Anda di halaman 1dari 17

SEKS BEBAS

Oleh:
Kelompok 2

Tugas Sosiologi X.10

28 Oktober 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses pembuatan makalah ini. Kami menyadari di dalam
makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata
sempurna.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata
kami mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amiin.

Kampar, 28 Oktober2022
Oleh:
• M.Daffa
• Ibra Satrio Aditya
• Arifali Rasya
• Mifthaul jannah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
D. Manfaat ................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Seks Bebas ................................................................................ 4
B. Faktor Pendorong Terjadinya Seks Bebas .............................................. 5
C. Akibat dari Seks Bebas ........................................................................... 7
D. Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas ...................................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 12
B. Saran........................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa pubertas merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi
dewasa yang dimulai umur 8-4 tahun. Awal pubertas dipengaruhi oleh berbagai
faktor di antaranya adalah bangsa, iklim, gizi dan kebudayaan. Secara klinis
mulai tumbuh ciri-ciri kelamin sekunder, misalnya: tumbuh rambut pubis,
ketiak, timbul jerawat pada wajah, peningkatan berat badan dan tinggi badan,
pada wanita mengalami pembesaran buah dada dan pada pria terjadi perubahan
pada suara dan tumbuh jakun. Sebagian besar remaja umur kawin pertama
dalam usia belia (<19 tahun).
Pada masa puber (13 tahun ke atas) adalah masa di mana mereka mencari
jati diri dan arti dari hidup. Pada masa-masa ini pula remaja memiliki rasa ingin
tahu yang begitu besar. Bisa dibilang karena rasa ingin tahunya yang besar,
semakin dilarang, semakin penasaran dan akhirnya mereka berani untuk
mengambil risiko tanpa pertimbangan terlebih dahulu.
Di era globalisasi seperti yang kita alami saat ini, remaja harus
terselamatkan dari bahaya globalisasi. Karena globalisasi ini ibaratnya
kebebasan. Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk,
sementara budaya tersebut tidak cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai contoh
kebudayaan seks bebas itu tidak cocok dengan kebudayaan kita. Pada saat ini,
kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang menghawatirkan. Para
remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai
pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra
tanpa memedulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah
pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka merupakan salah satu
bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian
terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar.
Seks bebas itu sendiri ada kaitannya dengan perilaku yang berdampak
buruk terhadap kesehatan reproduksi. Mereka tidak memikirkan akibat dari
perbuatan yang tidak mempunyai status.

1
2

Oleh karena itu pemerintah harus mampu mengambil tindakan dan


menyaring pengaruh yang berhak dan berdampak negatif bagi para remaja.
Begitu pula peran remaja harus mampu mengendalikan diri dan menghindari
hubungan seks pra nikah.
Salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam perubahan perilaku
remaja dalam urusan seks adalah masuknya budaya barat ke negara berkembang
seperti Indonesia. Kita telah mengetahui bahwa sebagian besar bangsa barat
adalah bangsa sekuler, seluruh kebudayaan yang mereka hasilkan jauh dari
norma-norma agama. Hal ini tentunya bertentangan dengan budaya Indonesia
yang menjunjung tinggi nilai agama dan Pancasila. Selain itu, banyaknya media
remaja yang getol menyajikan budaya barat semakin mendekatkan remaja pada
kehidupan serba boleh (permisif) alias bebas berbuat selama tidak mengganggu
orang lain. Termasuk dalam urusan seks. Karena di beberapa negara barat,
perilaku seks bebas remaja memang tinggi sekali. Mereka para orang negara
barat menganggap bahwa seks bebas adalah suatu yang wajar, karna sebagian
besar mereka di sana melakukan seks bebas. Hal tersebut dapat terjadi karena
tidak adanya budaya serta norma-norma yang mereka junjung, sedangkan di
Indonesia sendiri ada budaya serta norma-norma yang harus kita junjung hal
tersebut seharusnya dapat menjauhkan diri kita dari seks bebas.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan seks bebas?
2. Apakah faktor-faktor yang mendorong para remaja atau mahasiswa
melakukan seks bebas?
3. Apa akibat dari seks bebas?
4. Apa yang harus dilakukan untuk mencegah seks bebas?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan seks bebas.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mendorong remaja melakukan seks bebas.
3. Mengetahui akibat dari seks bebas.
4. Mengetahui cara mencegah terjadinya seks bebas.
3

D. Manfaat
Pembaca dapat mengetahui tentang sex bebas sehingga nantinya mereka
mampu meningkatkan antisipasi dalam pergaulan untuk dapat memilih antara
pergaulan yang bersifat positif dan negatif.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Seks Bebas


Seks bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan
perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan. Kita tentu tahu bahwa pergaulan
bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas”
yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang ada. Masalah seks
bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa.
Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh
pengendalian diri yang benar.
Kurangnya keimanan, masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang
minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin
berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa.
Padahal Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di
masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar
lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung
kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya
Sedangkan remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa.
Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia
antara 16 tahun sampai dengan 24 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat
dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat
dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai
baginya dan ini pun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun
melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan
kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan
orang tuanya. Sedangkan mahasiswa sudah bisa dikatakan cukup dewasa.
Pada umumnya remaja dan mahasiswa melakukan hubungan seks bebas
dengan pacarnya, karna kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa pacar
adalah calon suami yang berhak mendapatkan segalanya. Tidak ada salahnya
jika kita mengatakan pacaran adalah sebagian dari pergaulan bebas. Karena saat
ini pacaran sudah menjadi hal yang biasa bahkan sudah menjadi kode etik dalam

4
5

memilih calon pendamping. Fakta menyatakan bahwa sebagian besar perzinaan


disebabkan oleh pacaran. Bila kita menengok ke belakang tentang kebudayaan
Indonesia sebelumnya, pacaran (berduaan dengan non muhrim) merupakan hal
yang tabu. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa pacaran memang tidak
dibenarkan dan tidak sesuai dengan budaya Indonesia, demikian juga dengan
budaya Islam.
Selain disebabkan oleh pacaran, seks bebas juga didominasi oleh para
remaja dan mahasiswa untuk mencari uang tambahan. Padahal untuk mencari
uang masih banyak lagi jalan halal yang dapat mereka lakukan, pada dasarnya
mereka melakukan seks bebas dengan alasan mencari uang adalah alasan
sampingan, itu semua karena mereka pun menyukai seks bebas tersebut tanpa
berpikir akibat buruk yang akan mereka tanggung. Pengertian pacaran dalam
era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran
15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah
karena hamil.
Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan
tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran
bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak
selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan
kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung
selamanya. Dengan adanya kesadaran bahwa pacar bukanlah hak milik
selamanya maka seorang remaja ataupun mahasiswa akan lebih berpikir ulang
untuk melakukan seks bebas.

B. Faktor Pendorong Terjadinya Seks Bebas


Dalam perkembangannya, kehidupan di jaman yang telah maju ini
memiliki dampak bagi masyarakat terlebih lagi dalam pergaulan remaja masa
kini. Pergaulan pada remaja masa kini telah jauh dari batas norma yang telah
ditetapkan. Telah banyak penyimpangan yang dilakukan oleh para remaja
dalam pergaulannya, seperti seks bebas. Oleh karena itu tidak aneh jika jumlah
penderita HIV/AIDS dan wanita terutama dari kalangan remaja/anak sekolah
6

yang hamil di luar nikah. Hal ini dikarenakan sekarang mereka sangat begitu
mudah memasuki tempat-tempat khusus orang-orang dewasa.
Bahkan sekarang pelakunya bukan saja mahasiswa dan anak SMA saja,
namun sudah merambat sampai ke anak SMP. Sekitar 60-80% remaja mengaku
pernah melakukan hubungan seks, ancaman pola hidup seks bebas remaja
secara umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin
serius. Rata-rata mereka berusia 16-25 tahun, dan umumnya masih bersekolah
di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa. Namun
dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat
Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Awal mula seorang remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah
salah bergaul dan mudah terpengaruh oleh temannya yang tidak benar.
Kebanyakan remaja ini ingin di puji dan di katakan gaul oleh teman-temannya
tanpa memikirkan dampak dan akibat yang berkelanjutan. Maksud dari salah
bergaul adalah bukan berarti kita harus memilih-milih dalam bergaul, kita boleh
saja bergaul dengan siapa pun asalkan kita jangan mudah terpengaruh dan tetap
berpegang teguh kepada norma-norma agama dan norma hukum yang berlaku,
karena gaul tidak harus melakukan seks bebas. Oleh karena itu kita sebagai
remaja harus membiasakan berpikir panjang ke depan sebelum melakukan
sesuatu hal, apalagi yang belum kita ketahui dampak baik dan buruknya bagi
diri kita, keluarga dan orang lain.
Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap
remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu
kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan atau agama dan
ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak
terkendali. Jauhilah pergaulan bebas dan hal-hal negatif yang berdampak sangat
merugikan bagi diri kita sendiri.
Kita harus dapat menempatkan diri sebagai remaja yang baik dan benar
sesuai dengan tuntunan agama dan norma hukum yang berlaku agar terhindar
dari hal-hal tersebut. Ingatlah kita sebagai remaja adalah calon penerus bangsa
di masa depan, oleh karena itu jika kita melakukan hal-hal yang negatif tersebut
mau jadi apa negara kita nanti. Maka mulai sekarang cobalah untuk
7

mendekatkan diri kepada Allah untuk mempertebal keimanan kita, karena iman
adalah dasar yang paling utama di dalam diri kita sendiri

C. Akibat dari Seks Bebas


Selain memiliki hukum haram, seka bebas memiliki akibat atau dampak
yang sangat negatif bagi si pelaku. seks bebas juga dapat menghilangkan rasa
malu, padahal dalam agama malu merupakan suatu hal yang amat ditekankan
dan dianggap perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita. Selain itu
seks bebas juga dapat berakibat:
1. Hilangnya kehormatan
Hilangnya kehormatan, jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan
maupun sesama manusia serta merusak masa depannya, dan meninggalkan
aib yang berkepanjangan bukan saja kepada pelakunya bahkan kepada
seluruh keluarganya. Kehormatan sangat penting bagi setiap manusia,
terutama pada wanita. Jika kehormatan tersebut sudah hilang maka akan
jelas terlihat perbedaannya dengan wanita yang masih menjaga
kehormatannya.
2. Prestasi cenderung menurun
Apabila seorang remaja atau mahasiswa sudah melakukan seks bebas,
maka pikirannya akan selalu tertuju pada hal negatif tersebut. Rasa ingin
mengulanginya selalu ada, sehingga tingkat kefokusannya dalam mengikuti
proses belajar disekolah ataupun di perkuliahan akan menurun. Malas
belajar, malas mengerjakan tugas dan lain sebagainya dapat menurunkan
prestasi seorang remaja ataupun mahasiswa tersebut.
3. Hamil di luar nikah
Hamil di luar nikah akan sangat menimbulkan masalah bagi si pelaku.
Terutama bagi remaja yang masih sekolah, pihak sekolah akan
mengeluarkan si pelaku jika ketahuan peserta didiknya ada yang hamil.
Sedangkan bagi pelaku yang kuliah hamil di luar nikah akan menimbulkan
rasa malu yang luar biasa terutama orang tua.
8

4. Aborsi dan bunuh diri


Terjadinya hamil di luar nikah akibat seks bebas akan menutup jalan
pikiran si pelaku, guna menutupi aib ataupun mencari jalan keluar agar tidak
merusak nama baik dirinya dan keluarganya hal tersebut dapat berujung
pada pembunuhan janin melalui aborsi bahkan bunuh diri.
5. Tercorengnya nama baik keluarga
Semua orang tua akan merasa sakit hatinya jika anak yang dibangga-
banggakan juga di idam-idamkan hamil di luar nikah. Nama baik keluarga
akan tercoreng karna hal tersebut, dan hal tersebut akan meninggalkan luka
yang mendalam dihati keluarga.
6. Tekanan batin
Tekanan batin yang mendalam dikarenakan penyesalan. Akibat
penyesalan tersebut si pelaku akan sering murung dan berpikir yang tidak
rasional.
7. Terjangkit penyakit
Mudah terjangkit penyakit HIV/AIDS serta penyakit-penyakit
kelamin yang mematikan, seperti penyakit herpes dan kanker mulut rahim.
Jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena
penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat.
8. Ketagihan
Seks bebas dapat menyebabkan seseorang ketagihan untuk melakukan
hal kotor tersebut. Hal tersebut sangat berbahaya karna keinginan yang tidak
terkontrol.
9. Gangguan kejiwaan
Akibat seks bebas seseorang dapat mengalami gangguan kejiwaan
atau stres, disebabkan karna ketidakmampuan menerima kehidupan,
kurangnya persiapan mental untuk hamil serta takut terhadap hukuman
Tuhan.

D. Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas


Seks bebas yang terjadi pada remaja dan mahasiswa dapat dicegah dengan
beberapa upaya. Upaya-upaya tersebut antara lain:
9

1. Mempertebal keimanan dan ketaatan kepada Allah


Mendekatkan diri kepada Allah akan menjauhkan kita dari perbuatan
mungkar.
2. Menanamkan nilai-nilai agama, moral dan etika
Antara lain: pendidikan agama, moral dan etika dalam keluarga, kerja
sama guru, orang tua, dan tokoh masyarakat.
3. Menanamkan nila ketimuran
Kalangan remaja dan mahasiswa kita kebanyakan sudah tak
mengindahkan lagi akan pentingnya nilai-nilai ketimuran. Tentu saja nilai
ketimuran ini selalu berkaitan dengan nilai Keislaman yang juga
membentuk akar budaya ketimuran. Nilai yang bersumberkan pada ajaran
spiritualitas agama ini perlu dipegang. Termasuk meningkatkan derajat
keimanan dan moralitas pemeluknya. Dengan dipegangnya nilai-nilai ini,
harapannya mereka khususnya kalangan muda akan berpikir seribu kali
untuk terjun ke seks bebas.
4. Menghindari perilaku yang akan merangsang seksual
Melalui pakaian, perilaku akan tercerminkan. Perilaku yang dapat
merangkang seksual seperti bergaul sangat dekat dengan orang yang
berlainan jenis.
5. Pendidikan
Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan
intelektual, tetapi juga mengembangkan kemauan emosional agar dapat
mengembangkan rasa percaya diri, mengembangkan ketrampilan
mengambil keputusan yang baik dan tepat, mengembangkan rasa harga diri,
mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, yang mampu mengatakan
“tidak” tanpa beban dan tanpa mengikuti orang lain.
6. Pendidikan sex (sex education)
Hal ini dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi, fisiologi
seks manusia, bahaya penyakit kelamin. Pendidikan seks adalah
membimbing serta mengasuh seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi
dan tujuan seks, sehingga ia dapat menyalurkan secara baik, benar dan legal.
10

Pendidikan Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja bukan hanya


memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat
pergaulan bebas, Dengan demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar dari
percobaan melakukan seks bebas. Dalam keterpurukan dunia remaja saat
ini, anehnya banyak orang tua yang cuek saja terhadap perkembangan anak-
anaknya.
7. Penyuluhan tentang seks bebas
Dalam penyuluhan tersebut dalam dijelaskan kepada kaula muda
khususnya remaja dan mahasiswa tentang sebab-akibat dari pergaulan
bebas. Sehingga mereka dapat menghindarkan diri dari hal-hal yang akan
membawa mereka pada seks bebas.
8. Menegakkan aturan hukum
Sudah sepatutnya para penegak hukum menjaga tempat-tempat yang
sering digunakan oleh para kaula muda untuk berpacaran.
9. Jujur pada diri sendiri
Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik
untuk diri masing-masing. Sehingga seks bebas tersebut dapat dihindari.
Jadi dengan ini remaja tidak mengikuti hawa nafsu mereka. Pada dasarnya
mereka yang melakukan seks bebas menyadari bahwa hal yang mereka
lakukan adalah salah.
10. Memperbaiki cara berkomunikasi
Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina
hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap
kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang
baik dengan orang-orang di sekeliling kita. Karna pada umumnya terjadi
seks bebas dikarenakan tidak adanya kepedulian antar tetangga.
11. Pacaran sehat
Berpacaran sangat lekat hubungannya dengan seks, karena tidak
sedikit mereka yang melakukan seks bebas bersama kekasihnya. Di situlah
kita tanamkan budaya pacaran sehat tanpa seks. Berpacaran sehat itu seperti:
tidak berhubungan seks, pacar sebagai pemberi motivasi.
11

12. Menjauhkan diri dari berduaan di tempat sepi


Seks bebas bisa terjadi dengan dukungan suatu tempat, jadi apabila
seorang remaja atau mahasiswa yang masih polos akan mudah dirayu yang
berujung pada seks bebas. Apabila sepasang remaja atau mahasiswa berdua
di tempat yang sepi maka ada orang ketiga yaitu setan yang dapat
menjerumuskan terjadinya seks bebas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terjadinya seks bebas di kalangan remaja dan mahasiswa dikarenakan
banyak faktor, yang paling utama adalah pesatnya perkembangan jaman, hal
tersebut membuat pergaulan menjadi bebas, sehingga banyak remaja dan
mahasiswa yang bergaul tanpa batasan dan etika. Salah satu contohnya dalam
berpacaran. Para remaja dan mahasiswa berpacaran tidak mempunyai batasan
serta etika sehingga dalam berpacaran lebih banyak dampak negatif
dibandingkan dampak positif seperti halnya seks bebas. Persepsi yang salah
tentang seks bebas menyebabkan mereka berpikir bahwa melalui seks bebaslah
tersalurnya cinta dan kasih sayang. Pergaulan remaja yang bebas sebenarnya
dikarenakan oleh segala macam perkembangan yang di salah artikan oleh
remaja itu sendiri maupun lingkungannya. Seks bebas menyebabkan para
remaja kehilangan bangku sekolahnya, sama halnya juga para mahasiswa yang
terpaksa berhenti kuliah karna hamil di luar nikah. Selain itu, hamil di luar nikah
dapat berujung pada pengguguran janin, baik melalui aborsi ataupun bunuh diri
karena tidak siapnya menerima kenyataan (hamil di luar nikah) tersebut.
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat
menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan
tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut
peran serta orang tua dalam memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan
sehari-hari anaknya, memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan
seks yang benar. Oleh sebab itu permasalahan ini merupakan tugas seluruh
elemen bangsa tanpa terkecuali. Usaha untuk pencegahan sudah semestinya
terus dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda kita. Agar lebih bermoral,
agar lebih bisa diandalkan untuk kebaikan negara ke depan..

B. Saran
1. Kepada pihak orang tua, berikan semua yang terbaik untuk anak tetapi tetap
memperhatikan dalam membimbing dan mengarahkan remaja dengan

12
13

dalam memberikan pandangan yang benar mengenai persepsi pacaran agar


terhindar dari seks bebas.
2. Kepada generasi muda agar menetapkan tujuan dan arah hidup yang jelas,
belajar lebih mengenal diri sendiri, meningkatkan keimanan dan
ketakwaannya dengan mengisi kegiatan yang bermanfaat serta bergaul
dengan teman secara benar sehingga dapat terhindar dan terjerumus pada
perilaku seks bebas. Tingkatkanlah pengetahuan tentang segala
perkembangan dengan tetap meningkatkan pula keimanan dan ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Kepada para remaja baik pelajar maupun mahasiswa agar selain belajar juga
ikut ambil bagian dalam kegiatan yang positif dan kreatif dalam rangka
menyalurkan energi yang berlebih sehingga tidak mengarah pada
penyaluran dorongan biologis secara langsung, misalnya dengan kegiatan.
Keolahragaan, pencinta alam, dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat
mengembangkan potensi dan bakat masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

Adies, Permata. 2010. Makalah: Seks Bebas Dikalangan Remaja.


Tersedia pada http://permataadies.blogspot.com/2010/12/makalah-seks-bebas-
dikalangan-remaja.html.

Andriana, Deni. 2009. Seks Bebas di Kalangan Remaja.


Tersedia pada http://www.karawanginfo.com/?p=3356.

Andriezens. 2008. Upaya Penanggulangan Prilaku Seks Bebas di kalangan Remaja.


Tersedia pada http://mahk0ta.wordpress.com/2008/07/16/upaya-penanggulangan-
prilaku-seks-bebas-di-kalangan-remaja/

Fadli, Ahmad. 2009. Penyebab Meningkatnya Seks Bebas Di Kalangan Remaja.


Tersedia pada http://kabarmu.blogspot.com/2009/02/penyebab-meningkatnya-
seks-bebas-di.html

Hamid, Abdul. 2009. Seks bebas di kalangan muda-mudi.


Tersedia pada http://andikasaputra.blogspot.com/2009/07/seks-bebas-di-kalangan-
muda-mudi.html

Muzayyanah, Nurul. 2008. DAMPAK PERILAKU SEKS BEBAS BAGI


KESEHATAN REMAJA.
Tersedia pada http://halalsehat.com/index.php/Remaja-Sukses/DAMPAK-
PERILAKU-SEKS-BEBAS-BAGI-KESEHATAN-REMAJA-*.html.

Wirakusuma, K. Yudha. 2010. Penyebab Seks Bebas Karena Pendidikan Agama


Minim. Tersedia pada
http://www.riaunews.com/berita.php?act=full&id=3346

Anda mungkin juga menyukai