Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERGAULAN BEBAS

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK 4
1.FARIS FATIANSYAH[KETUA]
2.AHMAD FARIZKI
3.ANNISA SALSABILAH
4.ANNISYAH SABRINA AL ZAHRA
5.AQIILA PUTRI SANIA
6.LAUDYA SHINTYA BELLA
7.MARSAFITRI ERHUSNADIA
8.M GHIFFARY ZAFRAN
9.NIKITA AYU YOLANDA
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang
“Pergaulan Bebas” sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Shalawat dan
salam selalu tercurah kepada junjungan kita baginda Rasulullah SAW, yang telah
membawa manusia dari alam jahiliah menuju alam yang berilmu seperti sekarang ini.
Makalah ini dapat hadir seperti sekarang ini tak lepas dari bantuan banyak pihak.
Untuk itu sudah sepantasnyalah kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-
besar buat mereka yang telah berjasa membantu kami selama proses pembuatan
makalah ini dari awal hingga akhir.
Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih ada hal-hal yang belum
sempurna dan luput dari perhatian kami. Baik itu dari bahasa yang digunakan maupun
dari teknik penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dan kerendahan
hati, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian demi
perbaikan makalah ini ke depannya.
Akhirnya, besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat yang
berarti untuk para pembaca. Dan yang terpenting adalah semoga dapat turut serta
memajukan ilmu pengetahuan.

DAFTAR ISI
 BAB I PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang

 B. Rumusan Masalah

 BAB II PEMBAHASAN

 A. Pengertian Pergaulan Bebas

 B. Faktor-faktor Penyebab Pergaulan

 1. Karena Kehidupan Iman yang Rapuh

 2. Kurangnya Perhatian Orang Tua

 3. Pelampiasan Diri

 4. Salah Bergaul

 5. Kegagalan Remaja Menyerap Norma

 6. Perubahan Zaman

 7. Faktor Kesadaran atau Kedewasaan

 8. Faktor Budaya

 9. Faktor Keseimbangan Hidup

 C. Dampak Pergaulan Bebas

 D. Solusi dan Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas

 1. Menanamkan Nilai-nilai Agama, Moral, dan Etika

 2. Penyuluhan pada Remaja

BAB III PENUTUP

 A. Kesimpulan

 B. Saran
BAB I 

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para pemuda dan
pemudi yang terjerumus ke dalam lembah perzinaan (seks bebas), disebabkan terlalu
jauhnya kebebasan mereka dalam bergaul, faktor utama masalahnya adalah kurangnya
pemahaman masyarakat saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara pria dan wanita.
Di samping itu didukung oleh arus modernisasi yang telah mengglobal dan lemahnya
benteng keimanan kita mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa penyeleksian
yang ketat. Anak remaja sekarang banyak menyalah artikan arti pergaulan bebas yang
sebenarnya. Mereka hanya tahu kalau kita bebas melakukan perbuatan apa pun itulah
yang ada di benak mereka semua. Salah satu contoh yang selalu dilakukan anak
remaja sekarang adalah seks bebas.
Biasanya para remaja melakukan perbuatan-perbuatan memalukan itu karena
rasa ingin tahunya dan ingin mencoba sesuatu. Seperti halnya seks bebas, mereka
melihat adegan-adegan yang melanggar agama akhirnya nafsu mereka bergerak dan
ingin mencobanya. Mereka pun melakukan hal itu dengan pasangannya tapi bukan
istrinya melainkan bersama dengan pacar mereka. Untuk itu saya mencoba
mengangkat judul bahaya pergaulan bebas, agar para pembaca terkhusus untuk para
remaja sekarang untuk menghindari pergaulan bebas dan tahu dampak dari pergaulan
bebas tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pergaulan bebas?
2. Apa faktor-faktor penyebab pergaulan dan seks bebas?
3. Apa bahaya dan dampak pergaulan bebas?
4. Bagaimana solusi dan upaya mencegah pergaulan dan seks bebas?

BAB II 
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab
manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain,
dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal
relationship). Pergaulan juga adalah hak asasi manusia setiap individu dan itu harus
dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi
dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu merupakan pelanggaran HAM. Jadi
pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma
agama, norma budaya, norma kesopanan, serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau
secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan
norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti
saat ini.
Pergaulan bebas juga sering didefinisikan sebagai melencengnya pergaulan
seseorang dari pergaulan yang benar. Pergaulan bebas diidentikkan sebagai bentuk
dari pergaulan di luar batas atau bisa juga disebut pergaulan liar. Padahal sebenarnya
suatu pergaulan bebas bisa membawa pengaruh positif atau pun pengaruh negatif
tergantung pada individu itu sendiri. Positif yang dimaksud di sini adalah bebas bisa
berteman atau menjalin hubungan tanpa membeda bedakan satu sama lain. Misalnya
orang kulit putih berteman dengan orang kulit hitam, orang Indonesia berteman
dengan orang Malaysia, dan lain sebagainya.
Dikategorikan negatif jika pergaulan bebas tersebut telah menjerumus menjadi
salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah
melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering
kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu
labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar.
Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman
yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia
dalam kemajuan bangsa.

B. Faktor-faktor Penyebab Pergaulan


Dalam perkembangannya, kehidupan di jaman yang telah maju ini memiliki
dampak bagi masyarakat terlebih lagi dalam pergaulan remaja masa kini. Pergaulan
pada remaja masa kini telah jauh dari batas norma yang telah ditetapkan. Telah
banyak penyimpangan yang dilakukan oleh para remaja dalam pergaulannya, seperti
seks bebas. Oleh karena itu tidak aneh jika jumlah penderita HIV/AIDS dan wanita
terutama dari kalangan remaja/anak sekolah yang hamil di luar nikah. Hal ini
dikarenakan sekarang mereka sangat begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus
orang-orang dewasa.
Bahkan sekarang pelakunya bukan saja mahasiswa dan anak SMA saja, namun
sudah merambat sampai ke anak SMP. Sekitar 60-80% remaja mengaku pernah
melakukan hubungan seks, ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik
di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Rata-rata mereka
berusia 16-25 tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Menengah
Atas (SMA) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-
anak yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Awal mula seorang remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah salah
bergaul dan mudah terpengaruh oleh temannya yang tidak benar. Kebanyakan remaja
ini ingin dipuji dan dikatakan gaul oleh teman-temannya tanpa memikirkan dampak
dan akibat yang berkelanjutan. Maksud dari salah bergaul adalah bukan berarti kita
harus memilih-milih dalam bergaul, kita boleh saja bergaul dengan siapa pun asalkan
kita jangan mudah terpengaruh dan tetap berpegang teguh kepada norma-norma
agama dan norma hukum yang berlaku, karena gaul tidak harus melakukan seks
bebas.
Oleh karena itu kita sebagai remaja harus membiasakan berpikir panjang ke
depan sebelum melakukan sesuatu hal, apalagi yang belum kita ketahui dampak baik
dan buruknya bagi diri kita, keluarga dan orang lain. Berikut Beberapa faktor yang
mendorong para remaja untuk melakukan seks bebas adalah sebagai berikut:
1. Karena Kehidupan Iman yang Rapuh
Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian,
pemahaman dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa
dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun. Seseorang dapat melakukan seks bebas
karena kurangnya keimanan dalam dirinya. Oleh sebab itu sejak dini para remaja dan
mahasiswa harus meningkatkan pengetahuan tentang agamanya sendiri, karena agama
adalah tumpuan bagi hidup kita. Jika pengetahuan tentang agama saja minim, apalagi
pengetahuan di luar agama tentu sangat minim. Ini sebenarnya faktor terpenting dalam
membekali orang muda menjalani hidup. Orang muda yang imannya tidak andal,
memiliki kecenderungan untuk tidak berjalan dalam jalan Tuhan, termasuk tidak
berdoa untuk pergaulan mereka.
Sebaliknya yang imannya andal dan berjalan dalam jalan Tuhan, jelas akan
menuai dalam damai sejahtera. Agama dan keimanan merupakan landasan hidup
seorang individu. Tanpa agama hidup mereka akan kacau, karena mereka tidak
mempunyai pandangan hidup. Agama dan keimanan juga dapat membentuk
kepribadian individu. Dengan agama individu dapat membedakan mana yang baik dan
mana yang tidak. Tetapi pada remaja yang ikut ke dalam pergaulan bebas ini biasanya
tidak mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak.

2. Kurangnya Perhatian Orang Tua


Orang tua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak. Perhatian
orang tua sangat diperlukan oleh seseorang karena orang tualah yang paling dekat
dengannya. Bimbingan orang tua sangat berpengaruh pada tingkah laku seseorang.
Apabila orang tua kurang memberi pengarahan serta pengetahuan maka seorang anak
akan mudah terjerumus dalam pergaulan bebas. Tetapi ada juga anak yang memang
memiliki kepribadian buruk, walaupun orang tuanya sudah memberikan perhatian
yang cukup serta pengarahan yang cukup pula, anak yang tergolong memiliki
kepribadian buruk akan senantiasa tidak mendengarkan perkataan orang tuanya. Hal
tersebut akan meninggalkan penyesalan pada akhir perbuatan remaja atau mahasiswa
tersebut.
3. Pelampiasan Diri
Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat,
seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat
dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus asa
dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas.
4. Salah Bergaul
Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi para remaja dan
mahasiswa. Apabila seorang remaja atau mahasiswa salah dalam memilih teman maka
akibatnya akan fatal. Memilih teman berarti memilih masa depan, maka siapa pun
yang ingin masa depannya cerah di tengah arus globalisasi, serta luas ilmu dan
wawasannya, maka ia harus pandai dalam memilih teman. Seseorang akan dipastikan
rusak masa depannya jika bergaul dengan orang-orang yang membenarkan
kemaksiatan.
5. Kegagalan Remaja Menyerap Norma
Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh
modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi budaya. Boleh saja kita mengikuti
modernisasi namun tetap harus disesuaikan dengan norma-norma adat dan budaya
serta agama yang ada. Perubahan zaman faktor ini juga adalah hal yang cukup kuat
menjadi penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja.
6. Perubahan Zaman
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang atau
yang lebih sering dikenal dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih tertarik untuk
meniru kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaan kita, sehingga memicu
mereka untuk bergaul seperti orang barat yang lebih bebas.

7. Faktor Kesadaran atau Kedewasaan


Faktor ini bukan hanya umurnya yang kurang, tetapi orang muda pada umumnya
memang memiliki kecenderungan belum memiliki modal yang cukup dalam
mempertimbangkan, memutuskan, dan melakukan segala sesuatu. Misalnya
pengalaman belum cukup, usia masih sedikit, kedewasaan belum penuh, pertimbangan
belum matang, kurang menyadari akan bahaya, cenderung meremehkan hal-hal yang
sebenarnya penting, belum dapat menghayati sakitnya akibat dari tindakan yang salah,
sehingga sering terjebak dalam langkah yang berbahaya. Ditambah lagi
kecenderungan orang muda ingin mencoba-coba sesuatu yang baru yang belum
pernah dirasakan atau dialaminya.
8. Faktor Budaya
Orang muda cenderung menganggap bahwa pergaulan bebas adalah budaya
orang muda jaman sekarang. Mereka merasa pergaulan bebas adalah hak mereka.
Mereka mengatakan sekaranglah waktunya bergaul sebebas-bebasnya. Hal ini
menimbulkan budaya iseng. Daripada dikatakan tidak gaul, mereka akhirnya bergaul
sebebas-bebasnya.
9. Faktor Keseimbangan Hidup
Orang muda memiliki potensi, tenaga, idealisme, semangat yang sedang
bertumbuh dan sedang mekar-mekarnya, termasuk nafsu seksualitasnya, dll. Kondisi
ini jika tidak didukung prinsip-prinsip rohani yang kuat, penguasaan diri yang baik,
dan pendampingan dari seorang senior yang andal akan berakibat fatal. Maka banyak
kehidupan orang muda cenderung menjadi liar.

C. Dampak Pergaulan Bebas


Akibat dari pergaulan bebas berorientasi negatif yang dia lakukan akan
berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental.
Walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua
hanya kenikmatan sesaat saja. Pergaulan bebas yang dilakukannya akan membawa
dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya hidup yang
tidak teratur. Sedangkan dalam segi mental maka pelaku kenakalan remaja tersebut
akan mengantarnya kepada mental-mental yang lembek, berpikirnya tidak stabil dan
kepribadiannya akan terus menyimpang dari segi moral dan akhirnya akan menyalahi
aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama tidak ada yang
mengarahkan.
Bagi keluarga anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi
tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Dan oleh
para orang tuanya apabila anaknya berkelakuan menyimpang dari ajaran agama akan
berakibat terjadi ketidakharmonisan di dalam keluarga, komunikasi antara orang tua
dan anak akan terputus. Dan tentunya ini sangat tidak baik, sehingga mengakibatkan
anak remaja sering keluar malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya
bersama teman-temannya untuk bersenang-senang dengan jalan minum-minuman
keras, mengonsumsi narkoba dan narkotika.
Pergaulan bebas menyebabkan keluarga merasa malu serta kecewa atas apa yang
telah dilakukan oleh remaja. Yang mana ke semuanya itu hanya untuk melampiaskan
rasa kekecewaannya saja terhadap apa yang terjadi dalam kehidupannya. Di dalam
kehidupan bermasyarakat sebenarnya remaja sering bertemu orang dewasa atau para
orang tua, baik itu di tempat ibadah ataupun di tempat lainnya, yang mana nantinya
apa pun yang dilakukan oleh orang dewasa ataupun orang tua itu akan menjadi
panutan bagi kaum remaja.
Dan apabila remaja sekali saja berbuat kesalahan dampaknya akan buruk bagi
dirinya, dan keluarga. Sehingga masyarakat menganggap remajalah yang sering
membuat keonaran, mabuk-mabukan ataupun mengganggu ketenteraman masyarakat
mereka dianggap remaja yang memiliki moral rusak. Pandangan masyarakat tentang
sikap remaja tersebut akan jelek dan untuk merubah semuanya menjadi normal
kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan.

D. Solusi dan Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas


1. Menanamkan Nilai-nilai Agama, Moral, dan Etika
Pendidikan agama, moral dan etika dalam keluarga, kerja sama guru, orang tua
dan tokoh masyarakat. Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan
intelektual, tetapi juga mengembangkan kemauan emosional agar dapat
mengembangkan rasa percaya diri, mengembangkan ketrampilan mengambil
keputusan yang baik dan tepat, mengembangkan rasa harga diri, mengembangkan
ketrampilan berkomunikasi, yang mampu mengatakan “tidak” tanpa beban dan tanpa
mengikuti orang lain.
2. Penyuluhan pada Remaja
Dalam penyuluhan pada remaja perlu dibahas secara singkat anatomi dan
fisiologi alat kelamin, serta fisiologi hubungan seksual. Juga variasi dan
penyimpangannya yang masih dianggap dalam batas-batas normal perlu
dikemukakan. Semua itu dilakukan dengan latar belakang norma-norma yang berlaku,
termasuk agama dan pandangan masyarakat.

BAB III 
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pergaulan bebas juga sering didefinisikan sebagai melencengnya pergaulan
seseorang dari pergaulan yang benar. Pergaulan bebas diidentikkan sebagai bentuk
dari pergaulan di luar batas atau bisa juga disebut pergaulan liar. Padahal sebenarnya
suatu pergaulan bebas bisa membawa pengaruh positif atau pun pengaruh negatif
tergantung pada individu itu sendiri. Positif yang dimaksud di sini adalah bebas bisa
berteman atau menjalin hubungan tanpa membeda bedakan satu sama lain. Misalnya
orang kulit putih berteman dengan orang kulit hitam, orang Indonesia berteman
dengan orang Malaysia dan lain sebagainya.
Akibat dari pergaulan bebas berorientasi negatif yang dia lakukan akan
berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental.
Walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua
hanya kenikmatan sesaat saja. Pergaulan bebas yang dilakukannya akan membawa
dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya hidup yang
tidak teratur.

B. Saran
1. Kepada pihak orang tua, berikan semua yang terbaik untuk anak tetapi tetap
memperhatikan dalam membimbing dan mengarahkan remaja dengan dalam
memberikan pandangan yang benar mengenai persepsi pacaran agar terhindar dari
seks bebas.
2. Kepada generasi muda agar menetapkan tujuan dan arah hidup yang jelas, belajar
lebih mengenal diri sendiri, meningkatkan keimanan dan ketakwaannya dengan
mengisi kegiatan yang bermanfaat serta bergaul dengan teman secara benar
sehingga dapat terhindar dan terjerumus pada perilaku seks bebas.

Anda mungkin juga menyukai