Anda di halaman 1dari 11

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah pembelajaran peserta didik SMK


Nama Mahasiswa : YAYUK LUKIANA

Alas Sekolah : SMKN 1 NGLEGOK

Masalah yang
telah diidentifikasi (di Analisis eksplorasi penyebab
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
salin dari masalah yang masalah
berada di LK1.1)

1 Pedagogik : Kajian Literasi Berdasarkan hasil kajian literasi,


A. Sebagian besar siswa wawancara teman sejawat, dan pakar,
kelas X belum mencapai 1. Fisabillilah, FFN dan Sakti, NC (2021) mengatak kurangnya minat siswa disebabkan:
batas kelulusan pada bahwa Karena pada dasarnya minat belajar peserta
mata pelajaran Dasar didik terhadap proses pembelajaran tidak bisa muncul 1. Materi yang diberikan belum di
Kompetensi Kejuruan terima sebagian siswa dengan
dengan sendirinya, tetapi terdapat beberapa faktor lain.
yaitu Aplikasi Pengolah baik.
Angka / SPREADSEET Diantaranya bisa disebabkan oleh bahan pembelajaran
(Fungsi Matematika dan yang menarik, adanya hubungan antara pembelajaran 2. Belum dikaitkanya materi
Statistika, Fungsi dan kehidupan nyata disekitar peserta didik, guru yang pembelajaran dengan kehidupan
Finansial dan Date Time, menyenangkan, dan kesempatan keaktifan peserta nyata di sekitar peserta didik.
Fungsi Absolut) didik saat kegiatan pembelajaran.
2. Faculty of Science Education – Undiksha, mengatakan 3. Media yang digunakan dalam
pembelajaran kurang menarik
faktor kedisiplinan belajar siswa ada dua yaitu faktor
siswa
intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik yaitu
faktor yang berasal dari dirinya sendiri yaitu siswa 4. Siswa yang tidak disiplin sangat
yang malas, malas untuk belajar, tidak pernah mempengaruhi ketuntasan belajar
mengerjakan PR atau tugas, malas untuk mencatat dan siswa( sering tidak mengikuti
membaca buku pelajaran,kurangnya kesadaran untuk Pelajaran)
belajar, belum terbiasa dengan disiplin belajar. Kedua 5. Siswa sering beralasan untuk ke
UKS dan tidak mengikuti
adalah faktor ekstrinsik merupakan faktor yang berasal
pelajaran di Kelas
dari luar individu berupa lingkungan keluarga

3. Rosma Elly mengtakan bahwa Kedisiplinan


mempengaruhi hasil belajar tetapi tidak sepenuhnya
hasil belajar dipengaruhi oleh kedisiplinan. Hal ini
dikarenakan hasil belajar tidak hanya diperanguhi oleh
faktor-faktor yang lain seperti minat, bakat,
kecerdasan, motivasi, dan sebagainya.

4. B ARYANTI - 2023 - repository.unj.ac.id,


Peningkatan Prestasi Belajar Aplikasi Pengolah
Angka Dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based Learning ) Pada
Siswa Kelas X TKJ SMK Negeri Kalitengah Tahun
Pelajaran 2021/ 2022

5. A Astriani, T Ulfatun - JIIP-Jurnal Ilmiah


Ilmu Pendidikan, 2023 -
jiip.stkipyapisdompu.ac.id ,mengatakan bahwa
kesulitan belajar pada mata
pelajaran spreadsheet yang dialami oleh peserta
didik dikarenakan cara belajar yang digunakan
tidak efektif dan efisien, kurangnya pemahaman
tentang materi yang disampaikan oleh guru, tidak
memperhatikan saat guru menyampaikan materi
pembelajaran

Rujukan Literasi:
1. Muliani, RD dan Arusman. 2022. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Minat Belajar Peserta Didik. Jurnal
Riset dan Pengabdian Masyarakat Vol. 2, No.2.
https://doi.org/10.22373/jrpm.v2i2.1684 (dikutip 8
nopember 2022/ 11.05)
Hamdayama, J. 2016. Metodologi Pengajaran. Jakarta:
Bumi Aksara
2. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JET/manag
er/setup/undiksha.ac.id
3. https://jurnal.usk.ac.id/PEAR/article/view/7540
4. http://ejournal.iai-
tabah.ac.id/index.php/madinah/article/view/1458
5. http://www.jiip.stkipyapisdompu.ac.id/jiip/index.php/J
IIP/article/view/2472

Wawancara Teman Sejawat :


1. Pak Zain Asrori (teman sejawat) mengatak bahwa
Siswa kurang berminat dalam pelajaran
2. Diyan Widiarti ( Guru Produktif BDPM) Bahwa
Beberapa siswa mungkin tidak memiliki keterampilan
dasar dalam penggunaan komputer atau spreadsheet.
Kurangnya pemahaman tentang dasar-dasar teknologi
informasi dapat membuat mereka kesulitan untuk
memahami konsep dan fungsi dasar spreadsheet.

3. Ibu Yanik Qairunisa (guru Produktif AKL)


mengatakan bahwa
Siswa mungkin kesulitan memahami konsep dasar
seperti sel, baris, kolom, formula, dan fungsi.
Kurangnya pemahaman ini dapat menghambat
kemampuan mereka untuk menggunakan spreadsheet
secara efektif.
4. Kurangnya minat atau motivasi terhadap pembelajaran
spreadsheet dapat mempengaruhi sejauh mana siswa
terlibat dalam proses pembelajaran. Motivasi yang
rendah dapat menyebabkan kurangnya usaha dalam
memahami dan menguasai keterampilan spreadsheet.

Wawancara Pakar:
1. Menurut Ibu Widayatin (Kakomli BDPM)
mengatakan Banyak faktor yang mempengaruhi minat
belajar siswa, mulai dari interen dan eksteren. Interen
adalah dari dalam diri siswa sendiri, dan ekstren bisa
dari luar diri siswa. Namun yang paling berpengaruh
adalah faktor eksteren yaitu dari guru pengajar itu
sendiri.
2. Menurut Ibu Siska Raharjo selaku Sekretaris
Jurusan BDP mengatakan bahwa:
Siswa tidak memiliki cukup latihan praktis dalam
menggunakan spreadsheet. Pembelajaran yang hanya
bersifat teoritis tanpa adanya penerapan praktis dapat
menyulitkan siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan mereka.
3. Masalah teknis, seperti perangkat keras atau perangkat
lunak yang tidak handal, dapat menghambat
kemampuan siswa untuk berlatih dan menggunakan
spreadsheet.

a. Literasi/Numerasi Kajian Literasi : Berdasarkan hasil kajian literasi,


Kurangnya minat 1. Kartisari, E (2022) Gerakan Literasi siswa kurang wawancara teman sejawat, dan
membaca siswa terhadap berminat untuk belajar, kurangnya motivasi dari pakar, rendahnya minat baca
lingkungannya untuk mau berliterasi, belum siswa terhadap materi di
Materi Spreadseet yang
terciptanya kesadaran siswa terhadap pentingnya sebabkan:
disampaikan membaca/literasi o Gerakan membaca di sekolah
2. kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti dan keluarga belum
pembelajaran, kurangnya minat siswa dalam membaca membudaya
buku, minimnya siswa yang berkunjung dan o Belum diterapkannya model
meminjam buku di perpustakaan, sarana dan pra sarana pembelajaran yang menarik
penunjang di sekolah sudah memadai. Dengan asumsi minat siswa untuk mebaca
semakin positif minat membaca semakin tinggi hasil tanpa paksaan
belajar siswa dan juga sebaliknya semakin negatif o Siswa belum memahami
minat membaca akan semakin rendah hasil belajar pentingnya membaca online
siswa.https://doi.org/10.24036/vomek.v4i1.280 sebagai trobosan dalam
pembelajaran literasi
Rujukan Literasi: o Siswa hanya tertarik kepada
1. HUBUNGAN MINAT MEMBACA TERHADAP HASIL pembelajaran praktik tanpa
BELAJAR MATA PELAJARAN DASAR harus membaca terlebih
PERANCANGAN TEKNIK MESIN SISWA KELAS X dahulu
SMK N 1 PADANG | Jurnal Vokasi Mekanika
(unp.ac.id)

2. Hidayat, F.P dan Lubis, FH. 2021. Literasi Media


Dalam Menangkal Radikalisme Pada Siswa. Jurnal
Interaksi : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume: 5,
Nomor: 1.
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/interaksi/article/vie
w/5564 (dikutip 8 nopember 2022/ 12.00)
3. Kartisari, E. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
Gerakan Literasi Sekolah. Jurnal Basicedu Vol 6 No 5
Tahun 2022.
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/3959
/pdf (dikutip 8 nopember 2022/ 12.30)

Wawancara Teman Sejawat :

• Pak Zain Asrori (teman Sejawat) mengatakan bahwa


rendahnya minat baca karena menurutnya sumber
bacaan pembelajaran kurang menarik, sekarang
orientasi siswa lebih ke format video pembelajaran.
Membuat materi pembelajaran lebih banyak dalam
bentuk video tutorial daripada buku bacaan.
• Siswa lebih tertarik kepada video daripada ke bacaan
materi

Wawancara Pakar :

1. Ibu Endah Susilowati (waka Kurikulum SMKN 1


Nglegok) siswa sangat malas sekali untuk membaca
mungkin karena siswa tersebut kurang termotivasi
dari lingkungannya

2. Pak Lubis Grafura (Guru B. Indonesia, penulis, dan


aktivis peendidikan) mengatakan bahwa penyebab
rendahnya literasi siswa
• Pertama, gerakan membaca buku di sekolah dan
keluarga tidak membudaya.,
• Kedua, sebenarnya miat baca siswa tidak benar-
benar rendah. Kalau membaca buku, mungkin.
Namun untuk membaca dengan platform
semacam iperpusnas, wattpad, wocoku, dsb.
memiliki member yang tidak sedikit. Jadi, perlu
riset lebih lanjut apakah minat baca benar-benar
turun.

2. Siswa kesulitan dalam Kajian Literasinya: Berdasarkan hasil kajian literasi,


ketrampilan teknis dan 1. Astriani, A., & Ulfatun, T. . (2023). Analisis Kesulitan wawancara teman sejawat, dan pakar
kerjasama dengan kelompok Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Spreadsheet Kelas bahwa sebab siswa kesulitan dalam
dalam Mengaplikasikan mata X AKL di SMK Negeri 1 Sragen. JIIP - Jurnal Ilmiah ketrampilan teknis dan kerjasama
Ilmu Pendidikan, 6(9), 7053-7058.
pelajaran Spreadseet dengan kelompok dalam
https://doi.org/10.54371/jiip.v6i9.2472
Hasil penelitian kesulitan belajar pada mata Mengaplikasikan mata pelajaran
pelajaran spreadsheet yang dialami oleh peserta didik Spreadseet adalah:
dikarenakan cara belajar yang digunakan tidak efektif • Ketersediaan Komputer
dan efisien, kurangnya pemahaman tentang materi masih terbatas
yang disampaikan oleh guru, tidak memperhatikan • siswa masih banyak yang
saat guru menyampaikan materi pembelajaran karena
belum pernah
materi pembelajaran terlalu banyak. Siswa rata-rata
juga mengalami kesulitan belajar tentang materi yaitu mengoperasikan komputer di
antara lain; fungsi logika dan fungsi matematika. eklas sebelumnya
Untuk pembelajarannya cepat lupa materi yang • siswa kurang berlatih
disampaikan, saat memahami pembelajaran di Spreadseet
laboratorium komputer kurang paham, sulit • sisiwa masih bersifat idealis,
memahami rumus, penyempaian materi terlalu cepat. sehingga enggan untuk
berbagi pengetahuan hasil
2. Purnaningtyas, P.S dan Nugraha, A. (2021) Kerja
sama merupakan proses sosial di mana di dalamnya praktik kepada teman
terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan untuk sejawatnya
mencapai tujuan bersama dengan saling membantu
dan saling memahami terhadap aktivitas masing-
masing. Namun pada kenyataannya masih ditemukan
beberapa siswa yang belum mengimplementasikan
sikap kerja sama kepada teman kelas.

3. Kusmiati, (2018) Pencapaian keterampilan abad 21


tersebut tentu saja perlu dilakukan dengan
memperbarui kualitas pembelajaran, membantu siswa
mengembangkan partisipasi, menyesuaikan
personalisasi belajar, menekankan pada pembelajaran
berbasis proyek/masalah, mendorong kerjasama dan
komunikasi, meningkatkan keterlibatan dan motivasi
siswa, membudayakan kreativitas dan inovasi dalam
belajar, menggunakan sarana belajar yang tepat,
mendesain aktivitas belajar yang relevan dengan dunia
nyata, memberdayakan metakognisi, dan
mengembangkan pembelajaran student-centered.

4. S. Petro dan K. H. Swatan, “Pelatihan Microsoft Excel


Sebagai Penunjang Ketrampilan Hard Skill Bagi
Siswa Pada SMK YPSEI Palangka
Raya,” memberikan pelatihan terhadap kurangnya
ketrampilan siswa terhadapa aplikasi pengolah angka

Rujukan Literasi:
1. http://www.jiip.stkipyapisdompu.ac.id/jiip/index
.php/JIIP/issue/view/46
2. Purnaningtyas, P.S dan Nugraha, A. 2021.
Pengembangan Permainan Gobag Sodor Dengan
Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan
Kerja Sama Siswa Sma Muhammadiyah 3
Yogyakarta. Seminar Nasional “Bimbingan dan
Konseling Islami.
http://seminar.uad.ac.id/index.php/PSNBK/article/vie
w/7933 (dikutip 8 nopember 2022/ 13.10)
3. Kusmiati. 2018. Gerakan Literasi Sekolah Terstruktur
untuk Mengembangkan Keterampilan Abad 21.
http://repository.um.ac.id/id/eprint/877 (dikutip 8
nopember 2022/ 20.21)
4. Jurnal Abdimas BSI, vol. 2, no. 2, hal. 280–286, 2019,
doi: 10.31294/jabdimas.v2i2.6011.

Wawancara Teman Sejawat:


1. Pak Zain Asrori (Teman Sejawat) mengatak bahwa
siswa masih kurang berbaur dengan
temannya.Idealismenya masih tinggi sehingga tidak
semua siswa di jadikan temna olehnya

2. Pak Very Setiawan (teman sejawat) mengatakan


bahwa kurangnya kerjasama bisa disebabkan karena
siswa kurang memahami materi sehingga kurang
peduli dengan tugasnya.

Wawancara Pakar :

1. Ibu Endah Susilowati (Waka Kurikulum) mengatakan


bahwa siswa yang tidak dapat bekerja sama dalam
kelompok karena merasa tidak sevisi misi.

3 Kurang terciptanya Kajian Literasi: Berdasarkan hasil kajian literasi,


lingkungan pembelajaran 1. Vol 2, No 3 (2020) > Jumrawarsi Situasi belajar yang wawancara teman sejawat, dan pakar,
yang positif dan Efektif Kurang Terciptanya lingkungan kerja
kondusif berkaitan dengan kualitas belajar siswa. yang positif dan efektif adalah:
Terciptanya kelas yang kondusif akan menghindarkan 4. Ruang Laboratoriun Komputer
siswa dari rasa bosan, kelelahan psikis dan juga masih belum ber AC
terciptanya kelas yang kondusif, siswa merasa 5. Kondisi PC banyak yang rusak
sendirian memecahkan kasus yang dihadapi dalam 6. Satu PC di pakai rata rata untuk
proses pembelajaran, siswa tidak dapat mengajukan bertiga Siswa
pertanyaan satu sama lain dan saling berdiskusi agar
beban belajarnya tidak terjadi.
2. Interaksi komunikasi dalam proses pembelajaran
merupakan upaya untuk mengadakan interaksi
pendidikan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan
efisien. Komunikasi adalah proses pembelajaran
hubungan pendidikan antara guru dan siswa yang
membangun komunikasi yang efektif dan saling
mempengaruhi dalam keadaan perasaan di antara
mereka agar dapat memberikan kesempatan bagi
siswa untuk mencapai yang diharapkan. Beberapa
metode pembelajaran komunikasi
3. Model Pembelajaran, Pembelajaran Kuantum,
Kelompok Belajar, TANDURSebagian siswa tidak
aktif mendengarkan materi yg diberikan dari
guru,siswa tidak kondusif dalam pembelajaran di
kelas

Rujukan Literasi:
1. Mujiyah (1999). Menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik. Dinamika pendidikan no.1 vol 4.
2. Sri anitah W, Noorhadi (1990) Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka
3. https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/cdj
/article/view/12837
Wawancara Teman Sejawat:
1. Ibu Siska Ratnawati (guru BDP) mengatakan bahwa
penyebabnya adalah Tingkat Stres yang Tinggi: Siswa
yang mengalami tingkat stres yang tinggi mungkin
kesulitan untuk berkonsentrasi dan memahami materi
pembelajaran. Faktor stres dapat berasal dari tekanan
akademis, masalah pribadi, atau lingkungan sekitar.
2. Kurangnya Dukungan Sosial: Lingkungan
pembelajaran yang positif juga memerlukan dukungan
sosial. Kurangnya hubungan yang baik antara siswa
dan guru, atau antar siswa, dapat menghambat proses
belajar-mengajar.

Wawancara Pakar:
1. Ibu SriBudi astuti ( Kaprodi Auntansi) Mengatakan
bahwa penyebabnya adalah:Kurangnya Sumber daya,
Ketika sebuah lingkungan pembelajaran tidak
memiliki cukup sumber daya, seperti buku teks,
perangkat teknologi, atau fasilitas fisik yang memadai,
hal ini dapat menghambat efektivitas pembelajaran.

4 Siswa belum dapat Kutipan Literasi : Berdasarkan hasil kajian literasi,


menyelesaikan masalah 1. Fauziah, U. dan Fitria, Y. (2020) Kemampuan berpikir wawancara teman sejawat, dan
kompleks yang memerlukan yang dituntut bukan lah kemampuan berpikir dalam pakar,disebabkan karena:
memecahkan msalah yang biasa saja. Karena pada era 1. Belum adanya stimulus terhadap
pemikiran kreatif ( HOTS)
ini dan era yang akan datang masalah yang akan siswa untuk berlatih berfikir
untuk dicari solusinya dihadapi oleh setiap individu akan lebih kompleks. Hal tingkat tinggi
ini lah yang harus dikembangkan oleh lembaga 2. Belum dikaitkannya materi
pendidikan pada proses. pembelajaran dengan kondisi
2. Menurut Nisa, S dan Pahlevi, T (2021) tahapan yang nyata.
bisa dilakukan dalam menentukan tingkat kemampuan 3. Belum diterapkannya cara berfikir
berpikir tinggi siswa yaitu dengan memberikan tingkat tinggi (HOTS) pada
stimulus terhadap siswa untuk melatih mengerjakan pembelajaran.
soal HOTS dengan level tinggi. Guru juga perlu
memberikan motivasi dan stimulus yang baik dan
berkaitan dengan permasalahan nyata yang ada
disekitar sehingga soal yang dikerjakan siswa tidak
hanya terpaku pada soal pada teks atau modul,
3. guided inquiry, HOTS, student worksheet,
menjelaskan tentang siswa belum dapat
mengerjakan soal HOTS dikarenakan siswa
belum dapat menganalisis kelayakan lembar
kerja

Rujukan Literasi :

1. Fauziah, U. dan Fitria, Y. 2020. Peningkatan


Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi Siswa Sekolah
Dasar Melalui Problem-Based Learning.
http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v9i2.7881.
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP/ar
ticle/view/7881/pdf (dikutip 8 nopember 2022/ 15.01)

2. Nisa, S dan Pahlevi, T (2021). Pengembangan


Instrument Penilaian HOTS Berbantuan Quizizz pada
Mata Pelajaran Kearsipan SMK : Jurnal Ilmu
Pendidikan Volume 3 Nomor 5 Tahun 2021 Halm
2146 – 2159.
https://www.researchgate.net/publication/355588993_
Pengembangan_Instrument_Penilaian_Hots_Berbantua
n_Quizizz_pada_Mata_Pelajaran_Kearsipan_SMK
(dikutip 8 nopember 2022/ 15.41)
3. Pengembangan LKPD Berbasis HOTS dan
Inkuiri Terbimbing pada Mata Pelajaran
Otomatisasi Tata Kelola Humas dan
Keprotokolan Kelas XII OTKP Semester Gasal
di SMKN 10 Surabaya | Jurnal Pendidikan
Administrasi Perkantoran (JPAP) (unesa.ac.id)
Wawancara Teman Sejawat :
1. Pak Zain Asrori (teman sejawat) mengatakan bahwa
Siswa tidak dapat menerapkan HOTS dimungkinkan
terjadi karena kurangnya pembelajaran kelas dalam
mengimplementasikan critical thinking/berpikir kritis.
Siswa kurang dilatih mandiri menyelesaikan persoalan.
Siswa tidak mandiri untuk hal-hal kecil yang
seharusnya mereka bisa pelajari dari lingkungan dan
teman sejawat. HOTS terkait langsung dengan
kemerdekaan dalam belajar. Solusinya : harus banyak
berlatih dalam menyelesaikan soal-soal HOTS.
2. Pak Very Setiawan (teman sejaat) mengatakan bahwa
Sebagian siswa belum mampu untuk berfikir kompleks
dan menelar soal soal, terbukti dengan nilai yang
kurang tuntas.

Wawancara Pakar :
1. Lubis Grafura (Guru B. Indonesia, Penulis, Aktivis
Pendidikan) mengatakan bahwa penyebab siswa
kurang dapat memahami soal HOTS adalah Kurang
baca. Kurang kritis.

5 Beberapa anak pilih-pilih Kajian Literasi : Berdasarkan hasil kajian literasi,


untuk pembagian kelompok 1. Dewi, S, Dkk. (2021) Kualitas siswa dalam belajar wawancara teman sejawat, dan pakar,
(sehingga ada kelompok yang di sekolah memiliki banyak keragaman hal ini Pembagian kelompok kerja yang
membuat siswa memiliki tingkat pemahaman yang homogen disebabkan:
anggotanya anak pintar saja,
berbeda-bedaini dapat dilihat dari ragamnya nilai siswa
atau sebaliknya) pada yang didapatkan pada nilai rapor, ini perlu menjadi 1. Belum adanya pembagian
pembelajaran Spreadseet perhatian bagi pihak sekolah khususnya guru. Salah anggota kelompok yang tepat dan
satunya dengan membentuk kelompok belajar yang efektif
efektif agar setiap siswa mempunyai kesempatan 2. Siswa cenderung menyukai
untuk berprestasi. anggota kelompok yang
sefrekuensi
2. Salmah, S., Dkk (2020) mengatakan pihak kontra 3. Siswa tidak dapat memberikan
berpendapat bahwa sistem pengelompokan siswa umpan balik terhadap
berdasarkan kemampuan adalah sistem yang tidak adil pembelajaran dan permasalahan
dan menyebabkan ketidaksetaraan dan ketidakadilan belajar.
dalam pendidikan. Selain itu, terjadi kesenjangan 4. Siswa kurang menerapkan
antara teman sebaya, yaitu siswa kehilangan ketrampilan sosial
kepercayaan diri dengan melihat rekan-rekan 5. Siswa tidak dapat menyelesaikan
merekalebih baik daripada dirinya sendiri, juga berefek maslah kolaboratif
negatif dari latar belakang orang tua.
3. Aqila Fairuz Shafa1 , Tri Nova Hasti Yunianta2*
Jurnal Program Studi Pendidikan Matematik,
menyatakan bahwa minat literasi pendidikan di
Indonesia masih sangat Rendah
4. Kurangnya Kemampuan membaca dan
menumbuhkan minat membaca pada anak-
anak

Rujukan Literasi:
1. Dewi, S, Dkk. 2021. Akurasi Pemetaan Kelompok
Belajar Siswa Menuju PrestasiMenggunakan Metode
K-Means. Jurnal Sistim Informasi dan Teknologi Vol.3
No. 1(2021)28-33.
http://www.jsisfotek.org/index.php/JSisfotek/article/vi
ew/40/40 (dikutip 8 nopember 2022/ 13.45)
2. Salmah, S., Dkk (2020), Dampak Pengelompokkan
Siswa Berdasarkan Kemampuan Dan Status Sosial
Ekonomi Terhadap Prestasi Akademik Siswa: Persepsi
Guru Dan Orang Tua, Volume 1, Nomor 3, Juni 2020,
http://www.iicls.org/index.php/jer/article/view/24/16
(dikutip 10 nopember 2022)
3. DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i2.4882
4. DOI: https://doi.org/10.59024/bhinneka.v1i2 Dampak
Pembelajaran KWL (Know, Want To Know, Learned)
Berbantuan Buku Cerita Untuk Meningkatkan Minat
Membaca Ditinjau Dari Motivasi Belajar

Wawancara Teman Sejawat :


1. Pak Zain Asrori (Teman Sejawat) bukankah di
kehidupan nyata kita hidup dengan berbagai macam
jenis orang dengan background pendidikan dan
pengetahuan yang berbeda-beda. Bukankah tujuan
pendidikan itu salah satunya adalah menanamkan
karakter tenggang rasa, saling menghargai. Kolaborasi
juga merupakan bentuk kecakapan abad 21 yang hanya
dapat muncul jika siswa belajar dalam kelompok yang
heterogen. Solusinya adalah pada pembagian kerja dan
tanggungjawab dari masing-masing anggota kelompok

2. Pak Very Setiawan (Teman Sejawat) menhatakan


bahwa Jika dalam kelas terjadi masalah
pengelompokan siswa yang terkotak-kotak akan sangat
mengganggu proses pembelajaran. Solusinya :

a. Bisa memilih kelompok secara acak dg cara


menyebutkan nomor 1 s.d 6 kmudian
membagi kelompok sesuai nomor yg dia
sebut
b. Jika saya yang paling sering dilakukan
dengan cara memberikan pretest dasar
kemudian dari hasil pretest diketahui
kemampuan masing-masing lalu dibagi
kelompok campur mulai dr kemampuan
tinggi hingga rendah sehingga setiap
kelompok memiliki kemampuan merata
c. Adanya nilai rata-rata dlm kelompok yaitu
semisal dlm kelompok ada 4 org dan yg
mngumpulkan tgs hanya 3 org, mk nilai di
total dan dibagi 4, sehingga nilai rata2 yg
diberikan ke individu dg begitu setiap
anggota kelompok akan selalu peduli dg
anggota yg lain

Wawancara Pakar :
1. Ibu Widayatin (Kaprokli BDPM) mengatakan
bahwa jika dalam sebuah kelas ada anak yang pilih-
pilih dalam pembagian kelompok maka guru harus
bisa bertanggung jawab dengan mengadakan
perubahan cara pembagian kelompok, seperti anak
diajak berhitung 1-4, lalu diulang dan anak dengan
nomer yang sama menjadi 1 kelompok. Dengan
seperti ini maka akan adanya pemerataan dalam
pembentukan kelompok.

6 Kurangnya peralatan yang Kajian Literasi Berdasarkan hasil kajian literasi,


diperlukan untuk praktek 1. Menurut Nurin (2021) Pemanfaatan sarana dan wawancara teman sejawat, dan pakar
pada mata pelajaran prasarana dalam pembelajaran yang baik akan terkait dengan Kurangnya peralatan
memudahkan peserta didik dalam melakukan yang diperlukan untuk praktek
Spreadsheet
aktivitas belajar sehingga peserta didik lebih pada mata pelajaran Spreadsheet
semangat belajar disekolah. Apabila terjadi disebabkan :
kekurangan sarana dan prasarana dalam belajar 1. kurangnya perangkat PC di
akan mengakibatkan peserta didik kurang Laboratorium sebagai alat
bersemangat dan kurang bergairah dalam belajar siswa.
melakukan proses pembelajaran. Hal ini akan 2. Tidak mendukungnya jenis PC
sangat mempengaruhi proses pembelajaran yang ada di Laboratorium
peserta didik yang kemudian akan berimbas pada contohnya Windos tidak
prestasi belajar peserta didik di sekolah. support dengan Aplikasinya
3. Ruang Laboratorium yang
2. Nurin Adhaini. 2021. Pemanfaatan Sarana Dan sempit membuat siswa tidak
Prasarana Dalam Menunjang Proses nyaman belajar di lab
Pembelajaran Di Sekolah Menengah Pertama 4. Kurangnya anggaran sekolah
Negeri 2 Bukit Batu. Skripsi. Tidak Diterbitkan.
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
: Pekanbaru
https://repository.uin-
suska.ac.id/49295/1/SKRIPSI%20GABUNGAN.p
df
3. https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/JPE/issue/view/1
13Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
fasilitas laboratorium jurusan teknik komputer dan
jaringan terhadap kompetensi siswa kelas XI TKJ
karena dengan adanya perlengkapan fasilitas
laboratorium maka mampu meningkatkan kompetensi
siswa. Saran peneliti, kepada pihak sekolah terutama
guru mata pelajaran disarankan supaya tetap
mengarahkan siswa dalam memanfaatkan laboratorium
demi menunjang kompetensi psikomotorik siswa, bagi
kepada rekan mahasiswa/i disarankan untuk dapat
dilanjutkan tentang pemanfaatan laboratorium terhadap
kompetensi psikomotorik siswa dalam cakupan yang
lebih luas.
PENGARUH FASILITAS LABORATORIUM
JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
TERHADAP KOMPETENSI SISWA DI SMK
NEGERI 1 LOLOMATUA | Curve Elasticity: Jurnal
Pendidikan Ekonomi (uniraya.ac.id)

Hasil Wawancara rekan sejawat


Narasumber : Rinal Asfurin (Guru TKJ)
1. Banyak peralatan praktek di lab, terutama
komputer untuk praktek tidak berfungsi
dengan baik
2. Tenaga teknis/teknisi jumlahnya tidak
cukup, sehingga perbaikan komputer yang
bermsalah menjadi lama
Hasil Wawancara pakar
Narasumber : Zein Aminudin(Waka Sarana
Prasarana)

Jumlah siswa yang banyak membuat rasio jumlah


alat dengan jumlah peserta didik menjadi tidak
seimbang.

Anda mungkin juga menyukai