Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF

“ TUNAGRAHITA”

PERMAINAN LEMPAR BOLA

DISUSUN OLEH :

BUSTAMI A (19086314)

DEA ANANDA (19086319)

DAVID ELSAVER (19086316)

SARAH AULIA SEPTIHANA (19086054)

RAHMAT ALFIAN (19086229)

RAHMAT FADHILLAH (19086230)

DOSEN PEMBIMBING :

Drs. Edwarsyah, M.Kes

Indri WulandariS.Pd, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah pendidikan jasmani adaptif. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak dan ibu selaku dosen yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karna itu kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Padang, 15 Maret 2021

Penulis

DAFTAR ISI

i
COVER

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. LATAR BELAKANG 1

B. RUMUSAN MASALAH 1

C. TUJUAN 1

BAB II PEMBAHASAN 2

A. PENGERTIAN TUNAGRAHITA 2

B. METODE PERMAINAN 2

BAB III PENUTUP 5

A. KESIMPULAN 5

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tuna Grahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak-anak yang
mengalami hambatan dalam Gerak Motorik Halus serta penyesuaian perilaku,
kemampuan motorik halus merupakan keterampilan fisik yang melibatkan otot-otot
ujung jari serta koordinasi mata dan tangan, maka seiring dengan kemajuan teknologi
yang sangat pesat, kini sebuah media pembelajaran telah banyak dikembangkan
menggunakan Smartphone serta dapat memberikan banyak manfaat bagi pengguna.

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keunikan tersendiri yang
membedakan dari anak – anak normal pada umumnya. Secara umum anak – anak
berkebutuhan khusus mengalami keterlambatan kemampuan akademik dan non
akademik, keterlambatan tersebut diakibatkan karna kurang optimalnya
perkembangan fungsi otak sehingga mempengaruhi perkembangan aspek lainnya
seperti intelegensi, motorik, social dan emosi. Menurut Sri Rumini (1987 : 42) anak
tuna grahita memiliki IQ diantara 20/25 – 50/55, tidak dapat berkonsentrasi atau lekas
bosan, terkadang gerakannya kaku dan tidak bertujuan.

B. RUMUSAN MASALAH

- Menjelaskan tentang tunagrahita

- Menjelaskan permainan yang kami modifikasi khusus tunagrahita

C. TUJUAN

- Agar memahami dan mengetahui apa itu tunagrahita

- Agar mengetahui cara bermainnya dan apa fungsinya

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TUNAGRAHITA

Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak – anak yang
mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata - rata. Banyak istilah yang sering
digunakan untuk menyebut anak – anak yang mengalami hambatan dalam
kecerdasannya, diantaranya : lemah pikiran, terbelakang mental, defisiensi mental,
mental subnormal, tetapi istilah tersebut pada dasarnya mengandung arti yang sama,
yaitu menunjuk pada anak – anak yang mengalami hambatan dalam perkembangan
kecerdasannya dan penyesuaian perilaku (Perilaku Adaptif).

Istilah Tunagrahita sendiri diambil dari kata “Tuna” dan “Grahita” , Tuna yang
artinya merugi dan Grahita yang artinya Pikiran. Dari berbagai definisi diatas tentang
tuna grahita maka untuk menentukan seseorang disebut tunagrahita, selain
kemampuan kecerdasannya atau tingkat inteligensi yang berada di bawah rata-rata
anak pada umumnya, harus pula diperhatikan penyesuaian perilau terhadap
lingkungan sosialnya, dan terjadinya ketunagrahitaan tersebut. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa ketunagrahitaan adalah suatu kondisi yang menunjukan
perkembangan kecerdasan seseorang mengalami keterlambatan, sehingga tidak
mecapai tahap perkembangan yang optimal, ditambah dengan hambatan dalam
penuesuaian perilaku yang terjadi pada masa perkembangan. Kondisi tersebut jelas
akan berpengaruh terhadap prestasi belajar akademis, sehingga memerlukan
pelayanan pendidikan khusus.

B. METODE PERMAINAN

Salah satu metode pembelajaran olahraga adaptif adalah dengan metode bermain.
Hasil penelitian Zandra Dwanita W. (2015) menunjukkan bahwa dengan pendekatan
bermain dalam pendidikan jasmani adaptif dapat meningkatkan kompetensi
keterampilan gerak dasar manipulatif.

Metode bermain merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat


digunakan untuk siswa tunagrahita. Bermain dalam sebuah pembelajaran olahraga
dapat membuat siswa senang dan lebih tertarik untuk melakukan apa yang

2
diperintahkan. Pembelajaran melalui metode bermain diharapkan mampu
mengembangkan kemampuan motorik, keterampilan gerak dasar manipulatif,
meningkatkan respon gerak, dan kebenaran gerak.

Metode bermain pada pembelajaran olahraga dapat membantu menumbuhkan


motivasi dan antusiasme terhadap materi olahraga adaptif, karena anak berkebutuhan
khusus tunagrahita lebih menyukai hal hal yang sifatnya menyenangkan dan
menggembirakan (Widodo, 2015:2).

Olahraga adaptif yang dilakukan oleh siswa merupakan olahraga permainan yang
menggunakan media, seperti bola, ring, pemukul benda, dan raket. Dengan metode
bermain, siswa sangat aktif dalam menjalankan instruksi dari guru pendidikan jasmani
adaptif. Namun, Olahraga permainan yang dijalankan sering terhambat, karena
koordinasi gerak siswa lamban sehingga mengganggu jalannya permainan. Contohnya
adalah ketika bermain bolabasket, siswa kesulitan untuk menerima operan bola dari
temannya dan sering gagal dalam memasukkan bola ke dalam ring. Dari kesimpulan
wawancara ini, peneliti berasumsi bahwa permainan yang dilakukan siswa tunagrahita
tersebut menggunakan keterampilan gerak manipulatif, karena meliputi aspek
penggunaan media untuk bergerak.

Salah satu permainan koordinasi adalah permainan lempar tangkap bola.


Permainan lempar tangkap bola merupakan permainan yang dilakukan secara
berpasangan dengan melempar dan menangkap bola secara bergantian. Permainan ini
bertujuan untuk melatih koordinasi gerak manipulatif antara mata, tangan, dan kaki,
sehingga dapat meningkatkan keterampilan koordinasi geraknya.

Dalam penelitian Martin Sianturi (2013), dijelaskan bahwa terdapat pengaruh


yang signifikan dari pengaruh passing dalam permainan bola tangan terhadap
peningkatan keterampilan gerak dasar manipulatif melempar dan menangkap siswa
tuna rungu. Selanjutnya, dalam penelitian Hesti W ijayanti (2014), dijelaskan bahwa
melalui bermain lempar tangkap bola besar dapat meningkatkan kemampuan motorik
kasar anak.

Dari dua hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa bermain lempar
tangkap bola dapat meningkatkan koordinasi gerak dasar seorang anak, khususnya
anak berkebutuhan khusus tunagrahita. Hal ini dapat membantu perkembangan

3
koordinasi gerak anak tunagrahita, karena salah satu ciri anak tunagrahita adalah
koordinasi gerakan yang kurang (Nursalim, dkk, 2007:127).

4
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

“Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan memiliki ciri-ciri
mental, fisik, sosial, dan emosional yang berbeda dengan rata-rata anak lainnya”
(Mayasari, 2015:21).

Tunagrahita adalah individu dengan fungsi intelektual secara nyata di bawah rata-
rata dan adanya ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dengan norma dan
tuntutan yang berlaku dalam masyarakat. Tunagrahita merupakan individu yang
memiliki intelegensi yang sangat rendah disertai dengan ketidakmampuan dalam
adaptasi perilaku yang muncul dalam masa perkembangan (Yani M dan Caryoto
dalam Mayasari, 2015:23).

Tunagrahita mengalami problema belajar yang disebabkan adanya hambatan


perkembangan inteligensi, mental, emosi, sosial dan fisik. Kebutuhan gerak siswa
tunagrahita lebih besar dari pada siswa lainnya, karena siswa tunagrahita mengalami
hambatan dalam merespon rangsangan yang diberikan lingkungan untuk melakukan
gerak, meniru gerak bahkan ada yang memang fisiknya terganggu sehingga mereka
tidak dapat melakukan gerakan yang terarah dengan benar. Hal ini terjadi karena
mereka memiliki masalah dalam kemampuan berfikir dan tingkah lakunya yang dapat
menghambat perkembangan gerak siswa tersebut.

Anda mungkin juga menyukai