Anda di halaman 1dari 14

PENDIDIKAN KESEHATAN DI SEKOLAH

A. Tujuan Umum: setelah mengikuti proses belajar peserta didik memahami dan
mampu melaksanakan pendidikan kesehatan di sekolah.

B. Tujuan Khusus: setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik mampu


1. menjelaskan pengertian pendidikan kesehatan di sekolah
2. menjelaskan tujuan pendidikan kesehatan di sekolah
3. menjelaskan efektivitas pendidikan kesehatan di sekolah
4. menyebutkan 5 upaya pendidikan kesehatan di sekolah
5. menjelaskan sasaran kegiatan pendidikan kesehatan di sekolah
6. menyebutkan peran orang tua, guru, dan siswa dalam pendidikan kesehatan di
sekolah.
7. melaksanakan kegiatan pendidikasn kesehatan di sekolah dengan baik dan benar

C. MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN DI SEKOLAH


1. Pengertian:
Pendidikan kesehatan di sekolah (health promoting school) adalah
kegiatan yang menggabungakan program pendidikan dan kesehatan untuk
menumbuhkan perilaku sehat. Hal ini sangat penting mengingat pendidik atau
guru merupakan sosok yang istimewa bagi para peserta didik sehingga hampir
setiap kata atau perintahnya dipatuhi oleh peserta didik. Oleh karena itu, seorang
guru dituntut untuk mampu memanfaatkan kesempatan ini untuk menanamkan
konsep-konsep perilaku hidup bersih dan sehat bagi anak didiknya. Dengan
demikian, diharapkan akan tumbuh perilaku sehat dengan landasan yang kuat
yaitu kesadaran sehingga perilaku tersebut akan konsisten. Misalnya seorang anak
yang pada awalnya tidak mau makan sayuran, jikadi sekolah guru berhasil
menanamkan konsep pentingnya sayuran bagi tubuh kita anak tersebut akan mau
makan sayuran karena memahami akibat yang akan terjadi pada dirinya jika tidak
mau makan sayuran. Hal ini akan lebih kuat tertanam jika di rumah orang tua di

11
samping menanamkan hal yang sama juga memberi contoh mau mengkonsumsi
sayur dan selalu menyediakan hidangan sayuran.

2. Pemikiran Dasar
Sekolah merupakan lembaga yang didirikan untuk membina dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik fisik, mental, moral, maupun
intelektua sesuai dengan tujuan pendidikan di sekolah yaitu meningkatkan
pengetahuan, membentuk sikap yang baik, dan mengubah perilaku/terjadinya
perubahan perilaku.sebagai. Contoh seorang siswa SMA sebelumnya tidak tahu
bahwa HIV dapat menular melalui jarum suntik, perilakunya tidak baik
(menggunakan narkoba dengan jarum suntik secara bergantian), kemudian di
sekolah disampaikan materi belajar tentang cara penularan HIV dan berhasil
meningkatkan pengetahuan siswa tersebut. Diharapkan selanjutnya siswa tersebut
akan menjauhi teman-teman pengguna narkoba (terbentuk sikap positif) dan pada
akhirnya berhenti mengkonsumsi narkoba (ada perubahan perilaku).
Promosi kesehatan melalui komunitas sekolah paling efektif sebagai upaya
pengembangan perilaku hidup sehat. Sekolah merupakan lembaga pendidikan
formal sehingga dimungkinkan penanaman pengetahuan untuk munculnya
perilaku melalui peraturan-peraturan. Dengan kondisi demikian peserta didik
tidak punya pilihan lain untuk mengikuti peraturan yang ditetapkan sekolah. Jika
kondisi ini berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama akan terbentuk
perilaku yang diharapkan, seperti membuang sampah pada tempatnya,tidak
merokok, makan dengan gizi seimbang, dan lain-lain..
Anak usia sekolah (6 tahun-18 tahun) merupakan kelompok terbanyak jika
dibandingkan dengan kelompok umur lain. Secara teoritis usia merupakan salah
satu faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan seseorang.
Artinya, seiring dengan pertambahan usia seseorang eksplorasi terhadap
lingkungan semakin luas sehingga pemahaman terhadap segala sesuatu juga
meningkat. Selain itu, pada usia remaja keinginan untuk mengenal dan
mengetahui lingkungan sangat besar. Oleh karena itu, seorang pendidik yang
mampu mengelola kondisi ini akan berpeluang besar untuk membentuk perilaku

12
anak didik di bidang kesehatan. Untuk anak-anak sekolah dasar mulai dibentuk
perilaku hidup bersih dan sehat yang dilandasi oleh pemahaman terhadap alasan
yang melatarbelakangi perilaku tersebut. Dengan kata lain, peserta didik
berperilaku tertentu bukan sekedar ikut-ikutan teman-temannya melainkan karena
punya keyakinan bahwa perilaku itu adalah perilaku terbaik baginya. Misalnya
pentingnya gosok gigi setelah makan dan sebelum tidur, memotong kuku jari
tangan dan jari kaki secara rutin, memelihara kebersihan lingkungan, dan
sebagainya.
Sekolah merupakan komunitas yang terorganisasi sehingga
pelaksanaannya lebih mudah. Proses pendidikan akan efektif jika disampaikan
secara terorganisasi dengan baik. Namun, tidak semua kondisi memungkinkan
mengumpulkan banyak orang sekaligus sementara di sekolah telah ada komunitas
yang dari beberapa segi sudah homogen. Oleh karena itu, secara teknis
memberikan pendidikan kesehatan di sekolah sangat menguntungkan jika
dibandingkan dengan pendidikan kesehatan yang lain karena sudah jelas peserta
didiknya dengan jadwal yang sudah pasti sekaligus dengan sikap mental siap
belajar.
Anak sekolah merupakan kelompok yang paling peka menerima
perubahan atau pembaharuan (mudah dibimbing, diarahkan, dan ditanamkan
kebiasaan hidup sehat. Seperti telah disampaikan di atas bahwa mental anak didik
di sekolah sudah terkondisi untuk siap menerima hal-hal baru. Oleh karena itu,
pelaksanaaan pendidikan kesehatan di sekolah lebih mudah dibandingkan dengan
pemberian pendidikan kesehatan di tempat lain karena kondisi belajar harus
dibuat atau direncanakan.

3. Tujuan Pendidikan Kesehatan di Sekolah


Secara umum pendidikan kesehatan di sekolah mempunyai tujuan jangka
panjang untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarkat, khususnya komunitas
sekolah. Dengan tujuan ini bukan berarti bahwa setelah selesai kegiatan belajar
mengajar dengan materi tentang kesehatan secara otomatis derajat kesehatan
masyarakat/komunitas meningkat. Namun, melalui penyampaian materi-materi

13
tentang kesehatan pada lembaga pendidikan formal ini diharapkan akan tumbuh
generasi baru yang memiliki pengetahuan kesehatan yang baik, memiliki
kesadaran pentingnya pemeliharaan kesehatan, serta berperilaku hidup bersih dan
sehat. Harapan selanjutnya adalah kelompok ini akan menjadi pioner bagi
kelompok lain atau generasi selanjutnya.
Di samping itu, pendidikan kesehatan di sekolah juga bertujuan untuk
mencegah dan memberantas penyakit menular di kalangan masyarakat khususnya
di sekolah. Komunitas selalu menjadi tempat yang sangat baik untuk
berkembangnya penyakit menular sehingga sekolah rawan akan munculnya suatu
penyakit menular bahkan ancaman munculnya kejadian luar biasa (KLB). Hal ini
di dukung oleh letak geografis Indonesia di wilayah tropis yang merupakan surga
bagi virus. Oleh karena itu penting bekal pengetahuan bagi anak didik mengenai
berbagai jenis penyakit menular, penyebab, cara penularan, cara pencegahan, dan
sebagainya. Dengan diberikannya informasi tersebut sedini mungkin diharapkan
peserta didik mampu melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap merebaknya
penyakit menular.
Selain itu, pendidikan kesehatan di sekolah mempunyai tujuan untuk
memperbaiki dan memulihkan kesehatan masyarakat. Pada umumnya kondisi
kesehatan yang tidak baik salah satu penyebabnya adalah karena pengetahuan
tentang kesehatan juga tidak baik. Oleh karena itu, diharapkan dengan pemberian
materi kesehatan di sekolah-sekolah dapat membantu meningkatkan pengetahuan,
mengubah sikap dan perilaku peserta didik yang sesungguhnya juga anggota
masyarakat. Sesuai dengan teori HL Blum bahwa faktor perilaku mempunyai
peranan penting dalam menentukan status kesehatan masyarakat.(Notoatmojo,
2010 )
4. Kegiatan Pendidikan Kesehatan di Sekolah
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, dilakukan beberapa hal seperti
mengikutsertakan guru, murid, dan orang tua dalam upaya, menanamkan
kebiasaan hidup sehat.Hal ini penting mengingat dengan adanya kerja sama antara
sekolah dan keluarga upaya tersebut terjamin kontinuitasnya. Pembentukan
perilaku atau pembiasaan kalau tidak terus menerus akan sangat sulit terwujud.

14
Misalnya, di sekolah guru mengajari tentang pentingnya mengajari pentingnya
mengkonsumsi sayuran, ternyata di rumah orang tuanya sangat sibuk sehingga
setiap hari mengkonsumsi makanan instan tanpa sayuran. Apabila kondisinya
demikia, perilaku konsumsi sayuran akan sulit terwujud.
Upaya lain dalam pendidikan kesehatan di sekolah adalah memonitor
kesehatan peserta didik untuk mengenal kelainan sedini mungkinya sehingga ada
kesempatan untuk upaya pengobatan atau pencegahan agar tidak menjadi kendala
dalam kehidupannya kelak. Dengan demikian, pendidikan kesehatan di sekolah
tidak hanya penyampaian materi kesehatan semata tetapi juga mengidentifikasi
kasus-kasus kesehatan yang dialami oleh peserta didik.
Kegiatan pendidikan kesehatan di sekolah antara lain melakukan
pertolongan pertama pada kecelakaan dan pengobatan sederhana. Oleh karena itu
hampir setiap sekolah memiliki kotak pertolongan pertama pada kecelakaan
(PPPK) dan ruang unit kesehatan sekolah (UKS). Kegiatan ini dimaksudkan agar
kasus kesehatan mendadak dapat segera teratasi. Artinya, jika pertolongan utama
belum dapat diberikan ada bantuan sementara. Dalam rangka mewujudkan upaya
pencegahan penyakit menular, dalam pendidikan kesehatan di institusi dapat juga
dilaksanakan program imunisasi. Untuk kegiatan ini sekolah harus bekerja sama
dengan dinas kesehatan atau pihak-pihak yang berwenang.
Selain itu, dapat juga diselenggarakan pengobatan gigi dan pencegahannya
jadwal pemeriksaan bekerja sama dengan dokter atau perawat gigi, agar jadwal
pemeriksaan gigi setiap enam bulan dapat terselenggara sesuai jadwal. Di
sampingitu upaya pengobatan bagi yang mempunyai masalah dengan kesehatan
gigi. Dengan demikian, masalah kesehatan gigi tidak menjadi kendala bagi
pengembangan potensi yang dimiliki. Upaya perbaikan gizi, menciptakan
kehidupan lingkungan sekolah yang sehat juga merupakan bagian dari pendidikan
kesehatan di sekolah baik melalui kegiatan pemberian makanan tambahan (PMT)
maupun peningkatan pengetahuan makanan sehat, pola konsumsi sehat.

Dengan demikian, pendidikan kesehatan di sekolah pada prinsipnya


adalah menciptakan sekolah sebagai komunitas yang mampu meningkatkan

15
kesehatan, dengan 3 kegiatan pokok. Yaitu, menciptakan lingkungan sekolah
yang sehat (healthful school living) yang berarti terciptanya lingkungan fisik yang
bersih dan kondusif untuk belajar dan lingkungan nonfisik atau situasi yang sehat
secara psikologis sehingga peserta didik merasa nyaman dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar. Menurut Notoatmodjo (2010) pendidikan kesehatan
(Health Education) diselenggarakan baik melalui penyampaian materi tentang
kesehatan maupun kegiatan praktik seperti membersihkan lingkungan sekolah,
imunisasi,gosok gigi dan cuci tangan dengan baik dan benar. Pemeliharaan dan
pelayanan kesehatan di sekolah (health services in school) merupakan kegiatan
penanggulangan masalah kesehatan peserta didik oleh sekolah agar tidak
berlanjut. Lebih rinci mengenai upaya pendidikan kesehatan di sekolah adalah
sebagai berikut:
a. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat (healthful school living)
1) Lingkungan nonfisik atau suasana mental-sosial di sekolah yang ini sangat
penting bagi peserta didik agardapat mengikuti proses belajar mengajar
dengan baik.mental yang sehat akan selalu optimis memandang masa
depan sehinga dapat menimbulkan motivasi untuk belajar. Sementara
suasana ssosial yang sehat membuat pesertadidik merasa berada di
lingkungan keluarga sehingga peserta didik lebih terbuka jika menghadapi
masalah. Dengan demikian diharapkan masalah yang ada dapat segera
terselesaikan dan tidak menjadi pengganggu dalam kegiatan pendidikan
selanjutnya.
Hubungan komunitas sekolah antara guru, murid, dan karyawan terjalin
harmonis setiap individu menyadari benar posisi, tugas, tanggung jawab,
hak, dan kewajiban masing-masing dan menempatkan diri sesuai dengan
posisi tersebut. Tidak ada individu yang merasa lebih terhormat dari yang
lain,ada suasana saling menghormati, saling dan membutuhkan.
Diharapkan kondisi demikian yang tercipta sehingga sangat kondusif
untuk belajar. Di samping itu, juga menjamin tumbuh kembang anak-anak
yang baik termasuk perilaku hidup sehat.
2) Lingkungan fisik

16
Terdiri dari bangunan sekolah dan lingkungannya yang memenuhi syarat
seperti:
a) Letaknya tidak berdekatan dengan tempat keramaian agar peserta didik
dapat berkonsentrasi pada saat mengikuti kegiatan pendidikan.
b) Konstruksinya kuat dan besarnya memadai (luasnya sebanding dengan
penghuni) untuk keamanan pendidik,peserta didik, serta pihak lain yang
terkait.
c) Tersedia halaman dan kebun sekolah di samping untuk menghijaukan
lingkungan sekolah juga sebagai laboratorium bagi peserta didik untuk
lebih mengenal alam sehingga kegiatan belajar tidak selalu dibatasi oleh
dinding-dinding kelas.
d) Ventilasi dan penerangan memadai agar kebutuhan peserta didik akan
udara segar dapat terpenuhi.
e) Ada saluran pembuangan limbah penting mengingat komunitas sekolah
yang berjam-jam berada di sekolah juga melakukan kegiatan yang
menghasilkan limbah.
f) Tersedia sarana mandi, cuci, kakus (MCK) dan tempat sampah yang
memadai karena peserta didik juga banyak melakukan kegiatan yang
membutuhkan kedua sarana tersebut.
g) Tersedia kantin/warung sekolah, dikelola oleh sekolah agar pemantauan
kesehatan dan kebersihannya dapat dilakukan dengan baik apalagi
dengan makin maraknya penggunaan pewarna dan pemanis sintetik
yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

2. Pemeliharaan kebersihan perorangan dan lingkungan


Pemeliharaan kebersihan perorangan dan lingkungan merupakan faktor yang
sangat penting dalam menciptakan lngkungan kehidupan sekolah yang sehat.
Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah kebersihan individu yang
menyangkut kebersihan kulit, kuku, rambut, telinga, dan hidung.termasuk
kebersihan mulut dan gigi. Di samping itu, juga kebersihan dan kerapian
pakaian agar peserta didik memiliki kebiasaan hidup bersih dan sehat termasuk

17
penggunaan alas kaki. Kebiasaan hidup sehat yang lain tidak merokok,
kebiasaan makan dengan menu seimbang, dan lain-lain.

3. Keamanan Umum Sekolah dan Lingkungannya


Keamanan merupakan faktor penting dalam kegiatan pendidikan karena
proses belajar baru dapat terjadi jika keamanan tercipta. Untuk itu, untuk
keamanan lingkungan sekolah setidaknya ada pagar sekolah agar aktivitas
peserta didik selama berada di sekolah dapat dipantau dengan baik. Gang atau
jalan masuk ke sekolah memadai artinya tidak becek pada musim hujan, dan
tidak berdebu pada saat kemarau agar tidak menjadi penganggu proses belajat
mengajar. Pintu dan jendela yang memadai dalam kuantitas dan kualitas agar
peserta didik dapat mengikuti proses belajar dengan baik. Ada tanda lalu lintas
khusus sebagai pemberitahuan kepada pemakai jalan agar pada jam-jam sibuk
(masuk dan pulang) peserta didik dapat menyeberang dengan tenang dan aman.
Tersedia PPPK untuk memberikan pertolongan awal sebelum pertolongan
utama diberikan ketika terjadi kasus-kasus tertentu.
Pendidikan Kesehatan (Health Education) ditujukan kepada murid-murid
untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat agar dapat bertanggung jawab
terhadap kesehatan diri sendiri dan lingkungannya. Diperlukan tahap-tahap
memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar hidup sehat, menimbulkan
sikap dan perilaku hidup sehat, dan membentuk kebiasaan hidup sehat.

5. Materi Dasar Pendidikan Kesehatan di Sekolah


a. Personal hygiene dan kebersihan lingkungan.
b. Penceghan dan pemberantasan penyakit menular, dengan PHBS.
c. Penyakit tidak menular (penyebab dan cara penularannya)
d. Gizi (mengenal berbagai macam makanan bergizi, kebersihan makanan,
penyakit akibat kekurangan/kelebihan gizi)
e. Pencegahan keselakaan atau keamanan diri
f. Mengenal fasilitas kesehatan yang profesional

18
a. Pemeliharaan dan Pelayanan Kesehatan di Sekolah (health services in
school)
1) Pemeriksaan kesehatan secara berkala
2) Pemeriksaan dan pengawasan kebersihan lingkungan
3) Usaha penceghan dan pemberantasan penyakitmenular
4) Usaha perbaikan gizi
5) Usaha kesehatan gigi di sekolah.
6) Mengenal kelainan yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
7) Mengirim anak yang memerlukan perawatan khusus ke Puskesmas/RS.
8) Memberikan pertolongan pertama ada kecelakaan & pengobatan ringan.
b. Kemitraan dalam Pendidikan Kesehatan di Sekolah
1) Pend.kesehatan di sekolah merupakan perwujudan partnership dari
berbagai pihak.
2) Pilar utama kemitraan Promkes di sekolah terdiri dari guru, petugas
kesehatan, orang tua murid, dan organisasi yang ada di sekolah tersebut
6. Partisipasi Guru
a. Melaksanakan pendidikan kesehatan kepada murid baik melalui mata ajaran
terstruktur (sesuai kurikulum) maupun yang dirancang khusus dalam rangka
penyuluhan kesehatan, seperti masalah imunisasi, penyakit HIV-AIDS,
narkoba, dsb.
b. Memonitor tumbuh kembang anak didik mealui penimbangan berat badan
rutin atau berkala.
c.Memonitor kemungkinan ada anak dengan kelainan tertentu untuk mendapat
penanganan sedini mungkin.
d. Peran guru dalam promosi kesehatan di sekolah
1) Menanamkan kebiasaan hidup sehat
2) Melaksanakan bimbingan dan pengamatan kesehatan dengan jalan
mengadakan pemeriksaan kuku, ulit, rambut, telinga, gigi, dsb.
3) Membantu petugas kesehatan dalam melaksanakan P3K
4) Melakukan deteksi dini terhadap penyakit yang terjadi dan mengirim ke
puskesmas bila perlu.

19
5) Memberdayakan masyarakat sekolah untuk memelihara dan meningkatkan
kebersihan lingkungan, melakukan pencatatan dan pelaporan tentang
upaya kesehatan yang dilaksanakan dan hasilnya menjadi model/contoh
perilaku hidup sehat bagi siswa.
e. Peran Petugas Kesehatan
1) Secara umum membina dan mengembangkan upaya kesehatan sekolah.
2) Membimbing guru dalam melasanakan UKS
3) Melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan yang tidak dapat
dilakukan oleh guru, seperti imunisasi, pemeriksaan kesehatan, dsb.
4) Turut serta dalam pengawasan lingkungan sekolah yang sehat.
5) Memberikan pelatihaan kepada guru rangka meningkatkan
kemampuan upaya kesehatan.
6) Membantu sekolah dalam mengembangkan materi kesehatan.menjalin
kerja sama dengan pihak lain dalam upaya kesehatan di sekolah.
7) Memberdayakan masyarakat di lingkungan sekolah.
7. Partisipasi Murid
a. Murid merupakan calon penerus generasi bangsa yang masih mudah
menerima, melaksanakan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
b. dalam mendidik siswa perlu diperhatikan:
1) Lingkungan keluarga
2) Sosial ekonomi keluarga siswa.
3) Tumbuh kembang secara individual
4) Pengalaman khusus siswa
c. Peran Murid
1) Mempraktikan dan membiasakan perilaku hidup sehat.
2) Menjadi penghubung antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam
menjalankan kebiasaan atau perilaku hidup sehat.
3) Menjadi contoh perilaku hidup sehat bagi mayarakat luas.
4) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada kawan-kawan atau murid lain.
5) Mengawasi kebersihan lingkungan sekolah.
6) Menimbang berat dan mengukur tinggi badan secara teratur.

20
8. Peran Orang Tua
a. Ikut serta dalam perencanaan dan penyelenggaraan program promosi
kesehatan di sekolah.
b. Menyesuaikan diri dengan program kesehatan di sekolah untuk mengetahui
apa yang dilaksanakan di sekolah.
9. Komponen Promkes di Sekolah
a. Penerapan Kebijakan Kesehatan (implement healthy polecy)
b. Tersedianya sarana dan prasarana pencegahan dan pengobatan sederhana di
sekolah (provide access preventive and curative health services)
c. Tersedianya lingkungan yang sehat (provide a safety and health
environment)
d. Adanya program penyuluhan kesehatan (provide skill based health
education)
e. Partisipasi orang tua murid dan masyarakat (improved community health
through parent and community participation)

10. Penerapan Kebijakan Kesehatan (implement healthy polecy)


Pimpinan sekolah bersama guru membuat dan melaksanakan kebijakan yang
berkaitan dengan kesehatan untuk menanamkan perilaku hidup sehat. Misalnya:
perilaku terkait dengan personal hyangiene. larangan jajan dan membuang
sampah di sembarang tempat, larangan merokok, larangan membawa benda
tertentu tajam, dsb.
11. Tersedia sarana dan prasarana pencegahan
a. Tersedia tempat cuci tangan
b. Tersedia klinik atau ruang P3K
c. Ada tenaga terlatih
d. Tersedia alat medis sederhana
12. Tersedia lingkungan yang sehat (provide a safety and health environment)
a. Semua ruangan memiliki ventilasi yang memadai
b. Tersedia air bersih
c. Tersedia tempat sampah di setiap kelas

21
d. Tersedia keset
e. Tersedia halaman sekolah/taman bermain
f. Tersedia tempat olah raga
13. Adanya program penyuluhan kesehatan (provide skill based health
education)
Promkes di sekolah bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan sendiri
yang memerlukan kemampuan khususnya yang berkaitan dengan
a. Pentignya personal hygiene
b. Pemilihan makanan bergizi
c. Pentingnya aktivitas fisik
d. Bahaya merokok dan narkoba
e. Kesehatan reproduksi
f. Cara mencegah penyakit, dll.
D. RANGKUMAN
Pendidikan kesehatan di sekola adalah program pendidikan dan kesehatan
yang dikombinasikan untuk menumbuhkan perilaku sehat. Promosi kesehatan
melalui komunitas sekolah paling efektif sebagai upaya pengembangan perilaku
hidup sehat. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal sehingga
dimungkinkan penanaman pengetahuan untuk munculnya perilaku melalui
peraturan-peraturan. Jika kondisi ini berlangsung dalam kurun waktu yang cukup
lama akan terbentuk perilaku yang diharapkan, seperti membuang sampah pada
tempatnya,tidak merokok, makan dengan gizi seimbang, dan lain-lain..
Anak usia sekolah (6 tahun-18 tahun) merupakan jumlah tertinggi jika
dibandingkan dengan kelompok umur lain. Secara teoritis usia merupakan salah
satu faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan seseorang. anak
didik khususnya di bidang kesehatan. Untuk anak-anak sekolah dasar mulai
dibentuk perilaku hidup bersih dan sehat yang dilandasi oleh pemahaman
terhadap alasan yang melatarbelakangi perilaku tersebut.
Proses pendidikan akan efektif jika disampaikan secara massal namun
tidak semua kondisi memungkinkan mengumpulkan banyak orang sekaligus
sementara di sekolah telah ada komunitas yang dari beberapa segi sudah homogen
sehingg sangat menguntungkan dibandingkan dengan pendidikan lain karena
sudah jelas peserta didiknya dengan jadwal yang sudah pasti sekaligus dengan
sikap mental siap belajar.
Anak sekolah merupakan kelompok yang paling peka menerima
perubahan atau pembaharuan. Oleh karena itu, pelaksanaaan pendidikan
kesehatan di sekolah lebih mudah dibandingkan dengan pemberian pendidikan
kesehatan di tempat lain karena kondisi belajar harus dibuat atau direncanakan.
Secara umum pendidikan kesehatan di sekolah mempunyai tujuan jangka
panjang untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarkat, khususnya komunitas
sekolah. Harapan selanjutnya adalah kelompok ini akan menjadi pioner bagi
kelompok lain atau generasi selanjutnya. Di samping itu, pendidikan kesehatan di
sekolah juga bertujuan untuk mencegah dan memberantas penyakit menular di
kalangan masyarakat khususnya di sekolah.
Selain itu, pendidikan kesehatan di sekolah mempunyai tujuan untuk
memperbaiki dan memulihkan kesehatan masyarakat. Diharapkan dengan
pemberian materi kesehatan di sekolah-sekolah dapat membantu meningkatkan
pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku peserta didik yang sesungguhnya juga
anggota masyarakat (Notoatmodjo, 2010 )
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, dilakukan beberapa hal seperti
mengikutsertakan guru, murid, dan orang tua dalam upaya, menanamkan
kebiasaan hidup sehat. Upaya lain dalam pendidikan kesehatan di sekolah adalah
memonitor kesehatan murid untuk mengenal kelainan sedini mungkinya sehingga
ada kesempatan untuk upaya pengobatan atau pencegahan agar tidak menjadi
kendala dalam kehidupannya kelak.
Kegiatan pendidikan kesehatan di sekolah yang telah populer adalah
melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan dan pengobatan sederhana.
Dalam rangka mewujudkan upaya pencegahan penyakit menular, dalam
pendidikan kesehatan di institusi dapat juga dilaksanakan program imunisasi,
pengobatan gigi dan pencegahannya. Selain itu, upaya perbaikan gizi,
menciptakan kehidupan lingkungan sekolah yang sehat juga merupakan bagian
dari pendidikan kesehatan di sekolah baik melalui kegiatan pemberian makanan
tambahan (PMT) maupun peningkatan pengetahuan makanan sehat, pola
konsumsi sehat.
Pada prinsipnya pendidikan kesehatan di sekolah adalah menciptakan
sekolah sebagai komunitas yang mampu meningkatkan kesehatan, dengan 3
kegiatan pokok yaitu, menciptakan lingkungan sekolah yang sehat atau
terciptanya lingkungan fisik yang bersih dan kondusif untuk belajar dan
lingkungan nonfisik atau situasi yang sehat secara psikologis sehingga peserta
didik merasa nyaman dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Anda mungkin juga menyukai