Anda di halaman 1dari 7

Kesadaran Diri

Metode latihan keterampilan mental yang sangat mendasar untuk meningkatkan performa
atlet , salah satunya adalah Lkesadaran diri ( self awareness ) . Kesadaran diri harus dimiliki
atlet , bahkan kesadaran tersebut harus ditunjukkan oleh atlet dalam setiap proses latihan .
Kesadaran akan membentuk atlet untuk selalu fokus pada tugas yang harus dilakukan dan
meningkatkan kemampuan untuk mengendalikan dirinya . Oleh karena itu , kesadaran diri
penting ditingkatkan , karena kesadaran merupakan langkah awal untuk mengendalikan diri
dari berbagai situasi yang penuh dengan tekanan .
Ketika atlet mulai memahami manfaat latihan imagery sebagai teknik latihan mental , maka
latihan tersebut bisa dijadikan sebagai persiapan bagi atlet sebelum berlaga di pertandingan .
Dengan kesadaran , atlet juga akan memiliki konsentrasi , lebih relaks , sehingga atlet merasa
lebih baik kemampuan dan mampu mengendalikan sesuatu . Kemampuan untuk
mengendalikan sesuatu merupakan masalah penting bagi atlet . Apabila atlet berada dalam
keadaan cemas , cenderung atlet memiliki kemampuan untuk mengendalikan Atlet yang
memiliki kendali dan kesadaran diri akan selalu sadar dengan keadaan dirinya , emosinya ,
tingkat arousal – nya , keadaan konsentrasinya untuk mencapai penampilan maksimal .
Atlet yang kurang memiliki kesadaran , sering kali ditunjukkan dengan produk dan proses
yang dicapai tidak memuaskan . Keterlibatan dalam proses latihan sangat memprihatinkan ,
dan atlet tidak sadar dengan perannya sendiri sebagai atlet . Oleh karena itu , atlet harus
didorong untuk mengikuti apa yang menjadi tanggung jawabnya . Kesadaran diri merupakan
bagian penting untuk mencapai penampilan puncak dalam olahraga . Kesadaran merupakan
langkah awal dalam menetapkan tujuan , meregulasi diri , mengembangkan keterampilan ,
mengelola stres dan mengelola masalah psikologis lainnya . Berkenaan dengan materi yang
penulis bahas pada bab ini , diharapkan mahasiswa atau pembaca dapat memahami dan
mampu mengaplikasikannya dalam proses pelatihan . Oleh karena itu , tujuan yang ingin
dicapai pada bab ini adalah sebagai berikut .
1 . Mahasiswa atau pembaca mampu menjelaskan pengertian kesadaran diri .
2 . Mahasiswa atau pembaca mampu menjelaskan pentingnya kesadaran diri .
3 . Mahasiswa atau pembaca mampu menjelaskan hubungan kesadaran dengan
pengembangan keterampilan .
4 . Mahasiswa atau pembaca mampu menjelaskan strategi untuk mengelola kesadaran dalam
keadaan stres .
5 . Mahasiswa atau pembaca mampu menjelaskan teknik mengembangkan kesadaran .
Pengertian Kesadaran Diri
Untuk memahami pengertian kesadaran diri ( self – awareness ) , penulis mendefinisikannya
menurut beberapa ahli , di antaranya Kartono & Gulo ( 2000 : 441 ) mendefinisikan
kesadaran diri merupakan kondisi pembiasaan terhadap perasaan – perasaan dan emosi –
emosi sendiri . Selain itu , Lubis ( 2012 ) menjelaskan bahwa kesadaran diri adalah perhatian
yang berlangsung ketika seseorang mencoba memahami keadaan internal dirinya . Prosesnya
berupa refleksi di mana seseorang secara sadar memikirkan hal – hal yang ia alami berikut
emosi – emosi mengenai pengalaman tersebut . Dengan kata lain , kesadaran diri merupakan
keadaan ketika kita membuat diri sendiri sadar tentang emosi yang sedang kita alami dan juga
pikiran pikiran kita mengenai emosi tersebut . Selanjutnya , Warmerdam ( 2012 )
menjelaskan bahwa kesadaran diri memiliki persepsi yang pasti tentang kepribadiannya ,
termasuk kelebihan , kekurangan , pemikiran , kepercayaan , motivasi , dan emosi . Orang
yang memiliki kesadaran diri berarti sadar dengan perasaan dan emosi yang sedang
dialaminya , memiliki persepsi yang jelas berkenaan dengan kepribadiannya meliputi
kekuatannya , kelemahannya , pemikirannya , kepercayaannya , motivasinya , dan emosinya .
Kesadaran diri akan memungkinkan diri kita akan memahami diri orang lain , bagaimana
orang lain mempersepsikan dirinya , sikapnya , sehingga dirinya dapat memberikan respons
pada orang lain setiap saat .
Pentingnya Kesadaran Diri
Dalam olahraga , atlet harus mampu menampilkan keterampilannya dengan baik . Oleh
karena itu , atlet harus memiliki kesadaran yang ditumbuhkan pada dirinya . Atlet harus
mampu berdiri sendiri menerima tanggung jawab untuk menampilkan keterampilannya .
Biasanya selama musim libur berlatih , atlet harus bertanggung jawab pada latihan terutama
pada setiap aspek . Atlet harus berlatih mandiri walaupun tidak ditongkrongi pelatihnya , atlet
berlatih penuh semangat untuk mengembangkan dan memperbaiki keterampilannya . Atlet
harus menampilkan keterampilan , merefleksi dan umpan balik pada penampilan yang
dilakukannya . Buat koreksi atau perbaikan , buat keterampilan tersebut ditampilkan secara
otomatis melalui proses pengulangan dan koreksi – koreksi lainnya dalam setiap proses
latihan .
Mengapa atlet harus memiliki kesadaran ? Karena dengan kesadaran atlet akan mengakui
kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya , sehingga atlet dapat mempertahankan dan
meningkatkan kekuatannya secara maksimal , dan dapat memperbaiki kelemahan –
kelemahannya . Pertanyaan yang mendasar yaitu mengapa atlet harus mengembangkan
kesadaran diri ? Alasannya yaitu : ( 1 ) atlet akan membuat perubahan dalam pikirannya dan
interpretasi yang dia ciptakan dalam pikiran dan mengubah pemikiran yang memungkinkan
atlet untuk mengatur emosi ; ( 2 ) kesadaran diri merupakan salah satu faktor kecerdasan
emosi dan faktor penting dalam meraih sukses ; ( 3 ) kesadaran diri merupakan langkah
pertama dalam menciptakan apa yang atlet inginkan dalam menguasai fokus perhatian ,
emosi , reaksi dari kepribadian dan tingkah laku yang akan menentukan arah dan tujuan
hidup atlet ( Warmerdam , 2012 ) .
Kaitan dengan hal tersebut , pelatih harus meningkatkan kesadarannya untuk dijadikan
sebagai dasar dalam mernpersepsikan kekuatan dan kelemahan atlet . Selain itu dalam
menetapkan tujuan juga sangat dibutuhkan kesadaran diri sehingga dapat memfasilitasi
peningkatan performa atlet yang bersangkutan . Dalam menentukan tujuan juga memerlukan
kesadaran diri karena atlet perlu menentukan tujuan dan berjuang untuk meraihnya ,
mengevaluasi , dan akhirnya menyesuaikan tujuan tersebut ( Harris & Harris , 1984 ) ;
McClements & Botterill ( 1979 ) ; William ( 1993 : 149 ) .
Hubungan kesadaran dan keterampilan
Atiet harus menampilkan keterampilannya dengan penuh kesadaran . Atlet harus mampu
mengendalikan otot – ototnya , emosinya , dan pemikirannya yang terintegrasi dalam
penampilannya . Ketika atlet sadar dan fokus terhadap tugas yang harus dilakukannya , atlet
harus memiliki kendali untuk mengatasi berbagai situasi . Atlet harus segera mengetahui
ketika keseimbangannya goyah , ketika ketegangan otot berlebihan pada sejumlah kelompok
otot tertentu , atau pemikiran – pemikiran lain yang bisa mengganggu dirinya . Kesadaran
atlet harus tetap selaras walaupun pada kenyataannya terjadi fluktuasi , tetapi yang
diharapkan terjadi secara alami dan menyesuaikan dengan cepat dengan situasi yang terjadi .
Apabila atlet selalu memiliki kesadaran dalam berbagai situasi , akan terjadi proses
penghematan energi yang dibutuhkan atlet untuk melakukan sesuatu . Hal ini sesuai dengan
pendapat William ( 1993 : 150 ) bahwa atlet yang memiliki kesadaran diri akan mampu
menggunakan energi sesuai kebutuhan .
Kesadaran atlet akan selalu terkait dengan beberapa aspek sebagai berikut .
1 . Latihan Keterampilan Dasar
Kesadaran sangat dibutuhkan atlet untuk memfokuskan perhatiannya pada tugas – tugas yang
harus dilakukan . Kesadaran tersebut harus dikembangkan dalam proses latihan . Pelatih
menginginkan atletnya bersemangat dan fokus secara penuh dalam latihan karena hal ini akan
membantu menentukan kualitas dari proses latihan tersebut . Selanjutnya , banyak pelatih
yang menyadari sepenuhnya bahwa latihan mental penting untuk meningkatkan performa
atlet , tetapi tantangannya adalah bagaimana menentukan waktu yang tepat untuk latihan
tersebut . Berdasarkan alasan tersebut , latihan kesadaran harus terintegrasi ke dalam proses
latihan . Pelatih harus mendorong atletnya melakukan peregangan , berkonsentrasi sebelum
latihan . Bentuk latihan ini harus dilakukan oleh atlet setiap latihan , agar atlet sadar pada
tubuhnya sendiri bahwa tubuhnya perlu diregang sebelum melakukan tugas – tugas penting
dalam latihan , serta atlet akan fokus pada tugas – tugas yang akan dilakukannya . Tim hoki
Amerika di olimpiade talun 1984 ditekankan pelatihnya untuk melakukan pemanasan setiap
latihan . Hal ini membantu atlet dalam mempersiapkan fisik dan mental .
Atlet mulai melakukan peregangan , lari – lari , memukul bola ke teman , sampai konsentrasi
dalam melakukan pukulan . Konsentrasi dalam melakukan pukulan yaitu memukul bola
secara terarah ke sasaran dengan benar , menerima bola dari berbagai arah kanan , tengah ,
dan kiri . Rangkaian latihan ini dilakukan dalam rentang waktu 5 menit . Jika konsentrasi
atlet jelek . maka tidak mungkin atlet bisa konsisten dalam melakukan rangkaian latihan .
Bentuk latihan tersebut sangat menguntungkan bagi pelatih karena atlet dapat menunjukkan
performa objektifnya apakah atlet konsentrasi atau tidak . Pelatih harus mengintegrasikan
latihan kesadaran dalam latihan keterainpilan dasar sebagai latihan fundamental . Atlet harus
belajar konsentrasi ketika atlet berada pada situasi yang penuh tekanan , konsentrasi menjadi
tugas pokok yang relevan . Ketika atlet berlatih fisik dan mental , kepercayaan diri atlet akan
meningkat sebab berdasarkan teori bahwa kepercayaan diri akan meningkat tatkala atlet
melakukan conditioning ( Weinberg & Gould , 2005 ) .
2 . The " all or None " Syndrome
The " all or none " syndrome (gejala semua tidak atau sama sekali ) . Menurut Kartono dan
Gulo ( 2000 : 15 ) menjelaskan : ( 1 ) prinsip bahwa bergeraknya satu neuron itu berlangsung
baik dengan kekuatan sepenuhnya , atau tidak sama sekali terhadap suatu perangsang di atas
ambang kesadaran tanpa menghiraukan intensitas dari perangsangnya ; ( 2 ) prinsip yang
menyatakan bahwa suatu impuls neural akan bangkit dengan kekuatan penuh atau tidak
bangkit sama sekali .
Gejala " all or none " terkait dengan pelatihan bahwa kesadaran atlet akan berkembang
dengan baik manakala atlet berpartisipasi dalam proses latihan , sehingga atlet memiliki
pengalaman mengendalikan diri , atau kesadaran atlet tidak berkembang sama sekali , yang
diakibatkan oleh faktor - faktor lain yang memengaruhinya . Atlet belajar keterampilan baru
tidak mungkin bisa dikuasai dalam waktu relatif singkat , tetapi keterampilan harus dilatih
terus - menerus dalam proses latihan yang kontinu . Di tengah - tengah proses latihan sering
kali atlet merasa keterampilannya berkembang pesat . Apabila atlet mampu menampilkan
keterampilannya dengan baik , atlet merasa gembira . Namun jika atlet gagal , atlet mulai
frustrasi karena gerakan yang atlet latih hasilnya tidak sesuai dengan harapannya . Oleh
karena itu , atlet harus mampu memelihara motivasinya sepanjang proses latihan .
Seorang pitcher dalam olahraga baseball saat melakukan lemparan harus mengangkat
lengannya . Apabila lemparannya benar diberikan angka 5 untuk release ideal , dan angka 1
untuk release dari samping Setelah pitcher melakukan lemparan kemudian ditanya berapa nu
lemparannya dalam rentang 1 - 5 . Hal ini penting karena atlet harus meretleksi posisi
lengannya pada saat melempar , dalam proses tentu membutuhkan kesadaran . Pelatih
memberikan umpan terhadap perolehan angka 1 - 5 , dengan tujuan untuk memo da aut
terhadap posisi lengan yang tepat pada saat melempa bola . Jika video tersedia , umpan balik
terhadap penampilan tersebut lebih spesifik untuk merefleksikan gerakan release dilakukan
oleh pitcher . idap penampilan atletKetika kesadaran atlet meningkat , atlet bisa lebih cepat
menyesuaikan diri terhadap performanya . Dengan demikian , atlet harus berusaha
mengembangkan sikap positif setiap saat melakukan keterampilan , dan memelihara
motivasinya sepanjang keterampilan itu dilakukan .
3 . Menunjukkan Penampilan Terbaik
Untuk mencapai kemampuan maksimal dalam olahraga , atlet harus berlatih menampilkan
performa terbaiknya . Misalnya , atlet harus belajar mengendalikan keseimbangan antara
keadaan berjaya atau berada dalam keperkasaannya dan keanggunannya atau dalam keadaan
turun performanya . Olahraga memiliki komponen - komponen yang harus seimbang untuk
penampilan ideal . Oleh sebab itu , kesadaran untuk memonitor performa apakah berada
dalam performa puncak atau di bawah merupakan usaha yang harus dilakukan . Pelatih dan
ahli psikologi harus mengajak atletnya bertukar pikiran mengenai " penampilan terbaiknya "
sehingga atlet bisa memahami dan mengidentifikasi penampilan terbaik yang dimilikinya .
4 . Kesadaran Mengelola Stres
Supaya atlet mampu menampilkan gerak dengan konsisten . atlet harus sadar pada
penampilan terbaiknya . Atlet harus belajar mengendalikan kegembiraan , agar energi benar -
benar disalurkan hanya untuk penampilannya , untuk mengelola kapan arousal ( ketergugahan
) berada terlalu rendah atau kapan arousal harus meningkat . Untuk meningkatkan kendali diri
pada atlet , atlet harus mempelajari pengaruh stres terhadap penampilannya . Langkah yang
bisa dilakukan adalah sebagai berikut .
a . Setiap atlet harus sadar pada ketergugahan yang dimilikinya apakah sudah sesuai dengan
kebutuhan . Atlet harus mengenali situasi stres yang cenderung berpengaruh negatif pada
performanya . Pengetahuan mengenai hal tersebut , bisa dijadikan sebagai strategi untuk
mengatasi stres .
b . Atlet harus memahami stres serta mengetahui cara mengatasinya , karena manifestasi dari
stres pada setiap atlet berbeda - beda . Ada atlet yang mengalami stres otot bahu dan lehernya
kaku , bicaranya gagu , gelisah , pernapasannya berubah . Atlet harus dilatih untuk tanggap
dan melakukan pernapasan untuk merespons stres Stres berlebihan merupakan masalah
sehingga atlet harus paham dan bisa menggunakan signal untuk memberikan umpan balik
kepada dirinya apakah tingkat ketergugahannya sudah berada dalam keadaan yang tepat .
Atlet harus tetap fokus , pikiran dan perasaannya digunakan untuk penampilan optimalnya .

Teknik intervensi yang bisa diberikan pada keadaan seperti dijelaskan di atas yaitu teknik
relaksasi , metode konsentrasi , self talk , dan teknik pernapasan ( Ravizza & Osborne
( 1991 ) . Dalam Jurnal olahraga dijelaskan bahwa kesadaran pada diri atlet perlu
dikembangkan karena kesadaran memiliki mekanisme untuk merekam , mengevaluasi
performa olahraga , serta memproses informasi yang dipelajari dari partisipasi ( William ,
1991 ) .
Teknik Meningkatkan Kesadaran
Ada beberapa teknik yang bisa digunakan untuk meningkatkan kesadaran atlet . Berdasarkan
beberapa literatur , teknik yang bisa digunakan untuk meningkatkan kesadaran adalah sebagai
berikut .
1 . Memberikan Jurnal atau Lembar Umpan Balik
Jurnal olahraga merupakan sebuah metode yang terstruktur yang bisa merefleksikan
performa dalam olahraga . Jurnal berisikan informasi mengenai pengetahuan yang dialami
atlet untuk dipergunakan dalam meningkatkan performa atlet . Di dalam jurnal ditanyakan
mengenal stressors atau sesuatu yang menghasilkan tekanan pada fisik maupun mental atlet ,
manifestasi dari stres , perasaan yang berhubun dengan performa , konsentrasi , dan
pelaksanaan keterampilan . Setelah atlet atau tim bertanding , atlet atau tim tersebut diskusi
dengan pelatih mengenai apa yang telah dipelajari ole setiap anggota tim . Pelatih bisa
menetapkan tujuan baru ata memodifikasi tujuan yang sudah ditetapkan , memberikan umpan
balik terhadap performa yang ditampilkan . Umpan balik tersebu dijadikan sebagai informasi
untuk meningkatkan penampila memodifikasi a tim . Pelatih enai apa yandet atau tim te
dijadikathadap perfo yang sudah zat - zat kimiawi yang diduga memainkan peranan dalam
jenis - jenis depresi tertentu ( Kartono & Gulo , 2000 : 59 ) .
2 . Latihan Imagery Latihan imagery bisa digunakan untuk meningkatkan kesadaran atlet
untuk menampilkan penampilan idealnya . Teknik ini sangat efektif dilakukan pada musim
libur latihan . Teknik imagery digunakan untuk mengingat kembali performa terbaik yang
pernah atlet capai , atlet berusaha untuk mengidentifikasi perasaannya , tingkat arousai - nya ,
pemikirannya , ketegangan ototnya , konsentrasinya , yang pernah dialaminya . Latihan
imagery merupakan alat yang efektif sekaligus bisa menghasilkan kesadaran ketika mengisi
lembar umpan balik setelah atlet menampilkan performanya . Atlet yang tidak yakin terhadap
apa yang terjadi pada dirinya bisa memutar ulang performanya untuk menentukan apa yang
mereka pikirkan , rasakan , dan hadiri pada momen tertentu ( William , 1993 : 154 ) .
ketegann men vetika
3 . Diskusi Kelompok Diskusi kelompok merupakan metode lain yang bisa digunakan
pelatih dan ahli psikologi olahraga untuk meningkatkan kesadaran atlet . Pelatih memberikan
kesempatan kepada atlet untuk mendiskusikan penampilannya . Pelatih dan ahli psikologi
olahraga membentuk komunikasi dengan atlet melalui diskusi satu per satu . Pelatih dan
psikolog tersebut turut berbagi atau bertukar pikiran dengan atlet dan mendorong atlet untuk
membicarakan pengalamannya . Mereka dituntut untuk berbicara mengenai tingkat arousal ,
dan stres yang dialaminya , kepercayaan dirinya , dan bagaimana mengatasi masalah itu .
Setiap tim diharapkan saling berinteraksi melalui berbagai dialog
. Memang metode ini bila pertama kali cukup sulit untuk dilakukan . Perubahan yang
diinginkan dari metode ini adalah atlet menjadi lebih memiliki kesadaran diri yang
dibutuhkan oleh timnya sehingga keharmonisan tim terbentuk dengan baik . Diskusi
kelompok lebih efektif jika dilakukan pada saat tim memperoleh pengalaman positif ,
misalnya tim telah memenangkan pertandingan . Mengapa harus seperti itu , karena tim
sedang berada dalam keadaan tidak ada sesuatu yang mengancam dirinya dan diskusi yakin
akan lebih dinamis .
4 . Menciptakan Kondisi Pelatihan yang Menyenangkan
Metode yang tidak kalah penting yang bisa diterapkan untuk meningkatkan kesadaran atlet
adalah menciptakan kondisi pelatihan yang menyenangkan . Pelatih bisa mendesain variasi
latihan . Menggunakan pendekatan tertentu yang merasa diri atlet terperhatikan , memberikan
reinforcement pada atlet yang menampilkan keterampilan yang baik , menghargai usaha yang
dilakukan atlet . dan banyak lagi yang bisa dimunculkan oleh pelatih pada atletnya . Sehingga
atlet datang ke tempat latihan merasa dirinya nyaman , atlet merasa asyik dan bertanggung
jawab untuk selalu hadir ke tempat latihan dan melakukan tugas – tugas latihan yang
diberikan oleh pelatihnya dengan baik .
Rangkuman
Kesadaran diri merupakan kondisi pembiasaan terhadap perasaan perasaan dan emosi –
emosi sendiri . Kesadaran diri merupakan bentuk perhatian yang berlangsung ketika
seseorang mencoba memahami keadaan internal dalam dirinya . Prosesnya berupa refleksi di
mana seseorang secara sadar memikirkan hal – hal yang ia alami berikut emosi – emosi
mengenai pengalaman tersebut . Dengan kata lain , kesadaran diri merupakan keadaan ketika
kita membuat diri sendiri sadar tentang emosi yang sedang kita alami dan juga pikiran pikiran
kita mengenai emosi tersebut .
Atlet yang memiliki kesadaran diri berarti memiliki persepsi yang pasti tentang
kepribadiannya , termasuk kelebihan , kekurangan , pemikiran , kepercayaan , motivasi , dan
emosinya . Kesadaran atlet akan selalu terkait dengan beberapa aspek yaitu keterampilan
dasamya , gejala the all or none , penampilan terbaiki dan kesadaran mengelola stres .
Sehingga teknik intervensi yan bisa diberikan kepada atlet supaya memiliki kesadaran .
Bebera ) teknik lain yang bisa digunakan untuk meningkatkan kesada atlet yaitu :
( 1 ) memberikan jurnal atau lembar umpan balik te dengan performanya ;
( 2 ) latihan imagery ; ( 3 ) diskusi kelompok ; ( 4 ) menciptakan kondisi pelatihan yang
menyenangkan . teknik lain yang pada atlet supaya mngga teknik intervens atlet yaitu :
( 1 ) memisa digunakan untukhliki kesadaran . Beberapa manya ; ( 2 ) latihanal atau
lembeningkatkan kesanbelajar dan Tsebut . Pernah auchbant ikukan bermulailahkannya
Uhgan , di man . Teknik ini a lalu hgkat het harus pada a memba . aca jurnal atannya . Pelatih
danpilan lalu sebe atlet . Teknik ini membantu atlet belajar dari pengalaman masa lalu yang
pernah dilakukannya . Selanjutnya menutup pengalaman tersebut , dan mulailah untuk fokus
pada penampilan yang harus dilakukan berikutnya . Teknik ini juga membantu atlet untuk
sebuah pertandingan , di mana atlet harus menampilkan sesuatu dalam waktu yang relatif
singkat . Hal ini penting untuk menutup pengalaman masa lalu atau meninggalkan
penampilan lalu sebelum memulai penampilan baru lainnya .
Pelatih dan ahli psikologi olahraga bisa membaca jurnal atau lembar umpan balik yang telah
diisi oleh atlet , informasi dari setiap jurnal yang diisi atlet digunakan sebagai sebuah
informasi mendasar untuk memahami atlet dengan baik , pelatih dapat mengetahui perilaku
atlet serta dapat menentukan teknik intervensi apa yang harus diberikan pada atlet tersebut
supaya bisa meningkatkan penampilan dan pertumbuhan pribadinya . Perasaan atlet yang
dituangkan dalam jurnal atau lembar umpan balik sering kali dijadikan atlet sebagai sebuah
ancaman pada dirinya . Oleh sebab itu , alangkah lebih baiknya diadakan diskusi secara
terbuka mengenai perasaan yang diungkapkan atlet dalam lembar umpan balik . Pelatih dan
ahli psikologi olahraga harus mengetahui keadaan psikologis atlet sebelum tampil dalam
pertandingan . Sehingga setelah selesai pertandingan pelatih dan ahli psikologi olahraga bisa
membandingkan skor yang diperoleh sebelum dan setelah penampilan . Pelatih harus tahu
bagaimana keadaan psikologis yang terjadi ketika atlet menampilkan performa terbaiknya .
Untuk mengetahui psikologis atlet misalnya dalam keadaan cemas baik kognitif , somatik ,
dan kepercayaan diri sebelum pertandingan bisa menggunakan kuesioner kecemasan yang
dirumuskan oleh Martens , Vealey , & Burton ( 1990 ) yaitu CSAI - 2 ( Competitive State
Anxiety Inventory ) . Memonitor keadaan psikologis merupakan suatu teknik untuk
meningkatkan kesadaran terkait dengan performa ideal atlet . Ahli psikologi olahraga Eropa
sudah melakukan prosedur seperti itu pada atlet elitenya . Memonitor bagaimana keadaan
deny nadinya , tekanan darahnya , gelombang otaknya , ketegangan ototnya , respons
kulitnya , dan memonitor tingkat catehcolamine - nya yaitu

Anda mungkin juga menyukai