Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

METODOLOGI PENELITIAN
ROAD MAP PENELITIAN KEPERAWATAN
HUBUNGAN PENDAMPINGAN ORANG TUA DENGAN KECEMASAN ANAK
DAN REMAJA DALAM PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI
COVID-19

Disusun oleh :
BELLA BETRIXIANA
NIM. 1810019

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2021
KERANGKA KONSEPTUAL

Input Proses Kontrol Efektor Output

Stimulus internal: Mekanisme koping: 1. Fungsi fisiologi: Respons adaptif


1. Sarana dan 1. Regulator: Sulit tidur, dan 1. Siswa anak dan
prasarana yang Pelepasan remaja bisa
gelisah
belum memadai. mengatasi
hormon kortisol. 2. Konsep diri:
2. Tidak dapat kecemasannya
mengembangkan 2. Kognator: Anak dan remaja dan
keterampilan Kecemasan bergantung pada menyelesaikan
minat dan bakat orang tua saat tugas yang
secara leluasa di pembelajaran diberikan.
rumah. daring. 2. Sarana dan
3. Tugas yang prasarana
3. Fungsi peran:
diberikan dekat pembelajaran
Pendampingan daring memadai.
dengan deadline.
4. Adanya materi orang tua saat Respons maladaptif:
yang belum pembelajaran 1. Sulit tidur,
dipahami dengan daring overthinking.
baik. 2. Produktivitas
(Purwanto, et al., menurun.
2020; Mutiara, (Arsy et al., 2021;
2020). Az-Zahrani, 2005;
Stimulus eksternal: Mutiara, 2020)
1. COVID-19 (School
from home) Umpan Balik

Gambar 3.1 Kerangka konseptual Hubungan Pendampingan Orang Tua dengan Kecemasan Anak dan Remaja Dalam Pembelajaran Daring di
Masa Pandemi COVID-19 dengan modifikasi teori Adaptasi Sister Callista Roy
Keterangan:
: Diteliti : Berhubungan

: Tidak diteliti : Berpengaruh


PENJELASAN KERANGKA KONSEP

Sejak wabah COVID-19 masuk ke Indonesia, Pemerintah


memberlakukan kebijakan kepada para siswa untuk melakukan pembelajaran
dari rumah, hal ini menunjukkan bahwa stimulus ekternal pada masalah ini
adalah COVID-19. Selain itu, sejak diberlakukannya pembelajaran daring tentu
saja membuat para orang tua dan siswa harus beradaptasi dengan keadaan,
yang mana terdapat beberapa faktor yang tak menutup kemungkinan akan
menimbulkan stres. Terkadang karena terbatasnya biaya atau faktor lainnya
membuat orang tua belum mampu untuk memberikan sarana dan prasarana
yang memadai guna pembelajaran daring, anak tidak dapat mengembangkan
keterampilan sesuai minat dan bakatnya saat di rumah, terkadang anak juga
belum memahami materi yang diberikan oleh guru dengan baik dan ditambah
dengan pemberian deadline tugas yang singkat dapat menambah stimulus stres
pada anak maupun orang tua secara internal. Jika semua faktor yang telah
disebutkan di atas terus berlangsung tentunya akan menimbulkan kecemasan.
Pada teori adaptasi Sister Callista Roy, proses kontrol memiliki
mekanisme koping yang terdiri atas regulator dan kognator. Di sini untuk
mekanisme koping regulator adalah pelepasan hormon kortisol dan mekanisme
koping kognator adalah kecemasan. Pada penelitian ini, peneliti hanya fokus
meneliti pada koping regulator yang tak lain dan tak bukan adalah kecemasan.
Kecemasan ini tentunya akan memberikan efektor, baik pada fungsi
fisiologis, konsep diri, maupun fungsi peran. Untuk fungsi fisiologis, kecemasan
akan menimbulkan anak sulit tidur dan gelisah karena stres dengan beban
pembelajaran daring. Untuk efektor konsep diri dikarenakan pembelajaran daring
hanya bertemu dengan sang guru melalui virtual dan terkadang terdapat kendala
saat penjelasan materi (seperti ketidakstabilan sinyal internet) akan membuat
anak dan remaja tidak dapat memahami materi secara maksimal, selebihnya
saat mereka mendapat tugas dan mereka belum mengerti, maka di sini peran
orang tua sangat diperlukan karena mereka tentunya akan bergantung pada
orang tuanya, terlebih lagi pada siswa dengan usia sekolah yaitu usia 6 – 12
tahun. Masih sedikit berhubungan dengan efektor konsep diri yang telah
dijelaskan sebelumnya, efektor pada fungsi peran yaitu diperlukan
pendampingan orang tua saat anak dan remaja mengikuti pembelajaran daring
dengan harapan dapat mengurangi kecemasan pada anak dan remaja.
Komponen efektor fungsi peran akan menjadi fokus penelitian ini.
Ketiga komponen yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu input, proses
kontrol, dan efektor tentunya saling berhubungan dan memberikan pengaruh
pada output. Untuk output sendiri memiliki dua kemungkinan respons, yaitu
respons adaptif dan respons maladaptif. Pertama, apabila anak dan remaja
memiliki respons adaptif, siswa anak dan remaja bisa mengatasi kecemasannya
serta mampu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik, selain itu
orang tua akan memenuhi sarana dan prasarana pembelajaran daring secara
memadai. Kedua, apabila anak dan remaja memiliki respons maladaptif, siswa
anak dan remaja akan mengalami sulit tidur dan overthinking karena tidak dapat
berhenti memikirkan tugasnya, serta produktivitas anak dan remaja akan
menurun. Semua komponen memiliki hubungan dan saling berpengaruh satu
sama lain dan akan memberikan umpan balik.

Anda mungkin juga menyukai