Anda di halaman 1dari 9

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama Mahasiswa : Yonathan Jefferson Djara, S.Kom


Asal Institusi : SMK Negeri 1 Waingapu – Sumba Timur - NTT

Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-penyebab masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk berikut untuk
membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:

1. Kajian Literatur
 Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
 Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan dengan topik masalah.
 Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut berdasarkan temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah
 Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, atau rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait masalah yang diidentifikasi.
 Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka mengenai penyebab masalah tersebut.
 Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi untuk menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya
 Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian atau pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
 Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman lebih mendalam tentang penyebab masalah.
 Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
 Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk membantu Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda dapat menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis dan
mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik. Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan tindakan yang tepat untuk mengatasi
masalah tersebut.
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

* Semua permasalahan yang diambil adalah permasalahan yang ada pada KD / Elemen Sistem Komputer

N
Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
o

1 Tingkat pemanfatan E-Learning mapel 1. Kajian Literatur Tingkat pemanfatan E-Learning mapel
Informatika oleh peserta didik yang masih Menurut Bayudwi (2023) dalam artikelnya di Kompasiana Informatika oleh peserta didik yang masih
rendah. yang berjudul "Pengaruh e-Learning bagi Siswa" rendah dibandingkan dengan pemanfaatan
menyatakan bahwa tidak semua siswa memiliki akses yang medsos dan game online diakibatkan oleh
sama terhadap teknologi dan internet, sehingga kesenjangan beberapa factor :
digital dapat menjadi masalah. Selain itu, beberapa siswa 1. Pemahaman peserta didik terkait
mungkin membutuhkan interaksi sosial langsung atau manfaat e-learning masih rendah
bimbingan langsung dari guru dalam proses pembelajaran. 2. Peserta didik tidak tahu cara
Sementara Devayanti Pardi (2018) dalam artikenya yang mengakses e-learning
berjudul 5 Alasan yang Menunjukkan Bahwa e-Learning 3. Materi yang disajikan pada e-learning
Bukan Pilihan Untuk Anda mengatakan bahwa meskipun belum mampu membentuk kognitif
saat ini banyak rumah tangga yang menggunakan peserta didik terkait sistem komputer
smartphone, media sosial, dan laptop. Pada kenyataannya 4. Motivasi dan tanggung jawab belajar
masih cukup banyak orang yang tidak memiliki akses peserta didik yang masih rendah
internet, PC, dan smartphone. Walaupun memiliki komputer 5. Ketika mengakses internet, peserta
di rumah, mereka belum tentu memiliki kemampuan untuk didik cenderung lebih banyak
memulai kursus e-learning. mengakses sosmed/game karena lebih
menarik
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas
Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah
Menurut Narasumber (M. Nurhikmah, S.Pd. Gr –
Koordinator BK / Mantan Pengampuh Mapel TIK) hal ini
disebabkan karena tanggung jawab dalam diri anak terkait
belajar masih rendah, peserta didik beranggapan bahwa
proses belajar belum begitu penting dalam kehidupan
N
Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
o

mereka. Hal berikut adalah kontrol dari pihak orang tua yang
masih rendah terkait pemanfaatan gadget yang mendukung
proses pembelajarn siswa. Selain itu sumber mengatakan
pemahaman anak terkait E-Learning masih rendah, anak
berpikir bahwa sumber belajar hanya pada guru dan buku-
buku cetak.

3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya


Menurut sumber (C.K. Wisyawati, S.Pd – Pengajar Praktik
Guru Penggerak) hal ini dipengeruhi oleh motivasi siswa,
dimana motivasi belajar belum terbangun maka anak akan
lebih memilih game, sosmed daripada mengakses e-learning
meskipun sebenarnya e-learning dapat membantu proses
pembelajaran siswa.

2 Rendahnya tingkat pemahaman peserta 1. Kajian Literatur Tingkat pemahaman peserta didik terkait
didik terkait fungsi dan penggunaan Menurut Umi Khoriyah dan Sugiyem, M.Pd. (2021) dalam fungsi dan penggunaan sistem komputer
perangkat computer. jurnal pendidikan yang berjudul Faktor-Faktor Kesulitan masih sangat rendah diakibatkan karena
Belajar Pada Mata Pelajaran Simulasi Dan Komunikasi beberapa factor :
Digital Siswa menyatakan bahwa tingkat pemahaman peserta 1. Intelegency, minat dan sikap peserta
didik terkait dengan penggunaan sistem komputer tergantung didik terhadap mapel TIK rendah
pada intelegency, minat dan sikap terhadap pembelajaran. 2. Ketakutan dari dalam diri peserta didik
Sementara penulis Anonim (2021) dalam artikel yang sendiri dalam menggunakan sistem
berjudul Masih Banyak Siswa Kesulitan Operasikan komputer
Komputer mengatakan bahwa Siswa di era gadget android ini 3. Peserta didik tidak mempunyai
ternyata masih banyak yang belum mahir atau kesulitan pengetahuan awal yang baik terkait
dalam mengoperasikan perangkat komputer dan jaringan penggunaan komputer
internet. Hal ini disinyalir disebabkan oleh ditiadakannya
N
Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
o

mata pelajaran TIK di sekolah. 4. Metode pembelajaran terkait sistem


komputer perlu dibuat lebih interaktif
dan inovatif
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas
Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah
Menurut Narasumber (M. Nurhikmah, S.Pd. Gr –
Koordinator BK / Mantan Pengampuh Mapel TIK) hal ini
disebabkan ketika peserta didik berada pada jenjang SMP
tidak mendapatkan pelajaran TIK, kalaupun mendapatkan
pelajaran TIK, implementasinya hanya sebatas teori karena
tidak tersedianya perangkat komputer sebagai sarana
praktikum siswa. Hal lain yang berpengaruh adalah
ketakutan dari dalam diri siswa sendiri ketika melakukan
praktikum dimana anak takut salah ketika mengoperasikan
komputer.

3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya


Menurut sumber (C.K. Wisyawati, S.Pd – Pengajar Praktik
Guru Penggerak) hal ini disebabkan peserta didik kelas X
berasal dari berbagai latar belakang pendidikan ketika SMP,
dimana ada sekolah yang mempunyai fasilitas komputer bisa
melaksakan praktikum komputer, ada juga sekolah yang
tidak mempunyai fasilitas yang memadai sehingga proses
pembelajarannya hanya sebatas teori saja.

3 Adanya peserta didik yang kurang 1. Kajian Literatur Adanya beberapa peserta didik yang kurang
terbuka/malu bertanya kepada rekan Menurut Novrian Abdillah (2022) seringkali murid merasa terbuka/malu bertanya kepada rekan
sejawat/guru ketika menghadapi malu untuk bertanya di depan kelas atau sama teman sekelas. sejawat/guru ketika menghadapi
N
Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
o

permasalahan dalam proses pembelajaran/ Ada beberapa alasan mengapa hal ini bisa terjadi, dan salah permasalahan dalam proses pembelajaran/
praktikum dalam laboratorium. satunya adalah takut dianggap bodoh. Saat kamu bertanya praktikum dalam laboratorium disebabkan
pertanyaan yang terlihat sederhana atau kurang paham, kamu karena beberapa factor :
mungkin khawatir bahwa teman sekelas atau guru akan 1. Peserta didik takut dianggap bodoh
menilaimu sebagai murid yang tidak pintar ketika bertanya
(https://id.quora.com/Malu-bertanya-sesat-dijalan-Tapi- 2. Peserta didik takut di
kenapa-saat-berada-dikelas-murid-murid-banyak-yang-malu- tertawai/dibully ketika bertanya
bertanya). Hal ini didukung oleh Dina Rahmadani S. 3. Peserta didik tidak tahu apa yang
Manopo (2022) dalam jurnal Keterampilan Bertanya Siswa harus dilakukan dan tidak
meyatakan dalam bahwa beberapa hal yang menyebabkan mempunyai perbendaharaan kata
siswa mengalami hambatan dalam bertanya adalah sebagai yang memadai sehingga tidak tahu
berikut, (1) siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan, cara memulai pembicaraan
sehingga tidak tahu cara memulai pembicaraan, (2) siswa 4. Peserta didik tidak dibiasakan dari
tahu bahwa ia akan dinilai, dan (3) siswa menghadapi situasi lingkungan keluarga untuk berbicara
yang asing dan merasa tidak siap terbuka.

2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas


Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah
Menurut Narasumber (M. Nurhikmah, S.Pd. Gr –
Koordinator BK / Mantan Pengampuh Mapel TIK) kesulitan
peserta didik dalam berkomunikasi/bertanya pada saat
pembelejaran sebagai akibat dari kebiasaan-kebiasaan
dirumah dimana anak tidak terbiasa untuk berbicara secara
terbuka dengan anggota keluarga lainnya. Hal lainnya adalah
anak kurang percaya diri, ketika bertanya/menjawab anak
takut salah dan takut di tertawakan oleh rekan sekelas. Hal
ketiga adalah kurangnya perbendaharaan kata dari siswa,
sehingga anak tidak mampu merangkai kata untuk
N
Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
o

bertanya/menjawab terkait perso


alan yang belum dipahami.

3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya


Menurut narasumber (Nurmahani, S.Pd., M.Pd – Pengawas
Sekolah SMA/SMK/SLB) hal ini disebabkan karena tidak ada
keterbukaan yang dimulai dari lingkungan keluarga sehingga
terbawa didalam lingkungan sekolah, selain itu siswa takut
dibully dan takut salah dalam bertanya sehingga siswa
merasa lebih baik berdiam diri saja.
4. Peserta didik kesulitan dalam 1. Kajian Literatur Peserta didik kesulitan dalam mengerjakan
mengerjakan soal bertipe HOTS Menurut Safitri Wulandari (2023) dalam jurnalnya yang soal bertipe HOTS disebabkan oleh beberapa
berjudul Kesulitan Belajar Siswa Dalam Berpikir Tingkat factor :
Tinggi Berdasarkan Teori Newman menyatakan bahwa 1. Banyak peserta didik yang belum
berbagai macam indikator kesalahan yang dialami siswa mampu berpikir tingkat tinggi dan
ketika proses pengerjaan soal tes, mengindikasikan bahwa kritis.
siswa merasa kesulitan mengerjakan soal bertipe HOTS . Hal 2. Pemahaman peserta didik yang
ini jelas menunjukkan jika beberapa dari siswa cenderung kurang (kesalahan pemahaman,
banyak yang belum mampu berpikir tingkat tinggi dan kritis kesalahan transformasi dan
mengenai soal bertipe HOTS. Selain itu yang mendasari kesalahan keterampilan proses) saat
adanya kesalahan siswa saat mengerjakan soal adalah mengerjakan soal HOTS
pemahaman siswa yang kurang saat mengerjakan soal yang 3. Kurangnya literasi peserta didik
diberikan. Hal ini senada dengan Elfi Rahmadhani dan 4. Peserta didik terbiasa belajar dengan
Hilliyani (2023) dalam jurnalnya yang berjudul Kesalahan metode menghafal dan belum sampai
Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Tipe Hots menyatakan pada fase berfikir kritis (HOTS)
bahwa siswa melakukan kesalahan paling banyak yaitu pada
kesalahan pemahaman, kesalahan transformasi dan
N
Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
o

kesalahan keterampilan proses

2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas


Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah
Menurut Narasumber (M. Nurhikmah, S.Pd. Gr –
Koordinator BK / Mantan Pengampuh Mapel TIK) hal ini
disebabkan karena peserta didik kurang literasi, sehingga
anak merasa kesulitan dalam menjawab soal bertipe HOTS,
hal kedua adalah ketika terjadi proses pembelajaran dengan
pola mengasah kemampuan, anak pasif dalam proses
pembelajaran tersebut.

3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya


Menurut narasumber (Nurmahani, S.Pd., M.Pd – Pengawas
Sekolah SMA/SMK/SLB) Peserta kurang literasi, kurang
bemintat untuk membaca soal yang panjang, kemudian anak
kurang bisa berpikir kritis sehingga siswa mampu menjawab
soal bertipe HOTS.

5. Terdapat nilai assesmen informatika 1. Kajian Literatur Terdapat nilai assesmen peserta didik yang
peserta didik yang masih dibawah KB Menurut Deni Purbowati (2022) dalam artikelnya yang masih dibawah KB (ketuntasan belajar)
(ketuntasan belajar) berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar disebabkan karena beberapa factor :
Siswa mengatakan bahwa Faktor yang mempengaruhi hasil 1. Faktor internal peserta didik
belajar siswa, secara garis besar, ada dua yaitu faktor (keadaan fisik atau jasmani siswa,
eksternal (sekolah, keluarga dan sosial masyarakat) dan inteligenci siswa serta bakat dan
internal (keadaan fisik atau jasmani siswa, inteligenci siswa minat siswa)
serta bakat dan minat siswa). Hampir senada, Vindo Feladi 2. Motivasi dalam diri peserta didik
(2022) dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Motivasi terkait pentingnya belajar masih
Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran
N
Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
o

Informatika mengatakan bahwa beberapa faktor yang juga rendah


berperan sebagai pendorong hasil belajar yaitu motivasi dan 3. Peserta didik tidak mempersiapkan
kemandirian belajar siswa. Keberhasilan proses belajar diri dengan baik untuk mengahadpi
mengajar bukan hanya di pengaruhi oleh faktor intelektual assesmen
saja, melainkan juga oleh faktor non intelektual lain yang
tidak kalah penting dalam menentukan hasil belajar
seseorang, salah satunya adalah kemampuan seseorang siswa
untuk memotivasi dirinya. Kecerdasan intelektual (IQ) hanya
menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah
sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, di antaranya
adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quetiont (EQ)
yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi rustasi,
mengontrol desakan hati, mengatus suasana hati (mood),
berempati serta kemampuan bekerja sama.

2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas


Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah
Menurut Narasumber (M. Nurhikmah, S.Pd. Gr –
Koordinator BK / Mantan Pengampuh Mapel TIK) hal ini
disebabkan oleh motivasi dalam diri anak terkait dengan
pentingnya proses belajar dan lingkungan belajar. Hal lain
yang tidak kalah pentingnya adalah faktor
akademik/intelegency anak.

3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya


Menurut Narasumber (Nurmahani, S.Pd., M.Pd – Pengawas
Sekolah SMA/SMK/SLB) hal pertama karena banyak siswa
yang kurang tertarik dengan pembelajaran yang kedua siswa
N
Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
o

kurang banyak membaca (literasi) terkait materi ujian yang


akan dihadapi

Anda mungkin juga menyukai