagi remaja sangat
besar. Apa yang merka tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan dalam
membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang
ditonton di layar kaca maupun film yang ditonton di layar lebar. Acara televisi begitu
berjibun dengan tayangan yang bikin ‘gerah’, Video klip lagu dangdut saja, saat ini
makin berani pamer aurat dan adegan-adegan yang bisa meningkatkan  gairah para
lelaki. Belum lagi tayangan film yang bikin otak remaja teracuni dengan pesan
sesatnya.
Ditambah lagi, maraknya tabloid dan majalah yang memajang gambar sekitar
wilayah dada, dan buka paha tinggi-tinggi, serta gambar yang tidak layak dilihat
lainya. Konyolnya, pendidikan agama di sekolah-sekolah ternyata tidak menggugah
kesadaran remaja untuk kritis dan inovatif. Oleh sebab itu sebaiknya tontonan yang
mendidiklah yang harus diberika pada seorang anak sejak dini sehingga kelak saat
remaja menjadi remaja yang baik.

 7.      Pergaulan bebas.


Pergaulan bebas yang melewati batas seperti dugem, minum-minuman keras
dan sebagainya akan berujung pada seks bebas. Karna pergaulan bebas dapat
menyebabkan seseorang lupa diri, merasa tidak modern jika tidak mengikuti tren yang
akan berujung pada seks bebas. Yang pada dasarnya pemikiran seperti itu sangat
salah.
  
 8 .  Masa remaja terjadi kematangan biologis.
Seorang remaja sudah dapat melakukan fungsi reproduksi sebagaimana
layaknya orang dewasa sebab fungsi organ seksualnya telah bekerja secara normal.
Hal ini membawa konsekuensi bahwa seorang remaja akan mudah terpengaruhi oleh
stimuli yang merangsang gairah seksualnya, misalnya dengan melihat film porno,
cerita cabul, dan gambar-gambar erotis.
Kematangan biologis yang tidak disertai dengan kemampuan mengendalikan
diri cenderung berakibat Negatif, yakni terjadi hubungan seksual pranikah dimasa
pacaran. Sebaliknya kematangan biologis yang disertai dengan kemampuan
mengendalikan diri akan membawa kebahagian remaja dimasa depannya sebab ia
tidak akan melakukan hubungan seksual pranikah.
9 .  Faktor lingkungan seperti orang tua, teman dan tetangga.
Di dalam faktor ini tidak sedikit anak remaja yang terjerumus kedalam
pergaulan bebas di karenakan ada masalah di dalam keluarganya atau yang sering
mereka sebut dengan broken home.Dan yang menjadi penyebab yang sering terjadi
juga adalah karena terjerumus atau terpengaruh oleh temannya demi mendapatkan
pujian atau ingin di bilang “gaul”..

10 .  Kegagalan remaja menyerap norma


a.       Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh
modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi. Boleh saja kita mengikuti
modernisasi namun tetap harus disesuaikan dengan norma-norma adat dan budaya
serta agama yang ada.
b.      Faktor perubahan zaman.
Faktor ini juga adalah hal yang cukup kuat menjadi penyebab pergaulan bebas
di kalangan remaja. Karena di zaman sekarang banyak media yang mudah di akses
oleh semua umur yang menyediakan tayangan tanyangan yang seharusnya hanya di
tayangkan khusus orang dewasa.Namun karena rasa ingin tahu yang sangat tinggi
yang mendorong para remaja menggunakan atau melihat media untuk orang dewasa
tersebut.Setelah melihat,otomatis rasa ingin tahu itu pun akan terus berkembang
seperti ingin mengetahui rasa dan ingin mencoba hal yang baru dia lihat.Oleh karena
itu pengawasan orang tua adalah hal yang sangat penting dalam faktor ini.
 
C.    Akibat dari Seks Bebas
a)  Hilangnya Kehormatan.  
Hilangnya kehormatan, jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun
sesama manusia serta merusak masa depannya, dan meninggalkan aib yang
berkepanjangan bukan saja kepada pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya.
Kehormatan sangat penting bagi setiap manusia, terutama pada wanita. Jika
kehormatan tersebut sudah hilang maka akan jelas terlihat perbedaannya dengan
wanita yang masih menjaga kehormatannya.  
 b) Prestasi cenderung menurun.  
 Apabila seorang remaja atau mahasiswa sudah melakukan seks bebas, maka
fikirannya akan selalu tertuju pada hal negatif tersebut. Rasa ingin mengulanginya
selalu ada, sehingga tingkat kefokusannya dalam mengikuti proses belajar disekolah
atupun diperkuliahan akan menurun. Malas belajar, malas mengerjakan tugas dan
lains ebagainya dapat menurunkan prestasi seorang remaja ataupun mahasiswa
tersebut.
 c) Hamil Diluar Nikah.
Hamil diluar nikah akan sangat menimbulkan masalah bagi sipelaku.
Terutama bagi remaja yang masih sekolah, pihak sekolah akan mengeluarkan sipelaku
jika ketahuan peserta didiknya ada yang hamil. Sedangkan bagi pelaku yang kuliah
hamil diluar nikah akan menimbulkan rasa malu yang luar biasa terutama orang tua.
d)      Aborsi dan bunuh diri.
Terjadinya hamil diluar nikah akibat seks bebas akan menutup jalan fikiran
sipelaku, guna menutupi aib ataupun mencari jalan keluar agar tidak merusak nama
baik dirinya dan keluarganya hal tersebut dapat berujung pada pembunuhan janin
melalui aborsi bahkan bunuh diri.
e)       Tercorengnya Nama Baik Keluarga.
Semua orang tua akan merasa sakit hatinya jika anak yang dibangga-
banggakan juga di idam-idamkan hamil diluar nikah. Nama baik keluarga akan
tercoreng karna hal tersebut, dan hal tersebut akan meninggalkan luka yang mendalam
dihati keluarga.
f)      Tekanan Batin.
Tekanan batin yang mendalam dikarenakan penyesalan. Akibat penyesalan
tersebut sipelaku akan sering murung dan berfikir yang tidak rasional.

g)      Terjangkit Penyakit.


Mudah terjangkit penyakit HIV/AIDS serta penyakit-penyakit kelamin yang
mematikan, seperti penyakit herpes dan kanker mulut rahim. Jika hubungan seks
tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit tersebut bisa
mencapai empat hingga lima kali lipat.

h)  Gangguan kejiwaan.


Akibat seks bebas seseorang dapat mengalami gangguan kejiwaan atau setres,
disebabkan karna ketidak mampuan menerima kehidupan, kurangnya persiapan
mental untuk hamil serta takut terhadap hukuman Tuhan.
D.    Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas

Seks bebas yang terjadi pada remaja dan mahsiswa dapat dicegah dengan
beberapa upaya. Upaya-upaya tersebut antara lain:
Pertama, adanya kasih sayang, perhatian dari orangtua dalam hal apa pun
serta pengawasan yang tidak bersifat mengekang. Salah satu faktor terbesar yang
mengakibatkan remaja terjerumus ke dalam perilaku seks bebas adalah kurangnya
kasih sayang dan perhatian dari orangtuanya. Peranan agama dan keluarga sangat
penting untuk mengantisipasi perilaku remaja.
Kedua, melakukan pengawasan secara intensif dan selektif terhadap media
massa dan komunikasi. Pada usia remaja, mereka selalu mempunyai keinginan untuk
mengetahui, mencoba, dan mencontoh segala hal. Seperti dari media massa dan
elektronik, yang mengakibatkan remaja sering kali terpicu untuk mengikuti seperti
yang ada dalam tayangan tersebut. Karena itu, diperlukan adanya pengawasan,
misalnya dengan mendampingi mereka saat melihat tayangan itu.

Ketiga, menambah kegiatan yang positif di luar sekolah. Misalnya kegiatan


olahraga. Selain menjaga kesehatan tubuh, kegiatan di luar sekolah seperti olahraga,
dapat mengalihkan perhatian mereka terhadap pikiran tentang seks dan dapat
memperkecil kemungkinan untuk melakukan perilaku seks bebas.

Keempat, perlu dikembangkan model pembinaan remaja yang berhubungan


dengan kesehatan reproduksi. Perlu adanya wadah untuk menampung permasalahn
reproduksi remaja yang sesuai dengan kebutuhan. Informasi yang terarah, baik secara
formal dan informal yang meliputi pendidikan seks, penyakit menular seks dan
kegiatan lain juga dapat membantu menekan angka kejadian perilaku seks bebas di
kalangan remaja.

Kelima, perlu adanya sikap tegas dari pemerintah dalam mengambil tindakan


terhadap perilaku seks bebas. Dengan memberikan hukuman yang sesuai bagi pelaku
seks bebas, diharapkan ada efek jera dan mereka tidak akan mengulangi perbuatan itu.
E. Data Dan Fakta Dari Seks Bebas Di Kalangan Remaja

 Sebuah studi terbaru bahkan menemukan masih ada anak muda yang
melakukan hubungan seks penetrasi tanpa menggunakan kondom. Penelitian yang
dilakukan oleh Reckitt Benckiser Indonesia lewat mereka alat kontrasepsi Durex
terhadap 500 remaja di lima kota besar di Indonesia menemukan, 33 persen remaja
pernah melakukan hubungan seks penetrasi.Dari hasil tersebut, 58 persennya
melakukan penetrasi di usia 18 sampai 20 tahun. Selain itu, para peserta survei ini
adalah mereka yang belum menikah.Hasil temuan dari survei yang dilakukan secara
daring ini juga menemukan bahwa dari 33 persen remaja tadi, setengahnya tidak
menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom.

Helena menambahkan, temuan ini seakan menunjukkan adanya urutan dari


pengalaman seks yang diterima oleh para remaja di Indonesia. Di mana kebanyakan
dari peserta mendapatkan tanda pubertas pertama di usia 12 sampai 17 tahun,
menerima pendidikan seks di usia 14 sampai 18 tahun, dan merasakan pengalaman
seks penetrasi pertama di usia 18 sampai 20 tahun.Meski begitu, temuan ini
mendapatkan kritik. Khususnya terkait hasil 33 persen yang diungkap dalam studi
tersebut.

(https://m.liputan6.com/health/read/4016841/riset-33-persen-remaja-indonesia-
lakukan-hubungan-seks-penetrasi-sebelum-nikah)

1. Kasus Seks Bebas Dikalangan Remaja


Polres Kupang Kota akhirnya berhasil menungkap misteri kasus  pembuangan bayi
perempuan di Jalan Alfa Omega RT 13 RW 03 Kelurahan Lasiana, Kecamatan
Kelapa Lima, Kota Kupang.
Pembuangan bayi diotaki oleh ibu kandung korban berinisial DEM (18) yang tinggal
di dekat lokasi penemuan bayi hidup itu.

Bayi malang ditemukan,  Jumat (25/10/2019) sekitar pukul 06.30 Wita oleh warga
sekitar, Helena Penlaana (43) ditemani Miks Penlaana (30) dan warga lainnya.
Saat ditemukan, tali pusar bayi itu belum terpotong dan tanpa suatu helai kain yang
membungkus tubuhnya.
"Pelaku diamankan pada Jumat (25/10/2019) malam dan merupakan mahasiswa di
salah satu perguruan tinggi di Kota Kupang," kata Kapolres Kupang Kota, AKBP
Satrya Perdana P Tarung Binti, SIK melalui Kasat Reskrim Polres Kupang Kota, Iptu
Bobby Jacob Mooynafi, SH., M.Hum saat ditemui di Mapolres Kupang Kota, Rabu
(30/10/2019).

Berdasarkan keterangan DEM kepada pihak kepolisian, pelaku yang baru 5 bulan
tinggal di Kota Kupang mengaku telah hamil.
Ia datang ke Kota Kupang untuk melanjutkan pendidikan tinggi.
"Pelaku sudah hamil sekitar 4 bulan saat masih berada di kampung halamannya. Dia
(pelaku) kuliah seperti biasa saat dalam kondisi hamil," ujarnya.
DEM mengaku hamil saat masih di Kabupaten Alor dari hubungannya dengan sang
pacar.

Namun, saat ini sang pacar sulit dihubungi padahal DEM sudah menginformasikan
terkait kehamilannya.
Usia kandungan pelaku semakin bertambah hingga saat kejadian, korban mengalami
sakit perut dan menuju ke kamar mandi kosannya pada Jumat malam sekitar pukul
02.00 Wita.

Saat itulah pelaku bersalin, dan karena panik serta takut, pelaku membuang bayinya di
sebuah lubang galian tepat di sebelah kos miliknya.
"Setelah itu, pelaku kembali beristirahat hingga paginya di wilayah itu heboh karena
penemuan bayi," paparnya.
Pelaku diketahui berada di lokasi dan turut menyaksikan proses penemuan bayi
tersebut, namun tidak mengakui perbuatannya.
Ia kembali beraktivitas seperti biasa serta pergi ke kampusnya untuk kuliah.

Namun demikian, saat berada di kampus, kabar penemuan bayi tersebut


menggemparkan lingkungan kampus dan pelaku saat itu merasa bersalah dan takut.
Pelaku selanjutnya menemui rektor di kampusnya dan mengisahkan bahwa dia yang
telah membuang bayi tersebut.
Pihak kampus melalui rektor lalu menghubungi kepolisian dan pelaku selanjutnya
diamankan kepolisian.
Pelaku sempat menjalani perawatan medis karena mengalami pendarahan.
Kondisi bayi malam yang dibuang ibu kandungnya saat ini dalam perawatan di RSB
Drs Titus Ully Kupang.
Kepada pelaku, tidak dilakukan penahanan akan tetapi dikenakan wajib lapor.
"Kita sempat amankan DEM sebagai pelaku yang membuang dan menelantarkan
bayinya. Kita kenakan wajib lapor karena ada kerabat yang menjadi penjamin dan
kondisi kesehatannya," ungkapnya.
Pihak kepolisian juga telah melakukan pemeriksaan terhadap pelaku dan dua saksi
dalam kasus tersebut.
Pihak kepolisian juga telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk menyelesaikan
kasus pembuangan dan penelantaran bayi tersebut. 

(https://www.tribunnews.com/regional/2019/10/31/pembuang-bayi-di-kupang-
berstatus-mahasiswi-lapor-rektor-karena-merasa-ketakutan)

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan
 Terjadinya seks bebas di kalangan remaja dan mahasiswa dikarenakan banyak
faktor, yang paling utama adalah pesatnya perkembangan jaman, hal tersebut
membuat pergaulan menjadi bebas, sehingga banyak remaja dan mahsiswa yang
bergaul tanpa batasan dan etika. Salah satu contohnya dalam berpacaran. Para remaja
dan mahasiswa berpacaran tidak mempunyai batasan serta etika sehingga dalam
berpacaran lebih banyak dampak negative dibandingkan dampak positif seperti halnya
seks bebas. Persepsi yang salah tentang seks bebas menyebabkan mereka berfikir
bahwa melalui seks bebaslah tersalurnya cinta dan kasih sayang. Pergaulan remaja
yang bebas sebenarnya dikarenakan oleh segala macam perkembangan yang di salah
artikan oleh remaja itu sendiri maupun lingkungannya. Seks bebas menyebabkan para
remaja kehilangan bangku sekolahnya, sama halnya juga para mahsiswa yang
terpaksa berhenti kuliah karna hamil diluar nikah. Selain itu, hamil diluar nikah dapat
berujung pada pengguguran janin, baik melalui aborsi ataupun bunuh diri karena tidak
siapnya menerima kenyataan (hamil diluar nikah) tersebut.
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan
dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan norma
yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran serta orangtua dalam
memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari anaknya, memberikan
pendidikan agama, memberikan pendidikan seks yang benar. Oleh sebab itu
permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen bangsa tanpa terkecuali. Usaha
untuk pencegahan sudah semestinya terus dilakukan untuk menyelamatkan generasi
muda kita. Agar lebih bermoral, agar lebih bisa diandalkan untuk kebaikan negara ke
depan.
 B.  Saran
Beberapa saran tentang seks bebas yang perlu diperhatikan adalah : 
1)      Kepada pihak orang tua, berikan semua yang terbaik untuk anak tetapi tetap
memperhatikan dalam membimbing dan mengarahkan remaja dengan dalam
memberikan pandangan yang benar mengenai persepsi pacaran agar terhindar dari
seks bebas.
2)      Kepada generasi muda agar menetapkan tujuan dan arah hidup yang jelas, belajar
lebih mengenal diri sendiri, meningkatkan ke imanan dan ketakwaannya dengan
mengisi kegiatan yang bermanfaat serta bergaul dengan teman secara benar sehingga
dapat terhindar dan terjerumus pada perilaku seks bebas. Tingkatkanlah pengetahuan
tentang segala perkembangan dengan tetap meningkatkan pula keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3)      Kepada para remaja baik pelajar maupun mahasiswa agar selain belajar juga ikut
ambil bagian dalam kegiatan yang positif dan kreatif dalam rangka menyalurkan
energi yang berlebih sehingga tidak mengarah pada penyaluran dorongan bilogis
secara langsung, misalnya dengan kegiatan. Keolahragaan, pecinta alam, dan
kegiatan-kegiatan lain yang bersifat mengembangkan potensi dan bakat masing-
masing.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/mobile/erfidw/seks-bebas-41879732

https://id.scribd.com/doc/220022730/Faktor-Penyebab-Terjadinya-Seks-
Bebas-pada-remaja

https://intisari.grid.id/amp/0363893/mencegah-perilaku-seks-bebas

https://m.liputan6.com/health/read/4016841/riset-33-persen-remaja-
indonesia-lakukan-hubungan-seks-penetrasi-sebelum-nikah

Anda mungkin juga menyukai