Anda di halaman 1dari 13

PENTINGNYA UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA SD KELAS

RENDAH MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL


Dedy Ikhza Hafidz
Mahasiswa PGSD, Universitas Negeri Semarang

Abstrak : Artikel konseptual ini memiliki dua tujuan. (1) Mendeskripsi tentang pentingnya media
pembelajaran visual dalam meningkatkan minat belajar kelas di sekolah dasar. (2) Upaya
meningkatkan minat belajar siswa dengan media visual. Disekolah terjadi proses belajar
mengajar yang dijalankan antara pendidik dan peserta didik. media dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran siswa di ruang kelas dengan harapan dapat lebih memahami keberadaan media
dan perannya dalam sebuah proses pembelajaran. Dari hasil kajian ini didapat beberapa temuan
bahwa media pembelajaran mempunyai peran penting dalam setiap proses pembelajaran,
khususnya di kelas rendah, karena siswa kelas rendah belum mampu berpikir abstrak, sehingga
materi yang diajarkan oleh guru perlu divisualisasikan dalam bentuk yang lebih nyata/kongkrit.
Berdasarkan hal tersebut dapat dirumuskan dua simpulan. Pertama, media pembelajaran sangat
mempengaruhi dari minat belajar terutama pada mata pelajaran tertentu. Kedua, media
pembelajaran visual dapat meningkatkan pemahaman konsep pada siswa, sehingga dapat
tercapainya peningkatan minat belajar pada siswa. Adapun saran untuk guru dalam
mengembangkan media pembelajaran dengan menggunakan inovasi yang belum ada, dan dalam
meningkatkan minat belajar siswa selain menggunakan media pembelajaran visual dapat
menggunakan metode pembelajaran yang efektif. Melalui penggunakan media pembelajaran
visual siswa diharapkan mampu meningkatkan minat belajar dan guru meningkatkan inovasi
dalam menggunakan media pembelajaran visual.
Kata kunci: Media pembelajaran, minat belajar siswa.

1. PENDAHULUAN
Berbicara soal kualitas pendidikan, tidak dapat dilepaskan dari proses pembelajaran di ruang
kelas. Pembelajaran di ruang kelas mencakup dua aspek penting yakni guru dan siswa. Guru
mempunyai tugas mengajar dan siswa belajar. Mengajar adalah mengkomunikasikan sesuatu
kepada seseorang atau sekelompok orang dengan maksud agar mereka mengetahui atau
mengerti apa yang diajarkan oleh guru kepadanya (Depdikbud dalam Suka, 1989:18).
Sedangkan belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku melalui interaksi
antara individu dengan lingkungannya (Hamalik,1990:4). Dalam situasi pandemi saat ini
membuat siswa tidak berkomunikasi langsung dengan guru yang membuat peserta didik
sekolah dasar dikelas rendah. Pada situasi pademi ini peserta didik belajar dengan dibantu
orang tua dalam belajar dan guru memberi tugas untuk peserta didik tidak dengan media
pembelajaran yang mendukung pemahaman peserta didik, dari latar belakang orang tua yang
tidak sama yang dapat membatu saat belajar dari peserta didik sehingga mempengarhui minat
belajar anak. Ditambah dengan kemajuan teknologi yang membuat anak pada sekarang ini
sudah bisa mengoprasikan gedget yang membuat mereka mementinngkan bermain dari pada
belajar. Untuk itu guru berinovasi membuat media pembelajaran yang menarik dan dapat
mempengaruhi minat belajar anak.

Pembelajaran merupakan suatu system maka keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan


oleh sejauh mana efektifitas tiap-tiap komponen tersebut berinteraksi. Media sebagai salah satu
komponen dalam sistem itu, mempunyai fungsi sebagai sarana komunikasi non-verbal. Sebagai
salah satu komponen sistem, berarti media mutlak harus ada atau harus dimanfaatkan di dalam
setiap pembelajaran. Oleh karena itu dalam memilih media pembelajaran harus yang tepat dan
cocok dengan materi yang dipelajari. Adanya media pembelajaran dalam penyampaian materi
di dalam kelas akan menambah minat siswa dalam belajar.
Berangkat dari uraian di atas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut; (1)
Mengapa media pembelajaran sangat penting dalam meningkatkan minat belajar siswa?, (2)
Mengapa penggunaan media pembelajaran sangat penting dalam meningkatkan minat belajar
siswa ?.
Adapun manfaat dari artikel konseptual ini adalah sebagai berikut : 1) Kontribusi media
pembelajaran visual dalam meningkatkan minat belajar siswa, 2) guru dapat berinovasi dalam
membuat media pembelajaran visual 3) sekolah menerapakan media pembelajaran yang
efektif.

2. Landasan Teori
2.1.Kajian Pustaka
Media Pebelajaran visual salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar dalam proses
pembelajaran dalam kelas yang sangat menarik untuk dikaji. Karena media pembelajaran
menjadi pengaruh besar dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran visual sangat
berpontensi terhadap pencapaian proses dan hasil belajar siswa. Berikut ini 3 jurnal yang
berkaitan dengan penelitian saya mengenai peningkatan hasil belajar menggunakan media
pembelajaran visual.
Hasil penelitian yang dilakukan Erlin. K Tobamba, Eko Siswono, dan Khaerudin (2019)
dalam penelitiannya di kelas V SDN 86 Kota Tengah dan SDN 78 Kota Tengah Kota
Gorontalo tahun pelajaran 2017/2018. Dengan judul Pengaruh Media Pembelajaran
Terhadap Hasil Belajar IPS Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa Sekolah Dasar. Menunjukan
bahwa untuk media pembelajaran google earth lebih unggul bila dibandingkan dengan
media pera untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Sedangkan untuk minat belajar
rendah, media peta lebih unggul bila dibandingkan dengan media pembelajaran google
earth. Media pembelajaran google earth untuk minat belajar tinggi berpengaruh lebih baik
dan signifikan terhadap hasil belajar IPS siswa, dibanding dengan media peta. Pada hipotesis
pertama menunjukkan bahwa secara keseluruhan terdapat perbedaan hasil belajar IPS siswa
yang signifikan antara kelompok belajar yang menggunakan media pembelajaran google
earth dengan media peta. Dalam hal ini kelompok belajar siswa yang diajarkan dengan
media pembelajaran google earth skor hasil belajar IPS siswa lebih tinggi bila dibandingkan
dengan media peta. untuk siswa yang mempunyai minat belajar tinggi setelah dilakukan uji
lanjut, maka media pembelajaran google earth lebih tinggi dan signifikan bila dibandingkan
dengan media peta. Kemudian pada hipotesis kedua menunjukkan minat belajar berinteraksi
dengan media pembelajaran teruji kebenarannya. Dengan demikian hasil belajar IPS siswa
selain dipengaruhi oleh minat belajar, juga dipengaruhi oleh ketepatan pemilihan media
pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
media pembelajaran yang bersifat general atau berlaku secara umum pada setiap situasi dan
kondisi untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Dengan karakteristik siswa dan bahan
ajar yang berbeda – beda, pemilihan media pembelajaran secara tepat sesuai dengan
karakteristik siswa dan karakteristik bahan ajar merupakan salah satu bagian penting yang
menunjang keberhasilan pembelajaran. Dan pada hipotesis ketiga menunjukkan bahwa
untuk siswa yang mempunyai minat belajar tinggi, media pembelajaran google earth
memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar IPS siswa jika dibandingkan
dengan media peta, teruji kebenarannya.

Berbeda dengan hasil penelitian Kartika Dwi Ningrum (2018) dalam penelitianya
pembelajaran tematik di kelas V SDN Manggarai 09 Pagi Jakarta Selatan. Mengenai
UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN
MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V DI SDN MANGGARAI 09 PAGI
JAKARTA SELATAN. Dari hasil observasi yang telah dilakukan dapat menjadi dasar untuk
dilakukannya tindakan, yaitu melalui penggunaan media audio visual berupa video dan film
animasi. Penerapan pembelajaran minat belajar siswa melalui penggunaan media audio
visual pada siswa kelas V di SDN Manggarai 09 Pagi. Menurut hasil penelitian Pada siklus 1
minat belajar siswa belum meningkat secara optimal karena pada beberapa pertemuan masih
terlihat beberapa siswa yang tidak fokus terhadap kegiatan diskusi dan menonton video yang
ditayangkan peneliti. Kemudian Pada siklus II minat belajar siswa sudah meningkat secara
optimal. Hal ini terlihat dari prosentase siklus II, semua siswa telah melebihi target
pencapaian sebesar 71%. Dengan data hasil penelitian prosentase kenaikan di peroleh
peningkatan sebesar 27,94% dari pra penelitian ke siklus I, yang mana hasil pra penelitian
dengan skor sebesar 36,5% setelah diberi tindakan naik menjadi 64,44%. Pada siklus II
mengalami kenaikan mencapai skor 77,56% dengan menunjukkan peningkatan sebesar
13.12%. Maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil karena pada siklus II telah mencapai
skor 77,56% dari target pencapaian 71%. Berdasarkan hasil data kuantitatif dan kualitatif
terlihat adanya peningkatan minat belajar melalui penggunaan media audio visual.
Berdasarkan pemaparan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pemberian tindakan berupa
penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat belajar pada siswa kelas V di
SDN Manggarai 09 Pagi.

2.2.Kerangka Teori
2.2.1. Hakekat Belajar
Kata belajar merupakan istilah yang tidak asing dalam kehidupan sehari – hari. Semua orang
yang masih hidup wajib belajar untuk mengetahui tentang sesuatu. Belajar seringkali diidentikan
dengan siswa, kebanyakan orang menganggap hanya siswalah yang wajib belajar. Gagne dan
Berliner dalam Rifa’i dan Anni (2009: 82) menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana
suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Sependapat dengan Gagne
dan Berliner yaitu Slavin dalam Rifa’i dan Anni (2009: 82) juga menyatakan bahwa belajar
merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.

Pengertian belajar mengandung tiga unsur pokok, yaitu perubahan perilaku, pengalaman,
lamanya waktu perubahan perilaku yang dimiliki oleh pembelajar (Rifa’i dan Anni 2009:
82-3). Setiap pembelajar mempunyai waktu yang berbeda untuk sampai pada perubahan
perilaku, ada yang cepat tetapi juga ada yang lama. Belajar dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu faktor internal dan juga faktor eksternal. Faktor internal meliputi aspek fisik, psikis dan
sosial, sedangkan faktor eksternal yaitu meliputi tingkat kesulitan bahan belajar, tempat
belajar, iklim atau cuaca, dan suasana lingkungan.

2.2.2. Hasil Belajar


Hasil Belajar menurut Anni dkk (2006: 5) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan
perilaku yang diperoleh pebelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Pendapat tersebut selaras
dengan pernyataan dari Sudjana (2009: 22) bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan-keterampilan. Suprijono (2009: 5-
6).

Sedangkan Bloom dalam Suprijono (2009: 6) menyatakan bahwa hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar yaitu perubahan perilaku siswa baik pada sikap, keterampilan yang ia miliki
ataupun apersepsi setelah ia melakukan aktivitas belajar.

2.2.3. Aktivitas Belajar


Aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dan
siswa dalam pembelajaran. Aktivitas tersebut diutamakan pada siswa, sebab dengan adanya
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Paul dalam Hamalik
(2009: 172-3) membagi aktivitas belajar dalam 8 kelompok antara lain:
(1) Kegiatan-kegiatan visual Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen,
demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. (2) Kegiatan-kegiatan
lisan Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan
pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi. (3)
Kegiatan-kegiatan mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan
atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. (4) Kegiatan-
kegiatan menulis Menulis laporan, menulis cerita, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi,
membuat rangkuman, mengerjakan tes, mengisi dan angket. (5) Kegiatan-kegiatan menggambar
Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola. (6) Kegiatan-kegiatan metrik
Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melakssiswaan pameran, membuat model,
menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun. (7) Kegiatan-kegiatan mental
Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktorfaktor, melihat, hubungan-
hubungan, dan membuat keputusan. (8) Kegiatan-kegiatan emosional Minat, membedakan,
berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis
kegiatan.

2.2.4. Karakteristik Siswa


Karakteristik Siswa SD Perkembangan kognitif menurut Jean Piaget meliputi empat tahap.
Pertama, sensorimotor (0-2 tahun) yang mempunyai ciri perkembangan berdasarkan tindakan
langkah demi langkah. Kedua, praoperasi (2-7 tahun) dengan ciri perkembangan menggunakan
simbol atau bahasa, tanda, dan konsep intuitif. Ketiga, operasi konkret (8-12 tahun) dengan ciri
perkembangan memakai aturan jelas atau logis, dan reversibel dan kekekalan. Keempat, operasi
formal (12 tahun ke atas) dengan ciri perkembangan hipotesis, abstrak, deduktif dan induktif,
serta logis dan probabilitas (Suprijono 2009: 22-3).

Piaget dalam Winataputra (2009: 2.48-9) merumuskan perkembangan nilai dan moral pada
domain kesadaran dan pelaksanaan aturan sebagai berikut: Tahap pada domain kesadaran
mengenai aturan: (1) Usia 0-2 tahun Pada usia ini aturan dirasakan sebagai hal yang tidak
memaksa. (2) Usia 2-8 tahun Pada usia ini aturan disikapi sebagai suatu hal yang bersifat sakral
dan diterima tanpa pemikiran. (3) Usia 8-12 tahun Pada usia ini aturan diterima sebagai hasil
kesepakatan. Tahap pada domain pelaksanaan aturan: (1) Usia 0-2 tahun Pada usia ini aturan
dilakukan sebagai hal yang hanya bersifat motorik. (2) Usia 2-6 tahun Pada usia ini aturan
dilakukan sebagai perilaku yang lebih berorientasi pada diri sendiri. (3) Usia 6-10 tahun Pada
usia ini aturan diterima sebagai perwujudan dari kesepakatan. (4) Usia 10-12 tahun Pada usia ini
aturan diterima sebagai ketentuan yang sudah dihimpun. Perkembangan sosial siswa usia SD
mulai meluas dari lingkungan sosial di sekitar rumah di sekolah. Kelompok menjadi lingkungan
dan temanteman di sekolah.

2.2.5. Media Pembelajaran


Media refers to the delivery of information in intuitive, multisensory ways, through the
integration of distinct media such as texts, graphics, computer animation, motion video, and
sound. (Enakrire dan Onyanania: 2012). Media mengacu pada penyampaian informasi dalam
intuitif, dengan berbagai cara yang multi-indera, melalui integrasi media yang berbeda seperti
teks, grafis, animasi komputer, video gerak dan suara.
Kata “media” berasal dari kata “medium” yang berarti perantara atau pengantar dalam
menyampaikan pesan komunikasi (Siddiq dkk 2008: 10), sedangkan kata “pembelajaran”
diartikan sebagai suatu kondisi yang diciptakan untuk membuat seseorang melakukan suatu
kegiatan belajar. Dengan demikian, media pembelajaran memberikan penekanan posisi media
sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar untuk mengkondisikan seseorang untuk
belajar. Dengan kata lain, pada saat kegiatan belajar berlangsung, bahan belajar yang diterima
siswa diperoleh melalui media. Hal ini sesuai dengan pendapat Lesle J. Briggs dalam Asra
(2007: 57), yang menyatakan bahwa media pembelajaran sebagai “the physical means of
convering instructional content book, films, videotapes, etc”.

Menurut Riana (2007: 5.9) Secara sederhana kehadiran media dalam suatu kegiatan
pembelajaran memiliki nilai-nilai praktis sebagai berikut: (1) Media pembelajaran dapat
mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki para siswa. (2) Media yang disajikan dapat
melampaui batasan ruang kelas. (3) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi
antara peserta didik dengan lingkungannya. (4) Media yang disajikan dapat menghasilkan
keseragaman pengamatan siswa. (5) Secara potensial, media yang disajikan secara tepat dapat
menanamkan konsep dasar yang kongkrit, benar, dan berpijak pada realitas. (6) Media dapat
membangkitkan keinginan dan minat baru. (7) Media mampu membangkitkan motivasi dan
merangsang peserta didik untuk belajar. (8) Media mampu memberikan belajar secara integral
dan menyeluruh dari yang kongkret ke yang abstrak, dari sesederhana ke rumit.

2.2.6. Media Pembelajaran


Audio Visual Menurut Rohani dalam Sanjaya (2011) menyatakan bahwa audio visual adalah
media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar. Media audio visual
merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penerapannya melalui pandangan dan
pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Sementara menurut Basuki (2001: 67) Media audio visual yaitu media yang dapat dilihat
sekaligus dapat didengar seperti film bersuara, video, televisi, dan sound slide. Dengan
karakteristik yang lebih lengkap, media audio visual memiliki kemampuan untuk dapat
mengatasi kekurangan dari media audio atau media visual saja. Media audio visual ini lebih
realistis. Ditinjau dari karakteristiknya, media audio visual pada dasarnya dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu: (1) Media audio visual diam, contohnya yaitu: film strip bersuara, slide
bersuara, komik dengan suara, dll; (2) Media audio visual gerak, contohnya yaitu: televisi, video,
film, dll.

Media audio visual merupakan media pembelajaran tampak dengar yang dapat digunakan
untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran. Dikatakan tampak dengar karena
unsur dengar dan unsur penglihatan dapat disajikan serentak. Dengan kata lain media
audio visual adalah rangkaian gambar elektronik yang disertai unsur audio yang
dituangkan pada pita video, dan dapat dilihat melalui alat pemutar video player dan jika
dalam bentuk VCD maka menggunakan VCD player yang dihubungkan ke monitor
televisi (Siddiq dkk: 5.16).

Kelebihan media pembelajaran audio visual antara lain: (1) Merupakan media gerak perpaduan
gambar dan suara; (2) Mampu mempengaruhi tingkah laku manusia melebihi media cetak; (3)
Dapat digunakan seketika.Dapat digunakan secara berulang; (4) Dapat menyajikan materi yang
secara fisik tidak dapat dibawa ke kelas; (5) Dapat menyajikan objek secara detail; (6) Tidak
memerlukan ruang gelap; (7) Dapat menyajikan objek yang berbahaya; (8) Dapat diperlambat
atau dipercepat; dan (9) Dapat digunakan untuk klasikal atau pun individual.
pembelajaran audio visual di samping memiliki kelebihan yang banyak juga memiliki
keterbatasan. Keterbatasan yang dimiliki bahan belajar audio visual antara lain: (1) Memerlukan
dana yang relatif banyak/mahal; (2) Memerlukan keahlian khusus; (3) Sukar untuk direvisi (4)
Memerlukan arus listrik.
3. Pembahasan
3.1 Pentingnya Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat menjawab permasalahan yang timbul saat metode mendominasi
dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang menarik dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran siswa (Supriyono 2018) . Hal tersebut dikarenakan adanya perkembangan
teknologi yang berkembang saat ini dapat membantu mencapai tingkat keberhasilan siswa dalam
memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik. Selain itu, media dapat
mendukung guru supaya tidak monoton saat menerapkan metode ceramah, oleh sebab itu dalam
meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran dengan menggunakan media
Audiovisual.
Media pembelajaran yang diberikan oleh guru harus sesuai dengan materi yang akan
disampaikan. Selain itu guru harus menyesuaikan media yang digunakan dengan daya tangkap
siswa, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal. Dengan itu siswa dapat
memperoleh hasil yang maksimal. Sebuah hasil penelitian Encyclopedia of Educational Reseach
mengatakan bahwa pembelajaran dengan media dapat memberi nilai/manfaat antara lain :
mengurangi verbalisme, menarik perhatian dan minat siswa, mendorong siswa untuk bertanya,
materi yang dipelajari siswa dapat lebih menetap dan tidak mudah dilupakan. Selain itu,
menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri bagi siswa karena mendapat pengalaman yang nyata
dalam belajar, juga menjadi salah satu alasan perlunya diterapkan media pembelajaran dalam
proses pembelajaran di ruang kelas. Dalam pembelajaran menggunakan media pembelajaran
juga dapat menimbulkan pemikiran teratur dan kontinyu (berkelanjutan), serta dapat membantu
dalam pemahaman pengertian dan perkembangan bagi anak. Sudjana (1995) mengatakan bahwa,
‘’penggunaan media pembelajaran dapat memberikan pengalaman nyata dan meletakkan dasar
perkembangan siswa sehingga hasil belajar siswa bertambah mantap’’.
Sedangkan menurut psikologi media pembelajaran dapat membantu perkembangan psikologi
anak dalam pembelajaran. Karena secara psikologis alat bantu mengajar berupa media
pembelajaran sangat memudahkan siswa dalam hal belajar karena media dapat membuat hal-hal
yang bersifat abstrak menjadi lebih kongkrit (nyata). Menurut Rusyan (1993) yakni pada
prinsipnya media itu dipakai dalam proses pembelajaran dengan maksud untuk membuat cara
berkomunikasi yang lebih efektif dan efisien. efektivitas penggunaan media dalam proses
pembelajaran Depdikbud (1992:79) menegaskan bahwa penggunaan media dalam proses
pembelajaran dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa, mengurangi atau
menghindari terjadinya verbalisme, membangkitkan nalar yang teratur, sistematis, dan untuk
menumbuhkan pengertian dan mengembangkan nilainilai pada diri siswa.
Dalam perspektif Empirismenya John Locke sebagaimana dikutif Ahmadi, (1991) bahwa
perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan, bahkan dalam pandangannya ini
John Locke mengatakan bahwa manusia terlahir bagaikan kertas putih bersih yang belum
ditulisi dengan pengalaman apa-apa (tabularasa). proses pembelajaran di ruang kelas, sangat
dipengaruhi oleh berbagai hal. Salah satunya adalah efektifitas lingkungan atau pengalaman
yang diterima siswa. Agar pembelajaran dapat mencapai hasil yang efektif, maka guru
dituntut memiliki kesanggupan dan kemampuan dalam melaksanakan tugasnya sebagai
pengajar dan pendidik yang profesional.

3.2 Bagaimana guru berinovasi dalam penggunaan media pembelajaran visual dalam
meningkatkan minat belajar siswa sd?
Media pembelajaran dapat menjawab permasalahan yang timbul saat metode mendominasi
dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang menarik dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran siswa (Supriyono 2018) . Hal tersebut dikarenakan adanya perkembangan
teknologi yang berkembang saat ini dapat membantu mencapai tingkat keberhasilan siswa dalam
memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik. Selain itu, media dapat
mendukung guru supaya tidak monoton saat menerapkan metode ceramah, oleh sebab itu dalam
meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran dengan menggunakan media
Audiovisual.
Media audiovisual adalah kombinasi dari alat dengar (audio) dan alat pandang (visual) sehingga
disebut media audio visual (Hamdani, 2011:249). Audiovisual dapat mengoptimalkan penyajian
bahan ajar kepada siswa dan juga memenuhi kelengkapan media yang dibutuhkan siswa. Sanjaya
(2010 : 211) berpendapat media audio visual, yaitu media yang selain mengandung unsur suara
juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film,
slide suara, dan lain sebagainya.
Dalam pembelajaran akan membosankan jika tidak adanya variasi dalam proses belajar
mengajar. Akan tetapi jika dengan media audio visual yang menarik akan membantu guru dalam
menyampaikan materi yang akan diajarkan kepada siswa. Membuat siswa tertarik dalam
mengikuti pembelajaran yang menyenangkan dan akan lebih mudah memahami materi yang
akan diajarkan. Selai itu dapat meningkatkan keaktifan siswa dan minat belajar dari siswa.
Audio menjadi salah satu media alternatif yang dapat membantu siswa agar memperkaya
pengalaman belajar dengan kemampuan mendengar dan menyimak. Audio yang dibuat dapat
direkam melalui aplikasi piranti perekaman berbasis komputer. Dan hasilnya pun bisa
didengarkan dan disimak melalui aplikasi pemutar audio. Pemanfaatan umum dari media audio
adalah jalan pusat belajar. Terkadang sering kali disebut sebagai “pusat menyimak” karena
menggunakan materi berbasis audio.
Media audio visual melibatkan indera penglihatan dan pendengaran sekaligus dalam suatu
proses. Audio visual memiliki unsur gambar atau visual dan suara. Audio visual dapat
dikategorikan menjadi dua bentuk, yaitu; (1) Audio Visual Diam, yaitu media yang menampilkan
suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, cetak suara;
dan (2) Audio Visual Gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang
bergerak seperti film suara dan video cassette.
Penggunaan media audio visual merupakan salah satu cara guru untuk dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa. Karena kebanyakan guru dalam menyampaikan materi menggunakan
metode ceramah. Metode tersebut cenderung membuat siswa lebih cepat bosan, sehingga materi
yang disampaikan guru sulit difahami. Inovasi pembelajaran dalam media audiovisual digunakan
untuk menjelaskan materi-materi dalam rangka menarik minat siswa dalam proses pembelajaran.
Khususnya pada mata pelajaran tertentu yang dianggap rumit, media audio visual diharapkan
dapat memperjelas pemahaman peserta didik. Dengan perkembangan teknologi di era ini,
pengaksesan media audio visual untuk pembelajaran semakin mudah. Contoh situs paling
popular yang menyediakan akses audio visual merupakan Youtube.
Peran guru apabila menggunakan video ini sebagai media pembelajaran adalah sebagai penjelas.
Dikarenakan video gerak ini tanpa suara, guru secara bersamaan bercerita dari video tersebut.
Walaupun tanpa suara, video ini tetap menarik sebab memperlihatkan visual/gambar yang indah
dan kreatif. Untuk contoh lain dari media audiovisual dalam SKI, dapat menarik referensi film
sejarah islam, atau animasi dan kartun yang berhubungan dengan materi.
Keunggulan dari media audio visual adalah menarik minat siswa dan merangsang respon
sekaligus kreativitas dan keterampilan siswa. Media audio visual memicu persepsi siswa
berdasarkan apa yang dilihat dan didengar, oleh karena itu dapat membantu untuk meningkatkan
penalaran siswa. Kelebihan Audio visual lainnya yaitu: (1) Menjangkau keterbatasan ruang
dengan sasaran yang luas. (2) Merangsang dan mengembangkan daya imajinasi dan emosi. (3)
Melatih fokus pendengaran dengan pemusatan verbal. (4) Media yang cocok untuk mengajarkan
musik dan bahasa, dapat membantu siswa dalam membiasakan listening section. (5) Merangsang
emosi lewat musik dan suara. (6) Menyajikan pendalaman materi oleh guru. (7) Menyajikan
materi yang lebih kompleks dari yang diajarkan guru. Adapun kelemahan dari media ini yaitu
koneksinya yang menjadi satu. Cara menyajikannya itu hanya mengandalkan penglihatan.
Dengan demikian sekolah menerapakan media pembelajaran yang efektif dengan
mempertimbangkan beberapa aspek yang ada, guru memberikan sebuah saran dan inovasi dalam
kegiatan belajar mengajar yang menjadikan sekolah dapat menerapkan pembelajarn yang efektif.
Dalam merancang media pembelajaran yang efektif dan efisien guru berperan dalam inovasi dan
pengembangan media pengajaran sangat diperlukan mengingat guru dapat dikatakan sebagai
pemain yang sangat berperan dalam proses belajar mengajar di kelas, yang hendaknya dapat
mengolah kemampuannya untuk membuat media pengajaran lebih efektif dan efisien. menurut
Wijaya dkk (1991:2), disebabkan perkembangan jaman yang terus terjadi tanpa henti dengan
kurun waktu tertentu. Lembaga pendidikan hendaknya tidak hanya puas dengan metode dan
teknik lama, yang menekankan pada metode hafalan, sehingga tidak atau kurang ada maknanya
jika diterapkan pada masa sekarang.
Ada beberapa cara yang efektif untuk merancang media pembelajaran yang baik. Antara lain, (1)
media harus dirancang sesederhana mungkin sehingga jelas dan mudah dipahami oleh siswa, (2)
media hendaknya dirancang sesuai dengan pokok bahasan yang akan diajarkan, (3) media
hendaknya dirancang tidak terlalu rumit dan tidak membuat anakanak menjadi bingung, (4)
media hendaknya dirancang dengan bahanbahan yang sederhana dan mudah didapat, tetapi tidak
mengurangi makna dan fungsi media itu sendiri, (5) media dapat dirancang dalam bentuk model,
gambar, bagan berstruktur, dan lainlain, tetapi dengan bahan yang murah dan mudah didapat
sehingga tidak menyulitkan guru dalam merancang media dimaksud.

Simpulan
Dari pembahasan diatas terdapat 2 kesimpulan yaitu (1) Penggunaan media pembelajaran akan
meningkatkan minat belajar siswa sekolah dasar karena membuat kegiatan pembelajaran menjadi menarik
dengan suasana belajar yang berbeda sebelum dan setelah penggunaan media, suasana terlihat
menyenangkan karena siswa berparitisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran dan merangsang
keingintahuan siswa melalui interaksi dengan media pembelajaran(Sumantri & Rachmadtullah, 2016).
Media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. guru menyesuaikan
kebutuhan media yang digunakan dengan daya tangkap siswa, sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan dengan maksimal. Alasan mendasar perlunya digunakan media dalam proses
pembelajaran. pertma siswa SD cenderung masih berpikir kongkrit, sehingga materi pelajaran
yang bersifat abstrak perlu divisualisasikan sehingga menjadi lebih nyata. kedua penggunaan
media dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa,
mengurangi atau menghindari terjadinya verbalisme, membangkitkan nalar yang teratur,
sistematis, dan untuk menumbuhkan pengertian dan mengembangkan nilai-nilai pada diri siswa.
Ketiga, pembelajaran menggunakan media dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa
karena dengan penggunaan media siswa dapat menyaksikan secara langsung hal-hal yang terjadi
di sekelilingnya.
(2) Penggunaan media pembelajaran yang menarik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
siswa (Supriyono 2018) , media dapat mendukung guru supaya tidak monoton saat menerapkan
metode ceramah, oleh sebabitu dalam meningkatkan pemahaman peserta didik dalam
pembelajaran dengan menggunakan media Audiovisual. Media audiovisual adalah kombinasi
dari alat dengar (audio) dan alat pandang (visual) sehingga disebut media audio visual
(Hamdani,2011:249). Audiovisual dapat mengoptimalkan penyajian bahan ajar kepada siswa dan
juga memenuhi kelengkapan media yang dibutuhkan siswa. Dalam pembelajaran akan
membosankan jika tidak adanya variasi dalam proses belajar mengajar. Akan tetapi jika dengan
media audio visual yang menarik akan membantu guru dalam menyampaikan materi yang akan
diajarkan kepada siswa. Membuat siswa tertarik dalam mengikuti pembelajaran yang
menyenangkan dan akan lebih mudah memahami materi yang akan diajarkan. Selai itu dapat
meningkatkan keaktifan siswa dan minat belajar dari siswa.
Audio menjadi salah satu media alternatif yang dapat membantu siswa agar memperkaya
pengalaman belajar dengan kemampuan mendengar dan menyimak. Pemanfaatan umum dari
media audio adalah jalan pusat belajar. Terkadang sering kali disebut sebagai “pusat menyimak”
karena menggunakan materi berbasis audio.Media audio visual melibatkan indera penglihatan
dan pendengaran sekaligus dalam suatu proses. Audio visual memiliki unsur gambar atau visual
dan suara.
Penggunaan media audio visual merupakan salah satu cara guru untuk dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa. Karena kebanyakan guru dalam menyampaikan materi menggunakan
metode ceramah. Metode tersebut cenderung membuat siswa lebih cepat bosan, sehingga materi
yang disampaikan guru sulit difahami. Inovasi pembelajaran dalam media audiovisual digunakan
untuk menjelaskan materi-materi dalam rangka menarik minat siswa dalam proses pembelajaran.
Khususnya pada mata pelajaran tertentu yang dianggap rumit, media audio visual diharapkan
dapat memperjelas pemahaman peserta didik. Dengan perkembangan teknologi di era ini,
pengaksesan media audio visual untuk pembelajaran semakin mudah. Contoh situs paling
popular yang menyediakan akses audio visual merupakan Youtube.
Peran guru apabila menggunakan video ini sebagai media pembelajaran adalah sebagai penjelas.
Dikarenakan video gerak ini tanpa suara, guru secara bersamaan bercerita dari video tersebut.
Walaupun tanpa suara, video ini tetap menarik sebab memperlihatkan visual/gambar yang indah
dan kreatif. Keunggulan dari media audio visual adalah menarik minat siswa dan merangsang
respon sekaligus kreativitas dan keterampilan siswa. Media audio visual memicu persepsi siswa
berdasarkan apa yang dilihat dan didengar, oleh karena itu dapat membantu untuk meningkatkan
penalaran siswa. Kelebihan Audio visual lainnya yaitu: (1) Menjangkau keterbatasan ruang
dengan sasaran yang luas. (2) Merangsang dan mengembangkan daya imajinasi dan emosi. (3)
Melatih fokus pendengaran dengan pemusatan verbal. (4) Media yang cocok untuk mengajarkan
musik dan bahasa, dapat membantu siswa dalam membiasakan listening section. (5) Merangsang
emosi lewat musik dan suara. (6) Menyajikan pendalaman materi oleh guru. (7) Menyajikan
materi yang lebih kompleks dari yang diajarkan guru.

Saran
1. Pentingnya peran media dalam pembelajaran dikelas membuat guru yang mengajar di
kelas rendah seharusnya selalu menggunakan media dalam proses pembelajaran
meningkat untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar.
2. Dalam dunia pendidikan terutama untuk pemerintah atau dinas pendidikan dari kabupaten
hingga dinas pendidikan dipusat agar memperhatikan pada bantuan alat peraga atau
media dalam pembelajaran di sekolah – sekolah yang belum memiliki kelengakapan
tersebut. sementara guru atau pihak komite sekolah mengamlami kendala dalam proses
pengadaan media pembelajaran mengnigat terbatasnya sunber daya ekonomi yang
dimiliki pihak sekolah atau guru yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Ani Rosidah, M.Pd. 2016. PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS.
Jurnal Cakrawala Pendas Nomor 2 Volume 2. 2442-7470

Erlin. K Tobamba1 , Eko Siswono2 , Khaerudin3. 2019. PENGARUH MEDIA


PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS DITINJAU DARI MINAT BELAJAR
SISWA SEKOLAH DASAR. JURNAL TAMAN CENDEKIA V. VOL. 03 NO. 02.

Kartika Dwi Ningrum. 2018. UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA


MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V DI SDN
MANGGARAI 09 PAGI JAKARTA SELATAN. Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional
Pendidikan Dasar 2018, 2528-5564.

Ahmadi, H., Abu 1991. Psikologi Perkembangan. Penerbit Rineka Cipta : Jakarta
Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UPT MKK UNNES.
Depdikbud 1989. Materi dan Program Latihan Kerja Guru PMP SLTP. Penerbit Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah : Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bakri, 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Penerbit Usaha
Nasional : Surabaya.
Enakrire, Rexwhite Tega dan George Ogheneruemu Onyanania. 2012. Training of teacher-
librarians in multi-media methods and materials production in Delta state, Nigeria. Jurnal of
Media and Communication Studies. http://www.academicjurnals.org/JMCS.
Hamalik, Oemar, 1990. Media Pendidikan. Penerbit Alumni : Bandung
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.Rifa’i Achmad dan
Pedoman Penilaian Hasil Belajar di Sekolah Dasar. 2007. Jakarta: Badan Standar Nasional
Pendidikan
Rusyan A. Tabrani, 1993. Proses Belajar-Mengajar yang Efektif Tingkat Pendidikan Dasar.
Penerbit : Bina Budaya : Bandung.
Sharon, Deborah, James.2014. Instructional Technology and Media for Learning: teknologi
pembelajaran dan media untuk belajar. Jakarta: kencana
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya.
Sudjana, Hana, 1995. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Penerbit Sinar Baru Aglensindo :
Bandung.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori, dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta.
Pustaka Pelajar.
Supriyono. 2018. “Pentingnya Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa
SD.” Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar 2(1):43–48.
Winataputra, Udin. S. 2009. Pembelajaran PKn di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wibawa, Basuki dan Farida Mukti. 2001. Media Pengajaran. Bandung: CV. Maulana.

https://www.researchgate.net/publication/
346082143_PENTINGNYA_UPAYA_PENINGKATAN_MINAT_BELAJAR_SI
SWA_SD_KELAS_RENDAH_MENGGUNAKAN_MEDIA_PEMBELAJARAN
_VISUAL

Anda mungkin juga menyukai