Anda di halaman 1dari 10

“pentingnya pesikologi kesehatan mental olahraga bagi atlet”

Oleh Aditya

Mahasiswa Universitas Negeri Makassar

Fakultas Ilmu Keolahragaan Kesehatan

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

I. PENDAHULUAN

psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Tingkah laku di

sini bisa berarti sesuatu yang nampak seperti berjalan dan berlari, bisa juga berarti

sesuatu yang tidak nampak seperti berperasaan dan berpikir. Sementara itu,

olahraga adalah segala aktivitas fisik yang sistematis untuk mendorong, membina,

dan mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial (Maksum, 2008:2).

Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan

mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap

lingkungan sosial) Orang yang sehat mental akan senantiasa merasa aman dan

bahagia dalam kondisi apapun, ia juga akan melakukan intropeksi atas segala hal
yang dilakukannya sehingga ia akan mampu mengontrol dan mengendalikan

dirinya sendiri( Abdul Hamid 2017).

II. PEMBAHASAN

Olahraga sudah menjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan manusia sehari-

hari, sebab dengan olahraga dapat membuat manusia menjadi sehat dan kuat,

baik

secara jasmani maupun rohani. Sementara itu, olahraga juga dapat dijadikan

sebagai pencapaian prestasi. Setiap cabang olahraga yang bersifat kompetitif,

sudah tentu mengharapkan tercapainya suatu prestasi puncak, salah satunya

melalui olahraga Pencak Silat. Utami (2014), menyatakan data tahun 2011

menyebutkan bahwa total jumlah medali yang diperoleh atlet kelas olahraga

cabang olahraga Pencak Silat pada berbagai macam kejuaraan yang diikuti baik di

tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional mencapai 13 medali. Memasuki awal

tahun 2012 hingga 2013, perolehan medali yang diperoleh atlet kelas olahraga

cabang Pencak Silat di berbagai kejuaraan menurun yakni delapan medali.

Atlet adalah Indi vidu yang memiliki keunikan dan memiliki bakat tersendiri

lalu memiliki pola perilaku dan juga keperibadia tersendiri serta memiliki latar

belakang kehidupan yang mempengaruhi secara spesifik pada dirinya. Rusdianto


(dalam Saputro, 2014). Inividu yang terlibat dalam atkivitas olahraga dengan

memiliki prestasi di bidang olahraga tersebut dapat dikatakan bahwa individu

itulah yang dimaksud dengan atlet. Satiadarma (dalam Yuwanto & Sutanto, 2012)

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa atlet adalah individu

yang terlatih, memiliki keunikan, dan juga memiliki bakat dalam bidang olahraga

yang terlatih dalam cabang olahraga.

Psikologi Olahraga pada hakikatnya adalah psikologi yang diterapkan dalam

bidang olahraga, meliputi faktor-faktor yang berpengatuh secara langsung

terhadap atlet dan faktor-faktor di luar atlet yang dapat mempengaruhi penampilan

(performance) atlet tersebut.Di dalam pembinaan olahraga, aspek psikologis

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan tercapainya suatu

prestasi.Faktor psikologi dan tingkahlaku meliputi; motif-motif berprestasi,

intelegensi, aktualisasi diri, kemandirian, agresivitas, emosi, percaya diri,

motivasi, semangat, rasa tanggungjawab, rasa sosial, hasrat ingin menang dan

sebagainya. Psikologi olahraga sangat penting di dalam pembinaan olahraga

prestasi. Beberapa manfaat psikologi olahraga dalam meningkatkan prestasi atlet

yaitu dapat menjelaskan dan memahami tingkahlaku atlet dan gejala-gejala

psikologik yang terjadi dalam olahraga pada umumnya, dapat meramalkan atau

membuat prediksi dengan tepat kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi

pada atlet, berkaitan dengan permasalahan psikologik, dan dapat mengontrol dan

mengendalikan gejala tingkah laku dalam olahraga; dengan perlakuan-perlakuan

untuk menanggulangi hal-hal yang kurang menguntungkan, juga dapat memberi

perlakuan-perlakuan untuk mengembangkan kemampuan dan segi-segi positif

yang dimiliki atlet.


mental, adalah kondisi di mana individu memiliki kesejahteraan yang tampak dari

dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk

mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan, mampu

bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta mampu memberikan kontribusi

kepada komunitasnya.

Latihan mental diartikan sebagai latihan yang dilakukan atlet

untukmeningkatkan fungsi berpikirnya agar dapat mengendalikan tubuh

dantindakannya. Pelatihan mental merupakan latihan yang dilakukan

untukmemperoleh ketahanan mental, sehingga dapat mencapai prestasi yang

prima dalamsetiap pertandingan. Tahapan atau fase latihan mental terbagi menjadi

tiga, yaitu Tahap Pendidikan, Tahap akuisisi atau Perolehan, Tahap Pelatihan.

Keterampilan psikologis atau mental yang dapat dikembangkan melalui

metodependidikan dan latihan ada empat, yaitu: goal-setting, physical

relaxation,thought/attention control, dan imagery. Pada makalah ini dibahas

mengenai latihanmental dalam kajian olahraga, jenis-jenis latiahan yang

digunakan, penelitian yangrelevan serta beberapa teori yang mendasari latihan

mental.Makalah ini menghasilkan kesimpulan bahwa dari bbagai

penelitianmenunjukkan bahwa latihan imagery efektif untuk meningkatkan

performa,meskipun pengaruhnya bersifat tidak langsung Sehingga pelatih

diharapkanmenjadi konselor yang mampu memahami karakter atlet asuhannya

dan bisamemberikan bimbingan yang konstruktif untuk membangun kesiapan dan

kekuatanmental.

Latihan mental atlet dalam mencapai prestasi olahraga secara maksimal

( Sapto Adi ) Dalam olahraga prestasi, sarat dengan berbagai aspek fisik, teknik,
taktik dan mental yang harus dipersiapkan dengan berlatih secara baik. Ke empat

aspek itu memiliki peran yang sangat penting dalam upaya meraih prestasi. Tanpa

latihan yang baik, terencana dan terprogram secara sistematis akan sangat sulit

mencapai hasil yang maksimal. Aspek-aspek tersebut merupakan satu kesatuan

utuh yang tidak bisa dipisahkan dalam pelatihan olahraga prestasi. Pada dasarnya

ada beberapa cara yang dipergunakan untuk sarana latihan mental, berfikir positif,

membuat catatan harian latihan mental, penetapan sasaran, latihan relaksasi,

latihan visualisasi dan imajeri, latihan konsentrasi. Cara-cara ini dapat

dipergunakan disesuaikan dengan karakter atau kepribadian atlet. Dapat juga

digunakan secara kombinasi antara cara satu dengan cara yang lainnya agar tidak

menimbulkan kejenuhan atlet.

Pada saat bertanding dengan mental dan emosi yang stabil dia akan melampaui

harapan terbesarnya. Jika atlet mengalami kemunduran, seperti mental yang

hilang, performance yang turun, bahkan mengalami cedera dan pengaruh keadaan

di luar lapangan yang mengganggu performance dalam bertanding. Mental yang

baik akan membawa atlet ke puncak tertinggi. Peran mental dalam olahraga

prestasi sangat berpengaruh terhadap peningkatan prestasi olahraga. Untuk dapat

mendapatkan prestasi puncak seorang atlet tidak hanya melatih faktor fisik saja

tetapi juga harus melatih faktor psikis seperti motivasi, percaya diri dan

kecerdasan emosional, karena memiliki mentalnya baik dapat mengatur diri

sendirinya, pada saat bertanding akan munculnya startegi dalam beryanding untuk

dapat mengalahkan lawan dan menimbulkan high performance sehingga meraih

prestasi puncak dalam olahraga prestasi. Kata Kunci: Peran, Mental dan Prestasi

Olahraga.
Selain itu Kesehatan mental berfungsi dalam memelihara dan mengembangkan

kondisi mental individu agar sehat, serta terhindar dari mental illness (sakit

mental). Fungsi-fungsi kesehatan mental dapat digambarkan melalui main

mapping (Diana Vidya : 2019). Kesehatan mental berfungsi untuk mencegah

terjadinya kesulitan atau gangguan mental sehingga terhindar dari penyakit

mental. Fungsi ini menerapkan prinsip-prinsip yang berupaya agar tercapai mental

yang sehat, misalnya dengan memelihara kesehatan fisik serta pemenuhan atas

kebutuhan psikologis. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga

kesehatan fisik (physical health) serta pemenuhan kebutuhan psikologis, seperti

memperoleh kasih

sayang, rasa aman, penghargaan diri, aktualisasi diri sebagai mana mestinya

sehingga individu mampu memaksimalkan potensi yang dimilikinya.

Penerapan kesehatan mental di semua lingkup hidupnya (di rumah, sekolah,

tempat kerja dan lingkungan lainnya), sangat menentukan mental yang sehat serta

dapat mencegah dari gangguan mental. Di lingkungan rumah, sikap dan perlakuan

yang hangat dari orangtua, kasih sayang, penerimaan diri serta penghargaan oleh

orang-orang di sekitar individu, sangat memungkinkan untuk mengembangkan

hubungan interpersonal yang baik.Tantangan terhadap kesehatan mental atlet

apabila ditelaah dan dikombinasikan dengan penemuan-penemuan dari artikel di

jurnal internasional dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Gangguan pada karier

atlet: pada tahapan apapun ia, dengan dampak yang berbeda-beda. Pada atlet baru

atau pemula, pendundaan ini mengakibatkan penundaan dalam rencana

peningkatan karier; sedangkan pada atlet yang bereda di akhir masa karier (late-
career athlete), maka penundaan bisa berakibat tidak bisa bertanding karena

batasan usia, penundaan

rencana pensiun, yang dapat berdampaknya pada rencana lainnya setelah pension

seperti menempuh pendidikan, menekuni karier lain pasca pensiun dan

berkeluarga (Håkansson et al., 2020; Mascret, 2020; Oblinger-Peters & Krenn,

2020; N. B. Stambulova et al., 2020; N. Stambulova & Wyleman, 2014; Taku &

Arai, 2020). 2) Terputusnya atlet dari rutinitas yang berkaitan erat dengan

identitasnya: Pembatasan sosial, penutupan pemusatan latihan, penundaan even

telah menganggu rutinitas para atlet yang selama ini membentuk identitas dan

konsep dirinya. Perubahan secara drastis ini berpotensi mengarah pada krisis

identitas yang efeknya negatif pada kesehatan mental, mulai dari demotivasi,

seperti rasa takut, kecemasan, gangguan tidur, depresi, dan lain sebagainya

(Mehrsafar et al., 2020; Reardon et al., 2020; Şenışık et al., 2020; Taku & Arai,

2020; Terry et al., 2020). 3) Isolasi, kesendirian, dan terputus dari lingkungan

pergaulan dan situasi yang akrab: kondisi pandemi membuat asrama, gym,

pemusatan latihan dipindah atau bahkan dibubarkan, dimana atlet harus

menyesuaikan dengan kondisi tersebut. Relokasi ini bisa membuât atlet terputus

dari lingkungan yang familiar yang selama ini menjadi sumber dukungan sosial

baginya, misalnya pelatih, rekan setim ofisial dan suasana yang diakrabinya (T. V

Ryba et al., 2018). Ini dapat menimbulkan rasa terasing, kesepian, terputus

(alienated) dan juga menghilangkan kesempatan untuk rehat dari rutinitas karena

antara rumah dan ruang-ruang latihan menjadi samar (Håkansson et al., 2020;

Reardon et al., 2020; Şenışık et al., 2020; N. B. Stambulova et al., 2020; Terry et

al., 2020); 4) Dampak secara finansial atau ekonomi; karier atlet dapat tergantung
pada uang saku, gaji dan bonus yang diberikan oleh klub, organisasi olahraga atau

sponsor, dan penundaan even dapat mempengaruhi kelancaran finansial ini.

Efisiensi (pemecatan) dapat terjadi dengan me-‘rumah’-kan atlet, pengkajian lagi

terhadap rekrutmen dan seleksi tim yang mengakibatkan sebagian pendapatan

atlet terputus. Ini dapat merembet ke perubahan gaya hidup yang drastis,

terganggunya relasi sosial dengan anggota keluarga yang tergantung secara

finasial, ke masyarakat di sekitarnya dan akhirnya termasuk ke kondisi kesehatan

mentalnya (Reardon et al., 2020; Şenışık et al., 2020; N. B. Stambulova et

al.,2020; Terry et al., 2020).

III. Kesimpulan Dan Saran

Psikologi olahraga sangat penting di dalam pembinaan olahraga prestasi.

Beberapa manfaat psikologi olahraga dalam meningkatkan prestasi atlet yaitu

dapat menjelaskan dan memahami tingkahlaku atlet dan gejala-gejala psikologik

yang terjadi dalam olahraga pada umumnya, dapat meramalkan atau membuat
prediksi dengan tepat kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi pada atlet,

berkaitan dengan permasalahan psikologik, dan dapat mengontrol dan

mengendalikan gejala tingkah laku dalam olahraga Psikologi perkembangan.

Membahas mengenai bakat yang berhubungan dengan struktur morfologis-

anatomis atlet, karakterologi atlet, dan interaksi antara bakat/pembawaan dengan

Ilngkungan. mental, adalah kondisi di mana individu memiliki kesejahteraan yang

tampak dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki

kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam

kehidupan, mampu bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta mampu

memberikan kontribusi kepada komunitasnya. Kesehatan mental merupakan

kondisi dimana individu memiliki kesejahteraan yang tampak dari dirinya yang

mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi

tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan, mampu bekerja

secara produktif dan menghasilkan, serta mampu memberikan kontribusi yang

baik, Beberapa cara dalam melakukan latihan mental untuk mencapai prestasi

olahraga sebagai berikut. ( berpikir positif, membuat catatan harian latihan mental,

penetapan sasaran, latihan relaksasi, latihan visualisasi dan imajeri, latihan

relaksasi ).

Daftar Pustaka

(Fakhriyani, 2019)Fakhriyani, D. V. (2019). Kesehatan Mental (Vol. 124). Duta

Media Publishing.
Ilhamuddin, M. F., Hariastuti, R. T., Pratiwi, T. I., Wiyono, B. D., & Alisyahbana,

I. B. (2022). Pendidikan Kesehatan Mental untuk Mengembangkan Minat dalam

Bidang Olahraga. Inspirasi: Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat, 2(1),

29–39.

Anda mungkin juga menyukai