Anda di halaman 1dari 3

Eko Wahyu Nurdiansyah (202310440211031)

Pengaruh Pelatihan Mental ( Self Talk ) Terhadap Kecemasan Atlet Dalam Suatu
Pertandingan Olahraga

Latar Belakang

Olahraga merupakan salah satu unsur yang penting dalam kehidupan manusiaOlahraga
merupakan suatu aktivitas dimana kita melibatkan fisik serta mental kita untuk bergerak bersamaan.
Disamping itu perkembangan olahraga sekarang sudah semakin pesat, Claudia, Allison, John,
Timothy, Pete, Diane. (2015) mengemukakan bahwa olahraga adalah salah satu jenis aktivitas fisik,
tetapi tidak semua aktivitas fisik adalah olahraga. Ruang lingkup olahraga terdiri atas olahraga
individual dan olahraga beregu. Olahraga individual adalah olahraga yang dilakukan sendirian, dan
olahraga beregu merupakan olahraga yang dilakukan oleh beberapa orang dalam satu tim (Syah dan
Jannah, 2021). Indonesia memiliki cabang olahraga yang cukup banyak, olahraga diIndonesia
bertambah luas yang dapat dibuktikan dengan adanya event-event pertandingan cabang olahraga,
seperti sepakbola, bola volley, basket karate serta atletik.

Aspek fisik serta mental sangatlah berpengaruh pada kegiatan olahraga seperti, ketika fisik
kita tidak sehat atau sakit akan mengganggu kegiatan olahraga begitu juga dengan aspek mental
sangatlah berpengaruh terhadap bergeraknya fisik. Dalam olahraga prestasi faktor psikologis
mempunyai peranan yang sangat besar. Aspek mental dan aspek fisik merupakan dua faktor yang
akan saling berhubungan. Seseorang yang mengalami gangguan mental maka akan berpengaruh pula
pada fisik orang tersebut dan begitu sebaliknya. Atlet saat ini kebanyakan memiliki ketakutan untuk
bertanding yang sering dirasakan, seperti kecemasan. Kecemasan merupakan suatu bentuk emosi
yang disebabkan oleh suatu perasaan terancam akan sesuatu dimana objek ancaman tersebut tidak
begitu jelas (Astuti dan Resminingsih). Kecemasan adalah salah satu gejala psikologi yang identic
dengan perasaan negatif. Kecemasan dapat timbul kapan saja dab salah satu penyebab terjadinya
kecemasan adalah ketegangan yang berlebihan yang berlangsung lama (Jannah, 2016). Freud (dalam
Feist dan Feist, 2010) menjelaskan kecemasan adalah situasi afektif yang dianggap tidak atau kurang
menyenangkan yang berfungsi untuk memperingatkan seseorang mengenai adanya bahaya yang
mengancam. Kecemasan dalam hal psikologis sangatlah berpengaruh terhadap performa atlet ketika
bertanding, dalam diri atlet ini kecemasan ada yang bersifat sementara serta ada yang bersifat
menetap. Hal itu atlet mengalami gangguan yang mempengaruhi performanya, rasa yang dirasakan
atlet seperti takut, mual, keringat dingin bahkan ada yang lemas, gelisah.

Terdapat tiga aspek kecemasan yaitu aspek emosional, aspek kognitif dan aspek fisiologis.
Aspek emosional adalah kecemasan yang berhubungan dengan pemahaman individu terhadap
dampak psikologis dan kecemasan seperti ketegangan, sedih, mencemooh diri sendiri dan rasa
prihatin. Aspek kognitif adalah kecemasan yang berhubungan dengan pikiran tentang ketakutan dan
kekhawatiran sehingga mengganggu konsentrasi. Aspek fisiologis adalah kecemasan yang
berhubungan dengan reaksi jasmani terhadap ketakutan dan kekhawatiran. Dalam sebuah
pertandingan, kecemasan sebelum bertanding adalah hal wajar yang dialami karena menandakan
suatu kesiapan mental atlet untuk menghadapi pertandingan. Jika kecemasan atlet cukup tinggi
maka teknik dan taktik yang telah disiapkan akan berubah menjadi tidak maksimal dan mengganggu
konsentrasi. Perbedaan tingkat kecemasan juga dialami menurut jenis kelamin antara laki-laki dan
wanita. Berkaitan dengan kecemasan laki-laki dan wanita (Myers,1983) mengatakan bahwa
perempuan lebih cemas akan ketidakmampuannya dibandingkan dengan laki-laki, karena laki-laki
lebih bisa eksploratif dan aktif dibandingkan wanita yang lebih sensitif, laki juga memiliki rasa lebih
rileks dibandingkan wanita.
Dalam sebuah pertandingan, kecemasan sebelum bertanding adalah hal wajar yang dialami
karena menandakan suatu kesiapan mental atlet untuk menghadapi pertandingan. Kecemasan itu
sering muncul akibat adanya tekanan dari luar diri serta dalam diri. Rasa gelisah , keringat dingin,
serta pucat adalag kondisi fisik yang dialami oleh seorang atlet ketika sebelum pertandingan, ada hal
dari luar yang mengakibatkan rasa cemas tersebut seperti, banyaknya penonton, suara olok-olok dari
penonton yang mendukung atlet dalam sebuah tim serta melihat atlet yang lebih jago. Hal tersebut
sangatlah berpengaruh pada mental serta kondisi fisik atlet ketika sebelum serta ketika pertandingan
dimulai.

Atlet perlu memelihara kondisi fisik menjelang pertandingan dan harus mengetahui
bagaimana cara menghadapi tekanan dan kecemasan yang akan terjadi. Jika atlet dapat mengatasi
gangguan tersebut, maka sangat mudah untuk meraih suatu kemenangan yang ingin dicapai. Serta
ketika latihan atlet juga mengatur rasa kecemasan dengan cara lebih mengatur pernafasan, lalu
memberikan kata-kata positif dalam diri (self talk positif) , hal tersebut akan memunculkan dalam
mental rasa lebih tenang serta bisa mengurangi kecemasan dalam diri.

Pelatihan mental akan membuat atlet mengatasi rasa cemas sebelum serta ketika saat
pertandingan. Serta dengan adanya pelatihan mental akan memunculkan motivasi dalam diri atlet
untuk meningkatkan performa dalam pertandingan. Dorongan positif akan memunculkan
kemampuan yang sempurna dari atlet ketika bertanding. Pelatihan mental yang saat ini dilakukan
atlet ialah self talk sebagai cara mengastasi rasa cemas dalam diri atlet.

Self talk adalah suatu Teknik dalam diri mengatakan pada diri sendiri untuk selalu bersikap
optimis serta dengan kalimat-kalimat positif. Hardy & Jones menyatakan bahwa self-talk adalah salah
satu teknik keterampilan mental dasar dalam latihan keterampilan mental (Komarudin, 2015).
Penjelasan ditambahkan Komarudin (2015) bahwa terdapat dua aspek penting dalam self-talk, yaitu:
(a) self-talk dapat dikatakan dengan spontan sehingga terdengar oleh orang lain maupun dalam diri
sendiri tidak didengar oleh orang lain; (b) biasanya pernyataan self-talk ditunjukan untuk diri sendiri
buka kepada orang lain. Person (2001) menyatakan self talk adalah salah satu aplikasi dari
penggunaan bahasa di dalam kontrol diri akan motivasi, dimana apa yang dikatakan atlet kepada
dirinya sendiri adalah faktor yang penting di dalam menetapkan sikap, perasaan, emosi, dan perilaku.

Pelatihan mental dengan cara self talk akan mengurangi serta dapat menghilangkan
gangguan mental yaitu rasa cemas dalam pertandingan, hal itu sangatlah berpengaruh terhadap
performa atlet ketika bertanding dalam suatu pertandingan. Selain itu atlet juga akan menampilkan
kemampuan terbaiknya agar bisa menang serta menjadi juara dalam pertandingan, kejuaraan serta
pelombaan yang lain. Pelatihan self talk juga akan meningkatkan rasa percaya diri dalam diri atlet
serta memberikan kemampuan fisik serta mental atlet terjaga stabil.

References
Astuti, S., & Resminingsih. (2010). Bahan dasar untuk pelayanan konseling pada satuan Pendidikan
menengah. Jilid 1. Jakarta:Grasindo

Abi,D,P & Suryanto.(2022). Kecemasan dan Percaya Diri Atlet Atletik Menjelang Pertandingan: Jurnal
Psikologi Perseptual 7

Dimyati.(2018). Psikologi olahraga metode latihan mental bola basket. Yogyakarta: UNY press
Feist, J.,& Fieist, G.J.(2010). Teori kepribadian (7 Ed,). Buku 1. (terjemahan Handrianto). Jakarta:
Salemba Humanika

Gigir L,G,P & Fathul , L,N. (2018). Gambaran Kecemasan Atlet Mahasiswa: Studi pada Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) Olah Raga Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang. Jurnal Psikologi
Integratif, vol 6 (1) 56-61

Giriwijoyo, H. Y. S. Santosa. 2017. Fisiologi Kerja dan Olahraga.Jakarta: Grafindo

Gunarsa. S (2008). Pengantar Psikologi. Jakarta: PT Gunung Mulia

Gunarsa, S. D. (2008). Psikologi olahraga prestasi. Jakarta: Gunung Muria

Hapiani, l. (2020). Kecemasan menjelang acara pertandingan taekwondo (studi pada atlet taekwondo
universitas pgri palembang). Jurnal wahana konseling, 3(2), 41-49

Harsono. (1988). Coaching dan aspek-aspek psikologis dalam coaching.Jakarta:Cv.Tambak Kusumah

Hindiari, Y & Wismanadi, H. (2022). Tingkat Kecemasan Atlet Karate Menjelang Pertandingan Pada
Anggota Cakra Koarmatim: Jurnal Kesehatan Olahraga 10 (01), 179 – 186

Jannah, M. (2017). Kecemasan dan konsentrasi pada atlet panahan. Jurnal Psikologi Teori dan
Terapan. 8 (1)., 56-60

Jannah, M. (2019) Kecemasan olahraga: Teori,pengukuran,dan Latihan Mental.Surabaya: Unesa


Press

Kesuma, F.F.W. & Jannah, M. (2015). Pengaruh Self Talk Terhadap Kecemasan Atlet Senam Ritmik.
Character: Jurnal Penelitian Psikologi, 3 (3), 1-5.

Komarudin. (2015). Psikologi olahraga. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sudarwati, A. L (2007). Mental Juara : Modal Atlet Berprestasi. Jakarta: Rajawali Sport

Anda mungkin juga menyukai