Anda di halaman 1dari 14

Mata Kuliah : keperawatan Wilayah Pesisir

Dosen Pengampuh : Musmuliadin,ST.Kep,M.Tr.Kep

MAKALAH
Peran Tenaga Kesehatan Di Wilayah Pesisir

Disusun Oleh :
Kelompok II
Muhamad Ilham Ismail (4201020010) Ruwiyani (164201021052)
Isya Mayuni Sompi (4201020007) Haslina Ruslan (164201021029)
Ebin Febrian (4201021001) Israwaty (164201021026)
Maduri Ayu (4201021013) Maryam Pratiwi ()
Hasnawati (4201021012) Rosniati Alihusni()
Ertianti Mukdir (164201021022) Indrayani()
Kurniawati Ningsi (164201021033) La ode isran rajib()
La Firman (164201021020) Amirudin()
Yulianti () Gusarmin sofyan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) IST BUTON


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat Beliau Penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Peran
Tenaga Kesehatan Di Wilayah Pesisir” dengan baik. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Wilayah Pesisir dan sebagai media
pembelajaran dalam proses penyusunan sebuah makalah.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kami dengan hati yang lapang dan gembira bersedia menerima kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan dalam penulisan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya dan bagi kami sebagai penyusun pada khususnya.

Baubau,15 November 2022

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian peranan..........................................................................4
B. Pengertian Pelayanan.......................................................................4
C. Kesehatan.......................................................................................4
D. Masyarakat Pesisir............................................................................4

BAB III PEMBAHASAN

A. Pelayanan kesehatan yang di temukan di wilyah pesisir......................5


B. Peran pelayanan kesehatan..............................................................5
C. Cara menangani dan mencegah penyaki masalah kesehatan.............7

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................10
B. Saran..............................................................................................10

DAFTAR PUSTAK

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakan
Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Dokumentasi dan
Informasi Ilmiah (LIPI), Secara geografis Indonesia merupakan negara
kepulauan yang 75% wilayahnya merupakan pantai, 60% masyarakatnya
berdomisili di pesisir pantai, dan sebagian besar mata pencahariannya ialah
nelayan. (Razak, Amran. 2015). Indonesia terletak sangat strategis, yaitu
daerah tropis, diapit oleh dua benua dan dua samudera. Letak yang strategis
ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam
khususnya pesisir. Daerah pesisir adalah jalur tanah darat/kering yang
berdampingan dengan laut, dimana lingkungan dan tata guna lahan
mempengaruhi secara langsung lingkungan ruang serta bagian laut dan
sebaliknya. (Fikriani, Afifah. 2015).
Menurut Kementerian Kesehatan RI, Pembangunan kesehatan pada
hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa
Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019
adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial
dan pemerataan pelayanan kesehatan. (Fikriani, Afifah. 2015).
Puskesmas merupakan organisasi yang bergerak di bidang pelayanan
jasa kesehatan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan mutu sumber
daya manusia (SDM), harapan hidup, kesejahteraan keluarga dan
masyarakat, serta mempertinggi derajat kesehatan masyarakat akan
pentingnya hidup sehat. (Rusdin, Megawati. 2015)
Masalah lingkungan terutama pencemaran kawasan pesisir cenderung
menampakkan gejala yang mengkhawatirkan. Pencemaran laut pada
umumnya terjadi karena adanya pemusatan penduduk, pariwisata, dan

iv
industrialisasi di daerah pesisir sehingga menimbulkan pencemaran
ekosistem air. (Rahayu, Armanita. 2014)
Menurut Nafsiah Mboi, Menteri Kesehatan, Nelayan adalah kelompok
masyarakat yang rawan kemiskinan dikarenakan pekerjaannya sangat
dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan musim, sehingga dalam setahun rata-
rata nelayan hanya dapat melaut dalam 172 hari.(depkes.go.id, 2013).
Masyarakat pesisir termasuk nelayan memiliki risiko kesehatan yang tinggi
sehingga perlu diberikan perhatian khusus dalam upaya pembangunan
kesehatan. (Fikriani, Afifah. 2015).
Riza Damanik, Sekretaris Jendral Koalisi Rakyat untuk Keadilan
Perikanan mengatakan, saat ini kondisi pelayanan kesehatan masyarakat
nelayan khususnya yang berada di Indonesia Timur sangat memprihatinkan.
Peningkatan kesehatan masyarakat pesisir harus benar-benar dilakukan dan
menyentuh apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. (Wardah, Fathiyah.
2013).
Menurut Data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada tahun 2011
menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat sekitar 8.090 desa pesisir yang
tersebar di 300 kabupaten/kota pesisir. Dari 234,2 juta jiwa penduduk
Indonesia, ada 67,87 jiwa yang bekerja di sektor informal, dan sekitar 30
persen diantaranya adalah nelayan. (Wardah, Fathiyah. 2013).
Menurut Data hasil penelitian Kementerian Kesehatan RI pada tahun
2006 mengenai penyakit dan kecelakaan yang terjadi pada nelayan dan
penyelam tradisional, menyebutkan bahwa sejumlah nelayan di Pulau
Bungin, Nusa Tenggara Barat menderita nyeri persendian (57,5 persen) dan
gangguan pendengaran ringan sampai ketulian (11,3 persen). Sedangkan,
nelayan di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, mengalami kasus barotrauma
(41,37 persen) dan penyakit dekompresi yang biasa menyerang penyelam
(6,91 persen). Barotrauma adalah kerusakan jaringan tubuh karena
perbedaan tekanan tubuh dan air, sedangkan dekompresi didefinisikan
sebagai suatu keadaan medis dimana akumulasi nitrogen yang terlarut
setelah menyelam membentuk gelembung udara yang menyumbat aliran
darah serta sistem syaraf. (Fikriani, Afifah. 2015).

v
Menteri Kesehatan RI telah menjelaskan, upaya Pemerintah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan dilakukan melalui 8
kegiatan lintas Kementerian/Lembaga yang tertuang dalam Kepres
No.X/2011. Sementara itu, upaya yang dilakukan di bidang kesehatan adalah
meningkatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya bagi
masyarakat nelayan. Kegiatan Puskesmas diarahkan pada upaya-upaya
kesehatan promotif-preventif dengan focal point keselamatan kerja dan
disertai berbagai upaya lain yang mencakup: Perbaikan gizi; Perbaikan
sanitasi dasar dan penyediaan air bersih; Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA); Penanggulangan penyakit menular dan tidak menular, dan
Pemberdayaan masyarakat. (depkes.go.id, 2013).
Bersadarkan referensi yang saya dapatkan di atas, saya mengusulkan
judul ini karena setelah menelik bagaimana kehidupan masyarakat pesisir
yang sesungguhnya sangat berbeda dengan apa yang kita ekspektasikan.
Selain itu, sebenarnya banyak idealitas yang ingin kita tekankan atau ingin
diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat khususnya masyarakat pesisir,
namun terkadang realitas yang terjadi di lapangan sangat berbeda dengan
idealitasnya. Masalah yang paling dominan yang saya temukan yaitu
mengenai kesehatan masyarakat pesisir, bagaimana cara masyarakat pesisir
bisa menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta bagaimana
penanganan dan pencegahan terhadap masalah kesehatan masyarakat
pesisir tersebut. Oleh karena itu, rumusan masalah yang dapat saya angkat
yaitu mengenai: (1) Apa saja pelayanan kesehatan yang dapat ditemukan di
wilayah pesisir; (2) Bagaimana peran layanan kesehatan bagi masyarakat
pesisir; (3) Bagaimana cara menangani masalah kesehatan dan mencegah
penyakit yang terjadi pada masyarakat pesisir.

vi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Peran
Peranan adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu peristiwa atau Peranan merupakan bagian
yang dimainkan seseorang dalam suatu peristiwa. (KBBI, 2008)
B. Pengertian Pelayanan
Pelayanan ialah “usaha melayani kebutuhan orang lain”. Pelayanan pada
dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan kepada konsumen atau
pelanggan yang dilayani, yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat
dimiliki. (KBBI)
C. Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
D. Masyarakat Pesisir
Masyarakat pesisir yaitu kelompok orang atau suatu komunitas yang
tinggal di daerah pesisir dan sumberkehidupan perekonomiannya
bergantung secara langsung pada pemanfaatan sumber daya laut dan
pesisir. (Anuraga, 2012)
E. Pengertian Peranan Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Pesisir
Jadi, pengertian secara umum mengenai Pelayanan Kesehatan bagi
Masyarakat Pesisir adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam melayani atau melakukan usaha kegiatan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang bertempat tinggal di daerah
pesisir yang bergantung secara langsung pada pemanfaatan sumberdaya
laut dan pesisir.

vii
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pelayanan kesehatan yang dapat di temukan di wilayah pesisir


Kegiatan pelayanan kesehatan yang dapat ditemukan di wilayah pesisir
yaitu berupa Puskesmas. Puskesmas merupakan organisasi yang bergerak di
bidang pelayanan jasa kesehatan yang mempunyai tujuan untuk
meningkatkan mutu sumber daya manusia, harapan hidup, kesejahteraan
keluarga dan masyarakat, serta mempertinggi derajat kesehatan masyarakat
akan pentingnya hidup sehat. Selain itu, pelayanan kesehatan lainnya ialah
kegiatan Posyandu (Rusdin, Megawati. 2015).
B. Peran layanan kesehatan bagi masyarakat pesisir
Peran layanan kesehatan yang ada di masyarakat pesisir ini ternyata
masih saja kurang ditanggapi oleh masyarakat, hal ini dapat dilihat dari tidak
adanya antusias dari masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan
dengan baik, yang juga terlihat dari kurangnya minat masyarakat untuk
mengunjungi posyandu. Sehingga tenaga kesehatan yang bertugas harus
mendatangi rumah warga yang akan mendapatkan pelayanan kesehatan.
Hal ini merupakan salah satu bukti adanya sikap acuh masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan yang diberikan. Hal ini banyak di pengaruhi dengan
sikap masyarakat pesisir yang enggan ke pelayanan kesehatan berkaitan
denagan tradisi dan adat istiadat yang masih di pegang erat oleh
kebanyakan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah sekitaran pesisir
dan pendapatan masyarakat yang tidak menentu juga masih menjadi salah
satu alasan masyarakat untuk tidak menggunakan layanan kesehatan yang
terdapat di daerah tempat tinggal mereka. Sehingga pemanfaatan pelayanan
kesehatan pada masyarakat pesisir masih sangat kurang di bandingkan
masyarakat perkotaan khsususnya pada masyarakat pesisir. Selain itu, juga
tampak bahwa pencarian pengobatan oleh Masyarakat Pesisir masih sangat
kurang di bandingkan dengan masyarakat perkotaan hal ini banyak di

viii
pengaruhi dengan sikap masyarakat pesisir yangenggan ke pelayanan
kesehatan berkaitan denagan tradisi dan adat istiadat yang masih di pegang
erat oleh kebanyakan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah
sekitaran pesisir dan pendapatan masyarakat yang tidak menentu juga
masih menjadi salah satu alasan masyarakat untuk tidak menggunakan
layanan kesehatan yang terdapat di daerah tempat tinggal mereka. Sehingga
pemanfaatan pelayanan kesehatan pada masyarakat pesisir masih sangat
kurang di bandingkan masyarakat perkotaan. (Karman, 2016)
Peningkatan pelayanan kesehatan di Indonesia masih terus diupayakan
oleh Pemerintah Indonesia. Salah satu aspek penting untuk mendukung
peningkatan pelayanan kesehatan yang optimal adalah ketersediaan sumber
daya manusia (SDM) kesehatan yang mengacu kepada tenaga kesehatan.1
Tenaga kesehatan adalah orang yang bekerja secara aktif dan
profesional dalam bidang kesehatan.1 Profesional sendiri diartikan sebagai
tindakan yang dapat dipertanggung jawabkan, didasari oleh keyakinan,
kompeten, tepat atau taat asas, cermat, intelektual atau cerdas, etos kerja,
percaya diri atas kemampuan, optimistik, bermoral, dan bersikap serta
berpikir positif.2
dalam melaksanakan profesinya. Hal itu dikarenakan profesi tenaga
kesehatan berhubungan dengan pelayanan kesehatan yang menyangkut
kehidupan manusia. Selain itu setiap tindakan yang di ambil oleh tenaga
kesehatan memiliki tanggung jawab besar terhadap diri sendiri, pasien,
terhadap Tuhan, terhadap kolega profesi kesehatan mereka, juga terhadap
pihak ketiga seperti pusat pelayanan kesehatan diantaranya puskesmas
maupun rumah sakit dan keluarga pasien.4
American Board Council of Internal Medicine lebih lanjut lagi
menyatakan bahwa perilaku profesional tenaga kesehatan dicerminkan dari
profesionalismenya. Enam unsur profesionalisme yang harus dimiliki tenaga
kesehatan adalah alturisme (alturism), akuntabilitas (accountability),
keunggulan (exellence), tugas atau kewajiban (duty), kehormatan dan
integritas (honor and integrity) serta menghormati orang lain (respect to
others).3

ix
1. Altruisme
Altruisme yang merupakan salah satu unsur profesionalisme dapat
tergambar dari pernyataan-pernyataan informan yang disesuaikan melalui
kata kunci “Mengutamakan kepentingan pasien dan memiliki inisiatif
untuk melakukan tindakan menolong secara cepat dan tepat”.
2. Akuntabilitas
Peneliti mendapatkan gambaran unsur Akuntabilitas yang dapat diketahui
dengan menyesuaikan kata kunci “menanggapi apa yang dibutuhkan
pasien, mengikuti kode etik standar praktik dan prosedur dalam
pelaksanaan praktik serta berpartisipasi dalam pencapaian kesehatan
masyarakat”.
3. Keunggulan
Peneliti mendapatkan gambaran unsur keunggulan yang dapat diketahui
dengen menyesuaikan kata kunci “mengikuti pelatihan, seminar dan lain-
lain demi meningkatkan standar dan memperluas pengetahuan dengan
sumber bacaan”.
4. Tugas atau kewajiban
Peneliti mendapatkan gambaran unsur tugas atau kewajiban yang dapat
diketahui dengan menyesuaikan kata kunci “tetap memberikan pelayanan
meski pasien tidak mampu membayar dan merujuk apabila tidak mampu
menangani”.
5. Kehormatan dan integritas
Peneliti mendapatkan gambaran unsur kehormatan dan integritas yang
dapat diketahui dengan menyesuaikan kata kunci “membaktikan tugas
dan kewajiban, menjaga kerahasiaan pasien, serta bersikap adil dan jujur
dalam praktek profesi”.
6. Menghormati orang lain
7. Peneliti mendapatkan gambaran unsur menghormati orang lain yang
dapat diketahui dengan menyesuaikan kata kunci “menghormati pasien
dan keluarga pasien, teman sejawat, dan masyarakat”.
C. Cara menangani masalah kesehatan dan mencegah penyakit yang terjadi
pada masyarakat pesisir

x
Cara menangani masalah kesehatan pada masyarakat pesisir ialah
dengan meningkatkan pengetahuan atau pemahaman masyarakat pesisir.
Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan1 seseorang (over behavior). Karena jika seseorang tidak
mengetahui tentang sebuah objek, maka objek tersebut tidak akan menarik
bagi seseorang. Begitu juga halnya dengan pemanfaatkan pelayanan
kesehatan khususnya Puskesmas dan Posyandu. Pengetahuan tentang
puskesmas dapat mempengaruhi perilaku masyarakat di dalam pemanfaatan
pelayanan puskesmas untuk memeriksa kesehatannya. Pengetahuan sangat
penting peranannya dalam memberikan wawasan terhadap bentuk sikap,
yang selanjutnya akan diikuti oleh tindakan dalam memilih pelayanan
kesehatan yang diyakini kemampuannya. Tingkat pengetahuan mempunyai
pengaruh terhadap penggunaan puskesmas, apabila masyarakat tidak
mengetahui tentang manfaat puskesmas, maka masyarakat memandang
tidak penting untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang disediakan.
(Sakka, Ambo. 2016)
Selain itu, Akses. Akses dapat mempengaruhi frekuensi kunjungan
ditempat pelayanan kesehatan, makin dekat jarak tempat tinggal dengan
pusat pelayanan kesehatan makin besar jumlah kunjungan di pusat
pelayanan tersebut, begitu pula sebaliknya, makin jauh jarak tempat tinggal
dengan pusat pelayanan kesehatan makin kecil pula jumlah kunjungan di
pusat pelayanan kesehatan tersebut 15. Akses masyarakat atau transportasi
masyarakat Pesisir ke lokasi pelayanan kesehatan sangat mempengaruhi
pemanfaatan atau tidak dimanfaatkannya pelayanan kesehatan terutama
Puskesmas. Pelayanan kesehatan yang lokasinya terlalu jauh dari tempat
tinggal baik jarak secara fisik maupun secara finansial tentu tidak mudah
dicapai. Dengan demikian akses baik berupa jarak maupun transportasi yang
di butuhkan dari tempat tinggal ke pusat pelayanan kesehatan sangat
mempengaruhi tingkat permintaan pelayanan kesehatan dan jika akses serta
sulitnya transportasi dari tempat tinggal yang jauh dari unit pelayanan
kesehatan maka semakin besar untuk tidak memanfaatkan pelayanan
kesehatan. (Karman, 2016)

xi
Cara lain yaitu juga dengan memperbaiki kepercayaan. Kepercayaan
masyarakat Pesisir terhadap mantra yang dibuat oleh dukun mempunyai
kekuatan tersendiri dalam penyembuhan penyakit. Masyarakat Pesisir masih
percaya akan hal-hal mistis seperti penyakit yang datang dari roh-roh
makhluk halus sehingga upaya yang dilakukan dalam menyembuhkan
penyakit tersebut adalah melakukan pengobatan dengan menggunakan
dukun. Mereka yakin bahwa dukun mampu menyembuhkan penyakit
tersebut dengan mantra atau ramuan-ramuan tertentu, sementara untuk
sarana kesehatan berupa Puskesmas mereka tidak percaya akan mampu
menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh makhluk halus tersebut.
(Saptaputra, Syawal. 2016)

xii
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Memberikan sedikit pemahaman kepada masyarakat agar kiranya
mereka selalu bisa memanfaatkan pelayanan kesehatan serta meningkatkan
kesadaran terhadap masyarakat tentang pentingnya kesehatan bagi kita dan
petugas kesehatan juga harus melakukan promosi, penyuluhan kesehatan
secara langsung (kunjung rumah, pertemuan diskusi, pertemuan di balai
desa, pertemuan di posyandu) dan penyuluhan secara tidak langsung
(melalui media cetak, melalui radio, melalui pertunjukan film) sehingga
masyarakat lebih cenderung memilih berobat ke Puskesmas daripada ke
dukun.
B. Saran
Untuk pemerintah sebaiknya dapat memberikan pengobatan gratis pada
masyarakat yang berekonomi rendah dan menyediakan transportasi laut dan
transportasi darat agar memudahkan masyarakat untuk menjangkau dan
dapat memanfaatkan sarana kesehatan tanpa memerlukan biaya mahal.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

1. Fikriani, Afifah. 2015. Pembangunan Kesehatan Masyarakat di Wilayah Pesisir


Pantai. Scribd.com:1-2
2. Rusdin, Megawati. 2015. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pesisir di Wilayah Kerja Puskesmas Bowong Cindea. Repository Unhas:1
3. Rahayu, Armanita. 2014. Analisis Risiko Kadmium Dalam Kerang Darah Pada
Masyarakat di Wilayah Pesisir Kota Makassar. Repository Unhas:1
4. Wardah, Fathiyah. 2013. Menkes: Masyarakat Pesisir Perlu Perhatian Khusus
untuk Masalah Kesehatan. VOA Indonesia:1
5. depkes.go.id, 2013. Ministry of Health Republic of Indonesia
6. Karman, dan Saptaputra, Syawal. 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Pesisir Di Desa
Bungin Permai Kecamatan Tinanggea kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016.

xiv

Anda mungkin juga menyukai