Article History Abstract: Literasi sains dan berpikir kritis merupakan aspek penting yang bisa
Received : April 09th, 2022 dijadikan bekal bagi generasi jaman sekarang yang harus dimiliki untuk
Revised : April 26th, 2022 menghadapi tantangan masa kini dan masa depan. Tujuan penelitian ini adalah
Accepted : May 30th, 2022 untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran daring serta kemampuan literasi sains
biologi dan berpikir kritis siswa di SMA Negeri 1 Woha pada masa pandemi covid-
19. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Populasi penelitian adalah
seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Woha. Sampel penelitian sebanyak 49 orang
siswa yang berada di kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2. Instrumen yang digunakan
adalah lembar pedoman wawancara dan soal tes literasi sains biologi serta berpikir
kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandemi covid-19 memengaruhi proses
pembelajaran. Beberapa faktor pendukung guru dalam melaksanakan pembelajaran
yaitu ketersediaan media pembelajaran dan kuota serta jaringan yang stabil di
sekolah. Faktor penghambat adalah jaringan yang dimiliki oleh peserta didik di
rumah masing-masing serta adanya peserta didik yang masih belum memiliki
laptop untuk menunjang pembelajaran. Nilai kemampuan literasi sains biologi
peserta didik adalah 49,79% dan nilai kemampuan berpikir kritis peserta didik
adalah 55,23%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan
literasi sains biologi dan berpikir kritis di SMA Negeri 1 Woha dikategorikan
rendah. Rendahnya kemampuan literasi sains biologi dan berpikir kritis ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu minat membaca yang masih rendah, alat
evaluasi yang belum mengarah pada pengembangan literasi sains biologi,
kurangnya minat belajar siswa dan pengetahuan siswa yang masih terpotong-
potong sehingga siswa sulit untuk mengaitkan konsep yang satu dengan yang
lainnya.
747
Putri, RM H et al. (2022). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7 (2c): 747 – 754
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v7i2c.619
di jenjang SMP maupun SMA, sangat mendukung memahami materi perkuliahan melalui web yang
penerapan kurikulum 2013 seperti yang diinginkan telah dibuatnya. Siswa juga diberikan arahan untuk
oleh pemerintah, pendidik harus mengoptimalkan mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan.
penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran. Dalam tatap muka, siswa dan guru lebih banyak
Menurut Ivanova, et al (2020) Pembelajaran diskusi tentang temuan materi yang telah dicari
daring artinya adalah pembelajaran yang dilakukan melalui internet tersebut. (3) Web enhanced
secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran course. Model ini hanya menggunakan internet
maupun jejaring sosial. Salah satu alternatif agar untuk menunjang peningkatan kualitas
pembelajaran tetap berjalan yaitu dengan pembelajaran yang dilakukan di kelas.
pembelajaran dalam jaringan secara online. Secara sederhana literasi sains dapat
Pelaksanaan pembelajaran daring diartikan sebagai melek sains, baik dalam hal
membutuhkan adanya fasilitas sebagai penunjang, konsep maupun aplikasinya. Generasi sekarang ini
yaitu seperti smartphone, laptop, ataupun tablet harus bisa mengetahui dan memilah jenis
yang dapat digunakan untuk mengakses informasi informasi yang disesuaikan dengan lingkup dan
dimanapun dan kapanpun (Gikas dan Grant, 2013). bidangnya, sehingga diharapkan dapat mengkaji
Online learning (pembelajaran daring) informasi mengenai isu-isu kontekstual dan
memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
Menggunakan jasa teknologi elektronik, dimana untuk mengatasi permasalahan pribadi dan
guru dan siswa, siswa dan sesama siswa, atau guru masyarakat secara luas (Andini, et al. 2020). Ciri-
dengan sesama guru, dapat berkomunikasi dengan ciri siswa yang memiliki literasi sains yang baik,
relatif mudah dengan tanpa dibatasi dengan hal-hal yaitu siswa bisa mengidentifikasi isu-isu sains,
yang protokoler. 2) Memanfaatkan keunggulan menjelaskan fenomena sains dan menggunakan
komputer (digital media dan computer network). fakta atau bukti sains (Setiadi, et al. 2017).
3) Memakai bahan ajar bersifat mandi Kemampuan berpikir kritis berkaitan dengan
(selflearning materials) disimpan di komputer motivasi belajar yang dimiliki oleh seseorang.
sehingga bisa diakses oleh guru dan siswa kapan Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya
saja dan dimana saja apabila yang bersangkutan penggerak dalam diri peserta didik yang
membutuhkannya. 4) Memanfaatkan jadwal menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi
dan hal-hal yang berhubungan dengan administrasi arah kegiatan belajar, sehingga kegiatan yang
pendidikan bisa dilihat setiap saat di komputer dikehendaki tercapai (Sardiman, 2011).
(Soekartiwi, 2003). Untuk mendapatkan kemampuan berpikir
Terdapat 3 macam model pengembangan kritis ini pendidik harus mengetahui dan
sistem pembelajaran berbasis online/e-learning, memahami indikator-indikator keterampilan
yaitu web course, web centric course, dan web berpikir kritis, sehingga pendidikan dapat
enhanced course. (1) Web course. Penerapan e- memperhatikan peningkatan kemampuan proses
learning pada model ini siswa dan guru berpikir kritis peserta didik (Jufri, 2017).
sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya
tatap muka. Semua bahan ajar, diskusi, konsultasi, METODE
penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan
pembelajaran lainnya semuanya disampaikan Jenis penelitian yang digunakan dalam
melalui internet. Sehingga model ini dikatakan penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
model dengan menggunakan system jarak jauh. (2) Penelitian ini bertempat di SMA Negeri 1 Woha
Web centric course. Penerapannya memadukan yang dilaksanakan pada semester II (genap) mulai
antara belajar jarak jauh dan tatap muka dari januari – juni tahun pelajaran 2020/2021.
(konvensional). Sebagian materi disampaikan Sampel penelitian diambil dari kelas XI IPA
melalui internet, dan sebagiannya lagi melalui sebanyak 49 siswa.
tatap muka atau langsung. Fungsinya adalah saling Teknik pengumpulan data menggunakan
melengkapi. Pada model ini guru dapat teknik wawancara, angket dan tes. Dalam
memberikan petunjuk kepada siswa untuk penelitian ini, peneliti memilih teknik wawancara
748
Putri, RM H et al. (2022). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7 (2c): 747 – 754
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v7i2c.619
semi-terstruktur yaitu dimana responden harus Uji yang digunakan dalam penelitian ini
menjawab pertanyaan yang telah disiapkan oleh adalah uji validitas dan uji reliabilitas. Dalam
pewawancara. Instrumen angket digunakan untuk pengajuan instrumen pengumpulan data, uji
mengumpulkan data mengenai pembelajaran validitas ini bertujuan untuk mengukur tingkat
daring yang diberikan kepada informan dan validitas suatu item dan menentukan apakah suatu
nantinya akan diisi oleh para informan. item layak digunakan atau tidak. Untuk
Instrumen yang digunakan untuk mengukur mengetahui validitas instrumen dapat
kemampuan literasi sains biologi dan berpikir kritis menggunakan rumus sebagai berikut:
adalah instrumen tes dalam bentuk pilihan ganda
(multiple choice) dengan total 30 butir soal. 𝑁(∑ 𝑥𝑦 − (∑𝑥)(∑𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√(𝑁 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2 ) (𝑁 ∑ 𝑦 2 − (∑ 𝑦)2 )
Kemampuan literasi sains biologi dideskripsikan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
S = R/N x 100
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
Keterangan:
N = jumlah responden
S = nilai kemampuan literasi sains biologi
ƩX = jumlah skor butir soal
R = jumlah soal yang di jawab benar
ƩY = jumlah skor total soal
N = jumlah keseluruhan soal tes
ƩX² = jumlah skor kuadrat butir soal
Kemampuan literasi biologi memiliki
ƩY² = jumlah skor total kuadrat butir soal
persentase nilai siswa yang dikelompokkan ke
Setelah rhitung ditemukan, kemudian
dalam kriteria hasil modifikasi (Purwanto, 2016).
dikonsultasikan dengan rtabel. Dengan pedoman
Tabel 1. Kategori Persentase Kemampuan
Nilai rhitung dicocokkan dengan rtabel produk
Literasi Sains Biologi moment pada taraf signifikan 5%. Jika r hitung
No Interval Kriteria lebih besar dari rtabel 5% maka butir soal tersebut
1 86 – 100% Sangat tinggi valid. Dan apabila rhitung lebih kecil dari rtabel maka
2 76 – 85% Tinggi butir soal tersebut dikatakan tidak valid (Yusup,
3 60 – 75% Cukup 2018).
4 55 – 59% Rendah Reliabilitas berasal dari bahasa Inggris
5 ≤ 54% Sangat rendah “realiabl” yang berarti dapat di percaya. Reliabel
jika data tersebut memang benar dan sesuai
Kemampuan berpikir kritis peserta didik kenyataannya dan dapat memberikan hasil yang
didefinisikan dengan menggunakan rumussebagai sama berapa sekalipun diambil. Untuk pengujian
berikut: reliabilitas dalam penelitian ini diuji dengan
S = R/N x 100 menggunakan rumus KR 20 (Kuder Richardson):
Keterangan: k st 2 pi qi
ri
S = nilai kemampuan berpikir kritis
R = jumlah soal yang di jawab benar
k 1 st
2
N = jumlah keseluruhan soal tes
Keterangan:
Tabel 2. Kategori Persentase Keterampilan k = jumlah item dalam instrument
Berpikir Kritis pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab
No Interpretasi (%) Kategori pada item
1 81,25 < X ≤ 100 Sangat tinggi qi = l – pi
2 71,50 < X ≤ 81,25 Tinggi st2 = varians total
3 62,50 < X ≤ 71,50 Sedang Setelah rhitung ditemukan, kemudian
4 43,75 < X ≤ 62,50 Rendah dicocokan dengan rtabel untuk mengetahui
5 0 < X ≤ 43,75 Sangat rendah instrument tersebut reliabel. Dengan perhitungan
Adaptasi Karim (2015) apabila rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel
pada taraf signifikansi 5%, maka butir soal tersebut
dikatakan reliable (Sahidu, 2013).
749
Putri, RM H et al. (2022). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7 (2c): 747 – 754
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v7i2c.619
750
Putri, RM H et al. (2022). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7 (2c): 747 – 754
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v7i2c.619
pembelajaran daring namun lama kelamaan ibu peserta didik kerjakan dengan soal-soal yang
sudah terbiasa”. diberikan”.
Peserta didik di kelas tersebut pun sudah Hasil validitas soal literasi sains biologi dan
mampu menggunakan dan mengoperasikan media berpikir kritis adalah dengan kategori
pembelajaran online seperti handphone dan valid. Nilai reliabilitas soal literasi sains biologi
laptop. Berdasarkan hasil wawancara yang yaitu 0,727 ≥ 0,7 dengan kategori reliable dan nilai
dilakukan diperoleh data berikut: reliabilitas soal berpikir kritis yaitu 0,803 ≥ 0,7
“Rata-rata peserta didik sangat mumpuni dengan kategori reliable.
menggunakan media pembelajaran online seperti
Kemampuan literasi sains biologi siswa
handphone dan laptop. Namun kebanyakan dari
mereka lebih suka menggunakan handphone karena
kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Woha diperoleh
dianggap lebih praktis”. dengan menghitung skor hasil tes kemampuan
Pendekatan pembelajaran yang digunakan literasi sains biologi. Distribusi hasil tes disajikan
oleh guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan pada tabel 3. Nilai rata-rata tes literasi sains biologi
subjek penelitian yakni diperoleh data sebagai yang diperoleh peserta didik yaitu 49,79%. Hal ini
berikut: menunjukkan bahwa kemampuan literasi sains di
“Dalam proses pembelajaran daring ini ibu selalu SMA Negeri 1 Woha masih tergolong rendah.
memberikan motivasi kepada para peserta didik Kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA di
untuk tetap semangat belajar. Pendekatan itulah SMA Negeri 1 Woha diperoleh dengan
biasanya ibu lakukan dalam proses pembelajaran menghitung skor hasil tes kemampuan berpikir
daring”. kritis. Distribusi hasil test disajikan pada tabel 4.
Berdasarkan hasil persentase nilai kemampuan
c. Pelaksanaan pembelajaran daring oleh berpikir kritis siswa diperoleh yaitu 55,23%
peserta didik dengan kategori rendah.
Tanggapan peserta didik dalam pelaksanaan
pembelajaran daring yaitu sebagian besar dari Tabel 3. Kemampuan Literasi Sains Biologi
peserta didik tidak tertarik dengan adanya
No Hasil Persentase Rata-rata
pembelajaran daring. Kesiapan peserta didik
1 49,52% 49,79% dengan
dalam pelaksanaan pembelajaran daring yaitu kategori rendah
2 50,15%
peserta didik sudah mempersiapkan diri sebelum
pembelajaran daring dimulai. Tabel 4. Kemampuan Berpikir Kritis
Kesulitan peserta didik dalam pelaksanaan
pembelajaran daring, ada beberapa peserta didik No Hasil Persentase Rata-rata
yang terkadang kurang memahami materi yang 1 53,56% 55,23% dengan
disampaikan oleh guru. Untuk media 2 57,45% kategori rendah
pembelajaran mereka menggunakan handphone
sendiri, tetapi terkadang juga mereka
Pembahasan
menggunakan laptop. Ketersediaan jaringan
Selama proses pembelajaran daring guru
internet di rumah peserta terkadang tidak stabil.
membuat media pembelajaran berupa video, ini
Karena peserta didik tinggal di kabupaten yang
dilakukan agar peserta didik lebih mudah
memang jaringan internetnya tidak terlalu bagus.
memahami materi pembelajaran yang akan
disampaikan guru nantinya melalui google
d. Bentuk evaluasi
classroom. Menurut Majid (2011), media
Dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini
pembelajaran merupakan alat bantu yang
guru memberikan tugas kepada peserta didik dan
digunakan untuk mempermudah siswa dalam
akan mengirimkan kembali tugas yang sudah
memahami materi pembelajaran. Metode ceramah
diberi nilai. Berdasarkan hasil wawancara yang
dan pemberian tugas di lakukan guru agar saat
dilakukan diperoleh data sebagai berikut:
“sesekali ibu mengulangi penjelasan materi yang pembelajaran daring dilakukan siswa dapat
disampaikan dan ibu akan memberikan kesempatan memahami pembelajaran walaupun dalam
bertanya kepada semua peserta didik. Kita juga jaringan.
akan memberikan nilai sesuai dengan apa yang
751
Putri, RM H et al. (2022). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7 (2c): 747 – 754
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v7i2c.619
Guru menggunakan pendekatan dengan juga mengungkapkan bahwa belajar daring dapat
memberikan motivasi karena dalam pelaksanaan menggunakan teknologi digital, namun yang pasti
pembelajaran daring ini peserta didik sangat harus dilakukan adalah pemberian tugas melalui
membutuhkan motivasi serta dorongan agar tetap pemantauan pendamping oleh guru melalui
semangat belajar. Kendala yang dialami guru whatsapp grup sehingga peserta didik benar-benar
selama proses pelaksanaan pembelajaran daring belajar.
yaitu guru belum mahir menggunakan media Berdasarkan permasalahan didapat beberapa
pembelajaran daring namun seiring berjalannya faktor penyebab rendahnya literasi sains biologi
waktu guru sudah mulai terbiasa. adalah siswa belum pernah mengerjakan soal
Adanya metode pembelajaran jarak jauh literasi sains biologi sebelumnya yang berkaitan
membuat guru perlu waktu untuk beradaptasi dan dengan hasil penelitian tema sistem reproduksi.
mereka menghadapi perubahan baru yang secara Kebiasaan siswa lebih suka menghapal materi
tidak langsung akan memengaruhi kualitas hasil pembelajaran dari pada memahaminya, sehingga
belajar (Purwanto, et al. 2020). Oleh karena itu, siswa kurang memahami dan mengaplikasikan
guru melakukan perencanaan pembelajaran daring materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
sampai dengan memberi evaluasi secara daring. Membaca sangat diperlukan bagi peserta
Untuk media pembelajaran peserta didik didik untuk menambah wawasan dan pengetahuan
lebih banyak menggunakan Hp, karena menurut karena dengan membaca peserta didik dapat
mereka lebih praktis. Kendala yang dialami oleh mengaitkan pengetahuan yang baru mereka
peserta didik selama pembelajaran daring yaitu dapatkan dengan pengetahuan yang sudah mereka
ketersediaan jaringan internet yang kurang miliki sebelumnya. Hal tersebut akan berdampak
mendukung, karena peserta didik tinggal pada peningkatan kemampuan dalam pemahaman
dikabupaten yang jaringannya kurang stabil. dan literasi sains. Kemampuan literasi sains terkait
Menurut peserta didik adanya perbedaan dengan membaca (Susiati, et al. 2018). Pemberian
yang sangat jauh antara ketika belajar tatap muka soal yang sekedar menuntut ingatan peserta didik
dengan daring membuat mereka kurang cenderung menjadikan peserta didik untuk
bersemangat selama proses pembelajaran. menghapal materi pelajaran.
Sebagian besar peserta didik menemukan kesulitan Faktor yang mempengaruhi rendahnya
dalam memahami materi yang disampaikan oleh kemampuan berpikir kritis adalah ketika peserta
guru, hal itu karena menurut mereka lebih asik didik masuk kesuatu kelas peserta didik tersebut
mendengarkan secara langsung di sekolah memiliki pengetahuan yang terpotong-potong
dibandingkan dengan melakukan pembelajaran sehingga peserta didik sulit untuk mengaitkan
daring. Hasil penelitian juga melaporkan bahwa konsep satu dengan yang lainnya dan kebanyakan
tidak sedikit mahasiswa yang kesulitan dalam peserta didik yang lebih nyaman dengan
memahami materi perkuliahan yang diberikan penjelasan dari guru daripada menanyakan lebih
secara daring. Bahan ajar biasa disampaikan dalam dalam.
bentuk bacaan yang tidak mudah dipahami secara Rendahnya kemampuan berpikir kritis dapat
menyeluruh oleh mahasiwa (Sadikin dan Hakim, menimbulkan dampak yang kurang baik bagi
2019). Mereka berasumsi bahwa materi dan tugas pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu,
tidak cukup karena perlu penjelasan secara kemampuan berpikir kritis perlu dilatihkan.
langsung oleh dosen. Keadaan tersebut di rasa Yulianti (2013) yang menyatakan bahwa berpikir
sama dengan keadaan pembelajaran daring yang kritis dapat diajarkan dan memerlukan latihan
dilakukan di sekolah. untuk dapat memilikinya.
Di akhir pembelajaran guru selalu Kemampuan berpikir kritis harus dilatihkan
menanyakan kepada peserta didik tentang apa pada siswa karena berpikir kritis memungkinkan
yang sudah dijelaskan hal itu bertujuan untuk siswa untuk menganalisis pikirannya dalam
mengukur sampai mana pemahaman peserta didik. menentukan pikirannya dalam menentukan pilihan
Selain itu melalui whatsapp guru biasanya dan menarik kesimpulan dengan cerdas. Apabila
menyampaikan koreksi dan evaluasi tentang siswa diberi kesempatan untuk menggunakan
pembelajaran yang telah dilakukan. Dewi (2020) pemikiran dalam tingkatan yang lebih tinggi di
752
Putri, RM H et al. (2022). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7 (2c): 747 – 754
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v7i2c.619
setiap tingkatan kelas, maka siswa akan terbiasa Ivanova, T., Gubanova, N., Shakirova, I., &
membedakan antara kebenaran dan kebohongan, Masitoh, F. (2020). Educational technology
penampilan dan kenyataan, fakta dan opini, as one of the terms for enhancing public
pengetahuan dan keyakinan (kurniawati et al, speaking skills. Universidad y Sociedad.
2014). Salah satu cara untuk melatih kemampuan 12(2), 154-159.
berpikir kritis adalah melalui proses pembelajaran. Jufri, A.W. (2017). Belajar dan Pembelajaran
Pemilihan model pembelajaran yang tepat Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta.
akan mengaktifkan seluruh potensi yang dimiliki Karim, N. (2015). Kemampuan Berpikir Kritis
siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan Siswa dalam Pembelajaran Matematika
kemampuan berpikir kritisnya. Hasil penelitian Dengan Menggunakan Model Jucama di
Susilo (2012) menunjukan bahwa terjadi Sekolah Menengah Pertama. Edumat Jurnal
peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa Pendidikan Matematika. 1(3), 92-104.
setelah siswa dibelajarkan melalui pembelajaran Komalasari, K., Arafat, Y., & Mulyadi, M. (2020).
berbasis masalah (PBL). Selain itu, model PBL Principal’s Management Competencies in
juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Improving the Quality of Education. Journal
of Social Work and Science Education. 1(2),
KESIMPULAN 181-193.
Kurniawati, I. D., Wartono & Diantoro (2014).
Pembelajaran daring di SMA Negeri 1 Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Woha terlaksana cukup efektif karena selama Integrasi Peer Intruction Terhadap
proses pembelajaran faktor penghambat Penguasaan Konsep dan Kemampuan
pelaksanaan pembelajaran daring dapat Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Pendidikan
diminimalisir dengan baik oleh guru maupun Fisika Indonesia. 10(1), 34-46.
peserta didik. Pada penelitian ini kemampuan Majid, A. (2011). Perencanaan Pembelajaran.
literasi sains biologi dan kemampuan berpikir Bandung: Remaja Rosadakarya.
kritis tergolong rendah karena adanya beberapa Purwanto, A. (2016). Peningkatan Aktivitas dan
faktor yaitu diantaranya kurangnya minat peserta Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa
didik untuk membaca, memahami pembelajaran dengan menggunakan Metode Examples
dan pengetahuan peserta didik yang terpotong- Non Examples Di Kelas VII SMP 5 Kudus
potong sehingga sulit mengaitkan konsep satu ke Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.
konsep yang lainnya. Jurnal Profesi Keguruan. 2(1), 36-41.
Purwanto, A., Pramono, R., Asbari, M., Santoso, P.
UCAPAN TERIMA KASIH B., Wijayanti, L. M., Hyun, C. C., & Putri R.
S. (2020). Studi Eksploratif Dampak
Terima kasih yang tak terhingga Pandemi Covid-19 Terhadap Proses
disampaikan kepada Bapak ibu guru disekolah Pembelajaran Online di Sekolah Dasar.
atas segala bantuan dan kerjasamanya dalam Journal of Education, Psychology and
pelaksanaan penelitian. Counseling. 2(1), 1-12.
Sadikin, A., & Hakim, N. (2019). Pengembangan
REFERENSI Media E-learning Interaktif dalam
Menyongsong Revolusi Industri 4.0 pada
Dewi, W. A. F. (2020). Dampak Covid-19 Materi Ekosistem untuk Siswa SMA.
Terhadap Implementasi Pembelajaran BIODIK. 5(2), 131-138.
Daring di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Sahidu, C. (2013). Pengembangan Program
Ilmu Pendidikan. 2(1), 55-61. Pembelajaran Fisika (P3F). Mataram: FKIP
Gikas, J., & Grant, M. M. (2013). Mobile PRESS Universitas Mataram.
computing devices in higher education: Sardiman, A. M. (2011). Interaksi dan Motivasi
Student perspectives on learning with Belajar Mengajar. Jakarta. Rajawali Press.
cellphones, smartphones & social media. Setiadi, D., A. Wahab, J., & Alok, I. S. (2017).
Internet and Higher Education. (19), 18-26. Pengaruh Model Pembelajaran 5e
753
Putri, RM H et al. (2022). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7 (2c): 747 – 754
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v7i2c.619
754