Anda di halaman 1dari 12

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA

PELAJARAN IPS MATERI KERAGAMAN PAKAIAN ADAT DI INDONESIA


MELALUI MEDIA GAMBAR DI SD NEGERI 14 BANYUASIN III

Jessica PhilliaAlferina, Sri Yusmeinawati, FajeriArkiang


PGSD, FKIP, UPBJJ Palembang, Universitas Terbuka
Email: Jessica27phillia@gmail.com, arkiangfajri@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan media gambar


dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi keragaman pakaian adat di Indonesia di SD
Negeri 14 Banyuasin III pada Tahun 2022/2023. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta
didik kelas IV SD Negeri 14 Banyuasin III yang terdiri dari 10 peserta didik laki-laki dan 13
peserta didik perempuan. Penelitian ini dilakukan pada semester genap pada tahun
pembelajaran 2022/2023. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan
Kelas yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi dengan menggunakan media gambar.
Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS materi keragaman pakaian adat. Hal ini
dapat dilihat dari ketuntasan belajar peserta didik pada siklus 1 sebanyak 10 peserta didik
dan siklus 2 sebanyak 20 peserta didik dengan nilai rata-rata pada siklus 1 66,9% dan
meningkat pada siklus 2 sebanyak 82,6%. Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik pada mata pelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri 14 Banyuasin III.
Kata Kunci : Hasil Belajar, IPS, Media Gambar

ABSTRAK
This study aims to find out how to use of media images can improve social studies
learning outcomes on the diversity of traditional clothing in Indonesia at SD Negeri 14
Banyuasin III in 2022/2023. The subjects in this study were fourth grade students at SD
Negeri 14 Banyuasin III consisting of 10 male students and 13 female students. This
research was conducted in the even semester of the 2022/2023 academic year. The type of
research used is clasroom action research which consists of 2 cycles, each cycle consisting
of four stages, namely planning, implementing, observing and reflection using image media.
The result of the study show that using media images can improve student learning outcomes
in the social studies subject. Diversity of traditional clothing. This can be seen from the
learning completeness of students in cycle 1 of 10 students and cycle 2 of 20 students with an
averege score in cycle 1 of 66.9% and an increase in cycle 2 of 82,6%. Based on the result of
the reseach above, it can be interpreted that the use of media images can improve students
learning outcomes in social studies class IV SD Negeri 14 Banyuasin III.
Key words : Learning, Image Media, IPS
1
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional. 2012 : 263). Pelaksanaan pendidikan secara formal di sekolah dan
mempunyai tanggung jawab yang cukup berat dan kompleks. Di satu sisi perannya
penyampai ilmu pengetahuan, di sisi lain guru harus mengetahui keseluruhan
perkembangan pribadi anak didiknya. Dalam mengembangkan metode pembelajaran,
peranan guru sangat fleksibel dalam menerapkan strategi konsep metode pembelajaran
yang akan disampaikan kepada peserta didiknya
Dalam mata pelajaran IPS, metode pembelajaran yang akan disampaikan harus
melibatkan keaktifan peserta didik secara total, dalam proses belajar mengajar seorang
guru berperan mengajak peserta didik untuk memperhatikan,mendengarkan penyajian
peraga yang dapat dilihat dan memberi kesempatan padapeserta didik untuk bertanya
terhadap materi yang belum dipahami atau memberi tanggapan, sehingga terjadi
proses belajar yang aktif, kreatif, edukatif, dan menyenangkan. Proses belajar
mengajar IPS menghendaki adanya keaktifan peserta didik, yang sampai saat ini
sering diabaikan oleh guru. Dalam pembelajaran di kelas banyak guru (khususnya
didaerah atau desa) masih banyak yang menggunakan pendekatan ekspositoris.
Pendekatan pembelajaran ini banyak dipilih karena sarana dan prasarana
pembelajaran, khususnya pembelajaran IPS didaerah yang masih belum memadai.
Sebagai akibat penerapan pendekatan ini pengetahuan konsep IPS yang diperoleh
peserta didik hanya bersifat hafalan sehingga tidak ada kebermaknaan dalam
mempelajari materi yang sebenarnya banyak aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendekatan ekspositoris, menuntut seorang guru untuk selalu menambah wawasan,
baik itu dari membaca buku-buku pelajaran maupun dari media lain yang berkaitan
dengan materi pelajaran IPS. Dampak nya,bagi guru yang kurang aktif, proses belajar
mengajar yang dilaksanakan di kelas sering mengalami kegagalan. Hasil belajar
peserta didik tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Keberhasilan proses pembelajaran IPS dipengerahui banyak faktor, salah
satunya penggunaan atau pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat dengan
materi pembelajaran. Penggunaan pendekatan yang tidak tepat dapat menimbulkan 2
permasalahan didalam proses pembelajaran dikelas dan dapat menghambat
keberhasilan proses pembelajaran. Hal tersebut didukung oleh pendapat dari Djamarah
dan Aswan Z(2016:158), yang menyatakan bahwa pengajaran ips sebaiknya
disesuaikan dengan karakteristik anak di sekolah dasar dengan menggunakan metode
pembelajaran yang bervariasi supaya siswa tertarik mengikuti proses pembelajaran.
Dalam mempersiapkan media, guru harus mampu memilih media yang tepat
agar sesuai dengan materi, metode, tujuan dan alat evaluasi, Penggunaan media
pembelajaran tidak harus berbasis teknologi, tetapi dapat berupa media sederhana
yang mudah didapat dan mudah dalam proses pembuatannya. Media gambar
merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa, serta
ukurannya relatif terhadap lingkungan (Soelarko,2013:3).
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan,diketahui bahwa dari jumlah siswa
23 anak, anak yang tuntas mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), masih ada
13 anak yang belum tuntas . Hal ini menunjukkan hasil belajar peserta didik pada
mata pelajaran IPS diKelas IV SD Negeri 14 Banyuasin III Kabupaten Banyuasin
masih rendah dan belum mencapai ketuntasan belajar yang maksimal.
Seperti yang dijelaskan Mulyasa (2015:131) suatu pembelajaran dikatakan
berhasil apabila sekurang-kurangnya 75% dari seluruh peserta didik di kelas dapat
mencapai tujuan pembelajaran dengan kategori baik. Hal ini ditandai dari hasil
belajar IPS peserta didik sebagian siswa masih berada dibawah kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yaitu70. Banyak faktor yang menyebabkan ketidaktuntasan
pembelajaran IPS peserta didik kelas IV SD Negeri 14 Banyuasin III, hasil
pengamatan yang penulis peroleh di kelas disebabkan karena guru selalu
menggunakan metode ceramah,guru tidak menggunakan media/alat peraga dalam
kegiatan pembelajaran, guru tidak mengembangkan model-model pembelajaran
dalam proses belajar mengajar,guru juga kurang menguasai materi pembelajaran
serta tidak melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas.
Berdasarkan uraian di atas, untuk memperbaiki kualitas pembelajaran IPS di
kelas IV maka dirumuskan masalah tentang “Bagaimana Penggunaan Media
Gambar Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Kelas IV Pada Mata
Pelajaran IPS Materi Pakaian Adat di Indonesia di SD 14 Banyuasin III”. Dari
pemaparan latar belakang permasalahan diatas dapat ditemukan berbagai masalah 3
yang berkaitan dengan pembelajaran siswa yaitu: (a) Siswa tidak bisa menjawab
pertanyaan guru. (b) Siswa tidak merespon saat pembelajaran berlangsung. (c)
Siswa kurang aktif dalam pembelajaran. (d) Kurangnya minat dan perhatian siswa
terhadap pembelajaran. (e) Sarana dan prasaran kurang memadai. Sedangkan
tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
mata pelajaran IPS melalui media gambar.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian jenis PTK yang diangkat dari permasalahan di
kelas. Peneliti di sini mengambil konsep pokok penelitian tindakan menurut
Suharsimi Arikunto (2006:16) terdiri dari empat tahapan yang dilalui yaitu
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Siklus-siklus pada PTK
merupakan rangkaian yang terlaksana secara bertahap, berulang-ulang dan teratur
dari siklus satu ke siklus berikutnya. PTK dihentikan apabila hasil penelitian sudah
sesuai dengan harapan.
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I melalui empat tahap, yaitu
(a) Tahap Perencanaan, yaitu rencana tindakan yang dilakukan untuk perbaikan
pembelajaran dengan pokok bahasan pengaruh keragaman budaya berupa pakaian
adat yang meliputi (1) Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus 1dan
siklus 2; (2) Menentukan metode perbaikan pembelajaran yang akan digunakan; (3)
Menyiapkan media perbaikan pembelajaran; (4) Menyiapkan lembar penilaian
siswa. (b) Tahap Pelaksanaan, menurut Supardi, (2006:99) Tahap pelaksanaan
merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan. Selama melaksanakan
tindakan, guru sebagai pelaksana tindakan harus mengacu pada program yang telah
dipersiapkan dan disepakati. Dalam penulisan ini tindakan yang dilaksanakan
sebagai upaya perbaikan pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IV SD N 14 Banyuasin. III pada mata pelajaran IPS dengan
Menggunakan media gambar. (c) Tahap Pengumpulan Data, tahap ini dilakukan
pada saat kegiatan pembelajaran pada siklus 1 berlangsung dan setelah
pembelajaran tersebut selesai. Melakukan kegiatan sebagai berikut, melakukan
diskusi mengenai rencana perbaikan pembelajaran dengan guru-guru yang ada di
SD N 14 Banyuasin.III. Melakukan observasi terhadap penerapan media
pembelajaran yang akan digunakan. Melakukan diskusi kembali bersama guru-guru 4
SD N 14 Banyuasin III tentang kelemahan dan kelebihan yang dilakukan peneliti
selama proses pembelajaran berlangsung serta meminta saran perbaikan untuk
perbaikan pembelajaran berikutnya. (d) Tahap Refleksi Setelah mengkaji hasil
belajar siswa dan hasil pengamatan aktivitas guru, serta menyesuaikan dengan
ketercapaian indikator kinerja, maka peneliti mengubah strategi pembelajaran pada
siklus berikutnya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II melalui empat tahapan,
yakni a. Tahap perencanaan, pada yakni pengembangan rencana tindakan secara
kritis untuk meningkatkan apa yang terjadi. Perencanaan disusun seacra hasil
pengamatan awal yang jelas, kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah
sebagai berikut, (1). hasil refleksi pada siklus I di evaluasi, didiskusikan bersama
guru-guru SD N 14 Banyusin.III dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan
pada pembelajaran. (2) mencatat kelemahan dan kelebihan pada saat pembelajaran
berlangsung. (3) merancang skenario pembelajaran berdasarkan hasil refleksi 1. b
Tahap Pelaksanaan tindakan, Maksud dari pelaksanaan tindakan adalah penerapan
kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) dengan menerapkan alat peraga pada mata pelajaran IPS materi keragaman
pakaian adat di Indonesia. Pada siklus II penyampaian materi menggunakan alat
peraga, siswa diajak belajar sambil bermain, sehingga siswa dalam menerima materi
lebih memahami. Kegiatan yang dilakukan pada siklus ini adalah (1). Melakukan
analisis pemecahan masalah. (2) melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II
dengan memaksimalkan penerapan pada media pembelajaran yakni media gambar. c.
Tahap Pengumpulan Data , dilakukan untuk mengetahui kegiatan guru dan siswa
dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung Kegiatan observasi dilakukan
secara kolaboratif dengan melibatkan bantuan guru-guru SD N 14 Banyuasin.III
untuk mengamati kegiatan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan media
gambar. d. Tahap Refleksi, Setalah mengkaji hasil belajar siswa dan hasil
pengamatan aktivitas guru, serta menyesuaikan dengan ketercapaian tujuan
pembelajaran. apabaila tujuan pembelajaran belum tercapai, maka peneliti
melanjutkan pembelajaran pada siklus berikutnya sampai tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara maksimal.
Metode analisis PTK yang digunakan dalam penulisan ini yaitu teknik 5
kuantitatif berupa penghitungan berdasarkan data nilai hasil tes siswa yang diperoleh
pada setiap akhir pertemuan. Lembar observasi yang akan dianalisis menggunakan
metode kualitatif yang akan digunakan secara bersamaan dalam penulisan ini.
Alat ukur dalam menilai penulisan ini adalah tes. Tes digunakan untuk
memperoleh data kognitif berupa data prestasi belajar siswa. Tes diberikan dalam
bentuk soal. Ketuntasan belajar siswa diperoleh dengan rumus menurut Suharsimi
Arikunto (dalam Ike Retnawati, 2014:18) sebagai berikut :

KetuntasanBelajar =
∑ Skoryangdiperole h x 100 %
∑ SkorMaksimal
Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai > 70 sesuai dengan
standar Nilai Ketuntasan Belajar (NKB) di SD Negeri 14 Banyuasin III. Sedangkan
ketuntasan belajar siswa secara klasikal dihitung dengan rumus sebagai berikut :

KetuntasanKlasikal=
∑ Siswayangtuntasbelajar x 100 %
∑ Seluru h siswa
Indikator ketuntasan belajar siswa secara klasikal apabila lebih dari atau sama
dengan 75% dari seluruh jumlah siswa dinyatakan tuntas belajar.

HASIL DAN PEMBAHASAN


PTK ini difokuskan untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV
SD negeri 14 Banyuasin III tahun pelajaran 2022/202, yang menjadi sasaran PTK ini
yaitu seluruh siswa kelas IV SD negeri 14 Banyuasin III sebanyak 23 siswa, 10 laki-
laki dan 13 perempuan.
Pelaksanaan PTK dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada siklus ke-1 dilaksanakan
Dengan langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Siklus ke-1dilaksanakan untuk menilai kognitif siswa serta mempelajari kendala
yang dihadapi dari hasil mengamati atau observasi. Hasil yang diperoleh dianalisa
dan direfleksi untuk menjadi pertimbangan siklus berikutnya. Hasil analisa hasil
belajar pada siklus 1 diperoleh dalam nilai yang cukup dengan rata-rata 66,9,
sedangkan hanya sebesar 43,5 % yang mencapai KKM (75). Hal ini menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS berada dalam kategori baik.
Namun hasil tersebut belum sesuai harapan, karena hasil belajar belum mencapai
angka tinggi yaitu 80-89. 6
Berdasarkan skala penilaian yang dinyatakan oleh Suharsimi arikunto
(2016:245)dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada tahap siklus Iberada
pada katagori“Baik”yangberadapadarentang nilai 66-79.

Tabel 01.Skala Penilaian


Angka Huruf Keterangan
80-100 A BaikSekali
66-79 B Baik
56-65 C Cukup
40-55 D Kurang
30-39 E Gagal

Sama halnya pada siklus ke-1. Pelaksanaan siklus ke-2 juga dilakukan melalui
Tahapan Dengan langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
refleksi. Sama halnya dengan siklus ke-1 tahapan siklus ke-2 dilakukan untuk
mengukur kemampuan kognitif siswa melalui tes objektif, hasil tersebut dianalisa
dan refleksi. Hasil analisa data menunjukkan pada siklus ke-2 diperoleh hasil belajar
berada dalam rentang tinggi nilai rata-ratanya 82,6. Siswa yang memiliki nilai diatas
kkm (75) yaitu sebesar 87%. Hasil ini memperlihatkan bahwa nilai mata pelajaran
IPS ada dikatagori sangat Baik, serta sebagian besar nilai siswa sudah diatas KKM
(75). Dengan demikian dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada siklus II
mengalami peningkatan secara signifikan dan berada pada kategori “Sangat Baik”
dengan rentan nilai 80-100.Hasil belajar sudah sesuai harapan maka PTK diakatakan
berhasil. Adapun uraian hasil belajar dan analisa belajar siswa disajikan dalam tabel:.
Tabel 02. Hasil belajar siklus ke-1 dan siklus ke-2 mata pelajaran IPS pada
siswa kelas IV SD Negeri 14 Banyuasin III
Keterangan
KK
No NamaSiswa L/P M Siklus Siklus
I II
1 Addeni Fistriana L 70 80 100
2 Al Fathir Fatahillah L 70 80 100

3 Hafiz Zikrillah L 70 60 80 7
4 M. Chiko Pratama Wijaya L 70 60 80

5 M. Firdaus L 70 60 80
6 M. Karan Ramadhan L 70 60 80

P 70 80 10
7 Maura Putri Salsabila 0
8 Muhammad Ulul Albab L 70 80 100
9 Muhammad Zhafran L 70 60 80
Maulana
10 Naura Kirana P 70 60 80
11 Nopi Permata P 70 40 60
12 Novi Aryanti P 70 60 80
13 Putri Aisyah P 70 80 100
14 Putri Aulia Kirana P 70 80 100
15 Rahmad Nur Fatih P 70 80 80
16 Robi Januarilando L 70 60 80
17 Sefti Kirana P 70 60 60

18 Tira Saharani P 70 60 80
19 Vivi Ramadini P 70 40 60
20 Yusuf Al Farizi L 70 80 80

21 Zhivana Latisya Arifin P 70 60 80

22 Aqila Ramadani P 70 80 80

23 Dealova P 70 80 80

Jumlah 1.540 1.900


Rata-rata 66,9 82,6
Persentase tidak tuntas 56,5% 13%
Persentaseketuntasanbelajar 43,5% 87%

Berdasarkan hasil penelitian hasil belajar meningkat dari siklus ke-1 menuju
siklus ke-2, hasil belajar siklus ke-1 rata-ratanya 66,9 yang dikatagorikan cukup,
meningkatnya disiklus ke-2 menjadi 82,6 yang dikategorikan tinggi serta sebagian
besar nilai siswa sudah diatas KKM. Terjadinya kenaikan hasil belajar dari siklus ke-
1 ke siklus ke-2 dikarenakan sudah merefleksi terhadap kelemahan pada siklus ke-1
akibatnya guru dapat menentukan sikap sebelum melangkah ke siklus selanjutnya.
Berdasarkan refleksi ditemukan pada siklus ke 1 terdapat beberapa aspek yang belum
terlaksanakan dengan baik dan juga siswa memerlukan waktu lebih lama dalam
mempelajari materi yang diberikan. Pada siklus ke 2 penggunaan media gambar
dilakukan dengan lebih banyak menampilkan gambar-gambar pakaian adat yang ada 8
pada materi, hal ini dilakukan agar lebih memantapkan proses pembelajaran peserta
didik, dan meningkatnya hasil belajar siswa. Karena siswa dilibatkan aktif secara
langsung dalam pembelajaran, sehingga memunculkan rasa antusias siswa dan
pembelajaran pun lebih berpusat kepada siswa. Sehingga dengan bantuan media
gambar dapat mendorong siswa menjadi termotivasi serta membuat mereka menjadi
aktif dalam aktivitas pembelajaran. Adanya motivasi dan keaktifan siswa karena
adanya keterlibatan siswa untuk berupaya, melaksanakan dan mencari pengalaman
sendiri sehingga kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan dan bermakna yang
pada akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 14 Banyuasin
III.

Dari hasil perbaikan pada pelaksanaan siklus I dan siklus II bisa dilihat
peningkatan hasil belajar pada setiap masing-masing siklus I dan II dengan
penggunaan media gambar pada mata pelajaran IPS dengan materi keragaman rumah
adat di Indonesia, Dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Meningkatnya
hasil belajar siswa ini karena siswa dilibatkan aktif secara langsung dalam
pembelajaran, sehingga siswa lebih aktif dan pembelajaran pun lebih berpusat
kepada siswa. Hal ini senada dengan Suprihatiningrum (2013: 321) yang
menyatakan bahwa penggunaan media pembelajaran memiliki manfaat untuk;
memperjelas proses pembelajaran, meningkatkan ketertarikan dan interaktivitas,
meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
Dapat disimpulkan bahwa fungsi dan manfaat media pembelajaran dalam
pembelajaran di kelas terutamanya media gambar, dapat memudahkan guru dalam
proses pembelajaran yang memungkinkan terjadinya pengalaman belajar pada diri
siswa dengan menggerakkan segala sumber belajar yang efektif dan efisien. Media
gambar yang ditampilkan diharapkan membuat siswa merasa tertarik terhadap
materi yang diajarkan, sehingga membuat hasil belajar siswa meningkat dan
berkualitas.
KESIMPULAN DAN SARAN
Sesuai dengan uraian terhadap temuan serta ulasan diatas, disimpulkan bahwa
Hasil belajar siswa kelas IV SD N 14 Banyuasin III pada mata pelajaran IPS materi
keragaman pakaian adat di Indonesia mengalami peningkatan secara signifikan. Hal 9
ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa pada siklus I sebesar 66,9 dan dengan 13
siswa telah mencapai hasil belajar di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Selain itu dapat diketahui pada siklus ke 2 nilai rata-rata siswa naik sebesar 82,6
dengan 20 siswa telah mencapai hasil belajar di atas kriteria ketuntasan minimal
(KKM). Dengan penggunaan media gambar dalam aktivitas belajar dapat
meningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD N 14 Banyuasi III pada mata pelajaran
IPS materi keragaman pakaian adat di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan
meningkatnya hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan pada setiap siklus I
dan 2 serta meningkatkan keaktifan dan antusias siswa dalam kegiatan pembelajaran
di kelas, sehingga dalam proses belajar dengan menggunakan media gambar dapat
menumbuhkan semangat dan keingintahuan siswa, siswa terlibat aktif secara
langsung dalam proses belajar, kegiatan pembelajaran menyenangkan dan
tidak membosankan.
Saran ditunjukkan (1) Bagi Guru, media gambar sebaiknya disesuaikan dengan
ukuran gambar untuk kelompok besar dan media gambar digunakan dengan sesuai
materi pembelajaran dan guru juga menerapkan startegi pembelajaran yang lebih
bervariasi. Sehingga materi pembelajaran akan lebih menarik lagi. (2) Bagi Siswa,
dengan menggunakan media belajar mampu meningkatkan minat siswa dalam
membangun pemahaman konsep melalui media gambar maupun media lainnyadan
berani dalam menyampaikan gagasan, menjawab pertanyaan dan meningkatkan
keaktifan siswa dalam belajar. (3) Bagi Sekolah, perlunya sekolah memfasilitasi
segala kebutuhan untuk melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran agar dapat
membantu terciptanya suasana pembelajaran di dalam kelas menjadi menarik dan
berkualitas bagi mutu pendidikan.(4) Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin
III, hendaknya membantu sarana dan prasarana pendidikan di sekolah, dalam
mendukung mutu pendidikan di sekolah dasar.

DAFTAR PUSTAKA

Alma,Buchari.
(2010).GuruProfesional:MenguasaiMetodedanTerampilMengajar.Bandu
ng: Alfabeta.
Amri,Sofan.
(2013).Pengembangan&ModelPembelajaranDalamKurikulum2013.Jakar 10
ta: Prestasi Pustakarya.
Arikunto, S. (2018). Prosedur Penulisan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
RinekaKarya.
DepartemenPendidikanNasional.(2012).Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV
Mitra Karya.
Hamalik, Oemar. (2015). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi
Aksara.
Hanfiah & Suhana. (2010). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : PT.
RefikaAditama.
Hasibuan & Moedjiono (2012). Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.
RemajaRosdakarya.
Idris, M. & Barizi, A. (2019). Menjadi Guru Unggul. Jogjakarta: Ar Ruzz
Media.Ischak,Sugandi,D,&Sardiyo(2018).Pendidikan IPS di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Khilmiyah, dkk. (2015). Metode Pengajaran Pendidikan
Kewarganegaraan. Yogyakarta:UniversitasMuhammadiyah Yogyakarta Press.
Majid, Abdul. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Rifa’i, A dan Anni, C.T. (2013). Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press.
Sadiman, Arief. (2016). Media Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Shaffat, Idris. (2019). Optimized Learning Strategy Pendekatan Teoritis dan
Praktik Meraih Keberhasilan Belajar. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Sudjana, Nana. (2014). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensido Offset.
Supardi. (2006). Metodologi Penulisan. Mataram: Yayasan Cerdas Press.
Suprihatiningrum, Jamil. (2018). Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi..
Yogyakarta : AR- Ruzz Media.
Uno, B. Hamzah & Nurdin, M. (2011). Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM.
Jakarta : PT. Bumi Aksara.

11

Anda mungkin juga menyukai