“ TUNAGRAHITA”
DISUSUN OLEH :
BUSTAMI A (19086314)
DOSEN PEMBIMBING :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah pendidikan jasmani adaptif. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak dan ibu selaku dosen yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karna itu kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
i
COVER
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 1
C. TUJUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. PENGERTIAN TUNAGRAHITA 2
B. METODE PERMAINAN 2
A. KESIMPULAN 5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tuna Grahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak-anak yang
mengalami hambatan dalam Gerak Motorik Halus serta penyesuaian perilaku,
kemampuan motorik halus merupakan keterampilan fisik yang melibatkan otot-otot
ujung jari serta koordinasi mata dan tangan, maka seiring dengan kemajuan teknologi
yang sangat pesat, kini sebuah media pembelajaran telah banyak dikembangkan
menggunakan Smartphone serta dapat memberikan banyak manfaat bagi pengguna.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keunikan tersendiri yang
membedakan dari anak – anak normal pada umumnya. Secara umum anak – anak
berkebutuhan khusus mengalami keterlambatan kemampuan akademik dan non
akademik, keterlambatan tersebut diakibatkan karna kurang optimalnya
perkembangan fungsi otak sehingga mempengaruhi perkembangan aspek lainnya
seperti intelegensi, motorik, social dan emosi. Menurut Sri Rumini (1987 : 42) anak
tuna grahita memiliki IQ diantara 20/25 – 50/55, tidak dapat berkonsentrasi atau lekas
bosan, terkadang gerakannya kaku dan tidak bertujuan.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TUNAGRAHITA
Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak – anak yang
mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata - rata. Banyak istilah yang sering
digunakan untuk menyebut anak – anak yang mengalami hambatan dalam
kecerdasannya, diantaranya : lemah pikiran, terbelakang mental, defisiensi mental,
mental subnormal, tetapi istilah tersebut pada dasarnya mengandung arti yang sama,
yaitu menunjuk pada anak – anak yang mengalami hambatan dalam perkembangan
kecerdasannya dan penyesuaian perilaku (Perilaku Adaptif).
Istilah Tunagrahita sendiri diambil dari kata “Tuna” dan “Grahita” , Tuna yang
artinya merugi dan Grahita yang artinya Pikiran. Dari berbagai definisi diatas tentang
tuna grahita maka untuk menentukan seseorang disebut tunagrahita, selain
kemampuan kecerdasannya atau tingkat inteligensi yang berada di bawah rata-rata
anak pada umumnya, harus pula diperhatikan penyesuaian perilau terhadap
lingkungan sosialnya, dan terjadinya ketunagrahitaan tersebut. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa ketunagrahitaan adalah suatu kondisi yang menunjukan
perkembangan kecerdasan seseorang mengalami keterlambatan, sehingga tidak
mecapai tahap perkembangan yang optimal, ditambah dengan hambatan dalam
penuesuaian perilaku yang terjadi pada masa perkembangan. Kondisi tersebut jelas
akan berpengaruh terhadap prestasi belajar akademis, sehingga memerlukan
pelayanan pendidikan khusus.
B. METODE PERMAINAN
Salah satu metode pembelajaran olahraga adaptif adalah dengan metode bermain.
Hasil penelitian Zandra Dwanita W. (2015) menunjukkan bahwa dengan pendekatan
bermain dalam pendidikan jasmani adaptif dapat meningkatkan kompetensi
keterampilan gerak dasar manipulatif.
2
diperintahkan. Pembelajaran melalui metode bermain diharapkan mampu
mengembangkan kemampuan motorik, keterampilan gerak dasar manipulatif,
meningkatkan respon gerak, dan kebenaran gerak.
Olahraga adaptif yang dilakukan oleh siswa merupakan olahraga permainan yang
menggunakan media, seperti bola, ring, pemukul benda, dan raket. Dengan metode
bermain, siswa sangat aktif dalam menjalankan instruksi dari guru pendidikan jasmani
adaptif. Namun, Olahraga permainan yang dijalankan sering terhambat, karena
koordinasi gerak siswa lamban sehingga mengganggu jalannya permainan. Contohnya
adalah ketika bermain bolabasket, siswa kesulitan untuk menerima operan bola dari
temannya dan sering gagal dalam memasukkan bola ke dalam ring. Dari kesimpulan
wawancara ini, peneliti berasumsi bahwa permainan yang dilakukan siswa tunagrahita
tersebut menggunakan keterampilan gerak manipulatif, karena meliputi aspek
penggunaan media untuk bergerak.
Dari dua hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa bermain lempar
tangkap bola dapat meningkatkan koordinasi gerak dasar seorang anak, khususnya
anak berkebutuhan khusus tunagrahita. Hal ini dapat membantu perkembangan
3
koordinasi gerak anak tunagrahita, karena salah satu ciri anak tunagrahita adalah
koordinasi gerakan yang kurang (Nursalim, dkk, 2007:127).
4
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
“Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan memiliki ciri-ciri
mental, fisik, sosial, dan emosional yang berbeda dengan rata-rata anak lainnya”
(Mayasari, 2015:21).
Tunagrahita adalah individu dengan fungsi intelektual secara nyata di bawah rata-
rata dan adanya ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dengan norma dan
tuntutan yang berlaku dalam masyarakat. Tunagrahita merupakan individu yang
memiliki intelegensi yang sangat rendah disertai dengan ketidakmampuan dalam
adaptasi perilaku yang muncul dalam masa perkembangan (Yani M dan Caryoto
dalam Mayasari, 2015:23).