Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS PENGARUH PEMBELAJARAN DARING TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 3 KOTA TEBING


TINGGI

DISUSUN OLEH:
NAIMA WULANDARI PURBA
KELAS: XI IPA 3

SMA NEGERI 3 KOTA TEBING TINGGI


BAB 1
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
kegiatan belajar dan mengajar adalah suatu sistem yang merangkai sejumlah komponen
pengajaran. Kegiatan belajar dan pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak
memperhatikan komponen-komponen pembelajaran secara keseluruhan. Berbagai komponen
pembelajaran dirangkai dalam suatu desain pembelajaran. Komponen-komponen
pembelajaran berkolaborasi untuk suatu kegiatan pembelajaran dan saling mendukung
mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Komponen-komponen belajar
dan pembelajaran menurut Djamarah diantaranya tujuan, bahan pelajaran,kegiatan belajar
dan pembelajaran, metode, alat, sumber pelajaran dan evaluasi.
Kegiatan belajar mengajar antara satu komponen dengan komponen lainnya akan saling
terikat. Pertama tujuan yaitu harapan guru dalam belajar mengajar akan menghasilkan peserta
didik yang memahami apa yang disampaikan kemudian mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Kedua, bahan pelajaran yaitu apa yang hendak diajarkan oleh guru
tersebut kepada peserta didiknya agar mencapai tujuan yang diinginkan. Ketiga kegiatan
belajar dan pembelajaran yaitu proses selama guru mengajar di dalam kelas maupun diluar
kelas yang mengharuskan
untuk peserta didiknya aktif dalam kegiatan tersebut.
Metode yaitu cara yang digunakan guru dalam mencapai tujuan tadi. Alat yang kadang
juga disebut media pembelajaran yaitu segala sesuatu yang digunakan dan dapat membantu
dalam proses belajar mengajar. Sember pelajaran yaitu bisa berupa buku atau orang. Dan
terakhir evaluasi yaitu proses penilaian yang dilakukan oleh guru maupun peserta didik pada
akhir kegiatan untuk menilai apa yang kurang selama kegiatan belajar mengajar tadi. Jadi,
keterkaitan komponen tersebut antara satu dengan lainnya itu akan membuat kegiatan belajar
mengajar menjadi berkualitas seperti yang diharapkan oleh guru.

1
Berkenaan dengan hal ini, karena terjadi pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk
Indonesia maka pembelajaran dilakukan secara daring, sesuai dengan Surat Edaran yang
dikeluarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan perihal Pembelajaran secara Daring dan
Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Coronavirus Disease
(Covid-19).Pembelajaran daring artinya pembelajaran yang dilakukan secara online,
menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial.3 Aplikasi pembelajaran yang
biasanya digunakan diantaranya Google Classroom, Google Meet, Zoom Sedangkan untuk
jejaring sosial yaitu WhatsApp, Youtube dan Facebook. Pembelajaran daring mengharuskan
guru lebih bisa menguasai IPTEK agar proses pembelajaran bisa lebih bervariasi. Setiap
siswa juga harus mempunyai perangkat elektronik seperti HP dan Laptop/Komputer untuk
memudahkan jalanya proses pembelajaran.
Pembelajaran daring yang dilakukan di SMA N 3 Tebing Tinggi menggunakan aplikasi
WA, telegram dan Zoom. Tapi berdasarkan hasil tanya jawab dengan salah seorang guru
disana, peneliti menemukan bahwa siswa disana belum terlalu menguasai teknologi, yang
mana penggunaan aplikasi Zoom dalam proses pembelajaran sangat jarang. Hal ini membuat
guru kesulitan untuk menjelaskan materi kepada siswa, sehingga proses belajar mengajar
tidak berjalan sempurna. Karena guru hanya akan mengirimkan materi untuk dipahami siswa
sendiri, kemudian akan diberikan tugas setelahnya.
Dari pemaparan diatas, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian yang
berkaitan dengan “Pengaruh Pembelajaran Daring Masa Pandemi Terhadap Hasil Belajar
Siswa SMA Negeri 3 Kota Tebing Tinggi".

B.Rumusan Masalah
● Apakah terdapat pengaruh pembelajaran daring pada masa pandemi terhadap hasil
belajar siswa SMA N 3 Kota Tebing Tinggi sejak pandemi hingga pasca endemi
terhadap hasil belajar?
● metode pembelajaran manakah yang lebih efektif dibandingkan dari nilai rata rata
siswa setiap semester saat pembelajaran daring atau saat pembelajaran tatap muka?

C.Tujuan Penelitian
untuk memperjelas arah penelitian ini dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut.
● untuk mengetahui pengaruh pembelajaran daring pada masa pandemi terhadap hasil
belajar siswa SMA N 3 Kota Tebing Tinggi sejak pandemi hingga pasca endemi.
● untuk menyimpulkan metode mana yang lebih efektif bagi siswa dilihat dari nilai
rata-rata setiap semester.

D.Kontribusi Penelitian

2
Penelitian ini diharapkan untuk mendapatkan informasi-informasi tentang Pengaruh
Pembelajaran Daring Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA NEGERI 3 TEBING TINGGI
Pada saat pandemi hingga endemi tahun 2021-2022. Serta memberikan manfaat baik kepada
kelembagaan dari segi ilmu pengetahuannya. Selain itu, peneliti ini juga diharapkan sebagai
ilmu untuk para peneliti dalam mengembangkan ilmu dan bahan pembelajaran di sekolah.
Manfaat peneliti dapat dilihat dari dua segi yaitu teoritis dan praktis.
1. Manfaat Teoritis
Sebagai landasan teoritik dalam mengembangkan ilmu pembelajaran, sehingga dapat
menjadi masukan dalam upaya mengkaji lebih luas tentang pengaruh pembelajaran daring
terhadap hasil belajar siswa serta menjadi pembelajaran dan pengetahuan baru.
2. Manfaat Praktis
● Manfaat Bagi Siswa
mendorong pemanfaatan masing-masing siswa yang berdampak pada
peningkatan prestasi dalam memahami suatu konsep.
● Manfaat Bagi Guru
bagi guru diharapkan dapat memberi alternatif pilihan untuk memilih metode
pembelajaran yang lebih efektif dalam kegiatan belajar mengajar.
● Manfaat Bagi Sekolah
sebagai bahan masukan bagi sekolah terutama guru-guru dalam memilih
metode pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar.
● Manfaat Bagi Peneliti
harapkan mendapatkan wawasan baru dalam bidang pendidikan dan
pendekatan-pendekatan pembelajaran akan menjadi bekal untuk diaplikasikan
dalam kehidupan nyata.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian yang relevan


berapa penelitian dan relevan dengan penelitian ini adalah.
1. penelitian oleh ria Yunita Sari (2022) yang berjudul "Pengaruh Pembelajaran
Daring Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Masa Covid 19 SMPN 3 Kota
Banjarnegara Tahun Ajaran 2021/2022".
Penelitian yang dilakukan peneliti dengan Ria Yunita Sari memiliki
persamaan dalam menggunakan kuantitatif.sementara perbedaan penelitian
dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terdapat pada muatan
materi, pada penelitian sebelumnya terdapat muatan materi.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Syarifah Hikmah Jamil (2015) yang berjudul
“pengaruh pembelajaran daring terhadap minat belajar mahasiswa pada masa

3
covid 19 ”. Hasil pengolahan data, diperoleh rata-rata kemampuan mahasiswa
sebelum menggunakan pembelajaran adalah 63,64 dan rata-rata kemampuan
minat belajar siswa setelah menggunakan pembelajaran daring adalah 78,72.
Hasil perhitungan data dengan uji t diperoleh kesimpulan Ha diterima atau
disetujui dan Ho ditolak. Setelah itu dilakukan perhitungan effect size,
diperoleh harga ES = dan berdasarkan kriteria effect size termasuk kategori
tinggi. Dari penjelasan perhitungan tersebut, ini berarti terdapat pengaruh
penggunaan pembelajaran daring terhadap minat belajar mahasiswa
Universitas pembangunan nasional sebesar dan termasuk kategori
tinggi.Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh
Syarifah Hikmah Jamil sama-sama menggunakan pembelajaran daring,
sementara perbedaan penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti terdapat pada muatan materi, pada penelitian sebelumnya terdapat
muatan materi minat belajar saja sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti menggunakan materi prestasi belajar perbedaan lain terdapat pada
lokasi penelitian sebelumnya di Universitas pembangunan nasional sedangkan
pada penelitian ini lokasinya di SMPN 1 Bolo Kabupaten Bima.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Aldo Putra Pratama (2011) yang berjudul
"Penggunaan pembelajaran daring terhadap motivasi belajar siswa SMPN 2
Malang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran
daring dapat meningkatkan motivasi belajar siswa SMPN 2 Malang. Perolehan
rata-rata motivasi belajar siswa meningkat, dari rata-rata pratindakan ke siklus
I sebesar 67%, dari siklus I ke siklus II sebesar 2% dan dari pratindakan ke
siklus-2 mengalami peningkatan sebanyak 73%. Perolehan rata-rata motivasi
belajar meningkat, dari rata-rata pratindakan ke siklus I sebesar 49% dari
siklus I ke siklus II sebesar 13%, dan dari pratindakan ke siklus-2 mengalami
peningkatan sebanyak 68%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa Penggunaan pembelajaran daring dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa SMPN 2 Malang.Persamaan penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan oleh Aldo Putra Pratama sama-sama menggunakan
pembelajaran daring,

2.2 Kajian Teori


2.3 Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring diartikan sebagai pembelajaran jarak jauh, seperti
yang dikemukakan Munir (2009: 17). Bahwa pembelajaran jarak jauh adalah ketika proses
pembelajaran tidak terjadinya kontak dalam bentuk tatap muka antara pengajar dan
pembelajar komunikasi dengan dua arah yang dijembatani dengan media seperti komputer,
telepon genggam, video call dan sebagainya.
Munir (2009:19) kembali menjelaskan bahwa pembelajaran jarak jauh akan efektif
dibandingkan pembelajaran konvensional jika sebelumnya membuat suatu pembelajaran
jarak jauh berbasis web (web based distance learning) yang mempertimbangkan berbagai

4
aspek yang perlu serta trade-off nya. Pembelajaran jarak jauh akan lebih efektif jika
melibatkan interaksi antara pembelajar dengan pengajar, pelajar dengan media (termasuk
fasilitas) pembelajar. Pola interaksi pembelajaran berlangsung secara aktif dan interaktif
Media pembelajaran trade-of-face langsung antara pelajar dan pengajar seperti halnya dalam
pembelajaran konvensional data dicapai satu setidaknya mendekati. Pengguna teknologi
dalam menunjang pembelajaran jarak jauh harus diperhatikan untuk membantu
pendidikan.Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada dasarnya
merupakan proses belajar dalam lingkungan pembelajaran daring.
Wahyuningsih (2017:42) mengemukakan bahwa “dalam lingkungan pembelajaran daring
interaksi terjadi tanpa harus bertatap muka” selain dengan hal itu Pujiriyanto (2012: 190) juga
mengemukakan “lingkungan pembelajaran daring membawa konsekuen hilangnya interaksi
budaya dalam tatap muka pada pembelajaran konvensional (di red idiosyncratic
response).Namun demikian dengan bantuan teknologi terciptalah lingkungan belajar yang
bermakna, dimana interaktivitas terjadi secara otentik sehingga siswa mampu mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri, berpikir kritis dan memiliki prestasi dalam menyelesaikan masalah.
Wahyuningsih (2017: 42).

2.4 Ciri-ciri Pembelajaran Daring


1. Pembelajaran Individu
Pengalaman belajar pada pembelajaran daring diciptakan oleh siswa itu sendiri. Pada
pembelajaran daring siswa berdiri di atas pijakan sendiri.Salah satu keuntungan dari
pembelajaran daring yaitu, siswa dapat menciptakan sendiri suasana belajar yang
nyaman dan sesuai keinginan. Siswa tidak perlu sibuk-sibuk berangkat ke sekolah,
memakai seragam, dan waktu yang telah ditentukan. Semua proses belajar siswa yang
menentukan, mulai dari waktu, tempat, suasana, dan lain-lain.
2. Struktur dan Sistematis
Sama seperti pembelajaran konvensional, pembelajaran daring dilakukan secara
struktur. Sebelum diadakannya kegiatan belajar mengajar secara daring, terlebih
dahulu guru menyiapkan silabus, materi pelajaran, media dan sumber belajar. Semua
kegiatan tersebut dilakukan secara terstruktur. Selain terstruktur secara teknis materi
pembelajaran pun diatur sedemikian rupa agar dapat terstruktur sesuai tingkatan
kemampuan.
3. Mengutamakan Keaktifan Siswa
Proses aktif ini sangat diperlukan dalam pembelajaran konvensional maupun
pembelajaran daring. Pada pembelajaran daring memerlukan kegiatan aktif dari siswa.
Dalam pembelajaran daring cara mengaktifkan siswa dapat menggunakan teknologi.
Teknologi dipilih, karena dapat memfasilitasi dan menyediakan berbagai hal yang
dapat mengaktifkan siswa. Dalam menggunakan teknologi guru dapat merancang
beberapa aktivitas yang dapat membuat siswa aktif baik dalam berfikir, aktif
bersosialisasi maupun aktif dalam hal lainya.
4. Keterhubungan
Pembelajaran daring dikenal sebagai pembelajaran mandiri. Perlu diketahui bahwa
pembelajaran daring masing memungkinkan adanya pertemuan antar siswa, bedanya

5
pertemuan dilakukan secara daring. Pembelajaran daring tidak merubah
kebiasaan-kebiasaan yang terjadi pada pembelajaran konvensional seperti adanya
pertemanan, maupun interaksi dengan guru. Salah satu karakteristik dari yaitu adanya
konektivitas.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring


2.5.1 Kelebihan Pembelajaran Daring
Petunjuk tentang kelebihan penggunaan pembelajaran daring, khususnya
dalam pendidikan jarak jauh (Soekartawi, 2004, Mulvihil, 1997, Utarini, 1997), antara lain:
1. Tersedianya fasilitas e-moderating dimana guru dan siswa dapat
berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau
kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh
jarak, tempat dan waktu.
2. Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang
terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling
menilai sampai berapa jauh bahan ajar yang dipelajari.
3. Siswa dapat belajar atau me-review bahan pembelajaran setiap saat dan
dimana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
4. Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan
yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.
5. Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat
diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
6. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif dan lebih
mandiri.
7. Relatif lebih efisien, misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari sekolah atau
perguruan tinggi.

2.5.2 Kelemahan Pembelajaran Daring


Menurut (Bullen, 2001, Beam, 1997), ada beberapa kelemahan pembelajaran daring
antara lain:
1. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri.
Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses
pembelajaran.
2. Kecenderungan berbagai aspek psikomotorik atau aspek sosia dan sebaliknya
mendorong tumbuhnya aspek komersial.
3. Proses pembelajaran cenderung kearah pelatihan daripada pendidikan.
4. Berubah peran guru dari semula menguasai teknik pembelajaran konvensional,
kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran berbasis ICT.
5. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet atau jaringan.

6
7. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan
mengoperasikan internet.
8. Kurang personil dalam hal penguasaan bahasa pemrograman.

2.6 Prinsip-prinsip Pembelajaran Daring


1. Interaksi
Interaksi berarti kapasitas komunikasi dengan dengan orang lain yang
tertarik pada topik yang sama atau menggunakan pembelajaran daring
yang sama. Dalam lingkungan belajar, interaksi berarti kapasitas berbicara
baik antar siswa, maupun antar siswa dengan struktur.
2. Ketergunaan
Ketergunaan yang dimaksud disini adalah bagaimana siswa mudah
menggunakan web. Terdapat dua elemen penting dalam prinsip ketergunaan
ini, yaitu konsistensi dan kesederhanaan. Intinya adalah bagaimana
pengembang pembelajaran daring ini menciptakan lingkungan belajar yang
konsisten dan sederhana, sehingga siswa tidak mengalami kesulitan baik
dalam proses pembelajaran maupun navigasi konten (materi dan aktivitas
belajar lain).
3. Relevansi
Relevansi diperoleh melalui ketetapan dan kemudahan.Setiap informasi dalam
web hendaknya dibuat sangat spesifik untuk meningkatkan pemahaman
pembelajaran dan menghindari bias. Menempatkan konteks
yang relevan dan konteks yang tepat pada waktu yang tepat adalah bentuk seni
tersendiri, dan sedikit pengembangan daring yang berhasil
melakukan kombinasi ini. Hal ini melibatkan aspek keefektifan desain konteks
serta kedinamisan pencarian dan penempatan konten (materi).

2.7 Prestasi Belajar


2.7.1 Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah gabungan dari dua kata yaitu prestasi dan belajar, yang memiliki
makna tersendiri. Dalam kamus besar bahasa indonesia prestasi belajar merupakan hasil yang
telah dicapai. Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas
belajar yang dilakukan. Ahmadi mengemukakan bahwa pengertian dari prestasi belajar
adalah secara teori bila suatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan maka ada
kecenderungan besar untuk mengulanginya.S
Sedangkan menurut Slameto (2003 : 10) mengungkapkan bahwa prestasi belajar adalah
suatu perubahan yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar. Perubahan ini
meliputi perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
Adapun menurut Sutratinah Tirtonegoro (2001 : 43) mengatakan prestasi belajar sebagai
hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun

7
kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam waktu
tertentu.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha
bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai,
huruf, angka maupun kalimat yang menyatakan keberhasilan siswa selama proses
pembelajaran.

2.7.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar


1. Faktor internal
Menurut Suryabrata (2002:17-20) faktor internal adalah faktor yang berasal
dari dalam individu dan dapat mempengaruhi terhadap prestasi belajar
individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor ini meliputi faktor jasmani
dan faktor psikologis
a. Faktor jasmani
Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam yaitu:Pertama, faktor
kesehatan.Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta
bagian-bagianya atau bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa, proses belajar siswa seseorang akan terganggu
jika kesehatan seseorang terganggu. Agar seseorang dapat belajar dengan baik
haruslah mengusahakan kesehatan badanya tetap terjamin dengan cara
mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, makan,
tidur, dan beribadah.Kedua, Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan
kurang baik
sempurna mengenai tubuh atau badan. Cacat itu dapat berupa buta, setenga
buta, tuli,setengah tuli, patah kaki, patah tangan dan lain-lain. Keadaan cacat
tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga
terganggu. Jika hal itu terjadi hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan
khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi
pengaruh kecacatannya.
b. Faktor Psikologis.
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor
psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah: intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan
kelelahan.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor
eksternal juga dapat mempengaruhi terhadap peningkatan keterampilan belajar
siswa.Dalam hal ini, Sardiman (2002:20-21) menjelaskan bahwa faktor
eksternal yang mempengaruhi keterampilan
belajar dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu faktor yang berasal dari
orang tua, faktor yang berasal dari sekolah dan faktor yang berasal dari
sekolah.
a. Faktor yang berasal dari orang tua

8
Faktor yang berasal dari orang tua utamanya adalah cara mendidik orang tua
terhadap anaknya. Dalam hal ini dapat diartikan suatu teori apakah orang tua
mendidik secara demokratis, pseudo demokratis, otoriter, atau cara laissez
faire. Cara tipe mendidik yang demikian masing-masing mempunyai kebaikan
dan ada pula kekurangannya. Dalam pergaulan dilingkungan keluarga
hendaknya berubah menjadi situasi pendidikan, yaitu bila orang tua
memperhatikan anak, misalnya anak ditegur dan diberi pujian
b. Faktor yang berasal dari sekolah
Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari guru, mata pelajaran yang
tempuh, dan metode yang diterapkan. Faktor guru banyak menjadi penyebab
kegagalan belajar anak, yaitu yang menyangkut kepribadian guru, kemampuan
mengajarnya. Terhadap mata pelajaran, karena kebanyakan anak memusatkan
perhatiannya kepada yang diminati saja, sehingga mengakibatkan nilai yang
diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keterampilan,
kemampuan, dan kemauan belajar anak tidak dapat dilepaskan dari pengaruh
atau campur tangan orang lain. Oleh karena itu juga tugas guru untuk
membimbing anak dalam belajar.
c. Faktor yang berasal dari masyarakat
Anak tidak lepas dari kehidupan masyarakat, Faktor masyarakat bahkan sangat
kuat pengaruhnya terhadap pendidikan anak. Pengaruh masyarakat bahkan
dikendalikan. Mendukung atau tidak mendukung perkembangan anak,
masyarakat juga ikut mempengaruhi. Selain itu masih terdapat faktor
penghambat keterampilan belajar yaitu faktor dalam dan faktor dari luar diri
siswa. Faktor dari dalam yaitu kesehatan, kecerdasan, perhatian, minat dan
bakat. Sedangkan faktor dari luar diri siswa yaitu keluarga, sekolah, disiplin
yang diterapkan di sekolah, masyarakat, lingkungan tetangga dan aktivitas
organisasi.

2.7.3 Tujuan Dan Fungsi Prestasi Belajar


Prestasi belajar memiliki fungsi bagi seorang siswa, karena prestasi belajar
merupakan hasil yang telah dicapai seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Prestasi
belajar memiliki beberapa fungsi utama, antara lain adalah:
a. Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan dan dikuasai
anak didik.
b. Sebagai lambang pemuas hasrat ingin tahu.
c. Sebagai bahan informasi dalam inovasi yaitu yang dijadikan anak
didik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
d. Sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.
e. Berbagai indikator terhadap daya serap ( kecerdasan ) anak didik.13
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena
kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil evaluasi
yang dicapai oleh siswa setelah melakukan proses belajar dalam mempelajari materi-materi

9
belajar di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil test. Dalam
kata lain prestasi juga dapat diartikan sebagai alat ukur hasil proses belajar.

2.8 Siswa
2.8.1 Pengertian Siswa
Siswa adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses
belajar mengajar dimana di dalam proses belajar mengajar, siswa sebagai pihak yang ingin
meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Siswa
akan menjadi faktor penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan
untuk mencapai tujuan belajarnya (dalam http://menatap-ilmu.blogspot.com, 2014).
Menurut Abu Ahmadi siswa adalah orang yang belum mencapai dewasa, yang
membutuhkan usaha, bantuan bimbingan dari orang lain yang telah dewasa guna
melaksanakan tugas sebagai salah satu makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga
negara yang baik dan sebagai salah satu masyarakat serta sebagai suatu pribadi atau individu.
Menurut Ali (2010) menyatakan bahwa siswa adalah mereka yang secara khusus
diserahkan oleh orang tua untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan disekolah
dengan tujuan untuk menjadi manusia yang memiliki pengetahuan, berketrampilan,
berpengalaman, berkepribadian, berakhlak dan
mandiri.
Pengertian siswa dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah orang/anak yang
sedang berguru (belajar, bersekolah).
Menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan (2005) pengertian siswa adalah orang yang datang ke
suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan.
Sedangkan menurut Daradjat (1995) siswa adalah pribadi yang “unik” yang mempunyai
potensi dan mengalami proses berkembang. Dalam proses berkembang itu siswa
membutuhkan bantuan yang sifat dan contohnya tidak ditentukan oleh guru tetapi oleh anak
itu sendiri, dalam suatu kehidupan bersama dengan individu-individu yang lain.

2.8.2 Tugas Siswa


Menurut Ridwan (2011) tugas seorang siswa di sekolah dibagi menjadi 5
unsur pokok yaitu:
a. Belajar : belajar merupakan tugas pokok seorang siswa, karena melalui belajar dapat
menciptakan generasi muda yang cerdas. Tugas siswa di sekolah dibagi menjadi tiga
diantaranya adalah:
a) Memahami dan mempelajari materi yang diajarkan
b) Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
c) Mempelajari kembali materi yang telah diajarkan dan mengerjakan pekerjaan rumah jika
ada pekerjaan rumah.
d) Taat pada peraturan sekolah: setiap sekolah memiliki tata tertib yang harus ditaati oleh
para siswa, demi terciptanya kondisi sekolah yang kondusif, aman, nyaman untuk siswa
dalam belajar dan menjalani aktivitas selama di sekolah. Selain itu tata tertib sekolah juga

10
sebagai patokan dan kontrol perilaku siswa di sekolah. Jika tata tertib dilanggar maka akan
mendapatkan sanksi atau hukuman.
b. Patuh dan hormat pada guru: tugas seorang siswa di sekolah selanjutnya adalah patuh dan
hormat kepada guru. Rahmat, barokah dan manfaat dari sebuah ilmu itu tergantung dari
ridhonya guru. Oleh karena itu jika siswa ingin menjadi siswa yang cerdas haruslah patuh,
taat dan hormat pada guru.
c. Disiplin: ada sebuah istilah “ kunci meraih sukses adalah disiplin” istilah ini memiliki
makna yang kuat jika seseorang memiliki disiplin yang tinggi maka dia akan sukses. Begitu
juga dengan siswa jika seorang siswa memiliki disiplin yang tinggi maka dia akan dapat
meraih cita-cita yang diinginkan.

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Jenis penelitian dalam suatu unit penelitian tergantung dari gejala yang akan diteliti,
metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Dalam penelitian ini jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan eksperimen.
Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal)
antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh penelitian dan mengurangi atau menyisihkan
faktor-faktor yang mengganggu. Eksperimen dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu
perlakuan (Arikunto, 2006).
Adapun bentuk eksperimen didalam melakukan penelitian diantaranya:
1. Desain pre eksperimen (one case study), pra tes pasca-tes atau suatu kelompok dan
statis dua kelompok.
2. Desain true eksperimen (pasca-tes subyek acak dua kelompok, pasca tes subyek
acak sepadan dua kelompok, prates pasca tes kelompok acak).
3. Desain quasi eksperimen (prates-pasca tes kelompok kontrol tanpa acak).
Sundara.K. (2010:17).

11
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode quasi eksperimen dengan satu
kelompok eksperimen. Rancangan penelitian yang dipilih adalah model one group
pretes-posttest desain. Kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua kelas,
sedangkan faktor-faktor lain seperti intelegensi,bakat, minat, dan kematangan seluruhnya
diluar jangkauan peneliti.
Menurut Sugiyono (2012:38) mengatakan penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
suatu nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulanya.
Dari pendapat diatas disimpulkan bahwa penelitian kuantitatif adalah suatu metode
penelitian yang menggunakan angka-angka dan skala-skala tertentu yang akan diukur.

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian


1. lokasi penelitian ini dilakukan di SMA N 3 Kota Tebing Tinggi
2. waktu Penelitian ini dilakukan di bulan Februari 2023 (dengan mengutip data nilai
siswa sejak 2021-2023 atau dari masa Pembelajaran daring hingga tatap muka)

3.3 Populasi dan Sampel

12
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dibedakan dalam dua macam, populasi sampling dan populasi sasaran. Populasi
sampling adalah keseluruhan inti elementer yang terdapat didaerah lokasi penelitian,
sedangkan populasi sasaran adalah sebagai dari populasi sampling yang parameternya diduga
melalui penelitian terhadap sampel.
Populasi penelitian ini adalah siswa SMAN 3 Kota Tebing Tinggi.

3.3.2 Sampel
Menurut Arikunto dalam Ridwan (2010: 56) mengatakan bahwa sampel adalah bagiandari
populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti).
Adapun menurut Furqon (2009:146) mengatakan bahwa suatu sampel adalah bagian dari
suatu populasi yang terdiri atas sejumlah satuan analisis yang merupakan bagian dari
keseluruhan dari anggota populasi.
Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah bagian dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Karena tidak
semua data informasi akan diproses dan tidak semua orang atau benda akan diteliti melainkan
cukup dengan menggunakan sampel yang mewakilinya.
Dari pengertian tersebut peneliti menentukan populasi dalam penelitian ini adalah semua
siswa kelas XI IPA 3 SMAN 3 Tebing Tinggi.

13
disamping ini ada persentase nilai
rata rata hasil belajar semester 1 dan
2. Dimana siswa masi melakukan
sistem pembelajaran daring.

sedangkan ini adalah persentase


nilai rata rata pasca Pembelajaran
daring (Pembelajaran normal 100%)
banyak siswa yang nilai nya
meningkat dengan signifikan.
bahkan melampau tinggi

14
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan Penelitian di atas, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. terdapat pengaruh pembelajaran daring pada masa pandemi terhadap hasil belajar
siswa SMA N 3 Kota Tebing Tinggi sejak pandemi hingga pasca endemi terhadap
hasil belajar. hal ini dibuktikan melalui survey pengumpulan data. hingga
mendapatkan sampel yang bisa dibuktikan kebenarannya.
2. metode pada pembelajaran secara langsung lebih efektiv, terhadap proses
pembelajaran. hal ini dibuktikan dengan meningkatnya hasil nilai siswa selama
pembelajaran tatap muka langsung.

Meskipun pembelajaran dilakukan secara daring guru tetap melakukan perencanaan


pembelajaran dengan membuat RPP daring, mempersiapkan bahan ajar berupa media
pembelajaran dan mempersiapkan bahan ajar sebelum proses pembelajaran berlangsung.
Dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini guru lebih sering menggunakan Whatsapp untuk
berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tuanya, selain itu Whatsapp digunakan guru
untuk membagikan informasi yang berkaitan dengan pembelajaran. Sedangkan dalam
pelaksanaan pembelajaran daring guru menggunakan Zoom untuk penyampaian materi
pembelajaran.

4.2 Saran
kepada pendidik, agar tetap selalu membimbing dan mendampingi dengan sabar serta
membuat menerapkan pembelajaran semenarik mungkin agar siswa lebih tertarik dan
antusias dalam mengikuti pembelajaran baik secara daring maupun langsung.
kepada peserta didik, agar tetap Semangat belajar dan tidak lengah dalam menuntut ilmu
apapun metode pembelajaran yang diberikan oleh guru.

15
DAFTAR PUSTAKA.
Anhusadar, La Ode. 2020. Persepsi Mahasiswa PIAUD terhadap Kuliah Online di Masa
Pandemi Covid 19. Journal of Islamic Early Childhood Education. Vol. 3, No. 1.

Aji, Rizqon Halal Syah. 2020. Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia: Sekolah,
Keterampilan, dan Proses Pembelajaran. Jurnal Sosial & Budaya Syar-i. Volume. 7, No. 5
.
Ahmad M Ramli. Berprestasi Melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Di
Masa Pandemi. Webinar jumat 24 juli 2020.

Dewi, Wahyu Aji Fatma. 2020. Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran
Daring Di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan. Volume 2, Nomor 1.

Dwija Novandini, Carolin dan Margaretha W.D Luta. 2017. Pemanfaatan Kelas Virtual
Sevima Edlink Untuk Memotivasi Mahasiswa Pendidikan Matematika Semester 1 Matakuliah
Aljabar & Trigonometri. Prosiding Seminar Nasional Etnomatnesia.

Dzalila, Lizha Q. A , Annisa Ananda , Saifuddin Zuhri. 2020. Pengaruh Pembelajaran


Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Tingkat Pemahaman Belajar Mahasiswa.
JURNAL SIGNAL Volume 8, No. 2

Fuadi, Tuti Marjan, Riki Musriandi, dan Linda Suryani. 2020. Covid-19 : Penerapan
Pembelajaran Daring Di Perguruan Tinggi. Jurnal Dedikasi Pendidikan, Vo. 4, No. 2.

Hadisi, La dan Wa Muna. 2015. Pengelolaan Teknologi Informasi Dalam Menciptakan Model
Inovasi Pembelajaran ( E-Learning ). Jurnal Al-Ta’dib, Vol: 8, No. 1.

Handayani Rina Tri, dkk. 2020. Pandemi Covid-19, Respon Imun Tubuh, Dan Herd
Immunity. Jurnal Ilmiah Permas. Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10, No 3.

Hanoatubun, Silpa. 2020. Dampak Covid – 19 Terhadap Perekonomian Indonesia. Jurnal Of


Education Psychology and Counseling. Volume 2 Nomor 1.

https://digilib.iainkendari.ac.id/2801/3/BAB%20II%20KAJIAN%20PUSTAKA.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/PRODI._ILMU_KOMPUTER/196603252001121-MU
NIR/BUKU/PEMBELAJARAN%20JARAK%20JAUH%20BERBASIS%20TEKNOLOGI%
20INFORMASI%20DAN%20KOMUNIKASI%20%28TIK%29.pdf

http://repository.unj.ac.id/13343/3/BAB%202.pdf

http://repository.unpas.ac.id/49096/7/BAB%20II%20KAJIAN%20TEORI.pdf

16
17

Anda mungkin juga menyukai