Anda di halaman 1dari 18

Mata Kuliah 

: Keperawatan Medical Bedah III
Dosen Pengampu :   Andi Nurhikma Mahdi, S.Kep.,Ns.,M.Kep
 

LAPORAN SGD 1
“Otitis media supuratif kronik”

 
DISUSUN OLEH :
Isya Mayuni Sompi (4201020007)
Asriati (4201020013)
Siti Hajar Lasomatr (4201020009)
Nuriani (4201020012)
Hisrina Stiany Lastari (4201020005)
Selvi (4201020014)
Muhamad Ilham Ismail(4201020010)
Saiful (4201020006)
Agung Iksanto (4201020015)
Afrianti (164201021044)
Candra Susi ()
Ian Saputra (164201021046)
Suyuti (164201021008)

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES IST BUTON
TAHUN 2022
Contoh Kasus
Seorang buruh bangunan laki-laki usia 25 tahun, datang ke praktek dokter umum dengan
keluhan utama telinga kanan mengeluarkan cairan kuning, kental dan berbau busuk. Pasien
juga mengeluh telinga berdenging sehingga pendengaran terganggu, disertai kepala pusing.
Pasien sejak remaja sering pilek, disertai hidung tersumbat bergantian kanan dan kiri
terutama jika terpapar debu. Satu tahun yang lalu, telinga kanan keluar cairan encer dan
jernih yang sebelumnya didahului demam dan pilek.
Pada pemeriksaan otoskopi telinga kanan didapatkan: perforasi subtotal dengan sekret
mukopurulen dan granuloma. Rinoskopi anterior terdapat : discharge seromukous, konka
hipertrofi, livide. Pemeriksaan pharing didapatkan : mukosa hiperemi. Selanjutnya, dokter
merencanakan pemeriksaan penunjang.

1. STEP 1 (Menentukan Kata Yang Sulit Dipahami)


1. (ASI) pemeriksaan otoskopi?
Jawab : (ian) pemereksiaan menggunakan alat otoskop yang di gunakan untuk melihat
gambaran yang ada di dalam telinga.
2. (Ilham) discharge seromukous?
Jawab :
3. (aulia mey) Sekret mukopululer ?
Jawab : (siti) pemriksaan untuk melihat adanya kotoran pada telinga
(Iyan) sekret yang kental berwana kuning kehijauan
(ilham) Sekret yang kental dan lengket
4. (ian)Perforasi subtotal ?
Jawab : (aulia mey) sumbatan atau bendungan yg berada pada gedang telinga yg hampir
menutup semua pada gedang telinga
5. (isya) Konka hipertrofi ?
Jawab : (ian) yaitu pembesaran pada koka
6. (selvi) Granuloma ?
Jawab : (afrianti) perkumpulan sel darah putih atau jaringan yang muncul benjolan
7. (nur) Mukosa hiperemi ?
Jawab : (ian) terjadi bendungan aliran darah
2) STEP 2 (Membuat Pertanyaan)
1) Ilham : apa pemeriksaan penunjang pada kasus di atas?
2) Siti : apa diagnose keperawatan dan diagnose utamanya?
3) Siti : perbedaan antara otitis media kronik dan otitis media superatif kronik?
Dan pada kasus ini lebih mengarah kemana?
4) Asi : tanda dan gejala yg terdapat pada otitis media supuratif kronik?
5) Isya : apa pengkajian utamanya?
6) Selfi : apa pencegahan pada kasus otitis media supuratif kronik?
7) Ajat : etiologi otitis media supuratif kronik?
8) Aulia : organ apa yang diserang sehingga dapat keluarnya nanah?
9) Ilham : patofisiologis kasus di atas?
10) Nur : bagaimana penatalaksanaan dari kasus di atas?
11) Afrianti : apa komplikasi dari kasus di atas?
12) Siti : otitis media ini apakah lebih sering terjadi pada anak atau orang tua?
Apakah otitis ini dipengaruhi oleh gen?
13) Ian : apa kaitan otitis dengan pilek dan flu?
14) Dosen : dalam kasus ini, gangguan pendengaran yang dialami masuk dalam
Gangguan pendengaran apa?
15) Dosen : apakah indikasi dan kontra indikasi dari ostoskopi dan rinostokopi?
16) Dosen : kenapa bisa pasien mengalami kepalanya pusing?

3. STEP III (Menyampaikan Penjelasan Dan Jawaban Atas Pertanyaan)


1) Ilham : apa pemeriksaan penunjang pada kasus di atas?
Jawab : (nur) pemeriksaan radiolagi dan
(ian) pemeriksaan laboratorium
(afri) pemeriksaan audiometrik
2) Siti : apa diagnosa keperawatan dan diagnosa utama?
Jawab : (isya) nyeri kronis
(Asi) gangguan rasa nyaman
(Nur) ansietas
(Ian) gangguan persepsi sensori, nyeri akut , pola napas tidak efekti,
Hipertermi
(Aulia) gangguan citra tubuh b/d fungsi tubuh
3) Siti perbedaan anata otitis media kronik dan otitis media superatif kronik lebih
mengarah kemana?
Jawan : (asi) otitis media superatif kronik adalah penyakit yang bisa terjadi pada
usia anak, terjadi peradangan pada telinga tengah dan mengeluarkan
cairan kekuningan dan keluar dari telinga tengah menuju ke telinga luar,
Otitis media kronik penyakit yang terjadi pada masa usia anak anak hanya
terjadi peradang dan tidak mengeluarkan cairan.
(Aulia) adalah infeksi kronik pada bagian telingah tengah yang
mengeluarkan cairan. Otitis media kronik mungkin sama
(Ian) mengarah kearah omsk
4) Asi : tanda dan gejala yang terdapat pada otitis media kronik?
Jawab : (Nur) nyeri, mengeluarkan cairan kuning, kental, dan berabu busuk,
(Siti) demam, kepala pusing,
(Ian) gangguan pendengaran,
(Ajat) hidung tersumbat, pilek
5) Isya : Apa Pengkajian utamanya?
Jawab : (Siti) kaji sakit telinga atau nyeri, pendengaran, cairan yang keluar
6) Selfi : Apa pencegahan pada kasus otitis media supuratif kronik?
Jawab : (Ilham) dengan cara membersihkan telinga, lingkungan yang bersih
(Ian) asupan nutrisi
Tanggapan : (siti) cara pembersihan telinga seperti apa?
Jawab : (ilham) melakukan spuling
(Aulia) supuling menyeprotan air hangat atau cairan NaCl menggunakan
spuit
7) Ajat : etiologi otitis media supuratif kronik?
Jawab : (Nur) bakteri, virus, kuman, faktor lingkungan, sosial ekonomi
Karna seseorang kekurangan ekonomi sulit membeli makanan .
(Siti) kelanjutan dari oma dimana keluhan dari penyakit ini lebih dari 3
Bulan, Sosial ekonomi yang berhubungan dengan pengobatanya.
(Aulia) sosial yang itunya terjadi infeksi pada telinga.
8) Aulia : organ apa saja yang terserang sehingga dapat keluarnya nanah?
Jawab : (ilham) gedang telinga
(Ian) membran timpani
9) Ilham : Patofisiologi kasus di atas?
Jawab : (Asi) adanya virus pada bagian telinga sehingga mengakibatkan infeksi
atau
peradangan pada saluran telinga sehingga mengakibatkan otitis media akut
kemudian penaganan pada otitis media akut tdk menjalani pengobatan
sehingga mengakibatkan otitis media kronik
10) Nur : Bagaimana penatalaksanaan pada kasus di atas?
Jawab :
11) Afriati : Komplikasi dari kasus di atas?
Jawab : (Aulia) kurangnya pendengaran secara permanen
(Nur) fertilagotinutis
17) Siti : otitis media ini apakah lebih sering terjadi pada anak atau orang tua?
Apakah otitis ini dipengaruhi oleh gen?
Jawab : (Asi) jadi otitis dominan meyerang pada anak karna virus lebih mudah
masuk ke tubuh anak.
12) Ian : kaitan otitis dengan pilek dan flu?
Jawab :
13) Dosen : sebutkan gangguan pendengaran dan kasus ini masuk di bagian gangguan
pendegaran apa?
Jawab :
14) Dosen : Apakah Kontra indikai dan indikasi dari ostokopi dan rinostokopi?
Jawab :
15) Dosen : Kenapa pasien mengeluh kepalanya pusing ?
Jawab : (Ian) karena fungsi teliga sebagai pengatur keseimbangan terganggu.

4. STEP 4 (Cobalah untuk menyusun penjelasan yang sistematis atas persoalan yang
anda diskusikan)
OMSK

Penyebab
 Staphylococcus aureus Tanda Dan Gejala
 Pseudomonas aeruginosa  mengeluh otore
 Streptococcus  vertigo
epidermidimis  tinitus
 gram positif  rasa penuh ditelinga atau
 kuman gram negatif gangguan pendengaran.

Diagnosa
Pemeriksaan  Gangguan rasa nyaman
 Pemeriksaan audiometri  Defisit pengetahuan
 Pemeriksaan radiologi  ansietas

5. STEP 5 (Menentukan learning issue (LI) yang akan dipelajari)


1) Apa itu pemeriksaan otoskopi?
2) Ap aitu discharge seromukous?
3) Apa itu Sekret mukopululen ?
4) Apa itu Perforasi subtotal ?
5) Apa itu Konka hipertrofi ?
6) Apa itu Granuloma ?
7) Apa itu Mukosa hiperemi ?
8) Jelaskan perbedaan antara otitis media kronik dan otitis media superatif kronik?
9) Jelaskan etiologi otitis media supuratif kronik?
10) Jelaskan patofisiologis otitis media supuratif kronik?
11) Jelaskan tanda dan gejala otitis media supuratif kronik?
12) Jelaskan pemeriksaan penunjang otitis media supuratif kronik?
13) Bagaimana penatalaksanaan otitis media supuratif kronik?
14) Jelaskan pencegahan pada otitis media supuratif kronik?
15) Jelaskan komplikasi dari kasus di atas?
16) Jelaskan pengkajian utama pada otitis media supuratif kronik?
17) Sebutkan diagnose keperawatan apa saja yang dapat muncul dan diagnose utama dari
otitis media supuratif kronik?
18) Jelaskan organ apa yang diserang sehingga dapat menyebabkan keluarnya nanah?
19) Jelaskan mengapa OMSK lebih sering terjadi pada anak dibanding orang dewasa?
20) Jelaskan apa kaitan antara otitis media dengan pilek dan flu?
21) Sebut dan jelaskan macam-macam gangguan pendengaran ?
22) Jelaskan indikasi dan kontra indikasi dari ostoskopi dan rinostokopi?
23) Jelaskan mengapa bisa otitis media menyebabkan kepala pusing?

6. STEP 6 (BELAJAR MANDIRI)


7. STEP 7 (Menjawab pertanyaan yang termasuk Learning issue)
1) Apa itu pemeriksaan otoskopi?
Jawab:
Otoskopi adalah prosedur diagnostik untuk memeriksa struktur dalam telinga
menggunakan alat khusus bernama otoskop atau auriskop. Tujuan utamanya adalah
mendiagnosis abnormalitas atau kondisi yang menyerang telinga, khususnya pada
telinga tengah, karena strukturnyayang bertanggung jawab atas pendengaran dan
keseimbangan.
Otoskop memiliki tiga bagian, yaitu kepala, gagang, dan kerucut. Gagang
berguna untuk menggenggam otoskop dan merupakan sumber daya sinar cahaya yang
akan dipancarkan, sedangkan kepala otoskop terdiri dari bola lampu dan lensa
pembesar berdaya rendah. Di sisi lain, kerucut otoskop adalah bagian yang akan
dimasukkan ke saluran telinga. Ukuran otoskop sangat beragam, mulai dari ukuran
besar dengan dinding menjulang dan bertenanga listrik hingga seukuran genggaman
tangan dengan dukungan baterai. Otoskop hadir dapat dilengkapi dengan lensa
monokular dan atau binokular (https://www.docdoc.com/id/info/procedure/otoscopy)
2) Ap aitu discharge seromukous?
Jawab:
(iyan saputra) Discharge seromukus merupakan jenis sumbatan hidung yang
disebabkan oleh secret berlebih dari sekresi sel goblet kelenjar seromukus.
(Ballenger, 2016)
(nuriani) Discharge seromukousmerupakan respon pertahanan tubuh yang terdapat
dalam hidung (mucous blanket) sebagai akibat dari adanya paparan debu.
3) Apa itu Sekret mukopurulen ?
Jawab:
Kriteria kondisi sputum:
 Puluren yaitu kondisi sputum dalam keadaan kental dan lengket
 Mukopuluren yaitu kondisi sputum dalam keadaan kental dan lengket, kuning
kehijauan.
 Mucoid yaitu kondisi sputum dalam keadaan berlendir dan kental
 Hemoptisis yaitu kondisi sputum dalam keadaan bercampur darah
 Saliva yaitu air liur
(Widyowati, dkk, 2007)
4) Apa itu Perforasi subtotal ?
Jawab:
Perforasi subtotal adalah lubang yang terjadi pada jaringan membrane timpani yang
berukuran hampir keseluruhan dari membrane timpani

 Gambar A : Perforasi kecil pada kuadran anterosuperior.


 Gambar B : Perforasi sentral berbentuk seperti ginjal berukuran sedang.
 Gambar C : Perforasi sentral subtotal.
 Gambar D : Perforasi total dengan annulus fibrosus mengalami destruksi.
 Gambar E : Perforasi atik pars flaccida.
 Gambar F : Perforasi marginal di regio posterosuperior.
Perforasi pada gambar A,B,C terdapat pada OMSK tipe benigna atau
tubotimpani sedangkan gambar perforasi D,E,F terjadi pada OMSK dengan
kolesteatom.
5) Apa itu Konka hipertrofi ?
Jawab:
Hipertrofi konka merupakan istilah yang diperkenalkan pertama kali tahun 1800
yang diartikan sebagai pembesaran konka inferior dan istilah ini masih dipakai sampai
sekarang. Hipertrofi adalah pembesaran dari organ atau jaringan karena ukuran selnya
yang meningkat. Sebaliknya hiperplasia adalah pembesaran yang disebabkan oleh
bertambahnya jumlah sel. Hiperplasia dan hipertrofi lapisan mukosa dan tulang dari
konka inferior merupakan dua faktor yang dapat menerangkan terjadinya pembesaran
konka inferior. Penyebab hipertrofi konka adalah rhinitis alergi dan non alergi
(vasomotor rhinitis) dan kompensasi dari septum deviasi kontralateral. (Former,2006 ;
Budiman,2014 )
6) Apa itu Granuloma ?
Jawab:
Granuloma adalah sekelompok sel darah putih dan jaringan lain yang muncul berupa
benjolan kecil atau nodul pada tubuh. Pada umumnya muncul sebagai bagian dari
respon sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi, peradangan, iritasi, dan benda asing. 
Saat sel-sel mengumpul, mereka melindungi tubuh dari ancaman dengan dua cara.
Pertama, menjaga infeksi di satu tempat supaya tidak ke bagian tubuh yang lain
Kedua, mengisolasi iritasi atau benda asing sehingga tidak dapat melakukan
kerusakan lebih lanjut pada tubuh.
7) Apa itu Mukosa hiperemi ?
Jawab:
Suatu keadaan dimana mukosa tampak kemerahan yang dikarenakan terjadinya
bendungan aliran darah.
8) Jelaskan perbedaan antara otitis media kronik dan otitis media superatif kronik?
Jawab:
 Otitis Media kronis merupakan suatu keadaan inflamasi pada mukosa
telinga tengah dan rongga mastoid, tanpa melihat pada etiologi atau
pathogenesis yang suda terjadi lebih dari 3 bulan.
 OMSK yaitu inflamasi kronis yang terjadi pada mukosa telinga tengah
dan mastoid dimana membran timpani tidak intak (perforasi ataupun
terdapat pipa timpanostomi) serta adanya otore (Kenna & Latz. 2006,
Verhoeff et al. 2006).
9) Jelaskan etiologi otitis media supuratif kronik?
Jawab:
Sebagian besar Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) merupakan kelanjutan dari
Otitis Media Akut (OMA) yang prosesnya sudah berjalan lebih dari 2 bulan. Beberapa
faktor penyebab adalah terapi yang terlambat, terapi tidak adekuat, virulensi kuman
tinggi, dan daya tahan tubuh rendah. Bila kurang dari 2 bulan disebut subakut.
Sebagian kecil disebabkan oleh perforasi membran timpani terjadi akibat trauma
telinga tengah. Kuman penyebab biasanya kuman gram positif aerob, pada infeksi
yang sudah berlangsung lama sering juga terdapat kuman gram negatif dan kuman
anaerob.
(Arif Mansjoer, 2001).
Kuman penyebab OMSK antara lain kuman Staphylococcus aureus (26%),
Pseudomonas aeruginosa (19,3%), Streptococcus epidermidimis (10,3%), gram positif
lain (18,1%) dan kuman gram negatif lain (7,8%). Biasanya pasien mendapat infeksi
telinga ini setelah menderita saluran napas atas misalnya influenza atau sakit
tenggorokan. Melalui saluran yang menghubungkan antara hidup dan telinga (tuba
Auditorius), infeksi di saluran napas atas yang tidak diobati dengan baik dapat
menjalar sampai mengenai telinga
10) Jelaskan patofisiologis otitis media supuratif kronik?
Jawab:
Otitis media supuratif kronik sebagian besar merupakan sequele atau komplikasi
otitis media akut (OMA) yang mengalami perforasi. Dapat juga terjadi akibat
komplikasi pemasangan pipa timpanostomi (pipa gromet) pada kasus otitis media
efusi (OME). Perforasi membran timpani gagal untuk menutup spontan, terjadi infeksi
berulang dari telinga luar atau paparan alergen dari lingkungan, sehingga
menyebabkan otorea yang persisten.
Infeksi kronis maupun infeksi akut berulang pada hidung dan tenggorok dapat
menyebabkan gangguan fungsi hingga infeksi dengan akibat otorea terus-menerus
atau hilang timbul. Peradangan pada membran timpani menyebabkan proses kongesti
vaskuler, sehingga terjadi suatu daerah iskemi, selanjutnya terjadi daerah nekrotik
yang berupa bercak kuning, yang bila disertai tekanan akibat penumpukan discaj
dalam rongga timpani dapat mempermudah terjadinya perforasi membran timpani.
Perforasi yang menetap akan menyebabkan rongga timpani selalu berhubungan
dengan dunia luar, sehingga kuman dari kanalis auditorius eksternus dan dari udara
luar dapat dengan bebas masuk ke dalam rongga timpani, menyebabkan infeksi
mudah berulang atau bahkan berlangsung terus-menerus.
Selama fase aktif, epitel mukosa mengalami perubahan menjadi mukosa
sekretorik dengan sel goblet yang mengeksresi sekret mukoid atau mukopurulen.
Adanya infeksi aktif dan sekret persisten yang berlangsung lama menyebabkan
mukosa mengalami proses pembentukan jaringan granulasi dan atau polip. Jaringan
patologis dapat menutup membran timpani, sehingga menghalangi
drainase,menyebabkan penyakit menjadi persisten.
Perforasi membran timpani ukurannya bervariasi. Pada proses penutupan dapat
terjadi pertumbuhan epitel skuamus masuk ke telinga tengah, kemudian terjadi proses
deskuamasi yang akan mengisi telinga tengah dan antrum mastoid, selanjutnya
membentuk kolesteatoma akuisita sekunder, yang merupakan media yang baik bagi
pertumbuhan kuman pathogen dan bakteri pembusuk. Kolesteatoma ini mampu
menghancurkan tulang di sekitarnya termasuk rangkaian tulang pendengaran oleh
reaksi erosi dari ensim osteolitik atau kolagenase yang dihasilkan oleh proses
kolesteatom dalam jaringan ikat subepitel. Pada proses penutupan membran timpani
dapat juga terjadi pembentukan membran atrofik dua lapis tanpa unsur jaringan ikat,
dimana membran bentuk ini akan cepat rusak pada periode infeksi aktif.
11) Jelaskan tanda dan gejala otitis media supuratif kronik?
Jawab:
Pasien mengeluh otore, vertigo, tinitus, rasa penuh ditelinga atau gangguan
pendengaran. (Arif Mansjoer, 2011). Nyeri telinga atau tidak nyaman biasanya ringan
dan seperti merasakan adanya tekanan ditelinga. Gejala-gejala tersebut dapat terjadi
secara terus menerus atau intermiten dan dapat terjadi pada salah satu atau pada kedua
telinga. Telinga berair (otorrhoe) Sekret bersifat purulen (kental, putih) atau mukoid
(seperti air dan encer) tergantung stadium peradangan. Sekret yang mukus dihasilkan
oleh aktivitas kelenjar sekretorik telinga tengah dan mastoid. Pada OMSK tipe jinak,
cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi
iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi. Keluarnya
sekretbiasanya hilang timbul. Meningkatnya jumlah sekret dapat disebabkan infeksi
saluran nafas atas atau kontaminasi dari liang telinga luar setelah mandi atau
berenang. Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adanya sekret telinga. Sekret
yang sangat  bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi kesan kolesteatoma dan
produk degenerasinya. Dapat terlihat keping-keping kecil, berwarna putih, mengkilap.
Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang
karena rusaknya lapisan mukosa secara luas.
12) Jelaskan pemeriksaan penunjang otitis media supuratif kronik?
Jawab:
a. Pemeriksaan Audiometri
Pada pemeriksaan audiometri penderita OMSK biasanya didapati tuli konduktif.
Tapi dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineural, beratnya ketulian tergantung
besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistim
penghantaran suara ditelinga tengah
Derajat ketulian Nilai ambang pendengaran
 Normal                  : -10 dB sampai 26 dB
 Tuli ringan              : 27 dB sampai 40 dB
 Tuli sedang             : 41 dB sampai 55 dB
 Tuli sedang berat    : 56 dB sampai 70 dB
 Tuli berat                 : 71 dB sampai 90 dB
 Tuli total                 : lebih dari 90 dB.
b. Pemeriksaan Radiologi
 Proyeksi Schuller, yang memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid
dariarah lateral dan atas.
 Proyeksi Mayer atau Owen, diambil dari arah dan anterior telinga tengah.
Akantampak gambaran tulang-tulang pendengaran dan atik sehingga dapat
diketahui apakah kerusakan tulang telah mengenai struktur-struktur.
 Proyeksi Stenver, memperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosusdan
yang lebih jelas memperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum dan
kanalis semisirkularis.
 Proyeksi Chause III, memberi gambaran atik secara longitudinal sehingga
dapat memperlihatkan kerusakan dini dinding lateral atik
13) Bagaimana penatalaksanaan otitis media supuratif kronik?
Jawab:
 Penanganan lokal
meliputi pembersihan hati – hati telinga menggunakanmikroskop dan alat
penghisap. Pemberian tetes antibiotika atau pemberian bubuk antibiotika sering
membantu bila da cairan purulen. Antibiotika sistemik biasanyatidak diresepkan
kecuali pada kasus infeksi akut.
 Timpanoplasti.
Tujuan timpanoplasti adalah mengembalikan fungsi telingatengah, menutup
lubang perforasi telinga tengah, mencegah infeksi berulang, danmemperbaiki
pendengaran.timpanoplasti dilakukan melalui kanalis auditoriuseksternus, baik
secara transkanal atau melalui insisi post aurikuler. Pembedahan biasanya
dilakukan pada pasien rawat jalan dengan anastesi yang umum
 Mastoidektomi.
Tujuan pembedahan mastoid adalah untuk mengangkatkolesteatoma, mencapai
struktur yang sakit, dan menciptakan telingan yang aman,kering dan sehat.
Mastoidektomi biasanya dilakukan melalui insisi post aurikuler,dan infeksi
dihilangkan dengan mengambil secara sempurna sel udara
mastoid.Mastoidektomi ke dua mungkin diperlukan 6 bula setelah yang pertama
untuk mengecek kekambuhan kolesteatoma
14) Jelaskan pencegahan pada otitis media supuratif kronik?
Jawab:
 Menjaga dan meningkatkan personal hygiene
 Mengkonsumsi makanan yang bergizi
 Jauhkan anak dari lingkungan penuh asap atau rokok
 Lengkapi vaksinasi anak
 Hindari paparan dari otitis media
 Segera ke vasilitas Kesehatan bisa ada keluhan sakit pada telinga
15) Jelaskan komplikasi dari kasus di atas?
Jawab:
 kerusakan yang permanen dari telinga dengan berkurangnya pandangan atau
ketulian.
 Mastoiditis ialah infeksi yang mempengaruhi tulang mastoid yang terletak
dibelakang telinga
 Cholesteatoma ialah tumbuhnya tumor jinak di area telinga tengah atau di
belakang membrane timpani
 Abses apidural /peradangan disekitar otak
 Paralisis wajah ialah kondisi lumpuhnya saraf wajah
 Labirinitis ialah infeksi pada labirin telingah/ saluran ditelingah bagian dalam
(Fung, 2004)
16) Jelaskan pengkajian utama pada otitis media supuratif kronik?
Jawab:
a. Pemeriksaan Fisik Umum
Demam bukan manifestasi klinik yang khas pada OMSK, dan mungkin
mengindikasikan adanya komplikasi intrakranial atau ekstrakranial bilamana
ditemukan demam yang tinggi. Adanya defisit neurologis berupa rasa baal atau
kelemahan disertai kaku kuduk juga menandakan adanya komplikasi intrakranial.
b. PemeriksaanTelinga
Pemeriksaan telinga terdiri dari pemeriksaan liang telinga dan mastoid,
pemeriksaan telinga tengah dan pemeriksaan fungsi pendengaran.
 Pemeriksaan liang telinga dan mastoid untuk mengidentifikasi hal-hal
berikut:
 Adanya tanda riwayat operasi telinga (bekas luka/parut)
 Ada atau tidaknya fistula retroaurikula
 Tanda inflamasi retroaurikular (hiperemis, edema dengan atau
 tanpa fluktuasi, nyeri tekan mastoid)
 Kondisi liang telinga, termasuk ada atau tidaknya penyempitan liang
telinga (shagging), dan sekret telinga
 Pemeriksaan telinga tengah dengan lampu kepala, otoskopi atau
otomikroskopi atau otoendoskopi untuk memastikan diagnosis pada pasien
dengan kecurigaan OMSK. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah tanda-
tanda berikut :
 Perforasi membrane timpani, keadaan perforasi membrane timpani
 Tanda inflamasi mukosa telinga tengah, berupa hiperemis atau pucat,
polipoid, danatau edema, dengan atau tanpa otorea. Sekret telinga
pada OMSK dapat bersifat serosa, mukopurulen, bahkan hemoragik.
 Jaringan granulasi.
 Kolesteatoma
 Timpanosklerosis, dicirikan dengan plak berwarna keputihan di
membran timpani dan deposit nodular di lapis submukosa telinga
tengah
 Pemeriksaan fungsi pendengaran
 Tes penala, terdiri atas tes Rinne, Weber, dan Schwabach, merupakan
pemeriksaan pendengaran secara kualitatif yang telah lama digunakan
di klinik untuk membedakan gangguan pendengaran konduktif dan
sensorineural.
 Whispered voice test adalah uji fungsi pendengaran bersifat semi-
kuantitatif untuk menentukan derajat ketulian secara kasar.
 CALIFRAST merupakan tes yang dilakukan dengan menggosok-
gosokkan ibu jari ke jari kelingking saat jari dalam keadaan kering di
ruangan yang tenang. Posisi pasien dan pemeriksa berhadapan nose-
to-nose berjarak 6-10 inchi dengan mata pasien ditutup.
(Asrol, H. A., Siregar, D. R., & Aboet, A. (2010). Profile of Patient
with Chronic Suppurative Otitis Media. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional)
17) Sebutkan diagnose keperawatan apa saja yang dapat muncul dan diagnose utama dari
otitis media supuratif kronik?
Jawab:
 Gangguan rasa nyaman b/d gejala penyakit
 Defisit pengetahuan tentang (spesifik) b/d kurang terpapar informasi
 Ansietas b/d kurang terpapar informasi
18) Jelaskan organ apa yang diserang sehingga dapat menyebabkan keluarnya nanah?
Jawab:
 (Siti) nasofaring dan Tuba Eustachius. Tuba Eustachius menjadi sempit,
sehingga terjadi sumbatan tekanan negatif pada telinga tengah. Bila keadaan
demikian berlangsung lama akan menyebabkan refluks dan aspirasi virus atau
bakteri dari nasofaring ke dalam telinga tengah melalui tuba Eustachius
 Pada OMSK Membrane timpani mengalami perforasi yang mengakibatkan
terhubungnya langsung telinga dalam dan tengah sehingga terjadi pengeluaran
cairan dari telinga dalam.

19) Jelaskan mengapa OMSK lebih sering terjadi pada anak dibanding orang dewasa?
Jawab:
 (afrianti) Kejadian OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang
pada anak, jarang dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari
nasofaring (adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah
melalui tuba Eustachius. Fungsi tuba Eustachius yang abnormal merupakan faktor
predisposisi yang dijumpai pada anak dengan cleft palate dan down’s syndrom.
Faktor host yang berkaitan dengan insiden OMSK yang relatif tinggi adalah
defisiensi immune sistemik. Faktor genetik masih diperdebatkan sampai saat ini,
terutama apakah insidenOMSK  berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang
dikaitkan sebagai faktorgenetik. Sistem sel-sel udara mastoid lebih kecil pada
penderita otitis media, tapibelum diketahui apakah hal ini primer atau sekunder.
20) Jelaskan apa kaitan antara otitis media dengan pilek dan flu?
Jawab :
(siti) Dalam skenario, pasien laki-laki berusia 25 tahun sejak remaja sering pilek,
disertai
hidung tersumbat bergantian kanan dan kiri terutama jika terpapar debu. Hal ini
mengindikasikan pasien memiliki riwayat rinitis alergi; kelainan pada hidung dengan
gejala bersin, rinore, gatal, dan tersumbat setelah mukosa terpapar alergen spesifik
yang diperantarai IgE. Dalam kasus ini, alergen spesifik yang diamaksud adalah debu.
Namun, pekerjaan pasien sebagai buruh bangunan membuat rinitis alergi menjadi
kronis karena pasien yang tidak dapat menghindari kontak terhadap debu sebagai
alergen.
Pasien juga sering kali mengalami Otitis Media Akut (OMA) dimulai oleh infeksi
saluran pernapasan atas (ISPA) atau alergi, hal ini seperti pada kasus dalam skenario
dimana telinga pasien mengeluarkan cairan encer, jernih dan ada sedikit darah yang
kambuh terutama ketika pasien batuk ataupun pilek. Adanya pilek yang terus menerus
dapat mengakibatkan terjadinya ISPA sehingga dapat terjadi kongesti dan edema pada
mukosa saluran napas atas, termasuk nasofaring dan Tuba Eustachius. Tuba
Eustachius menjadi sempit, sehingga terjadi sumbatan tekanan negatif pada telinga
tengah. Bila keadaan demikian berlangsung lama akan menyebabkan refluks dan
aspirasi virus atau bakteri dari nasofaring ke dalam telinga tengah melalui tuba
Eustachiu
21) Sebut dan jelaskan macam-macam gangguan pendengaran ?
Jawab:
 Gangguan pendengaran koduktif adalah cairan di telinga bagian tengah, terlalu
banyak kotoran telingah, masuknya benda asing ke saluran telinga bagian luar,
atau terjadinya infeksi pada telinga bagian tengah
 Gangguan sensori neural adalah gangguan pendengaran yang paling fatal karena
kondi ini menyebabkan tuli permanen
 Gangguan pendengaran campuran adalah kombinasi dari gangguan pendengaran
sensorineural dan konduktif.
22) Jelaskan indikasi dan kontra indikasi dari ostoskopi dan rinostokopi?
Jawab:
a. Ostoskopi
 Indikasi
 Pemeriksaan fisik telinga rutin.
 Penapisan penurunan pendengaran pada bayi dan anak.
 Pemeriksaan serumen atau benda asing pada kanalis akustikus
eksternus (KAE)
 Evaluasi lokasi infeksi telinga pada KAE atau telinga tengah.
 Perlu berhati-hati pada pasien dengan gangguan perdarahan
 Evaluasi terapi penyakit telinga
 Kontra indikasi
 pasien tanpa kanalis akustikus eksternal.
 rasa nyeri, seperti yang diakibatkan oleh laserasi telinga atau
juga akan mengganggu pemeriksaan dan dapat melukai pasien.
 Pasien yang tidak kooperatif
b. Rinoskopi anterior
 Indikasi :
 Pemeriksaan rutin hidung pada semua pasien dengan keluhan
sinonasal.
 gejala obstruksi nasal
 drainase nasal
 nyeri wajah,
 hiposmia.
 Dilakukan untuk pengambilan sampel analisis biopsi sitologi
dan histologiserta pengambilan sekret nasal untuk pemeriksaan
kultur.
 Sebagai upaya terapeutik, rinoskopi anterior juga dilakukan
dalam upaya ekstraksi benda asing maupun polip nasal, atau
saat pemasangan tampon hidung pada kasus epistaksis.
 rinoskopi posterior dilakukan pada pasien dengan kecurigaan
kelainan sinonasal posterior, seperti adanya hipertrofi
adenoid atau kelainan nasofaring
 Kontra indikasi:
 Perlu berhati-hati pada pasien dengan gangguan perdarahan
 Pasien yang tidak kooperatif
23) Jelaskan mengapa bisa otitis media menyebabkan kepala pusing?
Jawab:
Karena terganggunya saluran tuba eusthasius karena penumpukan secret akibat
perforasi membrane timpani, atau disebut Eustachius tube dysfunction (ETD) adalah
kondisi ketika saluran eustachius tersumbat atau tidak terbuka dengan baik, Kondisi
ini menyebabkan udara tidak dapat masuk ke telinga tengah, sehingga tekanan yang
ada di telinga tengah lebih kecil daripada tekanan di luar telinga. Tekanan yang tidak
seimbang tersebut kemudian dapat menimbulkan sejumlah gejala seperti
vertigo/pusing berputar.

Anda mungkin juga menyukai