PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
paripurna mulai dari pelayanan rawat inap, rawat jalan dan unit gawat darurat.
(Triwibowo, 2012).
gerbang utama jalan masuknya penderita gawat darurat di rumah sakit sehingga
bekerja maksimal agar dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Dalam prinsip penanganannya, IGD adalah salah satu
pelayanan prioritas yang diberikan pada pasien gawat darurat (Musliha, 2010)
mendampingi pasien dan keluarganya. Banyak respon yang muncul dari pasien
dan keluarganya saat mengetahui pasien harus dirawat di IGD terlebih lagi
System (ATS) yang harus ditangani pada ruang Resusitasi di IGD. Maka reaksi
pertama yang muncul atau dirasakan oleh pasien dan keluarga pada saat pasien
harus dirawat secara mendadak dan tanpa perencanaan begitu masuk rumah
sakit tersebut adalah perasaan cemas atau disebut ansietas. Jika tidak ditangani
dan kecemasan bagi anggota keluarga. Disaat yang sama keluarga harus
pelayanan keperawatan pasien tanpa menunjukkan sikap pro dan kontra. Bila
keluarga sudah muncul rasa percaya kepada perawat, maka akan lebih mudah
perawatan yang komprehensif, baik secara fisik maupun psikis. Oleh karena itu,
pola, masalah biaya perawatan, situasi dan keputusan antara hidup dan mati,
perasaan tidak berdaya untuk selalu menemani pasien karena adanya aturan
kunjungan yang ketat, tidak terbiasa dengan perlengkapan atau lingkungan IGD,
petugas IGD serta rutinitas yang ada diruangan IGD. (Retnaningsih, 2016). Jika
ditinjau dari jenis penyakit, Cidera kepala merupakan situasi yang paling
maka dapat menimbulkan rasa nyaman, aman dan rasa percaya kepada keluarga
kurang baik sebanyak 46,7% komunikasi perawat tergolong baik sebanyak 10%
efektif oleh perawat sehingga membuat keluarga akan semakin terpuruk dalam
keperawatan yang baik khususnya dan mutu pelayanan rumah sakit umumnya
pada kondisi darurat juga termasuk dalam American Association of Critical Care
Nurse (AACN). AACN menyebutkan bahwa salah satu dari bagian keperawatan
holistik adalah keputusan keluarga yang sama dengan tanggung jawab perawat,
menjadikan keluarga lebih tenang dan terhindar dari perubahan emosi seperti
informasi tentang penyakit yang diderita pasien serta dapat terhindar dari
kesalahan pengambilan keputusan tentang proses perawatan dan pengobatan
Kondisi saat ini hampir semua keluarga yang mengalami situasi darurat
di IGD merasakan kecemasan yang berat terutama ibu dari pasien dibandingkan
darurat. (Norberg dkk, 2004). Hal ini disebabkan karena ibu lebih banyak
menghabiskan sebagian besar waktunya kepada anaknya. Selain itu, banyak ibu-
ibu lebih sensitf terhadap resiko yang terjadi pada anaknya dibandingkan ayah.
kecemasan keluarga di IGD Rumah Sakit dr. Dradjat Prawiranegara padan tahun
yang ringan. Keluarga yang menunjukkan kecemasan yang berat ini disebabkan
Dari studi awal yang dilakukan oleh peneliti tanggal 27 September 2018
dari 7 keluarga tampak sangat cemas hal ini terlihat dari kegelisahan dan rasa
takut yang di ungkapkan oleh keluarga. Dari hasil wawancara, 4 dari keluarga
tersebut mengungkapkan bahwa perawat di IGD jarang berkomunikasi dengan
mereka, masih adanya perawat yang jarang senyum dan komunikasi yang
cukup baik walaupun ada beberapa aspek terdapat kekurangan seperti respon
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
pasien.
terapeutik perawat
kecemasan keluarga
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan informasi bagi Kepala
Ruang dan Staf Perawat IGD RSUP M. Jamil dalam mengevaluasi aturan –
di IGD.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya