Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HAKEKAT MANUSIA DAN KEBUTUHAN AKAN PENDIDIKAN


DISUSUN OLEH:
KELOMPOK III
IRMA MENTARI BR G(2115010118)
ITA INDRIANI BR PA(2115010146)
WILLA ABSARI BR PANDIA(2115010090)
CICI SRIWILINA SIHITE(2115010095)
IMANIA KARSENA BR G(2115010103)
SETASYA BR KABAN(2115010089)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERISTAS QUALITY BERASTAGI
2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul”Hakekat
Manusia dan Kebutuhan Akan Pendidikan”.Tidak lupa kami ucapkan terimakasih
kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan
dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh
selama ini,sehingga sangat diharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul”Hakekat
Manusia dan Kebutuhan Akan Pendidikan”.Tidak lupa kami ucapkan terimakasih
kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan
dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh
selama ini,sehingga sangat diharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca

MAKALAH PERGAULAN
BEBAS

1
Dosen Prodi:
Nina Nurbaidah, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Gustina Siregar
2. Fitrah Mawaddah Lubis

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
TAHUN AJARAN 2022-2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah Pergaulan Bebas ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa
shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah PAI yang berjudul Makalah Pergaulan Bebas ini. Dan kami juga
menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih

2
kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga
penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan Makalah Pergaulan Bebas ini sehingga kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Pergaulan Bebas ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.

Padang Sidempuan, Januari 2023

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para pemuda dan pemudi yang
terjerumus ke dalam lembah perzinaan (seks bebas), disebabkan terlalu jauhnya kebebasan
mereka dalam bergaul, faktor utama masalahnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat saat
ini terhadap batas-batas pergaulan antara pria dan wanita. Di samping itu didukung oleh arus
modernisasi yang telah mengglobal dan lemahnya benteng keimanan kita mengakibatkan
masuknya budaya asing tanpa penyeleksian yang ketat. Anak remaja sekarang banyak menyalah
artikan arti pergaulan bebas yang sebenarnya. Mereka hanya tahu kalau kita bebas melakukan

3
perbuatan apa pun itulah yang ada di benak mereka semua. Salah satu contoh yang selalu
dilakukan anak remaja sekarang adalah seks bebas.

Biasanya para remaja melakukan perbuatan-perbuatan memalukan itu karena rasa ingin
tahunya dan ingin mencoba sesuatu. Seperti halnya seks bebas, mereka melihat adegan-adegan
yang melanggar agama akhirnya nafsu mereka bergerak dan ingin mencobanya. Mereka pun
melakukan hal itu dengan pasangannya tapi bukan istrinya melainkan bersama dengan pacar
mereka. Untuk itu saya mencoba mengangkat judul bahaya pergaulan bebas, agar para pembaca
terkhusus untuk para remaja sekarang untuk menghindari pergaulan bebas dan tahu dampak dari
pergaulan bebas tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pergaulan bebas?
2. Apa faktor-faktor penyebab pergaulan dan seks bebas?
3. Apa bahaya dan dampak pergaulan bebas?
4. Bagaimana solusi dan upaya mencegah pergaulan dan seks bebas?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pergaulan Bebas


Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia
adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar
manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan juga adalah hak
asasi manusia setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh
dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu
merupakan pelanggaran HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap
mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, norma kesopanan, serta norma
bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi

4
aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses
seperti saat ini.

Pergaulan bebas juga sering didefinisikan sebagai melencengnya pergaulan seseorang dari
pergaulan yang benar. Pergaulan bebas diidentikkan sebagai bentuk dari pergaulan di luar batas
atau bisa juga disebut pergaulan liar. Padahal sebenarnya suatu pergaulan bebas bisa membawa
pengaruh positif atau pun pengaruh negatif tergantung pada individu itu sendiri. Positif yang
dimaksud di sini adalah bebas bisa berteman atau menjalin hubungan tanpa membeda bedakan
satu sama lain. Misalnya orang kulit putih berteman dengan orang kulit hitam, orang Indonesia
berteman dengan orang Malaysia, dan lain sebagainya.

Dikategorikan negatif jika pergaulan bebas tersebut telah menjerumus menjadi salah satu
bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas
norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan
maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol
oleh pengendalian diri yang benar. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim,
dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi
muda Indonesia dalam kemajuan bangsa.

B. Faktor-faktor Penyebab Pergaulan


Dalam perkembangannya, kehidupan di jaman yang telah maju ini memiliki dampak bagi
masyarakat terlebih lagi dalam pergaulan remaja masa kini. Pergaulan pada remaja masa kini
telah jauh dari batas norma yang telah ditetapkan. Telah banyak penyimpangan yang dilakukan
oleh para remaja dalam pergaulannya, seperti seks bebas. Oleh karena itu tidak aneh jika jumlah
penderita HIV/AIDS dan wanita terutama dari kalangan remaja/anak sekolah yang hamil di luar
nikah. Hal ini dikarenakan sekarang mereka sangat begitu mudah memasuki tempat-tempat
khusus orang-orang dewasa.

Bahkan sekarang pelakunya bukan saja mahasiswa dan anak SMA saja, namun sudah
merambat sampai ke anak SMP. Sekitar 60-80% remaja mengaku pernah melakukan hubungan
seks, ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik di pondokan atau kos-kosan
tampaknya berkembang semakin serius. Rata-rata mereka berusia 16-25 tahun, dan umumnya
masih bersekolah di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau mahasiswa. Namun dalam
beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama
(SMP).

Awal mula seorang remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah salah bergaul dan
mudah terpengaruh oleh temannya yang tidak benar. Kebanyakan remaja ini ingin dipuji dan
dikatakan gaul oleh teman-temannya tanpa memikirkan dampak dan akibat yang berkelanjutan.
Maksud dari salah bergaul adalah bukan berarti kita harus memilih-milih dalam bergaul, kita
boleh saja bergaul dengan siapa pun asalkan kita jangan mudah terpengaruh dan tetap berpegang

5
teguh kepada norma-norma agama dan norma hukum yang berlaku, karena gaul tidak harus
melakukan seks bebas.

Oleh karena itu kita sebagai remaja harus membiasakan berpikir panjang ke depan sebelum
melakukan sesuatu hal, apalagi yang belum kita ketahui dampak baik dan buruknya bagi diri
kita, keluarga dan orang lain. Berikut Beberapa faktor yang mendorong para remaja untuk
melakukan seks bebas adalah sebagai berikut:

1. Karena Kehidupan Iman yang Rapuh


Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman dan
ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa dipengaruhi oleh situasi
kondisi apapun. Seseorang dapat melakukan seks bebas karena kurangnya keimanan dalam
dirinya. Oleh sebab itu sejak dini para remaja dan mahasiswa harus meningkatkan pengetahuan
tentang agamanya sendiri, karena agama adalah tumpuan bagi hidup kita. Jika pengetahuan
tentang agama saja minim, apalagi pengetahuan di luar agama tentu sangat minim. Ini
sebenarnya faktor terpenting dalam membekali orang muda menjalani hidup. Orang muda yang
imannya tidak andal, memiliki kecenderungan untuk tidak berjalan dalam jalan Tuhan, termasuk
tidak berdoa untuk pergaulan mereka.

Sebaliknya yang imannya andal dan berjalan dalam jalan Tuhan, jelas akan menuai dalam
damai sejahtera. Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu. Tanpa
agama hidup mereka akan kacau, karena mereka tidak mempunyai pandangan hidup. Agama dan
keimanan juga dapat membentuk kepribadian individu. Dengan agama individu dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang tidak. Tetapi pada remaja yang ikut ke dalam
pergaulan bebas ini biasanya tidak mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak.

2. Kurangnya Perhatian Orang Tua


Orang tua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak. Perhatian orang tua
sangat diperlukan oleh seseorang karena orang tualah yang paling dekat dengannya. Bimbingan
orang tua sangat berpengaruh pada tingkah laku seseorang. Apabila orang tua kurang memberi
pengarahan serta pengetahuan maka seorang anak akan mudah terjerumus dalam pergaulan
bebas. Tetapi ada juga anak yang memang memiliki kepribadian buruk, walaupun orang tuanya
sudah memberikan perhatian yang cukup serta pengarahan yang cukup pula, anak yang tergolong
memiliki kepribadian buruk akan senantiasa tidak mendengarkan perkataan orang tuanya. Hal
tersebut akan meninggalkan penyesalan pada akhir perbuatan remaja atau mahasiswa tersebut.

3. Pelampiasan Diri
Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat, seorang
remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam
dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus asa dan mencari pelampiasan yang
akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas.

6
4. Salah Bergaul
Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi para remaja dan mahasiswa.
Apabila seorang remaja atau mahasiswa salah dalam memilih teman maka akibatnya akan fatal.
Memilih teman berarti memilih masa depan, maka siapa pun yang ingin masa depannya cerah di
tengah arus globalisasi, serta luas ilmu dan wawasannya, maka ia harus pandai dalam memilih
teman. Seseorang akan dipastikan rusak masa depannya jika bergaul dengan orang-orang yang
membenarkan kemaksiatan.

5. Kegagalan Remaja Menyerap Norma


Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang
sebenarnya adalah westernisasi budaya. Boleh saja kita mengikuti modernisasi namun tetap
harus disesuaikan dengan norma-norma adat dan budaya serta agama yang ada. Perubahan
zaman faktor ini juga adalah hal yang cukup kuat menjadi penyebab pergaulan bebas di kalangan
remaja.

6. Perubahan Zaman
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang atau yang lebih
sering dikenal dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih tertarik untuk meniru kebudayaan barat
yang berbeda dengan kebudayaan kita, sehingga memicu mereka untuk bergaul seperti orang
barat yang lebih bebas.

7. Faktor Kesadaran atau Kedewasaan


Faktor ini bukan hanya umurnya yang kurang, tetapi orang muda pada umumnya memang
memiliki kecenderungan belum memiliki modal yang cukup dalam mempertimbangkan,
memutuskan, dan melakukan segala sesuatu. Misalnya pengalaman belum cukup, usia masih
sedikit, kedewasaan belum penuh, pertimbangan belum matang, kurang menyadari akan bahaya,
cenderung meremehkan hal-hal yang sebenarnya penting, belum dapat menghayati sakitnya
akibat dari tindakan yang salah, sehingga sering terjebak dalam langkah yang berbahaya.
Ditambah lagi kecenderungan orang muda ingin mencoba-coba sesuatu yang baru yang belum
pernah dirasakan atau dialaminya.

8. Faktor Budaya
Orang muda cenderung menganggap bahwa pergaulan bebas adalah budaya orang muda
jaman sekarang. Mereka merasa pergaulan bebas adalah hak mereka. Mereka mengatakan
sekaranglah waktunya bergaul sebebas-bebasnya. Hal ini menimbulkan budaya iseng. Daripada
dikatakan tidak gaul, mereka akhirnya bergaul sebebas-bebasnya.

9. Faktor Keseimbangan Hidup


Orang muda memiliki potensi, tenaga, idealisme, semangat yang sedang bertumbuh dan
sedang mekar-mekarnya, termasuk nafsu seksualitasnya, dll. Kondisi ini jika tidak didukung
prinsip-prinsip rohani yang kuat, penguasaan diri yang baik, dan pendampingan dari seorang

7
senior yang andal akan berakibat fatal. Maka banyak kehidupan orang muda cenderung menjadi
liar.

C. Dampak Pergaulan Bebas


Akibat dari pergaulan bebas berorientasi negatif yang dia lakukan akan berdampak bagi
dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental. Walaupun perbuatan itu dapat
memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja. Pergaulan
bebas yang dilakukannya akan membawa dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai
penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dalam segi mental maka
pelaku kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada mental-mental yang lembek,
berpikirnya tidak stabil dan kepribadiannya akan terus menyimpang dari segi moral dan akhirnya
akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama tidak ada
yang mengarahkan.

Bagi keluarga anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang
punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Dan oleh para orang tuanya
apabila anaknya berkelakuan menyimpang dari ajaran agama akan berakibat terjadi
ketidakharmonisan di dalam keluarga, komunikasi antara orang tua dan anak akan terputus. Dan
tentunya ini sangat tidak baik, sehingga mengakibatkan anak remaja sering keluar malam dan
jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk bersenang-senang
dengan jalan minum-minuman keras, mengonsumsi narkoba dan narkotika.

Pergaulan bebas menyebabkan keluarga merasa malu serta kecewa atas apa yang telah
dilakukan oleh remaja. Yang mana ke semuanya itu hanya untuk melampiaskan rasa
kekecewaannya saja terhadap apa yang terjadi dalam kehidupannya. Di dalam kehidupan
bermasyarakat sebenarnya remaja sering bertemu orang dewasa atau para orang tua, baik itu di
tempat ibadah ataupun di tempat lainnya, yang mana nantinya apa pun yang dilakukan oleh
orang dewasa ataupun orang tua itu akan menjadi panutan bagi kaum remaja.

Dan apabila remaja sekali saja berbuat kesalahan dampaknya akan buruk bagi dirinya, dan
keluarga. Sehingga masyarakat menganggap remajalah yang sering membuat keonaran, mabuk-
mabukan ataupun mengganggu ketenteraman masyarakat mereka dianggap remaja yang
memiliki moral rusak. Pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek dan untuk
merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang
penuh keikhlasan.

D. Solusi dan Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas


1. Menanamkan Nilai-nilai Agama, Moral, dan Etika
Pendidikan agama, moral dan etika dalam keluarga, kerja sama guru, orang tua dan tokoh
masyarakat. Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan intelektual, tetapi
juga mengembangkan kemauan emosional agar dapat mengembangkan rasa percaya diri,

8
mengembangkan ketrampilan mengambil keputusan yang baik dan tepat, mengembangkan rasa
harga diri, mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, yang mampu mengatakan “tidak” tanpa
beban dan tanpa mengikuti orang lain.

2. Penyuluhan pada Remaja


Dalam penyuluhan pada remaja perlu dibahas secara singkat anatomi dan fisiologi alat
kelamin, serta fisiologi hubungan seksual. Juga variasi dan penyimpangannya yang masih
dianggap dalam batas-batas normal perlu dikemukakan. Semua itu dilakukan dengan latar
belakang norma-norma yang berlaku, termasuk agama dan pandangan masyarakat.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pergaulan bebas juga sering didefinisikan sebagai melencengnya pergaulan seseorang dari
pergaulan yang benar. Pergaulan bebas diidentikkan sebagai bentuk dari pergaulan di luar batas
atau bisa juga disebut pergaulan liar. Padahal sebenarnya suatu pergaulan bebas bisa membawa
pengaruh positif atau pun pengaruh negatif tergantung pada individu itu sendiri. Positif yang
dimaksud di sini adalah bebas bisa berteman atau menjalin hubungan tanpa membeda bedakan
satu sama lain. Misalnya orang kulit putih berteman dengan orang kulit hitam, orang Indonesia
berteman dengan orang Malaysia dan lain sebagainya.

9
Akibat dari pergaulan bebas berorientasi negatif yang dia lakukan akan berdampak bagi
dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental. Walaupun perbuatan itu dapat
memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja. Pergaulan
bebas yang dilakukannya akan membawa dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai
penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur.

B. Saran
1. Kepada pihak orang tua, berikan semua yang terbaik untuk anak tetapi tetap
memperhatikan dalam membimbing dan mengarahkan remaja dengan dalam
memberikan pandangan yang benar mengenai persepsi pacaran agar terhindar dari seks
bebas.
2. Kepada generasi muda agar menetapkan tujuan dan arah hidup yang jelas, belajar lebih
mengenal diri sendiri, meningkatkan keimanan dan ketakwaannya dengan mengisi
kegiatan yang bermanfaat serta bergaul dengan teman secara benar sehingga dapat
terhindar dan terjerumus pada perilaku seks bebas.

DAFTAR PUSTAKA

Gunarso, Singgih D. 1988. Psikologi perkembangan. Jakarta: PT Gramedia.

Husniaty, E. Noor. 2006. Menjadi Remaja Kreatif dan Mandiri. Yogyakarta: Dozz Publisher.

Kartono, Kartini. 1988. Psikologi Remaja. Bandung: PT. Rosda Karya.

10

Anda mungkin juga menyukai