Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah

 1

Efektifitas belajar daring dalam proses pembelajaran siswa


sekolah menengah atas
Shalkha Hanifi1, Nabila Hanin Fitriani2, Fasya3, Mailany Fransiska H.4
1
Pendidikan Sains, Universitas Negeri Surabaya, 60231, Indonesia
2
Pendidikan Sains, Universitas Negeri Surabaya, 60231, Indonesia
3
Prodi, Universitas Negeri Surabaya, 60231, Indonesia
4
Biologi, Universitas Negeri Surabaya, 60231, Indonesia

Article Info ABSTRAK


Article history: Pandemi Covid-19 telah berdampak pada setiap bidang kehidupan, termasuk
pendidikan. Untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam menekan
Received Agt 15, 2023 penyebaran virus Covid-19, lembaga pendidikan menyelenggarakan
Revised Sep 21, 2023 pembelajaran daring. Penggunaan media pembelajaran merupakan salah satu
Accepted Dec 11, 2023 faktor yang menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan aplikasi website dalam
pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar siswa SMA. Pemanfaatan
Kata Kunci: teknologi dalam media pembelajaran memperluas kemampuan siswa dalam
upaya meningkatkan pembelajarannya. Pemanfaatan aplikasi web digunakan
Pembelajaran daring dan dimanfaatkan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajarannya,
Pembelajaran, pembelajaran dapat dilakukan baik secara online maupun offline. Perkembangan
Aplikasi website, TI saat ini berkembang sangat pesat sehingga memudahkan guru dan siswa
Sekolah Menengah Atas, dalam mencari informasi dan data dengan mudah dan efektif. Hal ini juga
Motivasi membawa banyak perubahan pada beberapa aspek kehidupan manusia yang
terbiasa mencari dan mendapatkan informasi dengan mudah dan dapat diakses
kapanpun dan dimanapun. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah
sistematik literatur review (SLR). Pengumpulan data dilakukan dengan
menelusuri beberapa jurnal nasional yang diakui Sinta, Google Scholar dan
Scopus, kemudian mengkaji jurnal-jurnal tersebut untuk menarik kesimpulan
atau hasil dari penelitian yang dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tingkat motivasi siswa saat belajar daring tergolong tinggi sebesar 38%, rata-
rata sebesar 61% dan rendah sebesar 2%. Secara berurutan, aspek relevansi
merupakan faktor terpenting yang menentukan motivasi siswa selama
pembelajaran daring, disusul kepuasan, perhatian, dan kepercayaan diri. Hasil
data ini dapat digunakan guru sebagai acuan ketika merencanakan proses
pembelajaran online.
This is an open access article under the CC BY-SA license.

Corresponding Author:
Nama Corresponding Author,
Program Studi ..........................
Universitas Negeri Surabaya
Email: …..@unesa.ac.id

1. PENDAHULUAN (10 PT)


Bagian pendahuluan sebuah review article lebih ringkas dari original research paper. Pendahuluan
terdiri dari tiga paragraf utama, yang berisi:
a. Latar belakang: berisi topik umum, isu, atau area yang menjadi perhatian untuk menggambarkan
konteksnya.
b. Masalah yang dikaji: berisi trend, perspektif baru, kesenjangan, atau konflik antar temuan.

Masing masing paragraf utama tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan keluasan topik.

Jurnal Ilmiah
2 

2. METODE (10 PT)


Bagian materi dan metode berisi informasi tentang sumber data, strategi pencarian data, kriteria
seleksi artikel-artikel yang dimasukkan dalam review, jumlah penelitian yang disertakan, dan metode atau
statistik untuk analisisnya. Peneliti harus memastikan bahwa sumber data teridentifikasi dengan jelas dan
sahih.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Sebanyak 66 siswa dari Provinsi Lampung (8 siswa), Banten (1 siswa) dan Jawa Tengah (57
siswa) menyelesaikan kuesioner. Dari 66 siswa, 97% menggunakan LMS saat pembelajaran daring,
khususnya Google Classroom, Moodle, Schoology, Microsoft Teams dan LMS yang dikembangkan
sekolah. 62% diantaranya juga menggunakan aplikasi WhatsApp untuk aktif berkomunikasi selama
masa studi. Hasil pengklasifikasian motivasi belajar siswa dari data kuisioner dituliskan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Kuisioner Motivasi Belajar Siswa


No Kategor Frekuensi Persentase
i (%)
1. Rendah 1 2
2. Sedang 40 61
3. Tinggi 25 38
Jumlah 66 100

Hasil data pada Tabel 1 menjelaskan bahwa sebanyak 38% siswa mempunyai motivasi belajar
tinggi, 61% siswa mempunyai motivasi belajar sedang dan hanya 2% siswa mempunyai motivasi
belajar rendah. Hasil rasio tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki motivasi
belajar sedang ketika belajar daring di masa pandemi Covid-19. Namun 2% diantaranya masih
memiliki motivasi belajar yang rendah. Hasil wawancara menunjukkan bahwa hal ini antara lain
disebabkan oleh culture shock yang dialami mahasiswa. Peralihan budaya belajar dari SMP ke SMA
menjadikan siswa memahami bahwa belajar berasal dari guru. Namun, siswa yang terbiasa dengan
integrasi teknologi dan internet sebelum pandemi menemukan bahwa pembelajaran daring tidak
mengurangi motivasi belajar mereka. Bahkan ada yang mengatakan mereka lebih beradaptasi dengan
perkembangan teknologi sejak pandemi Covid-19.

Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran daring, instruksi yang
diberikan guru kurang jelas. Selain itu, siswa yang belajar melalui metode audio visual mengalami
kesulitan dalam memahami materi karena banyak guru yang sering memberikan materi dalam format
teks tanpa merekam video. Sedangkan jika rapat menggunakan Google Meet atau Zoom, durasi rapat
dibatasi. Oleh karena itu, waktu dalam pertemuan tidak cukup untuk memahami isi dan tidak ada
kesempatan untuk bertanya atau menerima umpan balik dari siswa. Beberapa siswa mengungkapkan
lebih banyak pekerjaan rumah selama epidemi Covid-19 dibandingkan saat pertemuan offline.
Terlepas dari segala kekurangan tersebut, beberapa siswa masih menafsirkan situasi tersebut secara
positif. Siswa mengaku semakin aktif membaca buku dan terpaksa mencari bahan referensi belajar
dari berbagai sumber. Hal ini secara tidak langsung juga menunjukkan kuatnya motivasi belajar siswa.
Berbeda dengan siswa sekolah menengah. Mereka cenderung menaruh harapan lebih pada guru. Jika
guru tidak tangkas dan cepat tanggap terhadap situasi, maka motivasi belajar siswa akan rendah.

Namun beberapa sekolah mempunyai banyak strategi dalam proses pembelajaran daring,
terutama pada jam pertama, selama 15-30 menit, wali kelas akan membimbing siswa untuk
mempersiapkan pembelajaran dan semua siswa harus menyalakan kameranya. Kemudian siswa
melakukan proses pembelajaran. Jika ada siswa yang tidak hadir atau tidak siap, wali kelas akan
merespon dengan cepat dan menghubungi wali kelas siswa tersebut. Ketika siswa sudah siap belajar,
maka mereka akan lebih bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran online. Berbeda dengan
sekolah yang akses internetnya terbatas, siswa tidak diharuskan menyalakan kamera dan proses
pembelajaran lebih sering menggunakan WhatsApp. Namun berdasarkan hasil wawancara guru,
hanya sedikit siswa yang memberikan respon dalam diskusi WhatsApp. Motivasi akademik diukur
dari penelitian berdasarkan dimensi ARCS. Kemudian dihitung tingkat persentase untuk masing-
masing aspek seperti disajikan pada Gambar 1.

Jurnal Ilmiah
3Jurnal Ilmiah 

Gambar 1. Persentase ARCS motivasi belajar siswa

Mengenai perbedaan persepsi responden mengenai pengertian pendidikan jarak jauh, maka
peneliti menyimpulkan bahwa pendidikan jarak jauh adalah suatu proses dimana kegiatan belajar
mengajar formal (KBM) dilakukan secara online di rumah dengan bantuan berbagai jenis alat
teknologi di lingkungan sekolah berupa gadget atau laptop. Dengan demikian, pendidikan jarak jauh
merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar yang tidak berlangsung di sekolah atau lembaga
pendidikan lainnya. Proses pembelajaran ini berlangsung di rumah dengan menggunakan gawai dan
laptop sebagai alat untuk melakukan konferensi video. Namun dalam penerapannya, responden
mengeluhkan kurangnya kegiatan belajar mengajar. Pada hakikatnya belajar mengajar merupakan
suatu proses umpan balik yang harus dilakukan oleh siswa dan guru. Selama ini mereka hanya
menerima dokumen yang ditugaskan dalam jumlah terbatas, bahkan ada yang tidak menyerahkan
dokumen tetapi langsung memberikan tugas. Menurut Rambe (2018), peran guru dalam kegiatan
belajar mengajar yang efektif adalah harus mampu membimbing, mengarahkan, memotivasi dan
menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi siswa agar dapat memainkan perannya secara positif
dan mampu mencapai tujuan yang diharapkan.
Pembahasan
Pembelajaran daring yang diterapkan di tingkat sekolah menengah atas merupakan arahan
Pemerintah Indonesia melalui kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. E-learning
merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan internet dan perangkatnya untuk menunjang
proses pembelajaran (Isman, 2016). Pembelajaran daring dilakukan untuk mencegah penyakit akibat
virus Covid-19 yang semakin menyebar secara berkerumun. Penularan virus Covid-19 terjadi melalui
kontak fisik, sehingga untuk menghindari hal tersebut perlu dilakukan pembatasan aktivitas manusia
dengan berdiam diri di rumah untuk sementara waktu (Karo, 2020).

Kelebihan dan kekurangan selalu muncul dalam berbagai topik. Dalam hal ini, siswa
menghadapi beberapa permasalahan atau hambatan ketika melakukan pembelajaran jarak jauh, antara
lain biaya, motivasi belajar, layanan, umpan balik, kurangnya keahlian, dan kebiasaan (Attri, 2012).
Dibandingkan dengan pengajaran tatap muka, pembelajaran jarak jauh dianggap tidak lebih unggul
(Fojtik, 2018). Salah satu kendala pembelajaran jarak jauh yang efektif adalah kurangnya
pengorganisasian dan interaksi yang efektif. Tentu saja, pembelajaran jarak jauh yang efektif harus
didukung oleh konten yang disediakan, konektivitas internet, serta ketersediaan dan perhatian yang
signifikan (Bušelić, 2012). Oleh karena itu, penerapan media pembelajaran berdampak pada apa yang
dipelajari dan dipikirkan orang (King et al., 2001).

Motivasi belajar siswa dapat diubah melalui berbagai model, metode, dan media yang diberikan
oleh guru (Putra & Negara, 2021; Rizky Setiawan & Wiedarti, 2020). Motivasi belajar mendasari
proses konseptualisasi materi, berpikir kritis, strategi belajar, dan keberhasilan akademik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 61% siswa mempunyai motivasi belajar sedang ketika pembelajaran
daring, 38% mempunyai motivasi tinggi dan 2% mempunyai motivasi rendah. Hal ini sesuai dengan
beberapa penelitian lain yang menunjukkan bahwa motivasi siswa tergolong sedang (Riyati et al.,
2021) dan baik ketika pembelajaran daring (Alifia & Pradipta, 2021). Melalui berbagai platform
elektronik yang digunakan selama pembelajaran online, seperti Edmodo, Google Classroom, media
audio visual dan WhatsApp, motivasi belajar siswa meningkat (Alifia & Pradipta, 2021; Hidayat &
Judul naskah singkat dan jelas, menyiratkan hasil penelitian
4 

Mardani, 2022; Qusnul et al., 2021). Oleh karena itu, guru memegang peranan penting dalam
pelaksanaan proses pembelajaran online.

Dalam penelitian ini motivasi belajar siswa diukur melalui empat aspek yaitu perhatian,
relevansi, percaya diri dan kepuasan. Berdasarkan hasil yang diperoleh, persentase siswa yang
memperhatikan selama pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 sebesar 59%. Indikator
motivasi belajar dari sudut pandang perhatian antara lain ketertarikan siswa terhadap proses
pembelajaran daring dan kesediaannya mencari informasi terkait materi pembelajaran selama daring.
Ketertarikan siswa terhadap proses pembelajaran daring ditunjukkan dengan kesediaannya mengikuti
segala bentuk pembelajaran selama proses pembelajaran daring. Kesediaan siswa dalam mencari
informasi terkait materi pembelajaran secara online dapat dibuktikan dengan keaktifannya
mempelajari lebih lanjut materi pembelajaran melalui materi yang direkam kembali secara digital
(Rahayu et al., 2019; Zidny et al., 2021). Aspek perhatian berkaitan dengan situasi/lingkungan belajar
siswa (Li & Ren, 2018). Dengan pelatihan dan lingkungan belajar yang tepat, siswa akan termotivasi
sehingga kemampuan konsentrasinya akan meningkat.

Aspek kedua dari ARCS adalah relevansi. Pada penelitian ini aspek relevansi mempunyai
persentase tertinggi yaitu 78%. Aspek-aspek yang relevan dapat dikembangkan melalui penggunaan
bahasa dan contoh-contoh yang familiar bagi siswa. Contoh-contoh familiar ini berhubungan dengan
pengalaman siswa dan berhubungan dengan materi yang dipelajari. Hasil ini menunjukkan
kemampuan siswa untuk beradaptasi dengan baik pada situasi pembelajaran yang berbeda dan
kemampuan mereka untuk menggunakan perangkat dan aplikasi digital yang berbeda dengan baik.
Siswa sudah mampu beradaptasi dengan kondisi pembelajaran sebelumnya yaitu belajar langsung di
kelas, namun karena adanya wabah Covid-19 siswa harus belajar secara daring. Siswa yang
termotivasi belajar dapat didorong untuk menggunakan berbagai perangkat dan aplikasi digital. Hal
ini juga secara tidak langsung menunjukkan pemanfaatan teknologi yang sudah familiar/digunakan
dalam dunia pendidikan. Meskipun siswa pada awalnya mengalami kejutan budaya, sebagian besar
dari mereka mampu beradaptasi dengan situasi pembelajaran dengan menggunakan perangkat digital,
yang membantu mereka memahami manfaat dari pengetahuan yang dipelajari.

Aspek ketiga dari ARCS adalah kepercayaan diri. Indikator motivasi belajar dari sudut pandang
percaya diri antara lain siswa menunjukkan kemampuan berdiskusi dan berinteraksi selama
pembelajaran daring dan keberanian mengemukakan pendapat atau menjawab pertanyaan guru. Rasa
percaya diri siswa ditunjukkan dengan sikap siswa yang mampu melaksanakan seluruh kegiatan
pembelajaran daring secara mandiri. Kegiatan tersebut antara lain menyelesaikan tugas individu dan
kelompok dengan penuh tanggung jawab, mengerjakan ujian dengan sungguh-sungguh, menjawab
pertanyaan yang diajukan guru dengan penuh percaya diri, dan banyak lagi. Berdasarkan hasil data
penelitian, aspek percaya diri pada pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 sebesar 56%,
sedangkan aspek keterhubungan mencapai 78%.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun siswa mampu beradaptasi dengan baik dalam penggunaan
teknologi saat pembelajaran daring, namun tingkat kepercayaan diri mereka dalam berdiskusi dan
beraktivitas dinilai berada pada tingkat rata-rata. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara guru yang
menunjukkan bahwa siswa cenderung kurang menjawab pertanyaan yang diajukan guru saat
berdiskusi selama proses pembelajaran. Ada siswa yang berusaha mencari jawabannya namun siswa
tersebut tidak berani mengemukakan pendapatnya. Guru harus menugaskan setiap siswa satu per satu
agar berani mengemukakan pendapatnya di kelas. Meskipun sebagian besar siswa sekolah menengah
atas sudah mulai membekali diri, mempelajari perangkat, dan beradaptasi menggunakan berbagai
perangkat dan aplikasi digital, namun tingkat aktivitas siswa saat menerima tugas dan praktikum
online masih berada pada level normal. Pembelajaran daring menjadikan siswa tidak proaktif dalam
kegiatan pembelajaran (Robandi dan Mudjiran, 2020; Septoyadi et al., 2021). Tak jauh berbeda, hasil
penelitian mengenai kepercayaan diri siswa SMP terhadap pembelajaran daring masih kurang, hal ini
terlihat dari semakin banyaknya siswa yang diam saat pertemuan virtual (Riyanti et al., 2021).
Namun, guru telah melakukan banyak upaya untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa. Hasilnya,
beberapa siswa aktif berdiskusi dan sebagian besar siswa bersedia bertanya atau memberikan
masukan melalui fungsi chat di Whatsapp.

Aspek keempat dari ARCS adalah kepuasan. Berdasarkan hasil analisis data, aspek kepuasan
motivasi belajar daring siswa sebesar 62%. Kepuasan berkaitan dengan keberhasilan akademik

Jurnal Ilmiah
5Jurnal Ilmiah 

seorang siswa, dengan indikator antara lain adanya dorongan internal siswa untuk aktif belajar, yang
dinyatakan melalui sikap positif siswa pada saat kegiatan latihan dan dalam menyelesaikan tugas, soal
latihan, dan soal ulangan secara tuntas. Guru berperan aktif dan melakukan upaya seperti
mengingatkan siswa untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan aktivitas selama pembelajaran online.
Pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah juga melakukan komunikasi yang baik dengan orang tua
mengenai tugas, pekerjaan rumah (PR) siswa dan berbagai kegiatannya. Berkat itu, siswa dapat
menyelesaikan pekerjaan rumah, latihan soal, dan soal ulangan dengan akurat dan tepat waktu.
Indikator-indikator tersebut menunjukkan bahwa gaya komunikasi guru pada saat proses
pembelajaran mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa (Fadhilah &
Iqbal, 2021; Prabawa & Restami, 2020).

Beberapa penelitian lain menunjukkan tingginya tingkat kepuasan siswa saat belajar daring
(Hidayatillah et al., 2022; Nurrohim, 2020). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar siswa jika dilihat dari situasi pembelajaran pada masa Covid-19, baik faktor internal maupun
eksternal. Berdasarkan data deskriptif yang diperoleh, faktor eksternal seperti kondisi lingkungan
belajar mempengaruhi motivasi belajar siswa (Sarnoto & Romli, 2019). Dengan kondisi pembelajaran
yang kondusif dan mendukung, siswa akan lebih bersemangat belajar untuk mencapai tujuan belajar
yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi
motivasi belajar antara lain persiapan psikologis siswa selama proses pembelajaran online (Hasnah,
2021). Setelah mewawancarai sejumlah siswa, diketahui bahwa pembelajaran daring kurang
diapresiasi oleh siswa karena terlalu banyak mengerjakan pekerjaan rumah, membuat siswa lelah dan
berdampak pada kesehatan mental anak-anak. Kesiapan psikologis siswa terhadap pembelajaran
daring menunjukkan betapa siap mental siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran daring (Yazid
& Neviyarni., 2021).

Motivasi atau dorongan belajar adalah seperangkat rangsangan yang ditujukan pada kegiatan
belajar yang dilakukan siswa. Hal ini menjamin kelangsungan kegiatan pembelajaran dan memandu
proses pembelajaran. Tingkat motivasi belajar siswa sangat menentukan kualitas perilakunya selama
proses pembelajaran. Adanya motivasi belajar akan mendorong siswa untuk lebih bersemangat dalam
belajar dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, agar menghasilkan hasil belajar yang positif
dan sesuai dengan yang diinginkan. Beberapa rekomendasi yang dapat diberikan kepada siswa dan
guru selama pelaksanaan pembelajaran daring yaitu : (1) Guru harus mempersiapkan materi sebelum
pertemuan, menyediakan media pembelajaran dari berbagai referensi dan sudut pandang gaya belajar
siswa serta memberikan panduan/instruksi yang jelas kepada siswa; (2) Guru harus kreatif, terampil
dan tanggap dalam melihat kondisi dan situasi proses pembelajaran yang berlangsung; (3) Siswa harus
ditanamkan kesadaran akan pentingnya belajar dan karakter disiplin, bertanggung jawab, dan jujur;
(4) Guru dan sekolah harus mempertimbangkan kesiapan psikis siswa selama proses pembelajaran
daring berlangsung; (5) Orang tua harus mendukung dan berperan aktif selama siswa melaksanakan
pembelajaran daring. Keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya sampel yang belum mewakili
seluruh wilayah di Indonesia, terutama daerah terpencil dan tertinggal; belum mengungkapkan secara
lebih dalam pada aspek lingkungan belajar siswa selama pembelajaran daring di rumah, yaitu
bagaimana peranan orang tua. Hal ini penting, mengingat beberapa siswa terutama di daerah-daerah
terpencil dan tertinggal, memiliki latar belakang dan kendala yang berbeda-berbeda selama
pembelajaran daring. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya diharapkan mampu meningkatkan jumlah
sampel dari berbagai wilayah di Indonesia.

4. KESIMPULAN (10 PT)


Kesimpulan pada review article berisi implikasi dari temuan, interpretasi oleh penulis, dan
identifikasi pertanyaan riset yang belum terselesaikan.

UCAPAN TERIMA KASIH (10 PT)


Bagian acknowledgement berisi ucapan terimakasih kepada orang-orang atau lembaga yang
membantu pencarian dan penyediaan literatur dan data, penataan materi, atau proses penulisan.

REFERENSI
[1] Fatwa A., Samsudin, “ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN E-LEARNING BERBASIS EDMODO DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA,” Akademika: Jurnal Teknologi Pendidikan, vol.
11, no. 1, June 2022. https://doi.org/10.34005/Akademika.v11i01.1686
Judul naskah singkat dan jelas, menyiratkan hasil penelitian
6 

[2] H. Fairusy Fitria, et al., “Motivasi Belajar Siswa Sekolah Menengah pada Pembelajaran Daring selama Pandemi
Covid-19,” JURNAL IMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, vol. 6, pp. 599-608, Oct 2022.
https://doi.org/10.23887/jipp.v6i3.44835
[3] H. Rhisqy. “Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Berbasis Teknologi Virtual Reality Untuk Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar Siswa di Sekolah Menengah,” Jurnal Ekonomi dan Bisnis, vol. 14, pp. 141-144, July
2022. https://doi.org/10.55049/jeb.v14i1.185
[4] Meilani L., Basturbar B., Pratiwi W. D., “DAMPAK PEMBELAJARAN JARAK JAUH TERHADAP ASPEK
KOGNITIF,AFEKTIF, DAN PSIKOMOTOR BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA),” Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, vol. 13, no. 1, Mar 2023. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPBS
[5] Ni Ruri H., Firdaus R., Fitriawan H., “EFEKTIFITAS APLIKASI WEBSITE DALAM PEMBELAJARAN
UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK,” Jurnal Teknologi Pendidikan, vol. 11, no. 2,
Dec 2022. https://doi.org/10.34005/akademika.v11i02.2272
[6] Perdani U., Setyawan D., “Analisis Pembelajaran Daring pada Tingkat Sekolah Menengah Atas Selama Masa
Pandemi Covid-19,” Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, vol. 4, no. 8131-8139, Dec 2022.
https://edukatif.org/index.php/edukatif/index

BIOGRAFI PENULIS (No border, 10 PT)

Xxxx (9 pt)
Penulis pertama
Photo (3x4cm)

Xxxx (9 pt)
Penulis kedua
photo(3x4cm)

Xxxx (9 pt)
Penulis ketiga
photo(3x4cm)

Jurnal Ilmiah

Anda mungkin juga menyukai