Anda di halaman 1dari 7

NAMA : ANIK RETNOWATI

NO UKG 201503115388
ASAL INSTANSI : SMP N 1 TULUNG
ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah
Analisis eksplorasi
No yang telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1 Rendahnya Hasil kajian literatur : Setelah melakukan
hasil belajar 1. Hasil belajar merupakan kompetensi
eksplorasi penyebab
siswa pada yang telah dikuasai oleh peserta
masalah rendahnya hasil
mata pelajaran didik setelah kegiatan pembelajaran belajar siswa pada mata
IPA (Lestari, 2015). pelajaran IPA adalah :
2. Hasil belajar yang diperoleh peserta 1. Motivasi belajar
didik dapat dipengaruhi oleh dua faktor siswa masih rendah
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
2. Kompleksitas materi
Dari faktor internal diantaranya minat, pada mata pelajaran
bakat, motivasi, tingkat intelegensi, IPA.
sedangkan dari faktor eksternal
3. Banyak siswa yang
diantaranya strategi pembelajaran yang mengalami
salah, pengelolaan kegiatan belajar yang miskonsepsi
tidak membangkitkan motivasi belajar pengalaman nyata
peserta didik, maupun faktor
dengan konsep dalam
lingkungan yang sangat berpengaruh mata pelajaran IPA.
pada hasil belajar yang diperoleh 4. Guru menggunakan
olehpeserta didik (Sudjana, 2014) metode pembelajaran
3. Mata pelajaran IPA tidak hanya sekedar yang kurang interaktif
kumpulan fakta atau konsep, tetapi juga sehingga proses
merupakan kumpulan proses dan nilai yang pembelajaran kurang
dapat dikembangkan dalam kehidupan menarik.
nyata. Banyak peserta didik yang
5. Guru menggunakan
tidak dapat mengembangkan media pembelajaran
pemahamannya terhadap konsep-konsep yang kurang menarik
pelajaran ini, karena antara perolehan dan kurang konkret,
pengetahuan dan prosesnya tidak sehingga siswa
terintegrasi dengan baik, sehingga para kesulitan menangkap
peserta didik mengalami kesulitan
konsep dari materi
dalam memahami dan mempelajari yang disampaikan.
IPA sehingga berdampak pada rendahnya 6. Guru kurang mampu
hasil belajarnya mengkondisikan
https://jppipa.unram.ac.id/index.php/jcar/ kelas, sehingga siswa
article/view/3338/2265 kurang fokus saat
belajar.
Hasil wawancara : 7. Orang tua kurang
Kepala sekolah memperhatiakan
Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh proses belajara siswa.
motivasi belajar siswa. Peran guru dan orang 8. Kondisi lingkungan
tua sebagai motivator dapat dilaksanakan di belajar yang kurang
dalam pembelajaran dan keseharian. Guru dan kompetitif
orang tua diharapkan tidak bosan memberi 9. Kondisi lingkungan
nasihat dan semangat untuk siswa-siswinya dan masyarakat yang
dan putra-putrinya di rumah. (Woro Indriyo, kurang mendukung
S.Pd / proses belajar siswa.
17-5-2023)

Siswa :
Hasil belajar rendah, karena :
1. Guru kurang jelas dalam menjelaskan
materi
2. Kurang fokus saat di kelas, karena kelas
berisik
3. Pembelajaran membosankan sehingga
sering ngantuk
4. Kesulitan mengerjakan soal hitungan pada
pelajaran IPA

Guru Bimbingan Konseling


Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh
motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa
erat kaitannya dengan kemauan dari diri siswa
untuk belajar dan didukung oleh faktor
keluarga dan lingkungan. Kondisi keluarga dan
karakteristik lingkungan akan mempengaruhi
kebiasaan siswa dalam belajar (Galih Shodik
M, S.Pd / 17-5-2023)

Wawancara Pakar (Guru IPA, Guru


Penggerak dan Calon Pengajar Praktik)
Faktor yang menyebabkan rendahnya hasil
belajar siswa adalah:
1. Motivasi belajar siswa rendah
2. Kompleksitas materi pada mata pelajaran
IPA
3. Siswa belum memahami tujuan
belajar/sekolah
4. Siswa belum mempunyai cita-cita/target
yang hendak dicapai
5. Guru menggunakan metode pembelajaran
yang kurang interaktif
6. Guru menggunakan media pembelajaran
yang kurang menarik
7. Lingkungan belajar yang kurang
kompetitif
8. Faktor keluarga dan lingkungan yang
kurang mendukung pendidikan siswa
9. Kurangnya contoh sukses yang bisa
menjadi inspirasi bagi siswa.
(Kris Hadiana, S.Pd / 17-5-2023)

2 Rendahnya Hasil kajian literatur : Setelah melakukan


kemampuan Rendahnya kemampuan litersi siswa, Menurut eksplorasi penyebab
literasi siswa Jesica (2017 ) dikarenakan rendahnya kemampuan
1. Kebiasaan membaca belum mulai dari literasi siswa adalah :
rumah. 1. Kebiasaan membaca
2. Perkembangan teknologi yang canggih. yang rendah
3. Sarana membaca yang minim, dll. 2. Pembiasaan membaca
https://www.educenter.id/5- di rumah dan sekolah
penyebabrendahnya-budaya- literasi-di- masih rendah
indonesia/) 3. Pengaruh sarana
Kompas ( 2020 ) menyebutkan bahwa hiburan dan gadget
rendahnya kemampuan literasi siswa yang lebih menarik
dikarenakan : dibandingkan dengan
1. Pengaruh sosial media. kegiatan membaca
2. Banyaknya hiburan seperti; TV dan 4. Banyak siswa yang
youtube. tidak suka aktivitas
3. Guru dan orangtua kurang mendorong membaca
siswa untuk rajin membaca. 5. Kemampuan siswa
4. Sarana atau media membaca yang kurang. membaca dan
5. Konsep membaca yang diajarkan tidak memahami isi bacaan
bervariasi masih rendah.
6. Pengaruh game, dll.
https://theconversation.com/yang- harus-
dilakukan-untuk- meningkatkan-tingkat-
literasi- indonesia-83781

Hasil wawancara
Kepala Sekolah :
Kemampuan literasi siswa yang rendah
diakibatkan oleh :
1. Siswa lebih gemar membuka HP untuk
kesenangan dibanding untuk ilmu
pengetahuan
2. Pengaruh buruk HP/gadget menjadikan
siswa malas membaca
3. Pembiasaan membaca baik di sekolah
ataupun di rumah rendah
(Woro Indriyo, S.Pd / 17-5-2023)

Siswa :
1. Tidak suka membaca buku pelajaran
2. Kegiatan membaca membosankan
3. Merasa kesulitan menyimpulkan isi bacaan

Wawancara Guru Sejawat


Kemampuan litersi siswa yang rendah
diakibatkan oleh :
1. Beberapa siswa belum lancar membaca
2. Siswa merasa malas saat membaca
bacaan/soal yg terlalu panjang.
3. Beberapa siswa kesulitan memahami isi
dari bacaan
(Ari Wayuningsih, S.Pd / 16-5-2023)

Wawancara Pakar (Guru Penggerak dan


Calon Pengajar Praktik)
Rendahnya kemampuan literasi siswa
disebabkan oleh :
1. Kebiasaan siswa membaca masih rendah
2. Pembiasaan membaca di rumah dan di
sekolah masih rendah
3. Pengaruh gadget
4. Sarana dan prasarana membaca yang
kurang memadai
5. Kemampuan siswa mengambil inti sari
bacaan masih rendah.
(Kris Hadiana, S.Pd / 17-5-2023)

3 Rendahnya Hasil kajian literasi: Setelah melakukan


kemampuan 1. Numerasi adalah pengetahuan dan eksplorasi penyebab
literasi siswa kecakapan untuk menggunakan berbagai rendahnya kemampuan
macam angka dan simbol-simbol yang numerasi siswa adalah:
terkait dengan matematika dasar untuk 1. Kemampuan
memecahkan masalah praktis dalam matematis dasar
berbagai macam konteks kehidupan siswa masih rendah.
sehari-hari ; emampuan untuk 2. Siswa kurang berlatih
menganalisis informasi yang ditampilkan dan kurang gigih
dalam berbagai bentuk grafik, tabel, bagan, dalam menghadapi
dan lain-lain ;dan kemampuan soal numerasi.
menggunakan interpretasi hasil analisis 3. Anggapan sebagian
tersebut untuk memprediksi dan besar siswa bahwa
mengambil keputusan (Tim GLN, 2017). soal hitungan pasti
2. Selain itu, literasi numerasi merupakan sulit.
pintu masuk untuk mata pelajaran 4. Guru dan orang tua
lainnya seperti IPA, IPS, kurang telaten dalam
kewarganegaraan, agama, seni, dan lain- membersamai siswa
lain belajar numerasi.
https://j-cup.org/index.php/cendekia/article/view/1041 5. Kemampuan guru
menanamkan konsep
Faktor yang menyebabkan rendahnya numerasi masih
kemampuan numerasi siswa : rendah.
1. Faktor internal 6. Siswa terbantu
a. rendahnya kemampuan intelegensi dengan alat hitung,
siswa seperti kalkulator,
b. rendahnya motivasi belajar sehingga kemampuan
c. rendahnya minat belajar otak kurang terasah
2. Faktor eksternal 7. Siswa kurang
a. kurangnya perhatian orang tua memahami maksud
b. pengaruh teman bermain soal numerasi.
c. kemampuan guru
d. sarana dan prasarana yang kurang
memadai
https://www.jppipa.unram.ac.id/index.php/jcar/article/
view/2845/2015

Hasil wawancara:
Kepala sekolah:
Kurangnya kemampuan siswa dalam hal
numerasi disebabkan oleh :
1. Siswa kurang berlatih
2. Hilangnya kebiasaan klasik mencongak
dan menghafal perkalian.
3. Siswa sering terbantu dengan kalkulator,
sehingga kemampuan otaknya kurang
terasah.
4. Kurangnya pendampingan guru dan orang
tua.
(Woro Indriyo, S.Pd / 17-5-2023)

Siswa :
1. Kesulitan dalam perkalian, hitungan
bilangan desimal dan berpangkat.
2. Malas berlatih
3. Malas menghafalkan rumus
Wawancara Pakar (Guru Penggerak dan
Calon Pengajar Praktik)
Rendahnya kemampuan numerasi siswa
disebabkan oleh :
1. Guru dan orang tua kurang sabar dan
telaten dalam membersamai siswa belajar
2. Pembelajaran yang mengandung unsur
numerasi sering dianggap sulit oleh siswa
3. Siswa sering terbantu dengan kalkulator,
sehingga kemampuan otaknya kurang
terasah
4. Siswa kurang berlatih.
5. Siswa kurang gigih dalam menghadapi soal
hitungan
6. Siswa kurang memahami soal numerasi
dalam bacaan.
7. Guru dan orang tua kurang mengapresiasi
kemampuan numerasi siswa, misalnya
dengan reward
(Kris Hadiana, S.Pd/ 17-5-2023)

4 Guru kurang Hasil kajian literasi Setelah melakukan


menerapkan Menurut Terttiaavini, dkk (2017) dalam eksplorasi penyebab guru
model penelitian ”Peningkatan Kompetensi Guru kurang menerapkan
pembelajaran Dalam Pembuatan Bahan Ajar Menggunakan model pembelajaran yang
yang inovatif. Media Pembelajaran Smart Learning Di inovatif adalah :
Kabupaten Sembawa Sumatera Selatan” faktor 1. Guru kurang
penyebab permasalahan kurang maksimalnya memahami metode
implementasi model pembelajaran inovatif pembelajaran yang
adalah: tepat dan sesuai
1. Sarana prasarana pendukung belum dengan tahap
memadai perkembangan siswa.
2. Guru kurang kreatif dalam 2. Guru kurang
mengembangkan metode pembelajaran memanfaatkan
3. Kondisi perekonomian orangtua siswa Teknologi
yang tidak mendukung siswa untuk Informatika dalam
konsentrasi dalam tugas belajar proses pembelajaran.
https://garuda.kemdikbud.go.id/ 3. Guru kurang kreatif
documents/detail/1108363 dalam
mengembangkan
Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi metode pembelajaran.
Pendidikan dengan Pendekatan Baru, beliau 4. Guru kurang
mengemukakan faktor-faktor yang memanfaatkan
mempengaruhi prestasi belajar sebagaai lingkungan sekitar
berikut: dalam proses
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), pembelajaran IPA.
yaitu keadaan/kondisi jasmani dan rohani 5. Guru kurang
siswa memahami
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), pembelajaran
yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa terdeferensiasi yang
tinggal. menghargai
3. Faktor pendekatan belajar (approach to perbedaan dan
learning), keunikan siswa.
yaitu jenis upaya belajar siswa yang 6. Faktor dari dalam diri
meliputi strategi dan metode yang guru yang malas
digunakan siswa untuk melakukan merancang
kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran yang
pelajaran. inovatif.
https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/ 7. Faktor guru ASN
jurnalkependidikan/article/view/536 yang merasa aman
dan nyaman dengan
Hasil Wawancara mengajar seadanya
Kepala Sekolah sehingga malas
Penyebab guru kurang dalam menggunakan meningkatkan
metode pembelajaran yang inovatif : kualitas
1. Guru kurang memahami metode pembelajaran.
pembelajaran yang inovatif.
2. Guru kurang dalam memanfaatkan sarana
dan prasarana digital yang tersedia
3. Guru kurang memanfaatkan lingkungan
sekolah
4. Guru kurang memahami tahapan belajar
siswa sesuai dengan tahapan usia siswa
5. Guru kurang memahami pembelajaran
terdeferensiasi, yang menghargai keunikan
siswa.
Semua metode pembelajaran bagus, namun
guru harus mencari model pembelajaran yang
menarik, sesuai dengan karakteristik siswa dan
karakteristik lingkungan siswa. (Woro
Indriyo,S.Pd. 17-5-2023)

Hasil wawancara dengan siswa:


Pembelajaran yang diinginkan siswa :
1. Banyak praktek di luar kelas
2. Guru lebih kreatif dalam mengajar
3. Pembelajaran yang menyenangkan sesuai
dengan kegemaran siswa SMP, yaitu
masih suka bermain.

Wawancara dengan pakar pendidikan


(Guru Penggerak dan Calon Pengajar
Praktik)
1. Pemilihan metode pembelajaran belum
disesuaikan dengan karakteristik siswa dan
lingkungan belajar siswa.
2. Pembelajaran yang dilakukan guru kurang
menyenangkan sehingga minat belajar
siswa rendah.
3. Guru tidak melakukan tes diasnostik pada
siswa di awal tahun ajaran.
4. Guru kurang mampu membuat media
pembelajaran yang menarik.
5. Guru tidak melaksanakan asesmen
penilaian yang disesuakani dengan gaya
belajar siswa.
6. Beban mengajar guru yang banyak
menjadikan guru kurang waktu dalam
mempersiapkan pembelajaran yang
inovatif.
(Kris Hadiana, S.Pd / 17-5-2023)

Anda mungkin juga menyukai