KELOMPOK 5A
UNIVERSITAS JAMBI
2021
DAFTAR ISI
Daftar Isi 1
Skenario 2
Klarifikasi Istilah 3
Identifikasi Masalah 3
Curah Pendapat 4
Analisis Masalah 6
Daftar Pustaka 28
1
A. Skenario
Tn. Andi usia 27 tahun, datang ke puskemas dengan keluhan utama telinga kiri
mengeluarkan cairan kuning, kental dan berbau busuk sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga
mengeluh telinga berdenging sehingga pendengaran terganggu. Pada 2 bulan yang lalu
pasien mengaku sakit telinga dan demam tinggi disertai batuk pilek. Sejak remaja pasien
sering pilek, disertai hidung tersumbat bergantian kanan dan kiri terutama jika terpapar
debu. Hal ini sudah berulang 3 kali dalam 2 bulan ini. Tn. Andi belum pernah
mengkonsumsi obat sebelumnya. Setelah melakukan pemeriksaan telinga dengan
menggunakan otoskop dan pemeriksaan garpu tala, dokter memberikan edukasi, resep obat
dan saran untuk rujuk
Pemeriksaan penala :
- Rinne test : telinga kanan (+), telinga kiri (-)
- Weber test : lateralisasi ke telinga kiri
- Swabach test : telinga kanan sama dengan pemeriksa, telinga kiri : memanjang
2
B. Klarifikasi Istilah
C. Identifikasi Masalah
3
10. Apa etiologi dari penyakit tn Andi?
11. bagaimana Patofisiologis dari penyakit tn Andi?
12. bagaimana Gejala klinis dari penyakit tn andi?
13. bagaimana tatalaksana farmakologi & non farmakologi yang harus diberikan kepada
tn.andi ?
14. apa saja Komplikasi yang bisa terjadi dari penyakit tn andi?
15. bagaimana prognosis dari penyakit tn Andi?
D. Brainstorming
2. Mengapa telinga kiri mengeluarkan cairan kuning,kental dan bau sejak 3 hari yang
lalu?
Cairan kental berbau busuk karena ada infeksi yang diakibatkan dari peradangan dan
menghasilkan secret
4. Bagaimana hubungan demam tinggi disertai batuk pilek dengan sakit telinga?
Kemungkinan adanya infeksi saluran pernapasan atas, sehingga tn andi sakit telinga;
tn andi infeksi saluran nafas- demam – penumpukan yang terdapat ditenggorokan-
membuat telinga sakit
4
5. Bagaimana hubungan penyakit tn Andi saat remaja, yakni sering pilek,disertai hidung
tersumbat bergantian kanan dan kiri terutama jika tepapar debu, dan mengapa keluhan
berulang?
Hal ini terjadi karena pasien tepapar debu, yang menandakan pasien mengalami
hipersensitifitas terhadap debu; bentuk atau sesunan dari kelenjar. Karna terdapat
perbedaan struktur saluran eustacius pada anak-anak dan orang dewasa di mana
anak2 lebih rentan.
8. Apa makna klinis hasil pemeriksaan fisik tn.andi & apa saja pemeriksaan penunjang
yang harus dilakukan kepada tn.Andi?
p. fis : tenala : positif = tendengar, di teliga kiri : tidak terdengar , dan austokopi
test weber terdengar lebih keras di telinga kiri
garpu tala : tuli konduktif, autoskop
5
12. bagaimana Gejala klinis dari penyakit tn andi?
Omsk : otorea: telinga berair, nyeri telinga, vertigo, telinga berdengiing;
13. bagaimana tatalaksana farmakologi & non farmakologi yang harus diberikan kepada
tn.andi ?
Terapi : berikan obat pencuci telinga ho2 dgn 3 hari. Berikan obat tetes tenga yang
mengandung kortikostroid, kalo bahaya : di lanjutkan dgn pembedahan; non
farmakologis : edukasi ,
Antibiotic; kortiko sterois, eritomisin ; bila secret telah kering tetapi masi terdapt
maka bisa di lakukan miringiplasto
14. apa saja Komplikasi yang bisa terjadi dari penyakit tn andi?
Intra temporal, pectrotis, intravaneal, ; ekstra temporal yg ttd dari intra carnial dan
E. Analisis Masalah
Anatomi Telinga
Sistem organ pendengaran perifer terdiri dari struktur organ pendengaran yang
berada di luar otak dan batang otak yaitu telinga luar, telinga tengah, telinga dalam
dan saraf kokhlearis sedangkan organ pendengaran sentral adalah struktur yang
berada di dalam batang otak dan otak yaitu nukleus koklearis, nukleus olivatorius
superior, lemnikus lateralis, kolikulus inferior dan kortek serebri lobus temporalis
area wernicke. [1]
6
a. Anatomi Telinga Luar [1]
Telinga luar merupakan bagian telinga yang terdapat di lateral dari
membran timpani, terdiri dari aurikulum, meatus akustikus eksternus (MAE) dan
membran timpani (MT).
7
lebih kurang 0,5 cm. MAE dibagi menjadi dua bagian yaitu pars cartilage yang
berada di sepertiga lateral dan pars osseus yang berada di dua pertiganya. Pars
cartilage berjalan ke arah posterior superior, merupakan perluasan dari tulang
rawan daun telinga, tulang rawan ini melekat erat di tulang temporal, dilapisi oleh
kulit yang merupakan perluasan kulit dari daun telinga , kulit tersebut
mengandung folikel rambut, kelenjar serumen dan kelenjar sebasea. Kelenjar
serumen memproduksi bahan seperli lilin berwarna coklat merupakan
pengelupasan lapisan epidermis, bahan sebaseus dan pigmen disebut serumen atau
kotoran telinga. Pars osseus berjalan ke arah antero inferior dan menyempit di
bagian tengah membentuk ismus. Kulit pada bagian ini sangat tipis dan melekat
erat bersama dengan lapisan subkutan pada tulang. Didapatkan glandula sebasea
dan glandula seruminosa, tidak didapatkan folikel rambut.
8
skuamosa dan lapisan mukosa. Sifat arsitektur MT ini dapat menyebarkan energi
vibrasi yang ideal.
9
Gambar 5. Telinga tengah
Telinga tengah terdapat dua buah otot yaitu m. tensor timpani dan m.
stapedius. M tensor timpani berorigo di dinding semikanal tensor timpani dan
berinsersio di bagian atas tulang maleus, inervasi oleh cabang saraf trigeminus.
Otot ini menyebabkan membran timpani tertarik ke arah dalam sehingga menjadi
lebih tegang.dan meningkatkan frekuensi resonansi sistem penghantar suara dan
melemahkan suara dengan frekuensi rendah. M. stapedius berorigo di dalam
eminensia pyramid dan berinsersio di ujung posterior kolumna stapes, hal ini
menyebabkan stapes kaku, memperlemah transmini suara dan meningkatkan
resonansi tulang-tulang pendengaran. Kedua otot ini berfungsi mempertahankan ,
memperkuat rantai osikula dan meredam bunyi yang terlalu keras sehingga dapat
mencegah kerusakan organ koklea. Telinga tengah berhubungan dengan
nasopharing melalui tuba Eustahcius.
Suplai darah untuk kavum timpani oleh arteri timpani anterior, arteri
stylomastoid, arteri petrosal superficial, arteri timpani inferior. Aliran darah vena
bersama dengan aliran arteri dan berjalan ke dalam sinus petrosal superior dan
pleksus pterygoideus.
10
mengalami gangguan maka yang lain akan terganggu. TD disuplai oleh arteri
auditorius interna cabang dari arteri cerebelaris inferior. Aliran darah vena
bersama dengan aliran arteri.
Fisiologi pendengaran
Getaran suara ditangkap oleh daun telinga yang dialirkan keliang telinga dan
mengenai membran timpani, sehingga membran timpani bergetar. Getaran ini
diteruskan ke tulang- tulang pendengaran yang berhubungan satu sama lain.
Selanjutnya stapes menggerakkan tingkap lonjong (foramen ovale) yang juga
menggerakkan perilimf dalam skala vestibuli. Getaran diteruskan melalui membran
Reissener yang mendorong endolimf dan membran basal kearah bawah, perilimf dala
m skala timpani akan bergerak sehingga tingkap (forame rotundum) terdorong ke
arah luar. [2]
Skala media yang menjadi cembung mendesak endolimf dan mendorong
membran basal, sehingga menjadi cembung kebawah dan menggerakkan perilimf
pada skala timpani. Pada waktu istirahat ujung sel rambut berkelok-kelok, dan dengan
berubahnya membran basal ujung sel rambut menjadi lurus. Rangsangan fisik tadi
diubah oleh adanya perbedaan ion Kalium dan ion Natrium menjadi aliran listrik
yang diteruskan ke cabang- cabang n.VII, yang kemudian meneruskan
rangsangan itu ke pusat sensorik pendengaran diotak ( area 39- 40) melalui saraf
pusat yang ada dilobus temporalis. [2]
2. Mengapa telinga kiri mengeluarkan cairan kuning,kental dan bau sejak 3 hari
yang lalu?
11
akan menyebabkan cairan tersebut keluar. Sekret yang berbau busuk juga
menandakan adanya kolesteatoma. [2]
Keluarnya cairan juga bisa terjadi setelah mengalami trauma. Trauma bisa
membuat cairan serebrospinal bocor dari telinga. Kecelakaan yang mungkin
menyebabkan keluarnya cairan dari telinga seperti patah tulang di bagian kepala
sehabis jatuh, kecelakaan di jalan, dipukul benda berat di kepala, atau cedera berulang
di dalam telinga yang pernah di operasi sebelumnya. [3]
Tinitus ada 2 macam yang terbagi atas tinitus obyektif dan tinitus subjektif.
Tinitus obyektif terjadi apabila bunyi tersebut dapat juga didengar oleh pemeriksa
atau dapat juga dengan auskultasi di sekitar telinga. Sifatnya adalah vibritorik yang
berasal dari vibrasi atau getaran sistem muskuler atau kardiovaskuler di sekitar
telinga. Sedangkan tinitus subjektif terjadi apabila suara hanya terdengar oleh pasien
12
sendiri, dan jenis tinitus ini yang paling sering terjadi. Sifat dari tinitus subjektif
adalah nonvibratorik karena adanya proses iritatif ataupun perubahan degenaratif
pada traktus auditorius yang dimulai dari sel-sel rambut getar koklea sampai pada
pusat saraf dari pendengar. [5]
4. Bagaimana hubungan demam tinggi disertai batuk pilek dengan sakit telinga?
Dari skenario diketahui bahwa pasien mengalami Diketahui pula pada 2 bulan
yang lalu, tn. Andi mengalami sakit telinga dan demam tinggi yang disertai dengan
batuk pilek.. Hal ini menandakan bahwa terdapat infeksi pada telinga kiri tn. andi
yang didahului oleh infeksi saluran nafas atas (ISPA) Dan juga dari scenario
diketahui bahwa tn.andi Sejak remaja pasien pilek, disertai hidung tersumbat
bergantian kanan dan kiri terutama jika terpapar debu. Dimana kemungkinan terjadi
rhinitis alergi. [6]
Rinitis alergi adalah suatu gangguan hidung yang disebabkan oleh reaksi
peradangan mukosa hidung diperantarai oleh imunoglobulin E (Ig E), setelah terjadi
paparan alergen (reaksi hipersensitivitas tipe I Gell dan Comb). Gejala klinik rinitis
alergi disebabkan oleh mediator kimia yang dilepaskan oleh sel mast, basofi l dan
eosinofi l akibat reaksi alergen dengan Ig E spesifi k yang melekat di permukaannya.
Mediator yang paling banyak diketahui peranannya adalah histamin. Histamin akan
menyebabkan hidung gatal, bersin-bersin, rinore cair dan hidung tersumbat. [6]
13
Rinitis alergi bersifat kronik dan persisten sehingga dapat menyebabkan
perubahan berupa hipertrofi dan hiperplasi epitel mukosa dan dapat menimbulkan
komplikasi otitis media, sinusitis dan polip nasi. Beberapa pendapat menyatakan
bahwa pada rinitis alergi, edema mukosa selain terjadi di kavum nasi juga meluas ke
nasofaring dan tuba auditoria sehingga dapat mengganggu pembukaan sinus dan tuba
auditoria. [6]
Pilek atau ISPA merupakan faktor predisposisi dari sakit pada telinga. Sakit
telinga yang terjadi akibat dari ISPA disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyerang
saluran pernapasan, ikut menyerang telinga. Hal ini dapat terjadi karena saluran
pernapasan (nasofaring) berhubungan langsung dengan tuba Eustachius yang
berhubungan langsung dengan telinga bagian tengah. Telinga tengah adalah organ
yang memiliki penghalang yang biasanya dalam keadaan steril. Bila terdapat infeksi
bakteri pada nasofaring dan faring, secara alamiah terdapat mekanisme pencegahan
penjalaran bakteri memasuki telinga tengah oleh enzim pelindung dan bulu-bulu
halus yang dimiliki oleh tuba eustachii. Nyeri pada telinga terjadi akibat tidak
berfungsi nya sistem pelindung tadi. Sumbatan atau peradangan pada tuba eustachii
merupakan faktor utama terjadi nya sakit pada telinga. Pada anak-anak, semakin
sering terserang ISPA, kemungkinan terjadinya sakit telinga makin besar. Terjadinya
demam pada anak tersebut pada kasus karena merupakan proses infeksi yang terjadi
akibat dari ISPA tadi. [2]
Sering pilek disertai hidung tersumbat bergantian kanan dan kiri terutama jika
terpapar debu memiliki makna bahwa pasien memiliki hidung yang sensitive terhadap
alergen dalam hal ini adalah debu. Sehingga pasien akan merespon dengan
mengeluarkan lender, bersin-bersin, dan akhirnya tersumbat. Jadi pasien mengalami
hipersensitivitas terhadap debu. Keluhan tersebut berulang karena pasien menyatakan
14
belum pernah berobat sehingga tidak ada penurunan gejala dari pasien jika terkena
alergen. [7]
Infeksi saluran nafas berulang dalam hal ini pilek berulang terhadap tn.andi
terjadi karena tn.andi alergi terhadap debu. Jika dibiarkan terus-menerus dan tidak
diobati bisa beresiko terjadinya otitis media sampai otitis media supuratif akut. [7]
15
Mukopurulen adalah nanah eksudat terbentuk dilokasi selama infeksi bakteri dan
jamur di tandai oleh lendir dan nanah
8. Apa makna klinis hasil pemeriksaan fisik tn.andi & apa saja pemeriksaan
penunjang yang harus dilakukan kepada tn.Andi?
Makna klinis hasil pemeriksaan fisik
a. Rinne test [2]
Rinne test ialah tes untuk membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran
melalui tulang pada telinga yang diperiksa. Uji rinne dilakukan dengan menggetarkan
garputala 512 Hz dengan jari atau mengetukkannya pada siku atau lutut pemeriksa.
Kaki garputala tersebut diletakkan pada tulang mastoid telinga yang diperiksa selama
2-3 detik. Kemudian dipindahkan ke depan liang telinga 2,5 cm jaraknya selama 2-3
detik. Pasien menentukan ditempat mana yang terdengar lebih keras.
- Jika bunyi terdengar lebih keras bila garputala diletakkan di depan liang telinga,
berarti telinga yang diperiksa normal atau menderita tuli sensorineural. Keadaan
seperti ini disebut Rinne positif.
- Bila bunyi yang terdengar lebih keras di tulang mastoid, maka telinga yang
diperiksa menderita tuli konduktif dan biasanya lebih dari 20 dB. Hal ini disebut
Rinne negatif.
Hasil pemeriksaan : kiri (-) / kanan (+)
16
Hasil pemeriksaan : Lateralisasi kiri (lateralisasi ke telinga yang sakit)
d. Otoskopi [2]
Hasil pemeriksaan :
17
Kolesteatoma atik dari defek pars flaksida → erosi dinding luar epitimpanum dan
tulang-tulang pendengaran hingga antrum mastoid.
18
Bakteri [9]
Virus [9]
Karena OMSK didahului oleh OMA, maka aka dijelaskan mengenai patofisiologi
dari Otitis Media Akut.OMA biasanya disebabkan oleh infeksi di Saluran Nafas Atas
(ISPA), umumnya terjadi pada anak karena keadaan dari tuba eustachius yang sangat
berperan penting dalam patofisiologi OMA. Tuba eustachius pada anak lebih pendek,
lebih horizontal dan relatif lebih lebar daripada dewasa. Infeksi pada saluran nafas
atas dapat menyebabkan edema pada mukosa saluran nafas termasuk mukosa tuba
eustachius dan nasofaring tempat muara dari tuba eustachius. Edema ini akan
menyebabkan oklusi tuba yang berakibat gangguan dari fungsi tuba eustachius yaitu
fungsi ventilasi, drainase dan proteksi terhadap telinga tengah. [10]
Normalnya tuba akan berusaha menjaga tekanan di telinga tengah dan udara
luarstabil, ketika terdapat oklusi tuba, maka udara tidak akan dapat masuk ke telinga
tengah, sedangkan secara fisiologis udara (Oksigen dan Nitrogen) akan diabsorbsi di
telinga tengah 1 ml tiap hari pada orang dewasa. Keadaan ini kan menyebabkan
tekanan negatif pada telinga tengah, keadaan vacum di telinga tengah menyebabkan
transudasi cairan di telinga tengah.
19
Gangguan Fungsi Drainase [10]
Dalam keadaan normal mukosa telinga tengah akan menghasilkan sekret yang
akan di dorong oleh gerakan silia ke arah nasofaring, ketika terjadi oklusi tuba fungsi
ini akan terganggu, sehingga terjadi penumpukan sekret di telinga tengah. Akumulasi
cairan di telinga tengah akan lebih banyak dengan adanya transudasi akibat tekanan
negatif. Sekret ini merupakan media yang baik untuk tumbuhnya kuman.
Tuba berperan dalam proteksi kuman dan sekret dari nasofaring masuk ke telinga
tengah, diantaranya melalui kerja silia. Ketika terjadi oklusi tuba, fungsi silia tidak
efektif untuk mencegah kuman dan sekret dari nasofaring ke kavum timpani dengan
akumulasi sekret yang baik untuk pertumbuhan kuman. Sehingga terjadi proses
supurasi di telinga tengah. Proses supurasi akan berlanjut dengan peningkatan jumlah
sekret purulen, penekanan pada membran timpani oleh akumulasi sekret ini kan
menyebabkan membran timpani (bagian sentral) mengalami iskemi dan akhirnya
nekrosis, dengan adnya tekanan akan menyebabkan perforasi dan sekret mukopurulen
akan keluar dari telinga tengah ke liang telinga. Jika proses peradangan ini tidak
mengalami resolusi dan penutupan membran timpani setelah 6 minggu maka OMA
beralih menjadi OMSK.
Perubahan dari mukosa telinga tengah sebagai akibat infeksi dapat dibagi menjadi
5 Stadium OMA berdasarkan pada gambaran membran timpani yang diamati melalui
liang telinga luar:
Tanda adanya oklusi tuba eustachius ialah gambaran retraksi membran timpani
akibat terjadinya tekanan negatif di dalam telinga tengah, akibat absorpsi udara.
Kadang-kadang membran timpani tampak normal (tidak ada kelainan) atau berwarna
20
keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi, tetapi tidak dapat dideteksi. Stadium ini
sukar dibedakan dengan otitis media serosa yang disebabkan oleh virus atau alergi.
Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel
superfisial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di cavum timpani, menyebabkan
membran timpani menonjol ke arah liang telinga luar.
Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa
nyeri di telinga bertambah hebat.Apabila tekanan nanah di cavum timpani tidak
berkurang, maka terjadi iskemia, akibat tekanan pada kapiler-kapiler, serta timbul
tromboflebitis pada vena-vena kecil dan nekrosis mukosa dan submukosa.
Nekrosis ini pada membran timpani terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan
berwarna kekuningan. Di tempat ini akan terjadi ruptur. Bila tidak dilakukan insisi
membran timpani (miringotomi) pada stadium ini, maka kemungkinan besar
membran timpani akan ruptur dan nanah keluar ke liang telinga luar.Dengan
melakukan miringotomi, luka insisi akan menutup kembali, sedangkan apabila terjadi
ruptur, maka lubang tempat ruptur (perforasi) tidak mudah menutup kembali.
21
menjadi tenang, suhu badan turun dan anak dapat tertidur nyenyak. Keadaan ini
disebut dengan otitis media akut stadium perforasi.
Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani perlahan-lahan
akan normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan
akhirnya kering. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah, maka
resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan. OMA berubah menjadi OMSK bila
perforasi menetap dengan sekret yang keluar terus menerus atau hilang timbul. OMA
dapat menimbulkan gejala sisa berupa otitis media serosa bila sekret menetap di
cavum timpani tanpa terjadinya perforasi.
biasanya ini merupakan keluhan utama. Otorea terjadi kronis lebih dari 9 minggu.
Sekret bersifat purulen atau mukoid tergantung stadium peradangan. Sekret yang
mukus dihasilkan oleh aktivitas kelenjar sekretorik telinga tengah dan mastoid. Pada
OMSK tipe jinak, cairan yang keluar mukopurulen yang tidak berbau busuk yang
sering kali sebagai reaksi inflamasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran
timpani. Keluarnya sekret biasanya hilang timbul. Meningkatnya jumlah sekret dapat
disebabkan infeksi saluran nafas atas atau kontaminasi dari liang telinga luar setelah
mandi atau berenang.
OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret telinga. Sekret yang sangat
bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi kesan kolesteatoma dan produk
degenerasi kolesteatoma yang terlihat keping-keping kecil, berwarna putih,
mengkilap. Pada OMSK tipe maligna unsur mukoid dan sekret telinga tengah
berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret yang
bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan polip telinga
dan merupakan tanda adanya kolesteatoma. Sekret yang encer berair tanpa nyeri
mengarah kemungkinan tuberkulosis.
22
Gangguan pendengaran [11]
Otalgia [11]
Pada OMSK, keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase sekret. Nyeri
dapat menandakan adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret,
terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses
otak. Nyeri telinga dapat juga berupa manifestasi dari otitis eksterna sekunder. Nyeri
merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti petrositis, subperiosteal
abses atau trombosis sinus lateralis.
Vertigo [11]
pada penderita OMSK merupakan gejala yang serius. Keluhan vertigo merupakan
tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi dinding labirin oleh kolesteatoma.
Vertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan udara yang mendadak atau
pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi hanya karena perforasi
besar membran timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh
perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan
vertigo. Fistula merupakan temuan yang serius pada OMSK, karena infeksi kemudian
dapat berlanjut dari telinga tengah dan mastoid ke telinga dalam sehingga timbul
labirinitis dan bisa berlanjut menjadi meningitis.
23
Tinnitus [11]
Tinnitus ditandai dengan sensasi mendengar bunyi, padahal tidak ada suara di
sekitarnya. Penderita tinnitus bisa mengalami sensasi bunyi hanya pada salah satu
telinga, atau pada kedua telinga. Sensasi bunyi itu dapat berupa: Dengung, Desis,
Detak, Gemuruh, Raung Sensasi suara di atas bisa terdengar lembut atau keras
13. bagaimana tatalaksana farmakologi & non farmakologi yang harus diberikan
kepada tn.andi ?
Farmakologi
b. Pada pasien juga diberikan antibiotik topikal berupa ciprofloxacin tetes telinga
sehari dua kali sebanyak dua tetes. Diketahui bahwa, tetes antibiotik topikal
kombinasi dengan aural toilet merupakan terapi utama untuk OMSK dan
menunjukkan lebih efektif dalam uji coba terkontrol secara acak. [7]
Non Farmakologi
a. Pada kasus ini, pasien dilakukan irigasi aural dengan larutan NaCl 0,9%. Irigasi
aural adalah suatu proses pembersihan telinga dari kotoran telinga, benda asing,
24
cairan telinga dengan menggunakan cairan irigasi berupa NaCl 0,9%, H2O2, asam
asetat. Sejumlah larutan dialiri melalui kanalis auditori eksterna menggunakan
jarum suntik irigasi dan dibiarkan mengalir keluar selama 5-10 menit sebelum
pemberian antibiotik topikal. Akhir-akhir ini, larutan campuran asam asetat 50%
dan air steril 50% digunakan sebagai larutan irigasi dikarenakan lebih tidak
menimbulkan nyeri dan lebih efektif membersihkan telinga. [7]
b. Pada pasien ini juga dilakukan aural toilet dengan menggunakan suction dan
cotton bud. Aural toilet merupakan proses penting dalam pengobatan OMSK.
Kanalis auditoris eksterna dan jaringan lateral telinga tengah yang terinfeksi
sering ditutupi dengan eksudat berlendir atau jaringan epitel. Tujuan dilakukan
aural toilet adalah untuk membersihkan telinga tengah sehingga obat topikal
dapat menembus jaringan. [7]
14. apa saja Komplikasi yang bisa terjadi dari penyakit tn andi?
25
Komplikasi Intrakranial [12]
a. Abses ekstradural
b. Trombosis sinus lateralis
c. Abses subdural
d. Meningitis
e. Abses otak
f. Hidrosefalus otitis
a. Abses otak.
b. Labirinitis.
c. Petrositis.
d. Paresis fasial.
a. Penyebaran Hemotogen
b. Penyebaran melalui erosi tulang
c. Penyebaran melalui jalan yang sudah ada.
26
c. Masuk kejaringan otak.
27
Daftar Pustaka
28
11. Boesoirie, S. F. Mahdiani, S. Aziza, Y. dkk. CRASH COURSE Sistem Indra T.H.T.K.L
dan Mata Edisi ke-1. Indonesia: Elsevier.
12. Nursiah, Siti. 2003. Pola kuman aerob penyebab OMSK dan kepekaan terhadap
beberapa antibiotika dibagian THT FK USU/ RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN.
Fakultas kedokteran universitas Sumatera Utara. Diakses melalui
http://library.usu.ac.id/download/fk/tht-siti%20nursiah.pdf pada tanggal 13 maret 2020
29