Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“DAMPAK PERGAULAN BEBAS BAGI REMAJA”

OLEH:

NAMA : FELISTUS NARU


KELAS : XI IIS 2
TAHUN AJARAN : 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami Panjatkan ke-Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
dampak pergaulan bebas bagi remaja.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, kami banyak mendapat tantangan dan
hambatan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan tersebut bisa
teratasi dengan baik. Oleh karena itu, kami mengucapkan ucapan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
terutama guru yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah
pengetahuan kami mengenai dampak pergaulan bebas bagi remaja
Kami menyadari bahwa karya ilmiah ini, masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan
karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan
dapat menjadi referensi pembelajaran.

Malanuza, Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER...............................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................
..............................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI....................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pergaulan Bebas..................................................................... 4
B. Faktor-faktor Penyebab Pergaulan........................................................... 5
C. Bahaya yang Ditimbulkan dari Pergaulan Bebas..................................... 8
D. Solusi dan Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas..................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 11
B. Saran........................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para pemuda dan
pemudi yang terjerumus ke dalam lembah perzinaan (seks bebas), disebabkan
terlalu jauhnya kebebasan mereka dalam bergaul, faktor utama masalahnya adalah
kurangnya pemahaman masyarakat saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara
pria dan wanita. Di samping itu didukung oleh arus modernisasi yang telah
mengglobal dan lemahnya benteng keimanan kita mengakibatkan masuknya
budaya asing tanpa penyeleksian yang ketat. Anak remaja sekarang banyak
menyalah artikan arti pergaulan bebas yang sebenarnya. Mereka hanya tahu kalau
kita bebas melakukan perbuatan apa pun itulah yang ada di benak mereka semua.
Salah satu contoh yang selalu dilakukan anak remaja sekarang adalah seks bebas.
Biasanya para remaja melakukan perbuatan-perbuatan memalukan itu
karena rasa ingin tahunya dan ingin mencoba sesuatu. Seperti halnya seks bebas,
mereka melihat adegan-adegan yang melanggar agama akhirnya nafsu mereka
bergerak dan ingin mencobanya. Mereka pun melakukan hal itu dengan
pasangannya tapi bukan istrinya melainkan bersama dengan pacar mereka. Untuk
itu saya mencoba mengangkat judul bahaya pergaulan bebas, agar para pembaca
terkhusus untuk para remaja sekarang untuk menghindari pergaulan bebas dan
tahu dampak dari pergaulan bebas tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu remaja?
2. Apa pengertian pergaulan bebas?
3. Apa itu seks bebas?
4. Apa faktor-faktor penyebab pergaulan dan seks bebas?
5. Apa dampak hukumnya?
6. Apa akibat yang di timbulkan?
7. Bagaimana solusi mencegah pergaulan dan seks bebas?

2
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa iu remaja
2. Untuk mengetahui pengertian pergaulan bebas
3. Untuk mengetahui apa itu seks bebas
4. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab pergaulan dan seks bebas
5. Untuk mengetahui dampak hukumnya
6. Untuk mengetahui akibat yang di timbulkan
7. Untuk mengetahui Bagaimana solusi mencegah pergaulan dan seks
bebas
D. Metode Penulisan
1. Penelitian Internet

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pergaulan Bebas


Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia
sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan
orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan
(interpersonalrelationship). Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu
harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan,
apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi
pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum,
norma agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis
kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-
norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat
ini.
Pergaulan bebas juga sering didefinisikan sebagai melencengnya
pergaulan seseorang dari pergaulan yang benar. Pergaulan bebas diidentikkan
sebagai bentuk dari pergaulan diluar batas atau bisa juga disebut pergaulan liar.
Padahal sebenarnya suatu pergaulan bebas bisa membawa pengaruh positif atau
pun pengaruh negatif tergantung pada individu itu sendiri. Positif yang dimaksud
disini adalah bebas bisa berteman atau menjalin hubungan tanpa membeda
bedakan satu sama lain. Misalnya orang kulit putih berteman dengan orang kulit
hitam, orang Indonesia berteman dengan orang Malaysia. Dan lain sebagainya.
Dikategorikan negatif jika pergaulan bebas tersebut telah menjerumus
menjadi salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang
dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah
pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media
massa. Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh
pengendalian diri yang benar. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang

4
minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin
berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa.

B. Faktor-faktor Penyebab Pergaulan


Dalam perkembangannya, kehidupan di jaman yang telah maju ini
memiliki dampak bagi masyarakat terlebih lagi dalam pergaulan remaja masa kini.
Pergaulan pada remaja masa kini telah jauh dari batas norma yang telah
ditetapkan. Telah banyak penyimpangan yang dilakukan oleh para remaja dalam
pergaulannya, seperti seks bebas. Oleh karena itu tidak aneh jika jumlah penderita
HIV/AIDS dan wanita terutama dari kalangan remaja/anak sekolah yang hamil di
luar nikah. Hal ini dikarenakan sekarang mereka sangat begitu mudah memasuki
tempat-tempat khusus orang-orang dewasa.
Bahkan sekarang pelakunya bukan saja mahasiswa dan anak SMA saja,
namun sudah merambat sampai ke anak SMP. Sekitar 60-80% remaja mengaku
pernah melakukan hubungan seks, ancaman pola hidup seks bebas remaja secara
umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius.
Rata-rata mereka berusia 16-25 tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa
kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat Sekolah Menengah
Pertama (SMP).
Awal mula seorang remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah
salah bergaul dan mudah terpengaruh oleh temannya yang tidak benar.
Kebanyakan remaja ini ingin dipuji dan di katakan gaul oleh teman-temannya
tanpa memikirkan dampak dan akibat yang berkelanjutan. Maksud dari salah
bergaul adalah bukan berarti kita harus memilih-milih dalam bergaul, kita boleh
saja bergaul dengan siapa pun asalkan kita jangan mudah terpengaruh dan tetap
berpegang teguh kepada norma-norma agama dan norma hukum yang berlaku,
karena gaul tidak harus melakukan seks bebas.
Oleh karena itu kita sebagai remaja harus membiasakan berpikir panjang
ke depan sebelum melakukan sesuatu hal, apalagi yang belum kita ketahui
dampak baik dan buruknya bagi diri kita, keluarga dan orang lain. Berikut

5
Beberapa faktor yang mendorong para remaja untuk melakukan seks bebas adalah
sebagai berikut:
a. Karena Kehidupan Iman yang Rapuh
Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian,
pemahaman dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan
baik tanpa dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun. Seseorang dapat
melakukan seks bebas karena kurangnya keimanan dalam dirinya. Oleh
sebab itu sejak dini para remaja dan mahasiswa harus meningkatkan
pengetahuan tentang agamanya sendiri, karena agama adalah tumpuan
bagi hidup kita. Jika pengetahuan tentang agama saja minim, apalagi
pengetahuan diluar agama tentu sangat minim. Ini sebenarnya faktor
terpenting dalam membekali orang muda menjalani hidup. Orang muda
yang imannya tidak andal, memiliki kecenderungan untuk tidak berjalan
dalam jalan Tuhan, termasuk tidak berdoa untuk pergaulan mereka.
Sebaliknya yang imannya andal dan berjalan dalam jalan Tuhan, jelas
akan menuai dalam damai sejahtera.Agama dan keimanan merupakan
landasan hidup seorang individu. Tanpa agama hidup mereka akan kacau,
karena mereka tidak mempunyai pandangan hidup. Agama dan keimanan
juga dapat membentuk kepribadian individu. Dengan agama individu
dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak. Tetapi pada
remaja yang ikut kedalam pergaulan bebas ini biasanya tidak mengetahui
mana yang baik dan mana yang tidak.
b. Kurangnya Perhatian Orang Tua
Orang tua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak.
Perhatian orang tua sangat diperlukan oleh seseorang karena orang tualah
yang paling dekat dengannya. Bimbingan orang tua sangat berpengaruh
pada tingkah laku seseorang.Apabila orang tua kurang memberi
pengarahan serta pengetahuan maka seorang anak akan mudah terjerumus
dalam pergaulan bebas.Tetapi ada juga anak yang memang memiliki
kepribadian buruk, walaupun orang tuanya sudah memberikan perhatian
yang cukup serta pengarahan yang cukup pula, anak yang tergolong
memiliki kepribadian buruk akan senantiasa tidak mendengarkan

6
perkataan orang tuanya. Hal tersebut akan meninggalkan penyesalan pada
akhir perbuatan remaja atau mahasiswa tersebut.
c. Pelampiasan Diri
Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena
terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah
tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam dirinya, maka dalam
pikirannya tersebut ia akan merasa putus asa dan mencari pelampiasan
yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas.
d. Salah Bergaul
Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi para
remaja dan mahasiswa. Apabila seorang remaja atau mahasiswa salah
dalam memilih teman maka akibatnya akan fatal. Memilih teman berarti
memilih masa depan, maka siapa pun yang ingin masa depannya cerah
ditengah arus globalisasi, serta luas ilmu dan wawasannya, maka ia harus
pandai dalam memilih teman. Seseorang akan dipastikan rusak masa
depannya jika bergaul dengan orang-orang yang membenarkan
kemaksiatan.
e. Kegagalan Remaja Menyerap Norma
Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser
oleh modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi. Boleh saja kita
mengikuti modernisasi namun tetap harus disesuaikan dengan norma-
norma adat dan budaya serta agama yang ada.Perubahan zaman faktor ini
juga adalah hal yang cukup kuat menjadi penyebab pergaulan bebas di
kalangan remaja.
f. Perubahan Zaman
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut
berkembang atau yang lebih sering dikenal dengan globalisasi. Remaja
biasanya lebih tertarik untuk meniru kebudayaan barat yang berbeda
dengan kebudayaan kita, sehingga memicu mereka untuk bergaul seperti
orang barat yang lebih bebas.
g. Faktor Kesadaran atau Kedewasaan

7
Faktor ini bukan hanya umurnya yang kurang, tetapi orang muda
pada umumnya memang memiliki kecenderungan belum memiliki modal
yang cukup dalam mempertimbangkan, memutuskan dan melakukan
segala sesuatu, misalnya pengalaman belum cukup, usia masih sedikit,
kedewasaan belum penuh, pertimbangan belum matang, kurang menyadari
akan bahaya, cenderung meremehkan hal-hal yang sebenarnya penting,
belum dapat menghayati sakitnya akibat dari tindakan yang salah,
sehingga sering terjebak dalam langkah yang berbahaya. Ditambah lagi
kecenderungan orang muda ingin mencoba-coba sesuatu yang baru yang
belum pernah dirasakan atau dialaminya.
h. Faktor Budaya
Orang muda cenderung menganggap bahwa pergaulan bebas
adalah budaya orang muda jaman sekarang. Mereka merasa pergaulan
bebas adalah hak mereka. Mereka mengatakan sekaranglah waktunya
bergaul sebebas-bebasnya. Hal ini menimbulkan budaya iseng. Daripada
dikatakan tidak gaul, mereka akhirnya bergaul sebebas-bebasnya.
i. Faktor Keseimbangan Hidup
Orang muda memiliki potensi, tenaga, idealisme, semangat yang
sedang bertumbuh dan sedang mekar-mekarnya, termasuk nafsu
seksualitasnya, dll. Kondisi ini jika tidak didukung prinsip-prinsip rohani
yang kuat, penguasaan diri yang baik, dan pendampingan dari seorang
senior yang andal akan berakibat fatal. Maka banyak kehidupan orang
muda cenderung menjadi liar.
C. Bahaya yang Ditimbulkan dari Pergaulan Bebas
Akibat dari pergaulan bebas berorientasi negatif yang dia lakukan akan
berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental.
Walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu
semua hanya kenikmatan sesaat saja.Pergaulan bebas yang dilakukannya akan
membawa dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit
karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dalam segi mental maka
pelaku kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada mental-mental
yang lembek, berpikirnya tidak stabil dan kepribadiannya akan terus

8
menyimpang dari segi moral dan akhirnya akan menyalahi aturan etika dan
estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama tidak ada yang
mengarahkan.
Bagi keluarga anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat
menjadi tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi
bekerja. Dan oleh para orang tuanya apabila anaknya berkelakuan
menyimpang dari ajaran agama akan berakibat terjadi ketidakharmonisan
didalam keluarga, komunikasi antara orang tua dan anak akan terputus. Dan
tentunya ini sangat tidak baik, sehingga mengakibatkan anak remaja sering
keluar malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama
teman-temannya untuk bersenang-senang dengan jalan minum-minuman
keras, mengonsumsi narkoba dan narkotika.
Pergaulan bebas menyebabkan keluarga merasa malu serta kecewa atas
apa yang telah dilakukan oleh remaja. Yang mana kesemuanya itu hanya
untuk melampiaskan rasa kekecewaannya saja terhadap apa yang terjadi dalam
kehidupannya. Di dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya remaja sering
bertemu orang dewasa atau para orang tua, baik itu ditempat ibadah ataupun
ditempat lainnya, yang mana nantinya apa pun yang dilakukan oleh orang
dewasa ataupun orang tua itu akan menjadi panutan bagi kaum remaja.
Dan apabila remaja sekali saja berbuat kesalahan dampaknya akan
buruk bagi dirinya, dan keluarga.Sehingga masyarakat menganggap remajalah
yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukan ataupun mengganggu
ketenteraman masyarakat mereka dianggap remaja yang memiliki moral rusak.
Pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek dan untuk
merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama
dan hati yang penuh keikhlasan.
D. Solusi dan Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas
1. Menanamkan Nilai-nilai Agama, Moral, dan Etika
Pendidikan agama, moral dan etika dalam keluarga, kerja sama guru,
orang tua dan tokoh masyarakat. Pendidikan yang diberikan hendaknya
tidak hanya kemampuan intelektual, tetapi juga mengembangkan
kemauan emosional agar dapat mengembangkan rasa percaya diri,

9
mengembangkan ketrampilan mengambil keputusan yang baik dan tepat,
mengembangkan rasa harga diri, mengembangkan ketrampilan
berkomunikasi, yang mampu mengatakan “tidak” tanpa beban dan tanpa
mengikuti orang lain.
2. Penyuluhan pada Remaja
Dalam penyuluhan pada remaja perlu dibahas secara singkat anatomi dan
fisiologi alat kelamin, serta fisiologi hubungan seksual. Juga variasi dan
penyimpangannya yang masih dianggap dalam batas-batas normal perlu
dikemukakan. Semua itu dilakukan dengan latar belakang norma-norma
yang berlaku, termasuk agama dan pandangan masyarakat.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pergaulan bebas juga sering didefinisikan sebagai melencengnya
pergaulan seseorang dari pergaulan yang benar. Pergaulan bebas diidentikkan
sebagai bentuk dari pergaulan di luar batas atau bisa juga disebut pergaulan
liar. Padahal sebenarnya suatu pergaulan bebas bisa membawa pengaruh
positif atau pun pengaruh negatif tergantung pada individu itu sendiri. Positif
yang dimaksud di sini adalah bebas bisa berteman atau menjalin hubungan
tanpa membeda bedakan satu sama lain. Misalnya orang kulit putih berteman
dengan orang kulit hitam, orang Indonesia berteman dengan orang
Malaysiadan lain sebagainya.
Akibat dari pergaulan bebas berorientasi negatif yang dia lakukan akan
berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental.
Walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu
semua hanya kenikmatan sesaat saja. Pergaulan bebas yang dilakukannya akan
membawa dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit
karena gaya hidup yang tidak teratur.
B. Saran
1. Kepada pihak orang tua, berikan semua yang terbaik untuk anak tetapi
tetap memperhatikan dalam membimbing dan mengarahkan remaja
dengan dalam memberikan pandangan yang benar mengenai persepsi
pacaran agar terhindar dari seks bebas.
2. Kepada generasi muda agar menetapkan tujuan dan arah hidup yang jelas,
belajar lebih mengenal diri sendiri, meningkatkan keimanan dan
ketakwaannya dengan mengisi kegiatan yang bermanfaat serta bergaul
dengan teman secara benar sehingga dapat terhindar dan terjerumus pada
perilaku seks bebas.

11
DAFTAR PUSTAKA

Gunarso, Singgih D. 1988. Psikologi perkembangan. Jakarta: PT Gramedia.

Husniaty, E.Noor. 2006. Menjadi Remaja Kreatif dan Mandiri.Yogyakarta: Dozz


Publisher.

Kartono, Kartini. 1988. Psikologi Remaja. Bandung: PT. Rosda Karya.

Anda mungkin juga menyukai