Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN MINI RISET

“Masyarakat Pesisir”

Dosen Pengampu :

Ikhsan Ibrahim Skm. M kes

disusun
Oleh :

1. Bagus Prayogi (0801182282)


2. Janiatul Hasanah R. (0801182255)
3. Ulfa khairani (0801182210)
4. Novia Herfina (0801182225)
5. Pidia Sari (0801183487)
6. Romi Zahir M. (0801183398)
7. Rizky Dwi Khairani (0801183500)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT.
karena rahmat-Nya lah kita masih diberi kehidupan yang sejahtera. Shalawat serta
salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan besar Habibana Wanabiyana
Muhammad SAW, karena bimbingannya lah kita bisa berjalan pada jalan yang
diridoi Allah SWT.

Harapan kami semoga laporan ini yang bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca , sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Laporan ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan laporan ini.

Medan, Desember 2019

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
BAB I

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

BAB II

A. Konsep
B. Hipotesis

BAB III

A. Metode Penelitian

BAB IV

A. Hasil dan pembahasan

BAB V

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
A. LATAR BELAKANG

Kesehatan yang artikan sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan
sosialyang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomissedangkan masyarakatadalah sekumpulan manusia yang saling bergaul,
atau denganistilah lain saling berinteraksi. Arti lain kesehatan menurut WHO
(1947) adalah suatukeadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial
serta tidak hanya bebas daripenyakit atau kelemahan. Sehat menurut UU 23 tahun
1992 tentang kesehatanmenyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa dan sosial yangmungkin hidup produktif secara social dan
ekonomis. Sehat secara mental (kesehatan jiwa) adalah satu kondisi yang
memungkinkan perkembangan fisik, intelektual danemosional yang optimal dari
seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengankeadaan orang-orang lain.
Sehat secarasosial adalah perikehidupan seseorang dalammasyarakat, yang
diartikan bahwa seseorang mempunyai cukup kemampuan untuk memelihara dan
memajukan kehidupannya sendiri dan kehidupan keluarga
sehinggamemungkinkan untuk bekerja, beristirahat dan menikmati liburan.

Masalah kesehatan masyarakat sampai saat ini masih menjadiperhatian


bagipemerintah. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan masih rendah.
Tingkatkesehatan masyarakat yang tidak merata dan sangat rendah khususnya
terjadi padamasyarakat yang tinggal di pemukiman kumuh. Perilaku masyarakat
yang masih tidak higienis ditambah lagi dengan tidak adanya sarana dan prasarana
lingkungan yangmendukung berdampak pada kesehatan masyarakat yang tinggal
pada pemukimankumuh tersebut. Banyak masalah kesehatan masyarakat yang
mungkin akan timbulakibat perilaku masyarakat dan kondisi lingkungan yang
tidak memperhatikankesehatan.

Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang sangat kompleks.Hal


inisaling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan.Demikian
pulapemecahan masalah kesehatanmasyarakat, tidak hanya dilihat dari segi
kesehatannyasendiri tetapi harus dilihat dari seluruh segi yang ada pengaruhnya
terhadap masalah"sehat-sakit".Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik
kesehatan individumaupun kesehatan masyarakat.Hendrik L. Blum seorang pakar
di bidang kedokteranpencegahan mengatakan bahwa status kesehatan masyarakat
dipengaruhi oleh 4 halyaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan
genetik (keturunan).

Masalah kesehatan di Indonesia saat ini adalah status kesehatan yang


masihrendah, antara lain ditandai dengan Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka
kematianbayi (AKB) yang tinggi. Berdasarkan Survei Kesehatan Dasar 2007,
AKI di Indonesiamasih berada pada angka 228 per100.000 kelahiran
hidup.Demikian pula AKB,masihberada pada kisaran 26,9 per 1.000 kelahiran
hidup.Tahun 2004, target DepartemenKesehatan Republik Indonesia yang
diharapkan dapat dicapai pada tahun 2010 adalahAKI menjadi 125 per 100.000
kelahiran hidup dan AKB menjadi15 per 1.000 kelahiran hidup.

Wilayah pesisir yang merupakan wilayah yang secara administratif jauh


pusatkota memungkinkan terjadinya masalah kesehatan disebabkan oleh akses
dan saranaprasarana tidak memadai karena kondisi geografis yang terdiri dari
gugusan pulau yangdipisahkan oleh laut.

B. Rumusan masalah :

a. Bagaimana Kondisi Lingkungan di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan


Percut Sei Tuan?
b. Bagaimana Masalah Kesehatan di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan
Percut Sei Tuan?
c. Bagaimana Budaya Masyarakat di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan
Percut Sei Tuan?
BAB II

A. KONSEP

Pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, kearah darat
meliputi bagian daratan, baik kering maupun kerendam air, yang masih
dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasng surut, angin laut, dan perembesan air
asin, sedangkan kearah laut meliputi bagian alaut yang masih dipengaruhi oleh
proses-proses alami yang terjadi didarat seperti sedimenasi dan aliran air tawar,
maupun yang dise3babkan oleh kegiatan manusia didarat seperti penggundulan
hutan dan pencemaran.

Masyarakart pesisir adalah masyarakat yang tinggal dan melakukan


aktifitas sosial ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya wilayah pesisir dan
lautan.

Wilayah pesisir merupakan satu areal dalam lingkungan hidup yang sangat
penting diperhatikan baik pengelolaan secara administrasi, pengelolaan habitat
hidup, maupun pengelolaan sanitasi lingkungan hidup. Sanitasi lingkungan
merupakan salah satu program prioritas dalam agenda internasional Millennium
Development Goals (MDGs) yang ditujukan dalam rangka memperkuat
pembudayaan hidup bersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis
lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat serta mengimplementasikan
kebijakan pemerintah dalam meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar
secara berkesinambungan dalam pencapaian MDGs tahun 2015.
World Bank Water Sanitation Program (WSP) mengungkapkan, bahwa
Indonesia berada diurutan kedua di dunia sebagai negara dengan sanitasi buruk.
Menurut data yang dipublikasikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), 63 juta
penduduk Indonesia tidak memiliki toilet dan masih buang air besar (BAB)
sembarangan di sungai, laut, atau di permukaan tanah.
Bentuk nyata dari implementasi kebijakan tersebut Departemen Kesehatan
Republik Indonesia mengeluarkan kebijakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) melalui keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
852/MENKES/SK/IX/2008 tentang strategis nasional STBM dengan target utama
menurunkan angka
kesakitan penyakit berbasis lingkungan termasuk pada daerah pesisir. Upaya
kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang
sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
mencapai derajatkesehatan yang setinggi-tingginya.
Desa Tanjung Rejo merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah
Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deli Serdang. Desa Tanjung Rejo
wilayahnya berada di wilayah pesisir. penyakit berbasis lingkungan adalah
sebagai berikut: malaria, penyakit kulit, kecacingan, ISPA, Diare, dan, DBD.
Faktor risiko masalah kesehatan berbasis lingkungan di Desa Tanjung Rejo
Kecamatan Percut Seituan disebabkan karena belum terpenuhinya sarana air
bersih, sanitasi yang belum memenuhi syarat kesehatan, masih banyak yang
membuang sampah disembarang tempat terutama di pesisir pantai, kemudian
kurangnya kepemilikan jamban yang memenuhi syarat. Sehingga memicu
terjadinya penyakit berbasis lingkungan seperti, diare dan penyakit kuli.
Permasalahan perumahan sehat juga terjadi pada masyarakat di wilayah pesisir.
Penerapan rumah sehat dinilai sulit diperoleh oleh masyarakat yang berada di
wilayah pesisir jika dilihat dari keseluruhan aspek indikator rumah sehat, seperti
pembuangan sampah, lantai rumah yang permanen, serta kepemilikan jamban
keluarga. Masyarakat di pesisir pantai secara umum merupakan nelayan
tradisional dengan penghasilan pas-pasan, dan tergolong keluarga miskin yang
disebabkan oleh faktor alamiah, yaitu semata-mata bergantung pada hasil
tangkapan dan bersifat musiman, serta faktor nonalamiah berupa keterbatasan
tegnologi alat penangkap ikan, sehingga berpengaruh terhadap pendapatan
keluarga.

B. HIPOTESIS
Hipotesis yang dapat kami berikan dari penelitian ini
bahwa Dalam menanggapi pemasalahan-permasalahan yang
terjadi pada masyarakat pesisir Desa Tanjung rejo, Kecamatan
Percut, Sei Tuan, dapat dilihat akibat yang terjadi pada
lingkungan masyarakat pesisir tersebut kerena prilaku yang
diterapkan pada lingkungan mereka tidak benar sehingga akan
mengakibatkan penyebaran suatu penyakit terhadap daerah
tersebut seperti DIARE , DBD, IRITASI KULIT yang disebabkan
karena masyarakat yang membuang sampah sembarangan
seperti dilaut yang mana air laut tersebut dipakai oleh
masyarakat yaitu untuk minum, mandi.
BAB III

A. METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat


Penelitian dilakukan pada tanggal 4 desember 2019 dari
pukul 10.00 sampai selesai, yang bertempat di wilayah pesisir
Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan

Alat dan Bahan


Peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah peralatan tulis menulis dan kamera smartphone.
Peralatan tulis menulis digunakan untuk mencatat data hasil
observasi dan kamera smartphone digunakan untuk dokumentasi
objek observasi.

Objek Pengamatan
Objek pengamatan dalam kegiatan survey adalah meliputi :
a. Kondisi Lingkungan
b. Masalah Kesehatan
c. Budaya Masyarakat
BAB IV

A. Analisis dan Pembahasan

Laut mempunyai ragam manfaat bagi kehidupan kita. Kekayaan laut


Indonesia yang melimpah berupa biota laut atau kekayaan mineral adalah
anugerah yang tak terhingga dari Yang Maha Kuasa. Termasuk di dalamnya
adalah keragaman jenis ikan yang merupakan sumber mata pencaharian utama
bagi para nelayan. Laut dan wilayah sekitarnya yang terawat baik juga dapat
berfungsi sebagai tempat rekreasi yang murah. Keragaman sumber daya hayati
kelautan juga harus tetap dijaga dalam jangka waktu yang lama, agar beragam
jenis ikan dapat tetap dinikmati sampai generasi yang akan datang. Menurut
Primack et al. (1998), sejumlah besar spesies hewan saat ini telah menghilang
dengan cepat (beberapa di antaranya telah punah selamanya) karena perburuan,
perusakan habitat, dan dampak negatif dari pemangsa (predator) dan pesaing
(competitor). Keanekaragaman genetik sudah berkurang, bahkan di antaranya
adalah spesies yang populasinya masih sehat.

Perilaku diartikan sebagai suatucara atau perbuatan yang dilakukan oleh


manusia untuk menunjukkan keberadaan manusia. Perilaku seseorang akan
menentukan tindakan seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya (Sarwono,
1995). Setiap manusia memiliki perilaku yang berbeda tergantung dari bagaimana
manusia atau individu berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk itu, kondisi
lingkungan menentukan perilaku manusia, dimana lingkungan akan menentukan
bagaimana seseorang merespon kondisi lingkungan yang dihadapi. Perilaku
manusia terbagi atas dua macam, yaitu perilaku yang prosesnya telah
direncanakan dalam kelompok dan merupakan milik dirinya tanpa belajar seperti
refleks, kelakuan naluri, dan kelakuan membabi buta, serta perilaku manusia yang
prosesnya tidak terencana dalam kelompok tetapi yang harus dijadikan milik
dirinya dengan belajar (Koentjaraningrat, 1990). Dalam berperilaku, seseorang
dituntut untuk dapat beperilaku sesuai dengan pranata sosial yang dijamin oleh
sistem nilai dan norma yang dianut dan berlaku bagi masyarakat baik secara lisan
maupun tulisan (Thoha, 1982).

Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang kebijakan


kepesisiran, tingkat pendidikan masyarakat yang rendah, watak masyarakat, serta
tekanan biaya hidup menyebabkan masyarakat pesisir sering melakukan
perusakan lingkungan pesisir (Primyastanto, Dewi, & Susilo, 2010). Hal ini
diperkuat bahwa kerusakan pesisir lebih dipengaruhi oleh faktor alam dan
manusia (Gumilar, 2012). Hiariey & Romeon (2013) menambahkan tingkat
pendidikan, persepsi dan pendapatan mempengaruhi kepentingan terhadap
pemanfaatan wilayah pesisir. Pengaruh pendapat masyarakat terhadap lingkungan
merupakan bagian dari mekanisme yang menghasilkan perilaku yang nyata dari
masyarakat itu sendiri dalam menciptakan perubahan dalam lingkungan mereka
(Heddy, 1994). Adanya interaksi antara manusia dengan alam juga menyebabkan
degradasi eksosistem (Vatria, 2010). Wilayah pesisir merupakan wilayah yang
rentan mengalami kerusakan. Dampaknya akan sangat terasa oleh masyarakat
yang menghuni wilayah pesisir dimana hal ini akan berpengaruh pada kondisi
perekonomian masyarakat yang menggantungkan pada sumber daya pesisir. Salah
satu cara yang perlu dilakukan mengajak seluruh pihak termasuk masyarakat
untuk bersama-sama menjaga lingkungan pesisir. Langkah pemberdayaan
masyarakat guna memunculkan kesadaran perlu diberikan karena akan menjamin
terciptanya pengelolaan lingkungan yang lebih efektif dan berkelanjutan
(Fitriansah, 2012). Langkah konservasi pesisir dengan melibatkan masyarakat
merupakan kunci keberhasilan pelestarian pesisir yang berkelanjutan yang dapat
memberi masnfaat ekonomis bagi masyarakat dan pemerintah daerah (Wardhani,
2011).

Masyarakat pesisir pada Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan
memiliki status lingkungan yang cukup kotor, mempunyai status perilaku
yang sangat disayangkan, mereka memiliki lingkungan yang
kurang bersih seperti membuang sampah sembarangan di
kawasan perairan dan daratan, kemudian mereka masih
memakai laut sebagai sarana tempat pembuangan kotoran
mereka sehingga mengakibatkan masyarakat tersebut mudah
terjangkit penyakit, seperti diare dan dbd.
.
Masyarakat pesisir pada Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan
juga masih memakai jamban untuk membuang air besar dan kecil Masyarakat
desa tanjung rejo memang bukan masyarakat yang langsung dekat laut, namun
kehidupan mereka terhubung dengan air yang mengalir dari laut, dan masih
menjadi nelayan dalam mata pencaharian.

Untuk budaya pada masyarakat tersebut sudah dibilang tidak terlalu


melekat, karena sudah jarang untuk melakukan sesajenan pada laut atau sebagai
ucapan terima kasih. Masyarakat pesisir didaerah tersebut sudah
mengalami modrenisasi dalam berbagai aspek, namun sangat
disayangkan akibat kurangnya keperdulian terhadap menjaga
lingkungan yang sehat, sehingga lingkungan mereka menjadi
kotor.
BAB V

A. KESIMPULAN
Desa Tanjung Rejo merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah
Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deli Serdang. Desa Tanjung Rejo
wilayahnya berada di wilayah pesisir. penyakit berbasis lingkungan adalah
sebagai berikut: malaria, penyakit kulit, kecacingan, ISPA, Diare, dan, DBD.
Faktor risiko masalah kesehatan berbasis lingkungan di Desa Tanjung Rejo
Kecamatan Percut Seituan disebabkan karena belum terpenuhinya sarana air
bersih.

Masyarakat pesisir pada Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan
memiliki status lingkungan yang cukup kotor, mempunyai status perilaku yang
sangat disayangkan, mereka memiliki lingkungan yang kurang bersih seperti
membuang sampah sembarangan di kawasan perairan dan daratan.

B. SARAN
Dari pembahasan yang telah kami sampaikan sebelumnnya, kami memberikan
beberapa saran, diantaranya:

1.Kesadaran untuk menjaga dan melestarikan laut dimulai dari diri sendiri, kemud
ian dilanjutkan oleh pelajar, pemuda dan mahasiswa sebagai kaum intelektual
yang memiliki wawassan tentang pesisir dan laut.

2.Pemerintah lebih meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya fungsi laut, dan bahaya yang ditimbulkan dari
pencemaran laut.

 3.Perlunya digalakkan suatu gerakan yang menghimpun masyarakat terutama


daerah pesisir untuk senantiasa menjaga dan melestarikan pesisir dan segala
potensinya.

 4.Perlunya peningkatan kesadaran masyarakat tentang dampak dari pembuangan


sampah kesungai yang bermuara ke laut.
Daftar Pustaka

Winata, adi, Ernik yuliana. 2010. PERAN MASYARAKAT PESISIR DALAM


PENERAPAN STRATEGI KONSERVASI SUMBERDAYA LAUT (KASUS DI
KELURAHAN PALABUHANRATU, KECAMATAN PALABUHANRATU,
KABUPATEN SUKABUMI). Matematika, sains, dan teknologi. 11(2). 122-132.

Pinto, zulmiro. 2015. Kajian Perilaku Masyarakat Pesisir yang Mengakibatkan


Kerusakan Lingkungan (Studi Kasus di Pantai Kuwaru, Desa Poncosari,
Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY). Wilayah dan
lingkungan. 3(3). 163-174.

Mangiding, Daniela, Jessica. 2018. Masalah kesehatan masyarakat


pesisir.https://www.academia.edu/37918526/MASALAH_KESEHATAN_MASY
ARAKAT_PESISIR_1. (diakses tanggal 12 desember 2019)

Muslikhah, Ida, Hariati Lestari, Jusniar Rusli Afa. 2018. Identifikasi Masalah
Kesehatan Berbasis Lingkungan Di Wilayah Pesisir Desa Wawatu Kecamatan
Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017. Ilmiah Mahasiswa
Kesehatan Masyarakat. 2(1).

Anda mungkin juga menyukai