Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkahn-Nya kami dapat
menyeleseikan Makalah Perkembangan Peserta Didik yang berjudul “Perkembangan Seksual”. Makalah
ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah perkembangan peserte didik.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal agar pembaca dapat mudah memahami isi materi
yang dibahas dalam makalah ini
saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna kritik saran yang membangun saya harapakan, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Larose (1987: 11), seks bukanlah urusan kelenjar saja adakalanya seks
diartikan sebagai pantulan rasa cinta. Oleh karena itu, hubungan seks sering terjadi antara
dua orang yang saling mencintai. Lambat laun akan disadari bahwa seksualitas dalam arti
luas adalah sesuatu yang luas dan amatlah kompleks.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat dinyatakan bahwa seks tidak hanya
menyangkut masalah alat kelamin saja, melainkan berhubungan masalah psikis manusia
yang timbul akibat adanya perbedaan jenis kelamin, yaitu antara laki-laki dan perempuan
yang keduanya merupakan suatu sistem yang memungkinkan terjadinya kehamilan.
2. Fungsi Seksual
Menurut Sarwono (187: 975), seks mempunyai fungsi, sebagai berikut:
a. Seks untuk tujuan reproduksi
Untuk hal ini tidak dibutuhkan persyaratan yang sulit dan hubungan seks ini adalah
yang paling mudah, walaupun ada beberapa pasangan suami istri yang tidak berhasil
mendapatkan keturunan. Mula-mula orang berpendapat,terutama kaum agama, bahwa
fungsi hubungan seks itu semata untuk memperoleh keturunan. Oleh karena itu mereka
berpendapat bahwa seks itu adalah sesuatu yang suci dan hal yang tabu serta patut
dibicarakan terbuka.
b. Seks untuk pernyataan cinta
Juga tidak sulit, meskipun lebih kompleks dari fungsi pertama, karena kejadian ini
didukung oleh ikatan cinta.
c. Seks untuk kenikmatan dan kesenangan
Bentuk fungsi ini adalah merupakan yang paling sulit dibandingkan dengan kedua
fungsi sebelumnya. Disini dituntut kemampuan untuk menghayati hubungan yang
cukup lama dan mampu mengalami orgasme tanpa merugikan salah satu pihak.
Hubungan seks yang merugikan salah satu pihak, misalnya terjadi diluar pernikahan
dan tidak termasuk ke dalam hubungan seks yang benar dan normal.
Saat ini, kita banyak di banjiri oleh berbagai informasi yang bisa dengan mudahnya
didapat. Baik melalui media cetak, media elektronik ataupun yang terbaru melalui dunia
maya atau internet.Informasi-informasi tersebut dapat berupa hal yang positif maupun negatif.
Salah satu informasi negatif yang banyak menjadi perhatian adalah informasi mengenai konten-
konten dewasa, yang dapat di akses oleh semua orang dengan mudah terutama melalui internet.
Dikhawatirkan dengan banyaknya arus informasi tanpa batasan tersebut dapat merubah
persepsi remaja mengenai seksdan seksualit as. Kel uarga dan sekol ah m erupakan
t empat yan g t epat bagi rem aj a unt uk m endapat kan inform asi yan g benar
m engenai pendi dikan seks, karena bi asan ya rem aj a mengambil contoh dari prilaku
orang tua dan orang dewasa lain di sekitarnya.
Memang sampai saat ini banyak orang yang masih merasa tabu untuk
membicarakan masalah seks tersebut dengan sesama orang dewasa apalagi dengan anak-anak.
Tetapi yang harus disadari adalah, biasanya remaja akan mencari panutan dari orang tua, jadi
apabila orang tua hanya diamsaj a t anp a m em beri kan i nform asi yang t ep at m engenai
s eks ual i t as, m aka r em aj a dapat memperoleh informasi yang salah dan menjerumuskan
mereka dalam bahaya.
Ada empat permasalahan yang menyangkut masa depan para remaja dan perlu menjadi
perhatian serius bersama dari berbagi pihak. Keempat permasalahan itu adalah pergaulan bebas;
penyakit menular seksual (PMS) dan HIV/Aids: narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya
(napza); serta pernikahan dini.
Menurut Roslina ada dua tantangan terbesar yang harus dihadapi remaja:
a. Memiliki teman
Setiap orang pasti membutuhkan orang lain untuk menemani mereka dalam suka
dan duka. Sebagai mahluk sosial, secara naluriah manusia pasti akan menjalin
pertemanan dengan orang lain. Di usia remaja, mereka akan berteman dengan
lawan jenis. Ini adalah hal yang alamiah, dan orangtua tak perlu khawatir akan hal
ini. Tantangan terberat bagi remaja adalah saat mereka harus pandai-pandai
menjalin pertemanan. Bagi remaja, kepopuleran seseorang bisa terlihat dari
banyaknya teman yang dimiliki. Sayangnya mereka kerap "terjebak" dalam
pertemanan yang negatif. Roslina menyarankan untuk tidak memilih teman hanya
berdasarkan kepopuleran atau fisiknya saja. Sebaiknya pilih teman yang bisa
membantu melewati tantangan hidup karena dengan cara itu mereka akan
membantu memberi hal yang positif. "Teman yang baik bisa jadi orang yang
menemani hidup dan membuat kita sempurna sebagai manusia. Karena teman
bukan cuma buat senang-senang, tapi juga memberi dan sharing hal-hal positif
jelasnya.
b. Punya identitas diri positif
Masa remaja dianggap sebagai masa yang penuh suasana seru dalam hidup.
Beragam tantangan, masalah, dan keceriaan harus dinikmati remaja sebagai satu
proses pembentukan jati diri dan mengarahkan kehidupan mereka selanjutnya.
Sayang, terkadang masalah ini justru membuat mereka kalah dan terjerumus dalam
hal yang negatif. "Di saat inilah mereka membutuhkan orangtua sebagai teman
untuk berbagi, bukan sebagai penghukum atau tukang ngomel," ungkapnya.
Roslina menambahkan, orangtua harus lebih memberi perhatian dan bisa bersikap
sebagai seorang teman yang baik pada remaja. Bagaimana pun, remaja juga punya
tantangan dan tekanan yang cukup besar untuk membentuk identitas diri yang
positif.
Dalam perkembangannya, remaja dipengaruhi oleh dua jenis kelenjar eksokrin dan
kelenjar endokrin. Pertumbuhan seks remaja sesungguhnya merupakan bagian integral dari
pertumbuhan dan perkembangan fisik secara menyeluruh. Proses pematangan ini pada wanita
diawali umur 9-11 tahun, yaitu pembesaran payudara,sesudah itu pertumbuhan rambut di daerah
kemaluan dan ketiak. Pada pria proses pematangan seksual, dimulai dari umur 11-15 tahun yaitu
mulai dengan partumbuhan buah pelir dan zakar, tumbuhnya rambut di daerah kemaluan luar
berlangsung lambat.
Penyimpangan perilaku seksual yang muncul di kalangan anak yang baru memasuki usia
remaja adalah salah satu dari sekian banyak masalah seksual. Remaja tunalaras merupakan remaja
yang mengalami gangguan dalam perilaku sosial dan emosi, mereka memiliki hambatan dalam
proses perilaku sosial, baik untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosial maupun untuk
mentaati norma-norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Penimpangan-
penyimpangan perilaku yang muncul pada remaja tunalaras menjadi problematika tersendiri baik
bagi orang tua maupun lingkungan masyarakat. Penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh
remaja tunalaras tidak jarang dari meraka yang melakukan penyimpangan perilaku seksual.
Remaja tunalaras memiliki karakteristik yang cukup unik dimana mereka harus selalu
berada dalam pengawasan yang cukup intensif baik dari orangtua, guru dan warga masyarakat
agar remaja tunalaras ini dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosialnya dan tidak
melanggar norma-norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Penyimpangan
perilaku seksual banyak terjadi di kalangan remaja. Oleh sebab itu, remaja tunalaras
membutuhkan pelayanan pendidikan yang berkesinambungan termasuk pengetahuan tentang
pendidikan seksual agar mereka tidak melakukan penyimpangan perilaku seksual.
Pendapat Sarlito Wirawan Sarwono (2006: 142) menyebutkan perilaku seksual adalah
segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan
sesama jenis. Keadaa ini akan banyak menimbulkan penyimpangan perilaku seksual bagi remaja
apabila tidak dilakukan pencegahan terutama bagi remaja tunalaras yang mereka sendiri tidak
mampu untuk mengendalikan emosinya. Perbincangan masalah seksual masih dianggap hal yang
tabu di lingkungan masyarakat, dan problem penyimpangan perilaku seksual itu sendiri akibat
situasi keterbelakangan budaya serta tidak adanya keseimbangan di antara proses perubahan sosial
yang muncul dalam masyarakat menyusul adanya perubahan-perubahan besar pada seluruh
masyarakat itu sendiri.
Tindakan penyimpangan perilaku seksual yang muncul pada remaja tunalaras karena
berbagai macam faktor, dan itu sangat bervariasi. Keadaan yang demikian sangat memprihatinkan,
oleh sebab itu diperlukan bimbingan secara intensif dan pemberian pengetahuan tentang
pendidikan seksual agar penyimpangan perilaku seksual tidak muncul. Namun sampai saat ini
informasi pengetahuan tentang pendidikan seksual bagi remaja tunalaras masih sangat terbatas.
Selain itu, masih minimnya bimbingan baik dari orangtua, guru maupun pembina asrama berupa
pendidikan moral dan sesuai dengan masyarakat sejak dini. Selama ini penanganan terhadap
penyimpangan perilaku seksual remaja tunalaras yang dilakukan oleh orang tua, guru, sekolah
dan pembina asrama belum optimal. Hal ini dibuktikan dengan sikap orang tua yang terkesan
menyerahkan sepenuhnya penanganan penyimpangan perilaku seksual pada remaja tunalaras
kepada pihak sekolah dan pihak asrama dan tidak melaksanakan penanganan secara
berkesinambungan.
Penyimpangan perilaku seksual yang dilakukan oleh remaja tunalaras cenderung lebih
banyak dilakukan ketika di lingkungan asrama. Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang
memiliki perilaku seksual yang menyimpang atau parafilia. Sebagian ahli berpendapat bahwa
kelainan perilaku seksual disebabkan oleh trauma masa kecil, seperti pelecehan seksual. Ada pula
yang mengatakan bahwa kondisi ini disebabkan oleh kelainan saraf di otak. Atas dasar itu,
perilaku menyimpang seksual biasanya ditangani dengan konseling dan terapi untuk mengubah
perilakunya. Obat juga bisa digunakan untuk membantu proses itu. Sebab, tak menutup
kemungkinan jika seseorang memiliki lebih dari satu perilaku seksual yang menyimpang. Perilaku
menyimpang ini perlu mendapat penanganan dengan segera, sebelum pelakunya menyakiti diri
sendiri atau menimbulkan masalah hukum. Sebab, di berbagai negara, beberapa jenis perilaku
menyimpang seksual dianggap tindakan kriminal dan dapat dijatuhi hukuman pidana
A. Kesimpulan
Seksualitas adalah istilah yang mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan
seks.pengertian seks terbagi menjadi dua yaitu:
Seks dalam arti sempit
berarti kelamin yaitu: alat kelamin itu sendiri; anggota-anggota tubuh dan ciri-
ciri badaniah yang membedakan antara laki-laki dan wanita, misalnya:
perbedaan suara, pertumbuhan kumis, pertumbuhan payudara, kelenjar-kelenjar
dan hormon-hormon dalam tubuh yang mempengaruhi bekerjanya alat kelamin
(senggama, percumbuan, proses perubahan, kehamilan, kelahiran).
Seks dalam arti luas
Dalam pengertian ini, seks adalah sesuatu yang terjadi akibat dari adanya
perbedaan jenis kelamin, antara lain: perbedaan tingkah laku, lembut, kasar,
genit, dan lain-lain.
Ada empat permasalahan yang menyangkut masa depan para remaja dan perlu menjadi
perhatian serius bersama dari berbagi pihak. Keempat permasalahan itu adalah
pergaulan bebas; penyakit menular seksual (PMS) dan HIV/Aids: narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza); serta pernikahan dini.
perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik
yang dilakukan sendiri, dengan lawan jenis maupun sesama jenis tanpa adanya ikatan
pernikahan menurut agama.
Pengertian perkembangan yaitu kepribadian sebagian besar dibentuk oleh usia lima
tahun. Awal perkembangan berpengaruh besar dalam pembentukan kepribadian dan
terus mempengaruhi perilaku di kemudian hari.
Penyimpangan perilaku seksual yang muncul di kalangan anak yang baru memasuki
usia remaja adalah salah satu dari sekian banyak masalah seksual.
Pendidikan sex merupakan suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia
yang benar dan jelas
Selain menerapkan pendidikan seks yang dilakukan oleh guru, orang tua dan pihak
ataupun lembaga yang terkait. Tidak serta merta tanggung jawab terhadap masa depan
lepas begitu saja. Namun, perlu diperhatikan lagi sejauh mana pemahaman mereka
tentang seks yang seharusnya tidak dibawa pada konotasi negatif.
B. Saran
Saran dari kelompok terhadap orang tua serta pendidik agar selalu memperhatikan
perkembangan anak atau peserta didik, karena Kesadaran akan pentingnya memberikan
pendidikan seksual pada anak masih sangat minim. Hal ini semakin parah dengan perhatian
orangtua yang kurang pada perubahan perilaku anaknya yang telah menginjak usia remaja. Karena
itu lah, penting bagi orangtua untuk memahami perilaku seksualitas yang mungkin dilakukan oleh
seorang remaja. Sehingga pengawasan dan pendampingan pada perkembangan anaknya, yang
ditunjukan dengan perubahan perilaku, bisa dilakukan dengan baik.
Daftar Pustaka
https://www.kompasiana.com/uka/55003a35a33311376f5105fc/makalah-perkembangan-peserta-
didik?page=all
https://lifestyle.kompas.com/read/2017/04/01/160000223/memahami.tahapan.perkembangan.seks
ualitas.anak?page=all.
https://lifestyle.kompas.com/read/2016/09/19/211500823/mengenal.10.jenis.penyimpangan.seksu
al?page=all