Anda di halaman 1dari 5

KENAPA SELALU AKU?

Jika dipikir-pikir tuhan baik sekali dengan memberikan segala pelajaran dalam diriku, walaupun
semuanya melalui ujian yang pahit menumpahkan air mata, mengoret banyak luka hati, menggetarkan
jiwa dan raga, tapi aku tau tuhan, sebanyak apapun ujianku kau tau aku mampu walau harus melewati
semuanya. Terimakasih sudah menjadikan hambamu ini menjadi manusia yang kuat, terimakasih sudah
selalu mengingatkanku tentang sujudku yang tak begitu sering.

Aku menuliskan ini bukan untuk meghardikmu tuhan, aku hanya menuangkan semuanya pada layar
laptopku karna aku tau jika aku menceritakan semuanya pada manusia, semuanya tidak akan lega, karna
aku yakin semua manusia bahkan semua mahluk hidup yang kau ciptakan didunia ini bahkan orang yang
paling mulia tetap akan merasakan ujian yang kau berikan guna memperkuat pertahanan diri. Yang akan
jadi pemeran utama pada secrik lembaran yang kalian baca adalah AKU, seorang anak bungsu yang
dilahirkan oleh seorang ibu yang hebat, luar biasa, dan sangat sempurna. Dan seorang ayah yang hebat
aku harap, tidak aku harap ia memang hebat. Seperti yang aku katakana bahwa aku anak bungsu
mempunyai 2 kakak yang juga luar biasa.

04 mei 2006, lahirlah aku didunia ini recca navendra kurasa begitu indahnya perjanjian tuhan padaku
sebelum aku benar-benar melihat langit dan banyak manusia, sampai aku umur 3 tahun aku banyak
mendapatkan kasih sayang (kurasa), diumur itu aku bertemu dan bermain bersama sahabat-sahabatku
kecil, sebenarnya tetangga sebelah rumah, moza dan reza, kita sama-sama meninjakkan kaki di paud
dekat rumah dan dikelas yang sama, “ reccaa jangan lupa kerumah, hari ini aku dibelikan mainan baru
Barbie yang cantik sekali, mama juga belikan untuk kamu dan reza “ teriak moza yang berjalan masuk
kerumahnya, aku hanya mengangguk tak menghiraukannya tetapi aku mendengarnya karena jika aku
tak datangpun mereka berdua akan selalu saja datang kerumahku untuk sekedar menjemputku atau
menanyakan kabarku dan yang kebetulan lagi rumah moza tepat berada diseblah kanan rumahku,
sedangkan reza berjarak satu rumah dari rumah moza, jadi tak heran jika kami memang sering bermain.

Tibalah pada jam makan siangku “ mama, sudah makan aku mau main kerumah moza ibunya
membelikan kami bertiga mainan baru “ kataku sembari menyuapkan nasi kedalam mulutku “ iya,
habiskan dan mandilah setelah itu baru main “ jawab mama yang sibuk membereskan kamarku, setelah
nasi dipiringku habis aku segera mandi dan menunggu moza dan reza menjemputku, aku memang begini
aku sangat malu jika datang kerumah orang sendirian bahkan kerumah moza dan reza yang sudah lama
aku kenal, tapi untungnya mereka selalu mengerti kepada sahabatnya ini, 15 menit sudah aku
menunggu tetap saja aku tak mendengarkan seruan mereka memanggil namaku didepan rumah apa
jangan-jangan mereka lupa untuk bermain?, aku memutuskan untuk masuk kembali kedalam kamar “
loh ca ga jadi? “ Tanya mama “ gatau ma, moza dan reza belum kesini lupa kali “ jawabku, mama hanya
tersenyum saat melihatku duduk dikasur dan bermain sendiri. Tak lama suara seruan itu terdengar suara
yang aku tunggu-tunggu akhirnya tiba “ reccaaaaa!!!!! “ teriak mereka berdua, aku langsung berdiri dan
berlari kedepan rumah, “ maaf ya recca, kita telat jemput kamu soalnya ini sih reza lama banget datang
kerumah aku “ terang moza, “ iya gapapa, ayo kita main “ kataku, suasana saat itu benar-benar indah,
rasanya aku benar-benar beruntung didunia ini mendapatkan teman yang benar-benar mengerti diriku,
saat ini aku benar-benar menginginkan ini tak akan berakhir aku selalu berdoa agar aku tetap berada
disisi mereka, tertawa bersama mereka, bermain bersama mereka, tumbuh besar dan meninggi
bersama mereka, pulang sekolah berjalan ber3 bersama mereka, bahkan kelak akan sukses bersama
mereka semoga saja, ya tuhan izinkan aku untuk selalu merasakan ini.

*****

Moza, reza maafkan aku, semuanya tidak sesuai rencanaku aku harus pindah bersama mama kekota
kelahiran mama, maaf untuk tidak menepati janjiku bersekolah dasar ditempat kakaknya reza saat itu,
mama dan aku memutuskan pindah kekota kelahiran mama, aku mengikhlaskan segalanya yang
kutinggalkan disini, moza reza, boneka, sekolah, janji, papa, dan kenangan dirumah itu. Tibalah dimana
semuanya terasa baru bagiku, rumah, orang-orang, keluarga, serta teman-teman, ralat aku belum punya
teman, disini aku tinggal dirumah nenek yang berarti ibu dari mama beliau baik, ntah mengapa saat itu
aku selalu ingin membahagiakannya melihat nenek yang kusebut mbik ini tersenyum rasanya aku
mendapatkan segalanya yang belum aku dapatkan sebelumnya, sayangnya mbik ini hemat sekali
senyum kepadaku tak apa untukku kau begitu baik, dan aku saat ini merindukkanmu.

Namun aku sadar aku ini anak bungsu, aku yang terbiasa sebelum tidur selalu izin dulu dan
melihat papa dan mama, bahkan biasa aku akan selalu dipeluk erat oleh papa sebelum akhirnya aku
terbangun pagi namun sekarang, aku hanya bisa izin kepada mama untuk tidur “ ma, aku tidur duluan
ya? “ kataku “ iya tidurlah” jawab mama, awalnya aku tak ada masalah sebelum akhirnya aku terbangun
dan menangis, sebenarnya bukan terbangun aku hanya memang belum tidur dari tadi, bahkan dari saat
aku meminta izin kepada mama, pelukkan yang selalu papa berikan kepadaku setiap malam hingga aku
bisa berlayar ketaman impianku dan bertemu hari selanjutnya siapa sangka itu menjadi
ketergantunganku, pelukkan itu menjadi hal yang sangat penting untukku sebelum tidur, mama
mencoba terus menerus menenangkanku dan selalu melakukan apapun agar aku bisa tidur malam itu,
mulai dari mama yang merubah bentuk posisi bantal sampai mama yang ingin menyanyikanku tapi
nyatanya semua itu gagal, mama aku Cuma butuh papa saat itu, Cuma dia.

Hari demi hari sudah aku lewati dirumah ini tak mengapa walau rasanya sulit tetapi begitulah
keadaannya, mengenai pelukkan itu aku tidak lupa tetapi mama yang hebat menemukkan cara agar aku
selalu memeluk guling untuk gantinya, sedih ya? Papa kemana sih? Kenapa ga ikut?, setelah aku
mendengar dan mencoba menelaah semua perkataan keluarga mamaku aku mengerti, papa selingkuh.
Diumur berapa aku mengerti tentang perselingkuhan ini? 4,5 tahun kurasa hahaha, aku didewasakan
keadaan dimana seharusnya pada usia itu anak-anak seperti aku bersenang-senang, bercanda gurau
pada keluarganya, berenang kesana kemari bersama orang tuanya, beli eskrim, berbincang setiap
malam, dan tentu saja pelukkan hangat sebelum tidur, disaat seperti itu aku necca tidak merasakan
kasih sayang yang utuh yang cukup, sakit sekali rasanya ketika melihat mama yang kerja dari pagi hingga
sore hari bahkan magrib hanya untuk menghidupkan kami ber3, pulang kerja mama juga selalu
mendapatkan hal yang tidak mengenakkan baginya dari adik-adik mama yang tinggal juga disana “
nyusahin mbik, mbik hidup bukan untuk mengasuh anakmu “ kurang lebih begitulah adiknya mama
dahulu.
><

Aku yang merasa sudah mengerti mulai ya bersikap biasa saja, tak jarang saat malam aku keluar
keteras untuk sekedar melihat bulan, bulan bagiku bukan hanya hiasan langit yang indah. Bagiku dia luar
biasa dia selalu mengerti kenapa aku selalu duduk dan memandanginya, dia seolah memberiku isyarat
bahwa semuanya akan baik-baik saja walaupun diriku patah semuanya akan baik, bulan juga yang
menjadi tempat aku menuangkan rasa rinduku pada seseorang, papa, moza, dan reza, tak hanya itu
ketika aku menangis aku selalu keluar untuk melihat bulan yang cantik. “ moza, reza, kenapa ga ikut
ajasih?, aku sendiri disini, gaada yang mau berteman denganku, tak ada yang mau menjemputku saat
main seperti kalian, semuanya berat moza tapi aku selalu ingat bagaimana kau bilang aku ajaib, aku
hebat, maka aku akan buktikan semua itu benar adanya, dan untuk papa maaf aku bukan putri bungsu
yang baik buatmu “ ucapku yang duduk diteras sendirian sambil melihat bulan dan menangis.

“ ngapain disini?, masuk udah malem banyak nyamuknya ca “ Tanya lembut wanita muda berpakaian
piama hitam putih dengan rambut pendek yang mengembang, “ dek, masuk “ lanjutnya, dia adalah
kakak keduaku risa, selama aku disini aku hanya bermain dengannya waktu dia pulang sekolah saja, saat
ini dia tengah duduk dibangku sekolah dasar kelas 5, selama aku umur 2, bahkan 3 tahun, sama sekali
aku tak pernah melihatnya, ditambah kakak pertamaku yang selalu diam dikamarnya saat kami berada
dirumah mbik, hubungan mama dan kakak pertamaku cenderung memang buruk entah apa masalahnya
tetapi baik mama maupun kak lia enggan berkomunikasi mungkin pernah beberapa kali hanya saja aku
yang tak melihatnya.

Aku sekarang sudah menduduki bangku sekolah dasar kelas 1, di salah satu sd unggul dikota itu, aku
begitu rajin sekolah disana tak jarang aku mendapatkan nilai yang memuaskan bahkan daya otakku
begitu cepat berpikir dari anak-anak seusiaku bukan karna aku pintar, tapi memang di sd ini kami selalu
diajarkan untuk unggul, dan menjadi contoh bagi sd yang lainnya, bahkan pada kelas 2 sd kami sudah
diajarkan bagaimana cara menghitung dengan cepat, berhitung menggunakan semphoa, perkalian dll.
Aku bersyukur tuhan karena disekolahku saat ini aku banyak bertemu orang baik, baik sekali seperti
halnya moza dan reza, namun sejak saat dimana aku pindah aku tak pernah lagi mendengar kabar dari
moza dan reza, semoga kalian juga mendapatkan teman yang baik seprti halnya aku imysm, semoga
kalian bahagia selalu.

Semakin unggul aku ternyata tak menjadikan masalahku selesai semuanya, puncaknya dimana
mama dan adiknya mempunyai masalah (again), namun masalah kali ini bukan hal yang biasa, mama
sampai memutuskan untuk mengontrak disalah satu villa dikota itu, villanya tidak besar, hanya saja
cukup untuk kami bertiga tinggal, aku tidak terlalu ingat bagaimana hal itu bisa terjadi rasanya semua
berawal dari kak lia yang tersinggung perkataan bibi (adiknya mama), dan yah endingnya seperti ini. Aku
menemukan lingkungan baik disini tetangga dan hal lainnya, aku juga mudah beradaptasi disini, aku
punya banyak teman, lihatlah bulan aku hebat bukan?, tak hanya teman disekolah tetapi disini juga
banyak sekali oh tuhan rencanamu sungguh luar biasa. Disini aku lebih banyak waktu bersama keluarga,
bersama risa dan kak lia, jangan terkejut aku memang memanggil kak risa hanya risa sejauh ini dia tidak
masalah.
Disaat semuanya membaik papa datang lagi, tuhan bukannya aku tidak menerimanya tapi ini akan
berakhir buruk.

Papa mengabarkan kalau dia akan menemui kami, bukan untuk tinggal hanya saja untuk singgah sesaat
tak apa, aku senang perasaanku senang bagaimana tidak aku sangat bahagia orang yang kutunggu-
tunggu ternyata akan pulang walau hanya sesaat. Berulang kali aku coba tapi aku tetap malas
menceritakan bagian ini papa membuat kak lia menangis, aku tidak tau masalahnya yang jelas papa
menggunakan tangannya untuk kak lia, tuhan kenapa lagi?, aku ingin dia tidak balik lagi kumohon.

Papa banyak memberiku kasih sayang berbentuk materi (uang), beliau membelikanku hp hello kitty
yang bisa ditutup dan dibuka karena beliau tau aku sangat senang hello kitty, dibelakang mobil papa
dipasangkan stiker hello kitty hanya untukku, tak jarang saat aku ulang tahun papa akan balik dan
membelikanku hadiah, hadiah yang paling hebat adalah bantal besar ralat bukan bantal, boneka besar
hello kitty berwarna pink tapi hanya kepalanya saja huhu, aku senang, dia baik dan akan selalu begitu.

Sekarang aku duduk dibangku kelas 2 sd, dimana aku akan pindah lagi ke kota aku bertemu moza
dan reza, bukan karena semuanya sudah baik-baik saja, tapi karena papa mendapatkan jabatan yang
tinggi dan jabatan itu memerlukan mama, harus yang sah tidak boleh yang gadungan, kurasa kalian akan
mengerti. Aku meninjakkan kota itu lagi namun tidak pada rumah yang dahulu ternyata rumah itu sudah
dijual sejak lama, aku menghirup udara pada kota yang sama dengan moza dan reza namun
dikecamatan yang berbeda, aku sama sekali tak menemui mereka. Disini aku belum sekolah karena dari
mama belum sempat mengurus kepindahanku maka dari itu aku sungguh banyak meninggalkan materi-
materi disekolah, waktu aku pulang lagi kekota mama untuk mengurus keperluan pindahku mereka
semua teman-temanku, sahabatku semuanya memelukku sungguh mengharukan dan menggelikan
tentunya, tak apa guys jadilah temanku selamanya, dan bahagialah selalu.

Lagi, lagi, dan lagi aku kehilangan semuanya, risa dan kak lia, teman-temanku, dan kenangan. Tak apa
kali ini aku sudah biasa, saat pindah sekolah begitu masuk aku sudah meninjakkan kakiku di kelas 3,
terkejut?, tentu saja aku banyak meninggalkan segalanya bagaimana bisa aku mengejar segalanya, aku
benci mengatakannya tetapi jelas disini aku bodoh. Bodoh sekali, aku susah menangkp semua pelajaran
aku tak bisa apa-apa, tapi apa boleh buat aku tetap melanjutkannya. Gilanya lagi dengan minimnya
pengetahuanku aku bisa mendapatkan peringkat 4, dunia memang tersedia untuk mereka yang
berkuasa, apa jangan-jangan karena papaku pejabat didesa itu?, aku menanyakan hal ini tapi jelas saja
papa terus bilang kalau papa tidak pernah minta aku mendapatkan peringkat, papa hanya menyuruhku
sekolah disana agar aku bisa mendapatkan ilmu seperti anak-anak pada umumnya. Tapi pa?, ini salah
aku tidak layak mendapatkan peringkat itu.

Kecamatan ini maju, saat mama yang menjadi ketua dari ibu-ibu apalah itu namanya rasaku adalah PKK
iya, waktu mama menjadi ketua dari ibu PKK kecamatan ini, mama khususnya kecamatan ini selalu
mendapatkan hadiah atau juara pada saat lomba-lomba dikabupaten, tapi disini aku benar-benar tak
mempunyai teman disini aku benar merasakan anak tunggal bukan bungsu, kedua orang tuaku sibuk
tapi mereka tak melupakan aku papa dan mama memasangkan television yang didalamnya terdapat
channel super junior, setelah pulang sekolah aku menonton tv dan melupakan rasa kesepianku, aku juga
dibeikan laptop yang kubuat hanya untuk memainkan facebook dan foto-foto saja sampai pada akhirnya
papa membelikanku handphone, hanphone yang cukup mahal sangat mahal kurasa, tapi jelas saja aku
tak mengerti harus kuapakan handphone itu, untuk foto saja aku tak pernah dihandphone itu, aku lebih
memilih menggunakan tablet yang didalamnya begitu banyak permainan.

Hidupku bahagia?, tidak ternyata setiap hal yang kata mereka membuatku bahagia semuanya harus
kubayar dengan melihat kekerasan-kekerasan yang papa lakukan untuk mama, saat papa melakukan itu
tubuhku mulai bergetar aku tremor, sampai sekarang saat aku diminta untuk menangkap sesuatu yang
mengharuskan dilempar aku selalu takut, lebih baik sesuatu itu diletakkan saja dan aku memilih untuk
mengambilnya sendiri

Anda mungkin juga menyukai