Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERGAULAN REMAJA DAN UPAYA PENCEGAHAN


SEKS BEBAS

DISUSUN OLEH

1. Natasya Anggi Ramadhevi ()


2. Muhammad Ilyas Baihaqi ()
3. Dewi Ratih Oktariatno Putri ()
4. Laela Putri Rahmadani ()
Prodi/Kelas : S1 Keperawatan/B
Semester :2

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
Kata Pengantar

Puja-puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Hanya kepada-Nyalah kami
memuji dan hanya kepada-Nyalah kami memohon pertolongan. Tidak lupa shalawat serta
salam kami haturkan kepada junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam. Risalah beliau lah yang bermanfaat bagi kita semua sebagai petunjuk menjalani
kehidupan. Dan semoga kita mendapatkan syafaat beliau di akhirat nanti.
Dan dengan pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pergaulan Remaja dan Upaya Pencegahan Seks Bebas”. Kami ucapkan terima kasih kami
haturkan kepada Ibu Dr. Sri Susanti, M.A selaku Dosen Pengampu mata kuliah Akhlak dan
Muamalah sebagai pembimbing dalam pembuatan makalah ini. Serta tidak lupa ucapan
terima kasih kepada teman-teman yang membatu pembuatan makalah ini sehingga dapat
selesai dengan tepat waktu.
Kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Hal tersebut seiring dengan perubahan fisik, biologis, dan psikologis untuk menuju
pada kematangan baik secara jasmani, rohani, kemampuan berpikir, maupun
emosionalnya. Sebagian besar orang berpendapat bahwa masa muda merupakan masa
yang indah dan penuh kebahagiaan. Tetapi, jika dikatakan benar sedemikian tidak
mungkin. Hal ini dikarenakan di samping masa remaja adalah masa yang indah, masa
remaja juga merupakan masa yang berbahaya, jika tidak diimbangi dengan ilmu,
iman, dan kesiapan mental dalam menjalaninya. Masa ini dikatakan sebagai masa
krisis dikarenakan pada masa ini, umumnya remaja sedang labil dalam memutuskan
sesuatu. Pola emosi remaja pada masa ini masih belum stabil dan cenderung sama
dengan pola emosi anak-anak dewasa.
Disamping itu, di era milenial dan global pada saat ini memungkinkan
terjadinya pesatnya arus informasi. Hal ini berdampak pada pergaulan remaja
sehingga sangat rentan terhadap pergaulan bebas. Pergaulan bebas adalah
melencengnya tatanan pergaulan seseorang dari pergaulan yang benar. Pergaulan
bebas umumnya identik dengan perilaku seks bebas. Sedangkan, definisi seks bebas
atau seks pra nika sendiri adalah perilaku seksual remaja yang dilakukan tanpa adanya
ikatan pernikahan sebelumnya.
Keluarga yang pada dasarnya mempunyai peranan untuk membentuk
perkembangan, kepribadian dan sebagai pengontrol bagi anak remajanya untuk dapat
memberikan batasan-batasan dalam menjalani kehidupan sosial serta tempat
pendidikan bagi remaja mulai semakin terkikis dengan masuknya era modernisasi.
Dengan kurang tanggapnya pada diri orang tua mengenai Pentingnya aturan-aturan
bagi remajanya, mengakibatkan remaja merasa bebas untuk menerima segala
informasi yang di dapat dari luar baik ha tersebut mengarahan kepergaulan bebas
seperti melakukan seks bebas. Dengan ditinjau adanya pendukung seperti internet,
tayangann-tayangan yang menjurus pada seks bebas dan banyaknya video porno yang
beredar semakin menyakinkan remaja untuk meniru hal tersebut.
Menurut dari sejumlah penelitian, hubungan seks pra nikah terjadi justru
banyak diawali bukan dengan permintaan lisan tapi lewat rangsangan langsung pada
pacarnya. Sering kali perempuan terlena dan hanyut dalam seks sebelum nikah.
Risiko seks sebelum nikah bukan soal lost virginity atau pregnant. Ada risiko PMS
(Penyakit Menular Seksual). Karena tidak ada yang tahu apakah seseorang itu sama
sekali belum pernah di sentuh, hamil dan memakai alat kontrasepsi. Risiko
selanjutnya yaitu pada dosa dan siksa Allah buat orang yang berzina. Hal ini cuma
ada dalam keyakinan seorang muslim bahwa Allah tidak pernah bohong dengan janji-
janjinya. Banyak remaja sekarang yang menyepelekan urusan dosa padahal itu realita.
Pasti akan datang buat para pendosa. Hidup itu tidak sekedar di dunia, tapi juga ada
kehidupan selanjutnya; akhirat.
Fenomena-fenomena buruk mengenai pergaulan remaja di masa sekarang
membuat kami turut prihatin. Oleh karena itu, hal tersebut dapat dicegah dengan
sosialisasi penanaman dan pengenalan seks sedini mungkin, pendampingan yang kuat
terhadap remaja, serta melakukan kegiatan preventif untuk mencegah dan
menanggulangi terjadinya seks bebas pada remaja. Hal itu telah tertuang dalam aturan
Agama Islam dalam Q.S Al Mu’minun: 1-7. Itulah Islam, agama yang memiliki
kepedulian besar terhadap umatnya untuk senantiasa berakhlakul karimah.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, oleh karena
itu, penulis mengangkat judul mengenai “Pergaulan Remaja dan Upaya Pencegahan
Seks Bebas”. Hal ini merujuk pada pergaulan remaja yang identik dengan seks bebas
atau seks pra nikah di era global saat ini yang sudah banyak menyimpang dari norma-
norma sosial maupun agama.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pergaulan remaja saat ini?
2. Apa itu seks bebas?
3. Apa dampak yang dapat ditimbulkan dari seks bebas?
4. Bagaimana upaya pencegahan seks bebas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pergaulan remaja pada masa sekarang
2. Untuk mengetahui definisi atau arti dari seks bebas
3. Untuk mengetahui dampak buruk yang dapat ditimbulkan dari seks bebas,
baik bagi diri sendiri, orang lain, maupun terhadap lingkungan sekitar
4. Untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan agar dapat terhindar dari
bahaya seks bebas
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kondisi pergaulan remaja saat ini


Definisi remaja adalah masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang dari
masa kanak-kanak menujudewasa yang dimulai pada usia 13-21 tahun. (Zakiah
Darajat, 1970 : 69 – 72). Batas usia remaja yang hampir disepakati oleh para ahli
adalah usia 13 – 21 tahun. Ciri-ciri remaja yaitu:
1. Periode pubertas yang menonjol
2. Suka menentang, berontak, dan membantah
3. Kurang teliti dan hati-hati dalam bertindak
4. Emosionalnya belum stabil
5. Rasa ingin tahunya besar
6. Selalu ingin dituruti keinginannya (keras kepala)
7. Suka berangan-angan (berimajinasi)
8. Cenderung selalu merasa benar
9. Cenderung sulit diatur
10. Umumnya berpikir spontan (berpikir pendek)
Sedangkan, masa remaja sendiri adalah masa yang memiliki arti dan gejala-
gejala tersendiri yang berbeda dengan masa-masa lain dalam hidupnya. Masa ini
adalah masa yang menghubungkan masa kanak-kanak dengan masa dewasa dan
banyak menimbulkan gejolak jiwa, sebagi dampak dari perubahan-perubahan fisik,
sosial dan emosional yang besar. Perubahan-perubahan tersebut membuat masa
remaja menjadi masa remaja yang kompleks.
Pergaulan adalah
Pergaulan remaja adalah
Kondisi pergaulan remaja saat ini cenderung buruk dikarenakan arus
globalisasi yang pesat yaitu banyaknya akses informasi yang bisa dengan mudahnya
didapat. Baik melalui media cetak, media elektronik ataupun yang terbaru melalui
dunia maya atau internet. Informasi-informasi tersebut dapat berupa hal yang positif
maupun negatif. Salah satu informasi negatif yang banyak menjadi perhatian adalah
informasi mengenai konten-konten dewasa, yang dapat diakses oleh semua orang
dengan mudah terutama melalui internet. Dikhawatirkan dengan banyaknya arus
informasi tanpa batasan tersebut dapat merubah persepsi remaja mengenai seks dan
seksualitas. Keluarga dan sekolah merupakan tempat yang tepat bagi remaja untuk
mendapatkan informasi yang benar mengenai pendidikan seks, karena biasanya
remaja mengambil contoh dari prilaku orang tua dan orang dewasa lain di sekitarnya.
Memang sampai saat ini banyak orang yang masih merasa tabu untuk membicarakan
masalah seks tersebut dengan sesama orang dewasa apalagi dengan anak-anak.
Faktor penyebab pergaulan remaja yang tidak sehat, yaitu
1. Kurangnya kasih sayang dan perhatian orang tua.
2. Kekosongan jiwa
3. Kemajuan teknologi informasi. (media yang merusak, baik media cetak
buku, Majalah, maupun media audio visual).
4. Bergaul dan berinteraksi dengan kelompok yang menyimpang.
5. Kesenjangan antara kelompok remaja dan kaum tua
6. Anggapan yang salah terhadap Islam
7. Bisnis aurat (Q.S : Al-A’raaf : 26), Q.S. An-Nur : 31), (Q.S Al- Ahzab :
59)
8. Terjebak mistik dan praktek ibadah kafirun.
B. Definisi Seks Bebas
Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan oleh laki-laki dan wanita
tanpa adanya ikatan pernikahan (Sundari, 2008). Umumnya hubungan seks bebas
merupakan fenomena dari pergaulan bebas yang berkaitan dengan hubungan seks pra
nikah. Fenomena ini menjadi dampak buruk yang dapat ditimbulkan dari pergaulan
remaja yang tidak sehat.
Faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya seks bebas yaitu
1. Pengaruh media elektronik dan media cetak.
2. Pengaruh lingkungan.
3. Rendahnya pendidikan moral agama,
4. Minimnya ilmu pengetahuan tentang seks.
5. Perubahan hormon ketika seseorang memasuki masa remaja, yang
mengakibatkan organ-organ seks menjadi matang dan membutuhkan
penyaluran.
6. Motivasi untuk mewujudkan rasa sayang dan cinta yang didominasi oleh
perasaan kedekatan dan gairah komitmen yang jelas.
7. Rasa ingin tahu yang besar untuk mencoba berbagai hal yang belum
diketahui.
C. Dampak Buruk yang Ditimbulkan dari Seks Bebas
1. Bagi remaja
a) Remaja pria menjadi tidak perjaka dan remaja wanita menjadi tidak
perawan
b) Menambah risiko tertularnya PMS (Penyakit Menular Seksual)
c) Remaja putri terancam kehamilan yang tidak diinginkan
(pengguguran kandungan yang tidak aman, infeksi organ
reproduksi, kemandulan, dan kematian karena perdarahan
keracunan kehamilan, atau usia ibu yang belum matang)
d) Munculnya trauma kejiwaan (depresi, anxiety, rendah diri, rasa
berdosa, serta hilang harapan masa depan)
e) Kemungkinan hilangnya kesempatan untuk melanjutkan studi atau
kesempatan kerja
f) Kemungkinan besar melahirkan bayi yang tidak sehat
2. Bagi keluarga
a) Menimbulkan aib keluarga
b) Menimbulkan beban ekonomi keluarga
c) Pengaruh kejiwaan bagi anak yang dilahirkan akibat sanksi sosial
atau tekanan dari ejekan (ejekan)
3. Bagi masyarakat
a) Meningkatnya remaja putus sekolah sehingga kualitas Sumber
Daya Manusia di masyarakat menurun
b) Meningkatkan angka kematian ibu dan bayi
c) Menambah beban ekonomi masyarakat sehingga derajat
kesejahteraan masyarakat menurun.
D. Upaya Pencegahan Seks Bebas
1. Memperkuat Pendidikan Agama
Anak yang mempunyai dasar pendidikan agama serta moral yang
kokoh tidak akan mudah terjerumus ke dalam seks bebas, karena ia tahu
dan bisa membedakan hal yang benar dan salah. Pendidikan agama dan
moral dapat memperkuat iman seseorang sejak dini. Jika sejak kecil
seseorang telah tertanam mengenai pengertian benar dan salah, biasanya ia
akan dapat menghindari seks bebas yang jelas – jelas merupakan hal yang
tidak benar.
2. Memilih Teman
Seperti telah disebutkan diatas, pemilihan teman yang kurang sesuai
akan mempermudah seseorang terjerumus ke dalam pergaulan yang bebas.
Karena itulah penting untuk memilih teman dan mengenali tipe
kepribadian manusia yang sekiranya dapat memberikan pengaruh positif,
seperti bagaimana cara menjadi pribadi yang menyenangkan.
3. Mempererat Hubungan Orang tua dan Anak
Hubungan orang tua dan anak yang erat secara langsung akan
memberikan pengawasan yang lebih baik kepada anak. Jika anak dekat
dan terbuka dengan orang tua, mereka akan dapat langsung bertanya
mengenai berbagai macam persoalan bahkan yang dianggap sensitif dan
tabu seperti seks bukannya mencari informasi yang bisa jadi menyesatkan
pada pihak lain.
4. Memberikan Pendidikan Seks Pada Anak dan Remaja
Keingin tahuan remaja mengenai hal yang berkaitan dengan seksualitas
terkadang tidak mendapatkan penyaluran yang benar, sehingga mereka
terkadang akan mencari tahu melalui jalan yang salah. Informasi yang
berkaitan dengan seksualitas sepatutnya didapatkan anak sejak dini, tentu
saja disesuaikan dengan bahasa yang cocok dengan usia anak. Dengan
demikian mereka juga dapat mengetahui bahaya dan akibat dari pergaulan
bebas.
5. Menghindari Lingkungan yang Tidak Kondusif
Setelah keluarga, tempat anak bersosialisasi adalah lingkungan. Jika
anak berada pada lingkungan yang positif, yaitu yang memegang teguh
maka ia juga akan mencontoh hal yang positif tersebut dan sebaliknya.
Apabila anak berada pada lingkungan yang tidak kondusif maka pengaruh
dari lingkungan tersebut bisa membuatnya menjadi berperilaku
menyimpang dari norma sosial yang ada.
6. Memperluas Pengetahuan
Ada kutipan yang menyatakan bahwa knowledge is power, artinya
pengetahuan adalah kekuatan yang akan membuka cakupan wawasan yang
luas. Seseorang akan mudah menentukan pilihan hidupnya karena ia sudah
mengetahui banyak tentang berbagai sisi dan dampak dari pilihan – pilihan
yang dia buat. Sebaliknya, apabila seseorang hanya memiliki sedikit
pilihan, ia tidak akan tahu bahwa ada banyak pilihan yang lebih baik untuk
kehidupannya. Misalnya, jika ia tidak mempunyai pilihan lain selain gaya
hidup bebas, maka ia tidak akan dapat melakukan cara menghindari
pergaulan bebas.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan:


• Definisi remaja adalah masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang dari masa
kanak-kanak menujudewasa yang dimulai pada usia 13-21 tahun. (Zakiah Darajat,
1970 : 69 – 72). Batas usia remaja yang hampir disepakati oleh para ahli adalah usia
13 – 21 tahun.
• Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan oleh laki-laki dan wanita tanpa
adanya ikatan pernikahan (Sundari, 2008). Umumnya hubungan seks bebas
merupakan fenomena dari pergaulan bebas yang berkaitan dengan hubungan seks pra
nikah. Fenomena ini menjadi dampak buruk yang dapat ditimbulkan dari pergaulan
remaja yang tidak sehat.
• Dampak Buruk yang ditimbulkan dari Seks Bebas antara lain:
1. Bagi remaja pria men jadi tidam perjaka dan wanita menjadi tidak perawan
sebelum menikah, menambah risiko tertularnya penyakit menular seksual, remaja
putri terancam kehamilan yang tidak diinginkan menimbulkan trauma kejiwaan,
kemungkinan hilangnya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan atau kesempatan
kerja, kemungkinan terparah ialah melahirkan bayi yang tidak sehat.
2. Bagi keluarga akan menimbulkan aib, beban ekonomi keluarga, dan ejekan akibat
sanksi sosial.
3. Bagi masyarakat dapat meningkatkan remaja putus sekolah sehingga sumber daya
di masyarakat menurun, meningkatkan kematian ibu dan bayi, menambah beban
ekonomj masyarakat dan membuat derajat kesejahteraan menurun.
• Upaya Pencegahan Seks Bebas:
1. Memperkuat Pendidikan Agama
2. Memilih teman
3. Mempererat hubungan orang tua dan anak
4. Memberi pendidikan seks pada anak dan remaja
5. Menghindari lingkungan yang tidak kondusif
6. Memperluas pengetahuan

SARAN

• Sebaiknya remaja terlebih dahulu melihat segala sesuatu dari berbagai sudut
pandang, dengan demikian remaja lebih dapat memfilter diri sendiri untuk tidak
terjerumus terhadap hal-hal yang tidak sesuai nilai dan norma di masyarakat.
Contohnya dengan mengikuti kegiatan agama atau menyibukkan diri dengan kegiatan
yang bermanfaat. Melakukan hal-hal positif, menjauhi hal-hal negatif seperti
penggunaan obat-obat terlarang, pergaulan bebas, bolos sekolah dan tawuran. Dengan
begitu, remaja diharapkan dapat mengembangkan bakat dan kemampuan untuk
meningkatkan nilai yang ada dalam dirinya.
• Perlunya diberikan penyuluhan kepada orang tua tentang pendidikan seks bagi
remaja untuk mencegah terjadinya seks bebas dikalangan remaja, agar orang tua dapat
menyampaikan pendidikan seks secara baik dan benar, diharapkan remaja
mendapatkan pendidikan seks langsung dari rumah. Serta pemerintah bisa lebih giat
lagi dalam memberikan penyuluhan pendidikan seks untuk mencegah terjadinya seks
bebas.

D. remaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru
E. apa yang dilihat atau didengar dari pergaulan, teman maupun media
massa
F. karena pada umumnya mereka belum pernah mengetahui masalah seksual secara
G. lengkap dari orang tuanya. Di sinilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk
H. dapat memberikan pendidikan seks yang baik kepada anak dan melakukan
I. komunikasi yang terbuka mengenai hal ini. Namun kenyataannya banyak orang
J. tua yang menganggap pendidikan seks pada anak merupakan hal yang tabu,
K. sehingga jarang sekali pendidikan seks tersebut diterapkan dalam sebuah
L. keluarga.
M. Dengan adanya berbagai fenomena pergaulan bebas di kalangan remaja
N. yang semakin banyak terjadi, membuat orang tua semakin khawatir
dengan
O. pergaulan bebas para remaja. Namun, seharusnya remaja mampu menyelesaikan
P. tugas perkembangan terhadap diri mereka sendiri tentang tantangan pergaulan
Q. bebas yang berupa perilaku negatif sebagai ekspresi penolakan remaja, seperti
R. perilaku seks pranikah, konsumsi alkohol dan narkoba, clubbing, konsumsi
S. pornografi dan cybersex, merokok, dan perkelahian antar geng.
T. Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka penulis
U. tertarik untuk membuat suatu Karya Ilmiah tentang “Bahaya Pergaulan Bebas
V. Dikalangan Remaja” dengan merujuk kepada pola pergaulan bebas yang ada
W. dilingkungan pergaulan penulis baik itu lingkungan masyarakat maupun
X. lingkungan sekolah serta hubungan terhadap pergaulan bebas yang identik
Y. dengan perilaku seks pranikah remaja, mencoba minum-minuman keras,
Z. narkotika yang pada akhirnya dapat merugikan remaja itu sendi
AA. remaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru
BB. apa yang dilihat atau didengar dari pergaulan, teman maupun
media massa
CC. karena pada umumnya mereka belum pernah mengetahui masalah seksual
secara
DD. lengkap dari orang tuanya. Di sinilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk
EE.dapat memberikan pendidikan seks yang baik kepada anak dan melakukan
FF. komunikasi yang terbuka mengenai hal ini. Namun kenyataannya banyak orang
GG. tua yang menganggap pendidikan seks pada anak merupakan hal yang
tabu,
HH. sehingga jarang sekali pendidikan seks tersebut diterapkan dalam
sebuah
II. keluarga.
JJ. Dengan adanya berbagai fenomena pergaulan bebas di kalangan remaja
KK. yang semakin banyak terjadi, membuat orang tua semakin khawatir
dengan
LL.pergaulan bebas para remaja. Namun, seharusnya remaja mampu menyelesaikan
MM. tugas perkembangan terhadap diri mereka sendiri tentang tantangan pergaulan
NN. bebas yang berupa perilaku negatif sebagai ekspresi penolakan remaja, seperti
OO. perilaku seks pranikah, konsumsi alkohol dan narkoba, clubbing,
konsumsi
PP. pornografi dan cybersex, merokok, dan perkelahian antar geng.
QQ. Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka penulis
RR. tertarik untuk membuat suatu Karya Ilmiah tentang “Bahaya Pergaulan Bebas
SS. Dikalangan Remaja” dengan merujuk kepada pola pergaulan bebas yang ada
TT.dilingkungan pergaulan penulis baik itu lingkungan masyarakat maupun
UU. lingkungan sekolah serta hubungan terhadap pergaulan bebas yang
identik
VV. dengan perilaku seks pranikah remaja, mencoba minum-minuman
keras,
WW. narkotika yang pada akhirnya dapat merugikan remaja itu sendir

Anda mungkin juga menyukai