Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU KEPERAWATAN BENCANA

DOSEN FASILITATOR :

DADANG IQWANDY, ST., MT.

OLEH :

Ade Firman Maulana

1810001 / S1 – 4A

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA

TAHUN AJARAN 2021/2022


ESSAY KONSEP PERINGATAN DINI

Sistem peringatan dini bencana adalah elemen yang sangat penting


dalam upaya pengurangan risiko bencana. Peringatan dini adalah serangkaian
kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang
kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang
berwenang. Peringatan dini pada masyarakat atas bencana merupakan tindakan
memberikan informasi dengan bahasa yang mudah dicerna oleh masyarakat.
Dalam keadaan kritis, secara umum peringatan dini yang merupakan
penyampaian informasi tersebut diwujudkan dalam bentuk sirine, kentongan dan
lain sebagainya. Namun demikian menyembunyikan sirine hanyalah bagian dari
bentuk penyampaian informasi yang perlu dilakukan karena tidak ada cara lain
yang lebih cepat untuk mengantarkan informasi ke masyarakat. Harapannya
adalah agar masyarakat dapat merespon informasi tersebut dengan cepat dan
tepat. Kesigapan dan kecepatan reaksi masyarakat diperlukan karena waktu
yang sempit dari saat dikeluarkannya informasi dengan saat (dugaan) datangnya
bencana. Kondisi kritis, waktu sempit, bencana besar dan penyelamatan
penduduk merupakan faktor-faktor yang membutuhkan peringatan dini. Semakin
dini informasi yang disampaikan, semakin longgar waktu bagi penduduk untuk
meresponnya.

Dalam siklus manajemen penanggulangan bencana, sistem peringatan


dini bencana alam mutlak sangat diperlukan dalam tahap kesiagaan, sistem
peringatan dini untuk setiap jenis data, metode pendekatan maupun
instrumentasinya. Tujuan akhir dari peringatan dini ini adalah masyarakat dapat
tinggal dan beraktivitas dengan aman pada suatu daerah serta tertatanya suatu
kawasan. Untuk mencapai tujuan akhir tersebut maka sebelumnya perlu dicapai
beberapa hal sebagai berikut:

a. Diketahuinya daerah-daerah rawan bencana di Indonesia


b. Meningkatkannya knowledge, attitude dan practice dari masyarakat dan
aparat terhadap fenomena bencana, gejala-gejala awal dan mitigasinya.
c. Tertatanya suatukawasan dengan mempertimbangkan potensi bencana.
d. Secara umum perlu pemahaman terhadap sumberbencana.
Informasi dini terhadap bencana didapatkan dengan dua macam cara,
yakni sebagai berikut.

a. Konvensional
Secara konvensional, pengenalan bencana dilakukan dengan pengenalan
terhadap gejala-gejala alam yang muncul sebelum terjadinya bencana,
yang disesuaikan dengan karakteristik bencananya.
b. Modern
Secara modern, pengenalan bencana dilakukan dengan pemantauan
aktivitas di atmosfer secara periodik dengan satelit maupun peralatan
berteknologi tinggi.

Layanan peringatan merupakan inti dari sistem. Harus ada dasar ilmiah
yang kuat untuk dapat memprediksi dan meramalkan munculnya bahaya, dan
harus ada sistem peramalan dan peringatan yang andal yang beroperasi 24 jam
sehari. Pemantauan yang terus-menerus terhadap parameter bahaya dan
gejalagejala awalnya sangat penting untuk membuat peringatan yang akurat
secara tepat waktu. Layanan peringatan untuk bahaya yang berbeda-beda
sedapat mungkin harus dikoordinasikan dengan memanfaatkan jaringan
kelembagaan, prosedural, dan komunikasi yang ada.

Sistem peringatan dini menjadi bagian penting dari mekanisme


kesiapsiagaan masyarakat, karena peringatan dapat menjadi faktor kunci penting
yang menghubungkan antara tahap kesiapsiagaan dan tanggap darurat. Secara
teoritis bila peringatan dini disampaikan tepat waktu, maka suatu peristiwa yang
dapat menimbulkan bencana dahsyat dapat diperkecil dampak negatifnya.

Peringatan dini di masyarakat dapat dikembangkan dengan mengacu


pada skema peringatan yang ada pada tingkat nasional dimana sumber
peringatan resmi berasal dari lembaga yang memiliki kewenangan untuk
mengeluarkan peringatan. Lembaga-lembaga tersebut adalah:

1. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB);


2. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG),
bertanggungjawab untuk memberikan peringatan dini cuaca, bencana
gempabumi dan tsunami;
3. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, (PVMBG), Badan
Geologi bertanggungjawab untuk memberikan peringatan dini bencana
Letusan gunungapi dan gerakan tanah;
4. Kementerian Pekerjaan Umum, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Air, bertanggungjawab untuk memberikan peringatan
bencana banjir dan kekeringan;
5. Kementerian Kehutanan bertanggungjawab untuk memberikan peringatan
dini bencana kebakaran hutan.
DAFTAR PUSTAKA

Kominfo Kebumen. 2015. Mengenal Sistem Peringatan Dini (Early Warning


System)&GejalaAlam(Online).
https://www.kebumenkab.go.id/index.php/web/news_detail/7/3132.
diakses tanggal 19 November 2021

BNPB. 2012. Pedoman Sistem Peringatan Dini Berbasis Masyarakat (Online).


https://bpbd.bantenprov.go.id/upload/deni/foto/Pedoman_EWS_Masyarak
at.pdf. diakses tanggal 19 November 2021

Anda mungkin juga menyukai