Disusun Oleh :
Tri Prasetyo 21340011
Dosen Pembimbing :
Untuk dapat meningkatkan performa atau prestasi maksimal dalam olahraga tidak
hanya dibutuhkan latihan fisik, teknik, taktik, dan strategi, tetapi latihan mental memegang
peranan penting untuk menghasilkan keadaan mental yang baik. Demikian juga dalam dunia
olahraga, semua cabang olahraga melibatkan mental juga fisik. Mental yang berupa pikiran
berperan sebagai pengendali.Pikiran memerintahkan dan tubuh mengikuti. Prestasi para
olahragawan dapat dicapai bukan hanya semata-mata dengan mengikuti apa yang
diperintahkan atau di arahkan oleh pelatih, namun mereka memiliki pikiran positif yang
mengendalikan perilaku olahraga mereka. Pendekatan psikologis diharapkan menghasilkan
seorang atlet yang dalam setiap penampilan memperlihatkan dorongan (motivasi) yang kuat
untuk bermain sebaik-baiknya dan memenangkan pertandingan. Motivasi ini perlu bukan
hanya pada jenis olahraga perorangan, melainkan juga beregu atau disebut motivasi
kelompok (regu).
A. Mental Training
Mental merupakan suatu kondisi diri yang terpadu dari individu, suatu kesatuan
respons emosional dan ilntelektual. Faktor mental perlu untuk dibentuk, ditingkatkan dan
dipertahankan pada tingkat yang optimal. Pembinaan mental harus sejak dini dapat dilakukan
pada saat atlet masih berada di klub oleh seorang pelatih. Mental adalah keseluruhan
struktur dan proses-proses kejiwaan yang terorganisasi, baik yang disadari maupun yang
tidak disadari. Dengan demikian jelaslah bahwa setiap unsur-unsur kejiwaan akan
menentukan kekuatan dan keadaan mental atlet.
Latihan mental dengan istilah mental training atau latihan image yaitu
konseptualisasi yang menunjukan pada latihan tugas dimana gerakannya tidak dapat diamati.
Latihan mental menunjukan latihan kognitif dari keterampilan fisik dan kekurang jelasan
Prestasi para atlet dapat dicapai bukan hanya semata-mata dengan mengikuti pelatih, namun
mereka memiliki pikiran positif yang mengendalikan prilaku olahraga mereka.. Latihan
Mental suatu proses latihan untuk meningkatkan ketangguhan mental seseorang dengan
melibatkan unsur konsentrasi, mengarahkan tindakan kesuatu tujuan sesuai rencana, dan
pengendalian perasaan (emosi dan pikiran).
Untuk dapat meningkatkan prestasi atau performa olahraganya, sang atlet perlu
memiliki mental yang tangguh, sehingga dapat berlatih dan bertanding dengan semangat
tinggi, dedikasi total, pantang menyerah, tidak mudah terganggu oleh masalah-masalah non-
teknis atau masalah pribadi. Dengan demikian ia dapat menjalankan program latihannya
dengan sungguh-sungguh, sehingga ia dapat memiliki fisik prima, teknik tinggi dan strategi
bertanding yang tepat, sesuai dengan program latihan yang dirancang oleh pelatihnya.
Dengan demikian terlihatlah bahwa latihan mental bertujuan agar atlet dapat mencapai
prestasi puncak, atau prestasi yang lebih baik dari sebelumnya.
Untuk dapat memiliki mental yang tangguh tersebut, atlet perlu melakukan latihan
mental yang sistimatis, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari program latihan
olahraga secara umum, dan tertuang dalam perencanaan latihan tahunan atau periodesasi
latihan. Seringkali dijumpai, bahwa masalah mental atlet sesungguhnya bukan murni
merupakan masalah psikologis, namun disebabkan oleh faktor teknis atau fisiologis.
Contohnya: jika kemampuan atlet menurun karena faktor kesalahan teknik gerakan, maka
persepsi sang atlet terhadap kemampuan dirinya juga akan berkurang. Jika masalah kesalahan
gerak ini tidak segera teridentifikasi dan tidak segera diperbaiki, maka kesalahan gerak ini
akan menetap. Akibatnya, kemampuan atlet tidak meningkat, sehingga atlet menjadi kecewa
dan lama kelamaan bisa menjadi frustrasi bahkan memiliki pikiran dan sikap negative
terhadap prestasi olahraganya.
1) Berfikir positif.
Berfikir positif dimaksudkan sebagai cara berfikir yang mengarahkan sesuatu ke arah
yang positif, melihat segi baiknya. Hal ini perlu dibiasakan bukan saja oleh atlet,
tetapi terlebih-lebih bagi pelatih yang melatihnya. Dengan membiasakan diri berfikir
positif dapat menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi dan menjalin
kerjasama antara berbagai pihak. Pikiran positif akan diikuti dengan tindakan dan
perkataan positif pula, karena pikiran akan menuntun tindakan.
4) Latihan konsentrasi.
Konsentrasi merupakan suatu keadaan dimana kesadaran seseorang tertuju kepada
suatu obyek tertentu dalam waktu tertentu. Dalam olahraga, masalah yang paling
sering timbul akibat terganggunya konsentrasi adalah berkurangnya akurasi lemparan,
pukulan, tendangan, atau tembakan sehingga tidak mengenai sasaran. Akibat lebih
lanjut jika akurasi berkurang adalah strategi yang sudah dipersiapkan menjadi tidak
jalan sehingga atlet akhirnya kebingungan, tidak tahu harus bermain bagaimana dan
pasti kepercayaan dirinya pun akan berkurang. Selain itu, hilangnya konsentrasi saat
melakukan aktivitas olahraga dapat pula menyebabkan terjadinya cedera. Tujuan dari
pada latihan konsentrasi adalah agar si atlet dapat memusatkan perhatian atau
pikirannya terhadap sesuatu yang ia lakukan tanpa terpengaruh oleh pikiran atau hal-
hal lain yang terjadi di sekitarnya. Pemusatan perhatian tersebut juga harus dapat
berlangsung dalam waktu yang dibutuhkan. Agar didapatkan hasil yang maksimal,
latihan konsentrasi ini biasanya baru dilakukan jika si atlet sudah menguasai latihan
relaksasi. Salah satu bentuk latihan konsentrasi adalah dengan memfokuskan
perhatian kepada suatu benda tertentu nyala lilin, jarum detik, bola atau alat yang
digunakan dalam olahraganya. Lakukan selama mungkin dalam posisi meditasi.
B. Imagery
Imagery sering disebut dengan guided imagery, visualization, latihan mental, atau
self- hypnosis. Imagery adalah teknik yang biasa digunakan oleh psikolog olahraga untuk
membantu seseorang memvisualisasikan atau melatih mental berkaitan dengan kegiatan yang
akan dilakukan. imagery dalam olahraga adalah membayangkan /menggambarkan/
mengingat/memunculkan kembali obyek dan peristiwa/ pengalaman keterampilan gerak yang
benar di dalam pikiran. Imagery adalah teknik yang dapat digunakan untuk
mengkonstruksikan penampilan sebagaimana yang diinginkan atau diharapkan, baik dalam
latihan maupun dalam pertandingan. Teknik latihan mental tersebut melibatkan penggunaan
semua penginderaan, meliputi pikiran, perasaan, emosi dan penginderaan, seperti
penglihatan, pendengaran, perasaan, maupun hormon adrenalin yang menciptakan
pengalaman dalam pikiran. Imagery dapat meningkatkan kemampuan individu dalam
menghadapi berbagai permasalahan. latihan imagery berkaitan dengan kepercayaan diri,
pemusatan perhatian, serta kondisi waspada dan terkendali. Sehingga tidak heran apabila
banyak olahragawan yang menggunakan latihan imagery untuk menciptakan kepercayaan diri
serta menimbulkan perasaan siap dalam menghadapi pertandingan penting.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal berupa kondisi/lingkungan di luar individu. Lamanya waktu
latihan imagery tidak lebih dari 20 menit, yakni masing-masing 10 menit sebelum
latihan dan 10 menit setelah latihan teknik. Selain itu, keberhasilan latihan imagery
juga mempengaruhi tugas-tugas kognitif dan psikomotorik keterampilan gerak.
Untuk dapat meningkatkan prestasi atau performa olahraganya, sang atlet perlu
memiliki mental yang tangguh, sehingga dapat berlatih dan bertanding dengan semangat
tinggi, dedikasi total, pantang menyerah, tidak mudah terganggu oleh masalah-masalah non-
teknis atau masalah pribadi. Dengan demikian ia dapat menjalankan program latihannya
dengan sungguh-sungguh, sehingga ia dapat memiliki fisik prima, teknik tinggi dan strategi
bertanding yang tepat, sesuai dengan program latihan yang dirancang oleh pelatihnya.
Dengan demikian terlihatlah bahwa latihan mental bertujuan agar atlet dapat mencapai
prestasi puncak, atau prestasi yang lebih baik dari sebelumnya. Imagery dapat meningkatkan
kemampuan individu dalam menghadapi berbagai permasalahan. latihan imagery berkaitan
dengan kepercayaan diri, pemusatan perhatian, serta kondisi waspada dan terkendali.