PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia. Hal ini terjadi karena kegiatan fisik manusia sehari-hari dapat
dikatakan sangat kurang. Karena pada saat ini manusia semakin banyak
siswa untuk memiliki kendaraan baik roda dua maupun roda empat, bahkan
dengan faktor ekonomi pula para orang tua mampu membayar abudemen
kendaraan siswa jadi malas jalan kaki walau jarak yang ditempuh relatif tidak
kendaraan bermotor dari pada berjalan kaki. Padahal, jalan kaki merupakan
aktivitas fisik yang sangat hakiki dalam kehidupan manusia, selain mudah,
2
jantung.
terhadap jantung sekitar 25%. Jadi, betapa pentingnya kegiatan atau bergerak
jalan kaki.
Selain itu, menurut Rizki Taufik, (2015: 5) jalan kaki merupakan salah satu
bentuk aktivitas fisik yang juga dilakukan secara sistematis dan fungsional
juga, dalam bentuk latihan aerobic low impact. Jalan kaki dikelompokan jenis
aktivitas aerobic yaitu jenis aktivitas yang dilakukan dan memerlukan oksigen
Taufik, 2015: 13). Nilai aerobik jalan kaki termasuk baik karena hasil
menunjukan pula bahwa pria dan wanita yang telah mencapai puncak
Namun tidak bisa dipungkiri berkendaraan baik kendaraan roda dua (sepeda
motor) maupun roda empat (mobil) sudah tidak asing lagi dipandang mata.
bagi manusia. Untuk itu, agar kualitas sumber daya manusia Indonesia
seutuhnya dapat meningkat, tentu saja harus mendapat dukungan dari berbagai
jasmani. Oleh karena itu agar kondisi fisik tetap terjaga dengan baik, maka
perlu adanya aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin dan berkelanjutan.
belajarnya dengan baik pula. Namun sebaliknya jika seorang siswa tidak
memiliki tubuh yang bugar maka siswa itu tidak dapat melakukan kegiatan
belajar dengan baik, sebab kebugaran mempengaruhi daya pikir. Jadi, dengan
kebugaran yang baik maka daya pikir pun akan baik pula sehingga semua
Wisnu, 2017: 2) dapat dipengaruhi melalui aktivitas siswa sehari-hari, baik itu
olahraga lain. Selain itu aktifitas siswa setiap hari pada saat berangkat dan
pulang sekolah yang menggunakan aktifitas seperti berkendara dan jalan kaki
aktivitas sehari-hari tidak mudah lelah dan masih memiliki tenaga untuk
4
mengalami usia transisi. Masa ini tergolong pada masa menuju remaja,
Namun, pada anak kebugaran jasmani ini seringkali terlupakan, hal itu dapat
terlihat dari aktivitas sehari-hari siswa berkendaraan dan pada waktu luang
siswa lebih sering memainkan game online diantaranya PUBG dan Mobile
Legend. Menurut Rusli Lutan (2002: 2) tidak kurang dari 15-20 jam dalam
munculah penyakit yang disebut penyakit kurang gerak (hipokinetik). Hal ini
sebagai malas. Akibat timbulnya penyakit kurang gerak atau malas maka
selanjutnya akan muncul pula penyakit yang sangat kompleks yang disebut
akan menurun, mudah lupa dan beberapa kali baca tidak bisa diingat.
Kemudian fungsi otot pun akan menurun, yaitu tidak bisa bertahan lama,
sehingga daya tahan tidak bisa dilatih secara maksimal. Bila dibiarkan akan
roda empat (mobil) maupun kendaraan roda dua (motor) dan lain-lain,
Sebaliknya ada yang mempertahankan tradisi dengan berjalan kaki baik jauh
Pringsewu bahwa para peserta didik masih belum sadar akan kebutuhan
kebugaran jasmaninya hal ini ditandai dengan kurang semangatnya para siswa
Kebugaran Jasmani siswa tinggi maka siswa dapat menerima pelajaran dengan
baik, dan tidak mudah lelah sebaliknya apabila kebugaran jasmani siswa
rendah maka siswa tersebut kurang konsentrasi, aktivitas pun relatif rendah,
kesiagaan, tanpa kelelahan yang tidak semestinya dan dengan cukup energi
penelitian pada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Pringsewu, dengan judul
B. Identifikasi Masalah
1. Banyak siswa yang mudah letih dan mengantuk saat berada di kelas?
maka gizi pun akan berbeda sehingga tingkat kebugaran tentu saja
berbeda.
C. Rumusan Masalah
3. Apakah tingkat kebugaran jasmani pada siswa yang berjalan kaki d lebih
D. Tujuan Penelitian
7
Sesuai dengan masalah yang sudah dirumuskan diatas, maka tujuan dari
SMPN 5 Prigsewu
3.
E. Manfaat Penelitian
Dalam kegiatan penelitian ini dapat diambil beberapa manfaat antara lain :
seseorang.
A. Berjalan Kaki
Jalan kaki merupakan salah satu aktivitas aerobik. Berjalan kaki juga
masalah otot dan tulang. Pada dasarnya, aktivitas fisik yang dilakukan secara
kontinyu dan dalam jangka waktu yang panjang dapat melatih kesegaran
Efeknya, kondisi tubuh tak cepat lelah dan lebih cepat mengembalikan tubuh
pada kondisi normal, serta mengurangi stress atau depresi. Penelitian yang
dilakukan oleh Tom R. Thomas dan Ben R. Londeree (Neil F. Gordon, 2002:
kecepatan tinggi hampir sama atau mendekati pengeluaran energi pada saat
jogging. Jalan kaki merupakan olahraga paling aman dan juga memberikan
Menurut Kathleen Liwijaya Kuntaraf dan Jonathan Kuntaraf (1992: 185), saat
berjalan, seseorang dapat membakar kalori sebesar 270 per jam pada
kecepatan 4,8 km per jam dan 390 kalori pada kecepatan 6,4 km per jam.
Selain itu, olahraga jalan kaki tidak memberikan beban yang berlebih
keras, seperti olahraga yang menuntut tubuh untuk berlari cepat sebentar, lalu
berhenti, berjalan, lalu berlari lagi. Berjalan cepat membebani jantung secara
Menurut Rizki Taufik, (2015: 5) jalan kaki merupakan salah satu bentuk
aktivitas fisik yang juga dilakukan secara sistematis dan fungsional juga,
dalam bentuk latihan aerobic low impact. Jalan kaki dikelompokan jenis
Dari beberapa pengertian para ahli tentang jalan kaki di atas, dapat
disimpulkan bahwa jalan kaki merupakan salah satu aktivitas fisik yang
dilakukan secara kontinyu dan dalam waktu yang panjang dalam melatih
kesegaran seseorang.
1992: 205-207) jalan kaki dapat memberikan banyak keuntungan, antara lain
sebagai berikut:
optimal.
dan sel.
(alveoli)
menguatkan otot (terutama otot bagian bawah tubuh). Jadi, siswa yang
berjalan kaki secara rutin saat berangkat maupun pulang sekolah akan
memiliki kebugaran tubuh yang baik. Karena tanpa mereka sadari, dengan
5. Meningkatkan energy
7. Memperlambat penuaan
B. Berkendaraan
untuk bergerak yang semula aktif menjadi pasif, yang tadinya rajin berubah
menjadi malas karena dimanjakan oleh berbagai kemudahan itu. Hal ini,
mencapai suatu tempat atau tujuan akan lebih cepat sampai bila
berkendaraan, baik kendaraan roda dua (sepeda motor) maupun roda empat
(mobil) gaya hidup siswa pada saat berangkat dan pulang sekolah, saat ini
kendaraan bermotor, entah itu sepeda motor atau naik angkutan umum
Berkendaraan memiliki arti dalam kelas verba atau kata kerja sehingga
adalah karena gengsi, ikut- ikutan teman, jarak rumah yang jauh, ada juga
rumah siswa yang jaraknya hanya beberapa meter dari sekolah sehingga dari
segi waktu lebih efisien, tidak lelah dan tidak berkeringat saat sampai di
Daya tahan kardiorespirasi atau sering disebut juga dengan daya tahan paru
Sajoto (dalam Nurul Istya, 2016: 19) daya tahan umum atau
sejumlah otot-otot besar, dengan intensitas tinggi dan waktu yang cukup
menurut Harsini (dalam Nurul Istya, 2016: 19) adalah keadaan atau kondisi
tubuh yang mampu untuk bekerja untuk waktu yang lama, tanpa mengalami
kemampuan untuk bekerja atau berlatih dalam waktu yang lama. Daya tahan
kardiorespirasi atau sering di sebut juga dengan daya tahan paru jantung, daya
melakukan aktivitas fisik tertentu berkaitan dengan kelompok otot yang besar
sirkulasi dan respirasi utuk menyesuaikan atau memulihkan diri dari efek
yang mengangkut darah antara jantung dan sistem organ. Aktivitas Olahraga
sel otot. Sistem kardiovaskuler yaitu sistem yang terdiri dari organ jantung,
darah, dan pembuluh darah untuk mengangkut oksigen. Peranan utama sistem
nutrisi ke sel otot serta membawa CO2 dan sisa metabolisme lain dari
basa dan pengaturan panas (Patti & Warren Finke dalam Harry Wahyudhy
Utama, 2005: 20). Dari beberapa pengertian para ahli tentang daya tahan
kardiorespirasi di atas, dapat disimpulkan bahwa daya tahan paru jantung atau
jantung dan pembuluh darah) untuk mensuplai oksigen secara optimal pada
besar dalam waktu yang cukup lama dan tidak mengalami kelelahan yang
berarti.
merupakan salah satu aspek fisik dari kesegaran menyeluruh (total fitness).
1978 (dalam Junusul Hairy (2010 : 15) menyatakan bahwa kebugaran jasmani
masih dapat menikmati waktu senggangnya serta menghadapi hal yang tak
Dari beberapa pengertian para ahli tentang kebugaran jasmani di atas, dapat
1. Umur
dari seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8-1% per tahun, tetapi jika rajin
2. Jenis Kelamin
3. Genetik
4. Makanan
Daya tahan yang tinggi bila mengkonsumsi tinggi kabohidrat (60- 70%).
diet tinggi protein terutama untuk memperbesar otot dan untuk olahraga
5. Rokok
terhadap daya tahan, selain itu menurut penelitian perkins dan sexton,
daya tahan, (e) keseimbangan, (f) kelentukan, (g) kekuatan, (h) daya ledak,
dimiliki berdasarkan garis keturunan, yang diwariskan oleh kedua orang tua
3. Fleksibilitas
18
4. Komposisi Tubuh
berhubungan dengan lemak tubuh dan massa tubuh yaitu otot, tulang,
5. Kecepatan
6. Keseimbangan (Balance)
7. Koordinasi
kegiatan atau power adalah hasil dari daya X kecepatan (power = forceX
9. Waktu Reaksi
19
2010 :1.21).
10. Kelincahan(Agility)
Sepeda, Jalan Kaki, dan Naik Kendaraan Bermotor Pada Siswa Kelas
siswa yang berangkat naik sepeda, jalan kaki dan naik kendaraan
kategori kurang dan sisanya 9,4% siswa masuk kategori cukup baik.
siswa yang berangkat ke sekolah dengan naik sepeda, jalan kaki, dan naik
siswa yang berjalan kaki berada pada kategori sedang dan tingkat
kaki dan bersepeda pada siswa putra kelas VIII Madrasah Tsanawiyah
H. Kerangka Pikir
tubuh pada saat melakukan aktivitas jasmani yang melibatkan otototot besar
dalam jangka waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti.
21
oleh banyak faktor, salah satunya adalah aktivitas fisik. Siswa kelas VII
hari selama satu minggu, yaitu pada saat berangkat ke sekolah. Mereka
berangkat dari rumah ke sekolah dengan ada yang jalan kaki, dan naik
dengan yang tidak berkendaraan dalam hal ini yaitu jalan kaki secara
Karena tanpa mereka sadari, aktivitas tersebut telat melatih otot-otot tubuh
F. Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto, (2010: 72) hipotesis adalah suatu jawaban yang
data yang terkumpul. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
H1 : Ada tingkat kebugaran jasmani pada siswa yang berjalan kaki sekolah
di SMPN 5 Pringsewu.
H0 : Tidak ada tingkat kebugaran jasmani pada siswa yang berjalan kaki
A. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini yaitu ex post facto. Menurut Sugiyono (2017:7)
menggunakan tes TKJI. Oleh karena itu judul penelitian ini untuk mengetahui
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sebaliknya
jika subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10 - 15% atau 20 - 25%.
Dalam hal ini peneliti mengambil 24% dari jumlah populasi Maka sampel
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian Arikunto (2013: 99). Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan
dengan ( X ) dan variabel terikat adalah objek atau gejala- gejala yang
dilambangkan ( Y ).
25
motor/mobil) ke sekolah.
E. Desain `Penelitian
yang telah dirumusakan maka desain dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
X1
Y
X2
Keterangan :
X1: siswa yang berjalan kaki ke sekolah.
X2: siswa yang menggunakan kendaraan ke sekolah.
Y : Kebugaran Jasmani.
F. Instrumen Penelitian
Tes TKJI
reliabelitas:
validitas:
1) Untuk putra0,950
1. Lari 50 meter,
3. Sit up 60 detik,
4. Vertikal jump
1. Lari 50 meter,
3. Sit up 60 detik,
4. Vertikal jump,
(1) Lintasan lari atau lapangan, (2) Stopwatch, (3) Bendera start,
3. sit up
4. vertikal jump,
1. Lari 50 meter
a. Tujuan
(1) Lintasan lari sejauh 50 meter atau tanah yang datar, (2).
1. Juru keberangkatan
d. Pelaksanaan
keberangkatan.
e. Pengukuran waktu
f. Pencatat hasil
satuan detik.
2) Waktu dicatat
29
a. Tujuan
1. Petugas (tester)
1) Pengukur waktu
2. Pelaksanaan
1) Sikap permulaan
2) Gerakan
gerakan mengayun,
palang tunggal,
tidak lurus
3. Pencatatan Hasil
60detik.
Gambar 4. Pull up
3. Sit up 60 detik
a. Tujuan
tulis
(2) Pengetes/tester
1. Pengamat waktu
(3) Pelaksanaan
1. Sikap permulaan
sudut 90o
32
2. Gerakan
selama 60 detik.
1. Pencatatan hasil
sebagai berikut:
Gambar 5.Sit up
4. Vertikal jump
a. Tujuan
d. Pelaksanan
e. Gerakan
f. Pencatatan hasi
perempuan
a. Tujuan
alat tulis.
1. Juru keberangkatan
2. pengukur waktu
3. pencatat hasil
4. pembantu umum
d. Pelaksanaan
1. Sikap Permulaan
35
2. Gerakan
3. Pencatatan hasil
a. Tabel Nilai
berikut:
Lari 50 Vertikal
Nilai Pull Up Sit Up Lari 800 meter
Meter Jump
5 S.d – 41”- 28– 50 cm – s.d – 3’08”
7,7” Keatas Keatas Keatas
4 7,8” – 22” – 19 – 27 39 – 49 cm 3’09”–3’55”
8,7” 40”
3 8,8” – 10” – 09 – 18 30 – 38 cm 3’56” – 4’58”
9,9” 21”
2 10,9” – 03” – 03 – 08 21 – 29 cm 4’59” – 6’40”
11,9” 09”
1 12,0” dst 00” – 00 – 02 00 - 20 cm 6’41” dst
02”
(Hairy, 2010 : 12.12)
37
b. Tabel Norma
untuk remaja umur 13-15 putra dan putri dapat dilihat pada
sebagai bagian dari langkah pengumpulan data merupakan langkah yang yang
menggunakan Angket.
1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
b. Uji Homogenitas
kedua kelas sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam
1. jika nilai signifikansi < 0,05 maka varian dari dua atau lebih
2. Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka varian dari dua atau lebih
c. Uji Linieritas
SPSS 23.0. Uji linieritas merupakan uji untuk mengetahui linier tidaknya
statistik adapun dasar keputusan dalam uji linieritas pada tabel berikut:
Uji t merupakan salah satu uji hipotesis penelitian dalam analisis regresi
hipotesis penelitian diatas, maka lebih dahulu kita harus mengetahui dasar
pengambilan keputusan dalam uji t parsial. Dalam hal ini ada dua acuan
1. Jika nilai signifikansi (sig). < probabilitas 0,05 maka ada perbandingan
2. Jika nilai signifikansi (sig). > probabilitas 0,05 maka tidak ada
1. Jika nilai t hitung > t tabel maka ada pengaruh variabel X terhadap atau
hipotesis diterima.
2. Jika nilai t hitung < t tabel maka tidak ada pengaruh variabel X terhadap
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
berjalan kaki dan 30 siswa yang berkendaraan. Jenis data yang terdiri
dari jumlah, rata-rata, standar deviasi dan varians pada masing masing
berikut:
43
Hasil
No Variabel Koefisien
Korelasi t hitung t tabel Nilai Sig. Kesimpulan
Determinasi
Berjalan Kaki
1 Terhadap 0,699 0,489 6,345 1,701 0,000 Signifikan
Kebugaran Jasmani
Berkendaraan
Tidak
2 Terhadap 0,298 0,089 1,655 1,701 0,264
Signifikan
Kebugaran Jasmani
variabel yang diteliti secara sekilas yaitu meliputi skor minimal, skor
VII SMP Negeri 5 Pringsewu yang terdiri dari 30 siswa berjalan kaki
a. Kebugaran Jasmani
40
30
30
18
20 14.33
11
10 1.67
0
Sampel Rata-rata SD Nilai Nilai
terendah tertinggi
35
30
30
25
20
15 14
11.23
10 8
5 1.49
0
Sampel Rata-rata SD Nilai Nilai
terendah tertinggi
b. Jenis Kelamin
Sampel penelitian pada penelitian ini dibagi atas siswa putra dan
putri yang dapat dilihat pada tabel distribusi jenis kelamin dibawah
ini:
45
Jenis Kelamin
No Kelompok Total
Laki-laki Perempuan
1 Berjalan Kaki 15 15 30
2 Berkendara 15 15 30
dilihat bahwa jumlah siswa laki laki pada kelompok berjalan kaki
Sekolah
Sekolah
N
Kategori Interval Nilai Frekuensi Persentase
o
pada ketegori kurang sekali dan tidak ada siswa yang kebugarannya
2. Analisis Data
Hasil
No Variabel Koefisien
Korelasi t hitung t tabel Nilai Sig. Kesimpulan
Determinasi
Berjalan Kaki Ke
1 Sekolah Terhadap 0,699 0,489 6,345 1,701 0,000 Signifikan
Kebugaran Jasmani
Berkendaraan Ke
Tidak
2 Sekolah Terhadap 0,298 0,089 1,655 1,701 0,109
Signifikan
Kebugaran Jasmani
yang lain.
3. Uji Hipotesis
Pringsewu”
49
SMPN 5 Pringsewu”
B. Pembahasan
yang mendasari penelitian ini. Penjelasan ini diperlukan agar dapat diketahui
diperoleh.
Hasil yang diperoleh tersebut apabila dikaitkan dengan kerangka berfikir dan
teori yang ada. Hal ini dapat dijelaskan pada kelompok berjalan kaki dapat
50
aktivitas fisik setelah pulang sekolah dilihat berdasarkan angket siswa ada
berkendaraan memiliki kebugaran jasmani yang paling rendah dan tidak ada
Sedangkan berdasarkan analisis data pada kelompok jalan kaki dapat ditarik
pada siswa kelas VII di SMPN 5 Pringsewu. Berdasarkan angket siswa rutin
otototot besar dalam jangka waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang
kelamin, usia, keturunan, makanan dan olahraga atau aktivitas fisik (Kathleen
semua komponen kebugaran jasmani. Dalam hal ini, aktivitas fisik yang rutin
dilakukan oleh siswa kelas VII SMPN 5 Pringsewu adalah berjalan kaki dan
sekolah dengan jalan kaki memiliki pengaruh yang lebih besar dari pada siswa
yang berkendaraan.
aliran darah sehingga sangat baik untuk meningkatkan sistem jantung dan
paru. Jalan kaki termasuk olahraga dinamis. Beban kerja otot yang diberikan
oleh siswa yang jalan kaki lebih besar jika dibandingkan dengan siswa yang
otot mereka jauh lebih terlatih dan kuat. Semakin tinggi jumlah otot yang
dipakai, maka semakin tinggi pula intensitas kerja otot. Semakin banyak otot
yang dipakai untuk bekerja, maka semakin banyak pula jumlah oksigen yang
menunjukkan semakin baik kinerja otot dalam bekerja, sehingga zat-zat sisa
tungkai akan berpengaruh terhadap jantung sekitar tujuh puluh lima persen
sedangkan kerja dengan lengan terhadap jantung sekitar dua puluh lima persen
yang besar (Aorta) ketika tungkai bekerja terjadi pemijitan pembuluh darah,
jalan kaki.
Dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas jalan kaki
otot bagian bawah tubuh). Terlihat dari hasil diagram penelitian bahwa
berjalan kaki memiliki rata-rata tingkat kebugaran jasmani lebih besar dan
untuk tingkat kebugaran jasmani pada siswa yang berkendaran adalah lebih
rendah. Jadi, siswa yang berjalan kaki secara rutin saat berangkat maupun
pulang sekolah akan memiliki kebugaran jasamni yang baik. Karena tanpa
mereka sadari, dengan berjalan kaki telah melatih otot-otot mereka menjadi
lebih kuat.
53
A. Kesimpulan
menyimpulakan bahwa:
1. Ada tingkat kebugaran jasmani pada siswa yang berjalan kaki dan
2. Tidak ada tingkat kebugaran jasmani pada siswa yang berjalan kaki dan
B. Saran
Berdsarkan hasil penelitan maka peneliti dapat memberi saran sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini perlu kaji ulang agar hasil penelitian ini lebih tentu saja
C.
54
DAFTAR PUSTAKA
Nieman, DC. (1990) Fitness and Sport Medicine An Introduction. Bull Publishing
Company, Palo Alto. California.
Taufik, Rizki. (2015). Hubungan Antara Jalan Kaki dengan VO 2 Maksimal Pada
Siswi SMA Negeri 1 Ngamplak Boyolali. Universitas Muhammadiyah,
Surakarta.