A. Tujuan Umum: seteleah mengikuti proses belajar peserta didik memahami dan mampu
melaksanakan pendidikan kesehatan di tempat kerja.
1. Urgensi PKdTK
a. Sejarah Singkat
Menurut Goetsch, 1996 dalam Notoatmodjo, 2010 Pada abad ke -18 Bernardino
Ramazzini membuktikan bahwa penyakit para pekerja tambang disebabkan oleh
penanganan bahan berbahaya yang tidak terkontrol dan gerakan yang tidak lazim dan
tidak alamiah.Beberapa hasil penelitian juga menunjukan kaitan yang erat antara
pekerjaan dan kesehatan pekerja.Kemudian lahir berbagai kebijakan untuk melindungi
pekerja dari bahaya kerja dan akhirnya upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan
produktivitas pekerja yang dikemas dalam disiplin ilmu kesehatan dan keselamatan
kerja atau K-3 (Occupational Health and safety).Perkembangan selanjutnya PKdTK
dikembangkan dan ditujukan agar pekerja mematuhi peraturan perusahaan termasuk
dalam penggunaan alat pelindung kerja.Semakin disadari bahwa produktivitas pekerja
tidak hanya ditentukan oleh desain pekerja tetapi juga oleh perilaku sehat pekerja.
Pekerja adalah mereka yang bekerja dan menerima upah atau imbalan tertentu (SK
Menakerstrans No: KEP/68/IV/2004 pasal 1) sementara yang dimaksud perilaku sehat
pekerja adalah perilaku yang mendukung kondisi pekerja agar tetap sehat
misalnyamakan siang tidak selalu mie instan, banyak minum air putih jika bekerja di
ruang AC.
b. Contoh kasus:
Disebuah pabrik garmen setiap hari beberapa pekerja yang pingsan pada pukul
10.00.waktu yang diperlukan untuk istirahat ± 2 jam kondisi ini jelas menggangu
produktivitas perusahaan. Kemudian perusahaan menganggap kasus ini cukup
diselesaikan dengan upaya kuratif. Padahal, inti masalahnya adalah karyawan tidak
terbiasa makan pagi.Sementara, upaya yang selama ini dilakukan hanya upaya kuratif
untuk menyembuhkan gejala sehingga tidak menyelesaikan masalah yang ada.
c. Tujuan.
Perkembangan selanjutnya dari kasus ini adalah munculnya ilmu baru yaitu
promosi atau pendidikan kesehatan ditempat kerja (PKdTK) atau Health promotion in
workplace.Kegiatan ini bertujuan untuk menurunkan angka penyakit akibat kerja,
menumbuhkan kebiasaan kerja dan gaya hidup sehat, menciptakan lingkungan kerja
yang sehat kondusif dan aman dan memberikan dampak positif terhadap lingkungan
kerja di mayarakat.
2. Tema Kegiatn
Tingkat I : Pemberian Informasi
Dilakukan berbagai strategi untuk memberikan informasi kesehatan pada pekerja,
misalnya dengan mengadakan pameran, menyediakan leaflet dan lain- lain.Tujuannya
untuk memancing minat atas topik kesehatan tertentu.Perubahan perilaku pada tingkat
ini masih kecil dan lemah karena pemberian informasi tidak mempunyai daya tekan
dalam upaya perubahan perilaku.Artinya, tidak ada sanksi apapun yang dapat dikenakan
kepada seseorang yang telah mendapat informasi kesehatan namun tidak mau
melakukannya. Misalnya: setelah diberi penjelasan tentang bahaya rokok seorang
pekerja tetap merokok tidak dapat dikenai sanksi apapun.
Tingkat II : Penjajakan Risiko Kesehatan
Mengidentifikasi masalah kesehatan pada pekerja saat ini dan masa yang akan
datang. Bentuk kegiatanya misalnya pemeriksaan kesehatan secara
rutin/berkala.Biasanya seseorang akan mengalami perubahan perilaku pada saat
mengetahui bahwa dirinya memiliki faktor risiko penyakit tertentu.Oleh karena itu
sangat penting pemberian informasi mengenai faktor risiko terhadap masalah kesehatan
yang dihadapi. Diharapkan melalui informasi yang jelas dan akurat akan menumbuhkan
kesadaran pentingnya perilaku baru yang harus diperjuangkan. Misalnya,setelah
mengetahui asmanya semakin berat karena perilaku merokoknya, seorang pekerja
termotivasi untuk berhenti merokok.
4. Lokasi
Pada prinsipnya pendidikan kesehatan di tempat kerja dapat dilakukan di luar atau di dalam
ruangan tergantung kebutuhan dan media yang digunakan. Diluar ruangan misalnya dengan
kegiatan outbondDiluar tempat kerja juga dapat dilakukan dengan rekreasi bersama pekerja,
penyuluhan kesehatan kepada para penjaja makanan di sekitar tempat kerja.Didalam tempat
kerja dengan cara merekrut pekerja untuk menjadi kader kesehatan. Kemudian kepadanya
diberikan pelatihan secara khusus selanjutnya diberi tugas untuk memantau kondisi
kesehatan karyawan. Jika ditemukan kasus-kasus tertentu segera dilaporkan kepada
pimpinan untuk dicari solusi terbaik untuk perusahaan dan karyawan.Selain itu,
pemasangan poster dan himbauan berkaitan dengan perilaku
hidup bersih dan sehat di lokasi-lokasi strategis di perusahaan juga dapat dikategorikan
pendidikan kesehatan di tempat kerja.
5. Penyelenggara
Perusahaan besar biasanya memiliki divisi khusus yang diberi tangung jawab mengenai
kesehatan kerja para karyawan lengkap dengan dokter perusahaaan.Namun, tidak
sedikit perusahaan yang baru mencari tenaga kesehatan jika ditemukan kasus kesehatan
ada karyawannya. Bahkan sebagian yang lain mengganggap pendidikan kesehatan di
perusahaan dapat merusak citra perusahaan. Misalnya jika paerusahaan memberikan
pendidikan kesehatan mengenai HIV-AIDS bagi karyawannya khawatir di cap sebagai
perusahaan yang bereputasi buruk karena menganggap ada karyawan yang menderita
HIV-AIDS. Dalam hal ini pengetahuan dan komitmen pimpinan menjadi hal yang
sangat penting. Selain itu, penyelenggara dapat mengndang pihak ketiga yang dianggap
ahli, misalnya departement trining , general affair, dsb. Perusahaan juga dapat bekerja
sama dengan LSM yang berperan memfasilitasi program PKDT yang meliputi,
merancang program, menyediakan SDM/narasumber, menyediakan berbagai media
pendidikan kesehatan, hingga melakukan evaluasi.
D. Rangkuman
Pendidikan kesehatan di tempat kerja adalah kegiatan ini bertujuan untuk menurunkan
angka penyakit akibat kerja, menumbuhkan kebiasaan kerja dan gaya hidup sehat,
menciptakan lingkungan kerja yang sehat kondusif dan aman dan memberikan dampak
positif terhadap lingkungan kerja di mayarakat. Kegiatan ini dilakukan melalui
pemberian informasi, penjajakan risiko kesehatan, pemberian resep, dan menciptakan
lingkungan yang mendukung.
Pendidikan kesehatan di tempat kerja dapat dilakukan kapan saja sesuai kebutuhan
institusi. Pada jam kerja dapat dilakukan dengan memutarkan lagu – lagu yang dapat
mengendurkan urat- urat syaraf diluar jam kerja misalnya pada saat makan siang diputar
kaset tentang kesehatan atau nutrisi. Durasi PKDT dapat diselenggarakan untuk periode
waktu tertentu (one shot) atau terus menerus (on going).Selain itu PKDT,dapat
dilakukan di luar atau di dalam ruangan tergantung kebutuhan dan media yang
digunakan.Perusahaan besar biasanya memiliki divisi khusus yang diberi tangung
jawab
mengenai kesehatan kerja para karyawan lengkap dengan dokter
perusahaaan.Namun,
tidak sedikit perusahaan yang baru mencari tenaga kesehatan jika ditemukan kasus
kesehatan ada karyawannya.
Efektivitas program pendidikan kesehatan juga dilakukan dengan pre and post
design.
Hal ini dipandang tepat dilakukan karena pendidikan kesehatan di tempat kerja juga
merupakan sebuah intervensi yang keberhasilannya dilakukan dengan
membandingkan
kondisi sebelum dan sesudah intervensi.