Anda di halaman 1dari 10

Kilas balik dan Ruang Lingkup Psikologi Olahraga

Secara historis studi psikologi olahraga memiliki masa lalu yang relatif
singkat, dan dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi jauh lebih
diterima dan digunakan sebagai keunggulan kompetitif yang berharga di
antara atlet dan pelatih. Dari sudut pandang sejarah dapat dikatakan
bahwa psikologi olahraga adalah disiplin yang relatif muda dalam psikologi.
Pada tahun 1920, Carl Diem mendirikan laboratorium psikologi olahraga
pertama di dunia di Deutsche Sporthochschule di Berlin, Jerman. Pada
tahun 1925, dua laboratorium psikologi olahraga didirikan, satu oleh A.Z.
Puni di Institut Kebudayaan Fisik di Leningrad dan lainnya oleh Coleman
Griffith di Universitas Illinois.

Griffith mulai menawarkan kursus pertama dalam psikologi olahraga pada


tahun 1923 dan kemudian menerbitkan buku pertama tentang subjek yang
berjudul The Psychology of Coaching (1926). Sayangnya, lab Griffith ditutup
pada tahun 1932 karena kekurangan dana. Setelah lab ditutup, hanya ada
sedikit penelitian tentang psikologi olahraga sampai subjek mengalami
kebangkitan minat selama tahun 1960-an.

Ferruccio Antonelli mendirikan International Society of Sport Psychology


(ISSP) pada tahun 1965 dan pada tahun 1970-an psikologi olahraga telah
diperkenalkan ke penawaran kursus universitas di seluruh Amerika Utara.
Jurnal akademik pertama, International Journal of Sport Psychology,
diperkenalkan pada tahun 1970, yang diikuti dengan berdirinya Journal of
Sport Psychology pada tahun 1979.

Pada 1980-an, psikologi olahraga menjadi subjek fokus ilmiah yang lebih
ketat ketika para peneliti mulai mengeksplorasi bagaimana psikologi dapat
digunakan untuk meningkatkan kinerja atletik, serta bagaimana olahraga
dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan
mengurangi tingkat stres.

Pengertian Psikologi Olahraga


Psikologi olahraga adalah keterampilan yang menggunakan pengetahuan
dan keterampilan psikologis untuk menangani kinerja dan kesejahteraan
atlet yang optimal, aspek perkembangan dan sosial dari partisipasi
olahraga, dan masalah sistemik yang terkait dengan pengaturan dan
organisasi olahraga. Badan sertifikasi terpenting dalam psikologi olahraga
adalah Association for Applied Sport Psychology (AASP).
Intervensi psikologi olahraga dirancang untuk membantu atlet dan peserta
olahraga lainnya (misalnya, pelatih, administrator, orang tua) dari berbagai
latar, tingkat kompetisi, dan usia, dari peserta remaja rekreasi hingga atlet
profesional dan Olimpiade hingga pemain tingkat master.

Menurut definisi, American Psychological Association menyatakan bahwa


psikologi Olahraga membahas interaksi antara psikologi dan kinerja
olahraga, termasuk aspek psikologis kinerja atletik yang optimal, perawatan
psikologis dan kesejahteraan atlet, pelatih, dan organisasi olahraga, dan
hubungan antara fisik dan fungsi psikologis. Psikologi merupakan bagian
dari ilmu fisiologi. Psikologi adalah penentu utama kinerja dalam olahraga.
Berikut adalah beberapa definisi psikologi olahraga:

1. Menurut Monty P. Setiadarma (2000) yang menyatakan bahwa


psikologi olahraga lebih diarahkan pada kemampuan bersaing para
pelakunya.
2. Menurut Sudibyo Setyobroto (2002) psikologi olahraga adalah ilmu
yang mempelajari perilaku dan pengalaman manusia berolahraga
dalam interaksinya dengan manusia lain dan dalam merangsang
situasi sosial.
3. Menurut Weinberg (2003) psikologi olahraga adalah studi ilmiah
tentang orang-orang atau perilaku mereka dalam kegiatan dan
pengetahuan olahraga. aplikasi praktis dari pengetahuan itu.
4. Menurut Singgih D. Gunarsa (2008) Psikologi olahraga adalah
psikologi yang diterapkan dalam bidang olahraga. meliputi faktor-
faktor yang secara langsung mempengaruhi atlet dan faktor-faktor
di luar atlet yang dapat mempengaruhi penampilan (performa) atlet
tersebut.
5. Yusuf Hidayat (2008) psikologi olahraga adalah studi ilmiah tentang
individu dan perilakunya dalam olahraga dan olahraga.
6. John Luther, Pengertian psikologi olahraga adalah bidang yang
mencoba menerapkan fakta dan prinsip psikologis untuk
mempelajari kinerja manusia dan perilaku yang terkait di semua
bidang olahraga.
7. K.M. Burns, Definisi psikologi olahraga adalah bahwa pendidikan
jasmani adalah cabang psikologi yang berhubungan dengan
kebugaran jasmani seseorang melalui partisipasinya dalam
permainan dan olahraga.
8. Sudibyo (1993), Arti psikologi olahraga adalah studi tentang
perilaku dan pengalaman manusia berolahraga dalam interaksinya
dengan orang lain dalam situasi sosial yang merangsangnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa psikologi
olahraga adalah ilmu yang mempelajari gejala atau perilaku psikologis yang
terjadi pada atlet saat berolahraga. Psikologi olahraga juga berkaitan
dengan perasaan nyaman dan bugar (wellness), serta keharmonisan
kepribadian seseorang. Artinya, berolahraga secara teratur memiliki
pengaruh tertentu terhadap kondisi psikologis seseorang, yang
mempengaruhi kualitas kepribadian. Kondisi psikologis akan berpengaruh
positif dengan olahraga, dan membentuk aspek/sifat kepribadian yang
positif pula.
Ruang Lingkup Psikologi Olahraga
Psikologi olahraga erat kaitannya dengan kegiatan eksperimental yang
merupakan ruang lingkup psikologi eksperimental. Misalnya: pengaruh
pakaian renang terhadap kenyamanan seorang atlet renang, atau kostum
senam yang menentukan rasa nyaman atau tidak nyamannya seorang
pesenam saat bertanding, dan penelitian tentang usia yang tepat bagi
seorang anak untuk memulai latihan sebagai seorang atlet atau atlet.
Beberapa ruang lingkup dalam psikologi olahraga, antara lain:

1. Kepribadian (Personality) Salah satu bidang studi umum dalam


psikologi olahraga adalah hubungan antara kepribadian dan kinerja.
Para peneliti di bidang ini fokus pada karakteristik kepribadian
tertentu dan bagaimana mereka berhubungan dengan kinerja atau
variabel psikologis lainnya.

2. Olahraga remaja (Youth Sport). Olahraga remaja mengacu pada


program olahraga terorganisir untuk anak-anak di bawah usia 18
tahun. Para peneliti di bidang ini fokus pada keuntungan atau
kerugian dari partisipasi olahraga remaja dan bagaimana orang tua
mempengaruhi pengalaman anak-anak mereka dalam kegiatan
olahraga. Di zaman sekarang ini, semakin banyak anak muda yang
terpengaruh oleh apa yang mereka lihat di TV dari idola olahraga
mereka. Oleh karena itu, tidak jarang melihat seorang anak berusia
tujuh tahun berakting dalam pertandingan sepak bola karena mereka
secara sosial dipengaruhi oleh apa yang mereka tonton di TV.
3. Pembinaan (Coaching) Sementara psikolog olahraga terutama bekerja
dengan atlet dan memfokuskan penelitian mereka pada peningkatan
kinerja atletik, pelatih adalah populasi lain di mana intervensi dapat
dilakukan. Para peneliti di bidang ini berfokus pada apa yang dapat
dikatakan atau dilakukan pelatih untuk meningkatkan teknik
pembinaan dan kinerja atlet mereka.

4. Proses tim (Team Processes) Psikolog olahraga dapat melakukan


pekerjaan konsultasi atau melakukan penelitian dengan seluruh tim.
Penelitian ini berfokus pada tendensi, masalah, dan keyakinan tim di
tingkat kelompok, bukan di tingkat individu.
5. Perspektif evolusi (Evolutionary Prespectives) Baru-baru ini, banyak
penelitian telah dipengaruhi oleh perspektif psikologi evolusioner. Ini
termasuk studi perubahan testosteron dalam olahraga yang
setidaknya untuk laki-laki mirip dengan konflik status pada primata
non-manusia dengan kadar testosteron meningkat dan menurun
seiring perubahan status individu.
Selain itu, psikologi olahraga terkait dengan bidang kajian lain seperti
berikut ini :
1. Psikologi perkembangan. Membahas tentang bakat yang
berhubungan dengan struktur morfologi anatomis atlet. Karakteristik
atlet dan interaksi antara lingkungan. Bakat atau disposisi dengan
lingkungan.
2. Psikologi pembelajaran. Membahas kegiatan olahraga yang bertujuan
untuk mengoptimalkan proses latihan dalam rangka mengoptimalkan
potensi atlet. Merancang teknik dan strategi pelatihan dan
diimplementasikan dalam latihan sehingga menyenangkan dan
memuaskan.
3. Psikologi kepribadian. Mengungkapkan hubungan antara kepribadian
dan prestasi olahraga. Bagaimana kepribadian mempengaruhi kinerja
dan prestasi dalam olahraga atau sebaliknya bagaimana olahraga
mempengaruhi perkembangan dan kualitas kepribadian yang positif.
4. Psikologi sosial. Membahas hubungan sesama olahragawan,
kedudukan atlet dalam tim, hubungan antara satu tim dengan tim
lainnya.
5. Psikometri. Membahas instrumen yang mudah digunakan dalam
meneliti suatu gejala psikis secara lebih cermat dan objektif. Data
yang diperoleh digunakan untuk keperluan seleksi, klarifikasi,
pembinaan yang disesuaikan dengan situasi. Selanjutnya menyusun
kriteria dan syarat yang harus dimiliki agar dapat menjadi juara
sesuai dengan strata kejuaraan yang ditargetkan.

Ada banyak pendekatan berbeda yang dapat digunakan psikolog olahraga


saat bekerja dengan kliennya. Berikut ini beberapa pendekatan-pendekatan
yang dilakukan dalam psikologi olahraga. Antara lain :

a) Pendekatan individu. Pendekatan yang dilakukan adalah mampu


mengembangkan atlet, menyeleksi atlet berbakat, dan membina atlet
terlatih.
b) Pendekatan sosiologis. Pendekatan yang dilakukan dalam kegiatan
olahraga dimana atlet berinteraksi dengan anggota tim, pelatih,
pelatih, lawan, dan penonton.
c) Pendekatan interaktif. Pendekatan yang dilakukan ketika
memperhatikan proses dan produk interaksi interpersonal. individu
dengan kelompok, kelompok dengan kelompok dan individu dengan
lingkungan sosial sekitarnya.
d) Pendekatan multidimensi. Pendekatan yang dilakukan dalam upaya
pembinaan olahraga yaitu pendekatan kepada atlet. pelatih, fasilitas,
fasilitas. program latihan. organisasi, dan lingkungan.
e) Pendekatan sistem. Suatu pendekatan yang memperhatikan dan
memanfaatkan seluruh komponen/faktor pembinaan sebagai satu
kesatuan untuk mencapai tujuan prestasi atlet yang maksimal. Dan
memajukan olahraga dalam rangka upaya pembinaan olahraga.

Keterbatasan dalam psikologi olahraga adalah mempelajari bagaimana


faktor psikologis mempengaruhi penampilan fisik seseorang, dan
memahami bagaimana keterlibatan seseorang dalam olahraga
mempengaruhi perkembangan psikologis, kesehatan, dan kesejahteraan
psikologis. Keterbatasan lain dari psikologi olahraga adalah bahwa ia
berfokus pada pembelajaran dan kinerja, dan memperhitungkan pemain
dan penonton.
Manfaat dan Peranan Psikologi Olahraga
1. Manfaat Psikologi Olahraga
Adapun manfaat psikologi olahraga antara lain :
a. Memahami gejala-gejala psikologis yang muncul pada diri atlet seperti
motivasi, perasaan, kecemasan, sikap, pikiran dan lain-lain.
b. Mengetahui, memahami, dan menginternalisasi gejala-gejala
psikologis yang dianggap dapat mempengaruhi peningkatan dan
penurunan prestasi atlet.
c. Pengetahuan dan pemahaman terhadap sejumlah faktor psikologis
tersebut dapat dijadikan sebagai bahan untuk memecahkan masalah
yang aplikatif dalam pembinaan atlet.
d. Untuk mempelajari kemungkinan penerapan teori-teori psikologi
olahraga dalam upaya pembinaan atlet, misalnya pelatihan mental.
e. Untuk mempelajari hasil penelitian psikologi olahraga. sebagai bahan
perbandingan dan kemungkinan penerapannya dalam praktik.
2. Peranan Psikologi Olahraga
Peranan psikologi olahraga ini dikaitkan dengan tujuan mengembangkan
ilmu pengetahuan, meliputi:
a. Eksplanatif, yaitu menjelaskan dan memahami gejala perilaku dan
pengalaman manusia berolahraga. karena tindakan dan tindakan
yang tampak pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari sikap yang
tidak kasat mata yang didorong oleh banyak faktor psikologis lain
seperti sifat, motif, pikiran, perasaan, pengalaman, dan situasi.
Misalnya: munculnya motivasi, terjadinya perubahan motivasi pada
atlet, perkembangan sikap, kematangan emosi. kematangan mental,
pelatihan mental. masalah stres dan upaya relaksasi, dan masalah
kecemasan yang berhubungan dengan gairah dan agresivitas.
b. Prediksi, yaitu meramalkan kemungkinan yang bisa terjadi dalam
olahraga sehingga mereka lebih siap untuk hal-hal yang mungkin
terjadi. Prediksi yang akurat didasarkan pada fakta atau pengalaman
empiris dan analisis deduktif dengan menerapkan teori yang tepat,
dan untuk prediksi yang benar perlu didukung oleh pengetahuan
tentang tes, pengukuran, dan evaluasi. Misalnya: akibat stres pada
atlet dengan ciri kepribadian yang berbeda, gejala psikologis pada
atlet yang mengalami kegagalan, faktor prediksi yang mempengaruhi
peningkatan prestasi olahragawan.
c. Mengontrol, yaitu mengendalikan gejala perilaku dalam olahraga yang
dapat menimbulkan hal-hal yang tidak bermanfaat bagi
perkembangan atlet. Untuk mengendalikan gejala perilaku yang
dapat menimbulkan akibat negatif, perlu didukung data yang akurat,
kesimpulan, dan penguasaan teknik pengobatan yang tepat.
Misalnya: kemungkinan adanya kecemasan dan upaya untuk
mengatasinya, penurunan motivasi untuk berlatih dan bertanding,
serta teknik untuk mempertahankan motivasi dan menumbuhkan
motivasi yang lebih kuat, gejala rasa percaya diri yang berlebihan dan
cara mengatasinya, serta munculnya prasangka dalam sebuah tim.
yang menghasilkan hubungan dan upaya yang tidak harmonis dan
lain-lain.

Tujuan Psikologi Olahraga


Tujuan psikologi olahraga adalah untuk memenuhi kebutuhan mental dan
emosional atlet. Ini meningkatkan kesejahteraan mereka secara
keseluruhan dan meningkatkan kinerja olahraga mereka ke tingkat setinggi
mungkin. Setiap orang mengalami stres, tetapi banyak atlet mengalami
tekanan internal dan eksternal yang unik untuk unggul baik di dalam
maupun di luar lapangan. Psikolog olahraga bekerja dengan atlet untuk
membantu mengelola stresor ini, meningkatkan kinerja olahraga mereka,
dan mengembangkan keseimbangan emosional. Secara umum, ada dua
jenis psikolog olahraga. Yaitu edukasi dan klinis, penjelasannya adalah
sebagai berikut:
1. Psikolog olahraga pendidikan

Psikolog olahraga pendidikan menekankan penggunaan pelatihan


keterampilan psikologis (misalnya, penetapan tujuan, citra,
manajemen energi, self-talk) ketika bekerja dengan klien dengan
mendidik dan menginstruksikan mereka tentang bagaimana
menggunakan keterampilan ini secara efektif selama situasi kinerja.
Tujuan umum dari seorang psikolog olahraga pendidikan adalah
untuk meningkatkan kinerja dengan mengajarkan keterampilan atlet
tentang bagaimana mengelola faktor mental olahraga untuk
memaksimalkan potensi.

2. Psikolog olahraga klinis


Psikolog klinis memperoleh gelar doktor dalam psikologi klinis atau
konseling. Mereka bertemu atlet dengan masalah kesehatan mental
dan bekerja untuk memberikan solusi kesehatan mental yang mereka
butuhkan baik secara individu maupun kelompok. Bidang keahlian
terutama mencakup masalah klinis, yang mencakup tetapi tidak
terbatas pada depresi, gangguan makan, dan penyalahgunaan zat.
Mereka mungkin meresepkan obat atau bentuk perawatan lain untuk
mengatasi masalah klinis. Seorang psikolog olahraga non-klinis dapat
merujuk salah satu klien mereka ke psikolog klinis jika dianggap atlet
membutuhkan bantuan tambahan dengan kesehatan mental mereka.
Banyak psikolog olahraga klinis hanya menerapkan keahlian klinis
mereka untuk atlet dan terbatas dalam kemampuan mereka untuk
meningkatkan kinerja.

Objek dan Kajian Psikologi Olahraga


Objek kajian psikologi secara umum adalah gejala-gejala psikologis yang
dipelajari dari perilaku dan pengalaman individu. Gejala-gejala psikologis
yang menjadi objek kajian dalam buku ini meliputi gejala-gejala psikologis
perilaku atlet dalam olahraga, seperti Personality, Arousal, Anxiety,
Aggressiveness, Motivation, Competition and Teamwork, Imagery.,
Confidence, communication. Feedback and Reinforcement, and Concentration.
Ada sejumlah topik berbeda yang menarik bagi psikolog olahraga. Beberapa
profesional fokus pada area tertentu, sementara yang lain mempelajari
berbagai teknik. Berikut ini adalah beberapa contoh penelitian yang
dilakukan oleh para profesional di bidang ini:

a. Memfokuskan perhatian: Melibatkan kemampuan untuk


menghilangkan gangguan, seperti menghentikan kipas yang
berteriak, dan mengarahkan perhatian pada tugas yang ada.
b. Citra: Melibatkan visualisasi melakukan tugas, seperti berpartisipasi
dalam acara atletik atau berhasil melakukan keterampilan tertentu.
c. Motivasi: Sebuah subjek utama dalam psikologi olahraga, studi
tentang motivasi melihat motivator ekstrinsik dan intrinsik. Motivasi
ekstrinsik adalah penghargaan eksternal, seperti piala, uang, medali,
atau pengakuan sosial. Motivator intrinsik datang dari dalam,
seperti keinginan pribadi untuk menang atau rasa bangga yang
datang dari melakukan suatu keterampilan.
Dari penjelasan yang dikemukakan, dapat dikatakan bahwa psikologi
olahraga dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang sebagian besar
fokus bekerja untuk memahami apa yang memotivasi atlet dan bagaimana
atlet dapat meningkatkan kinerjanya. Kegiatan ini dapat berkisar dari
konseling atlet yang mungkin memiliki masalah kecemasan yang
menghambat kinerja mereka untuk menginstruksikan atlet (individu atau
sebagai kelompok) pada metode pengkondisian mental (misalnya,
visualisasi, konsentrasi, dan relaksasi) untuk membantu atlet mengelola
cedera.

Dengan kata lain, seorang psikolog olahraga bekerja dari perspektif bahwa
kesuksesan dalam olahraga bergantung pada tubuh dan pikiran. Untuk
menambahkan poin penting lainnya, psikolog olahraga sering ditemukan
bekerja dengan atlet elit (atlet Olimpiade dan profesional). Namun, psikolog
olahraga dapat ditemukan bekerja dengan atlet di semua tingkatan serta
dengan pelatih dan administrator olahraga.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, R. (2017). Peran Mental dalam Prestasi Olahraga. PERAN MENTAL


DALAM PRESTASI OLAHRAGA, 1.
Arumsari, C. (2018). Kekuatan karakter dan kebajikan dalam bimbingan
dan konseling. Journal of Innovative Counseling: Theory,
Practice, and Research, 2(01), 1-5.
Bangun, S. Y. (2016). Peran Pendidikan Jasmani Dan Olahraga Pada
Lembaga Pendidikan di Indonesia. Publikasi Pendidikan, 6(3).
Dewi, E. M. P. (2017). psikologi Olahraga Mental Training.
Dimyati, D. (2006). Peranan Psikologi Olahraga dalam Mengembangkan
Olahraga Prestasi di Indonesia. Psikologika: Jurnal Pemikiran
dan Penelitian Psikologi, 11(22), 149-155.
Effendi, H. (2016). Peranan psikologi olahraga dalam meningkatkan prestasi
atlet. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 1(1).
Hoedaya, D. (2007). Kajian psikologi olahraga dari perspektif disiplin
keilmuan. Bandung: FPOK UPI.
Ilham, Z. (2021, December). Peranan psikologi olahraga terhadap atlet.
In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kepelatihan
Olahraga (Vol. 1, No. 2, pp. 274-282).
Margono, M. (1995). Foundation of Physical Education and
Sport. Cakrawala Pendidikan, 86948.
Mirhan, J. B. K. J. (2016). Hubungan antara percaya diri dan kerja keras
dalam olahraga dan keterampilan hidup. Jorpres (Jurnal
Olahraga Prestasi), 12(1).
Nusufi, M. (2016). Melatih Konsentrasi Dalam Olahraga. Jurnal Ilmu
Keolahragaan, 15(2), 54-61.
Prasetiawan, H. (2016). Peran Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan
Ramah Anak terhadap Pembentukan Karakter Sejak Usia
Dini. Jurnal CARE (Children Advisory Research and
Education), 4(1), 50-60.
Prayogo, L. J. Y. (2021, December). Peranan psikologi olahraga dalam
meningkatkan prestasi cabang olahraga sepakbola. In Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Kepelatihan Olahraga (Vol. 1, No.
2, pp. 220-228).
Purnomo, E., & Jemaina, N. (2018). Independent Exercise Motivation
Analysis (Studi Psikologi Olahraga). Indonesia Performance
Journal, 2(2), 99-104.
Rohmatika, I. N. M. (2021, December). Kajian psikologi olahraga terhadap
performa atlet. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Kepelatihan Olahraga (Vol. 1, No. 2, pp. 179-186).
Sa’diyah, R. (2017). Pentingnya melatih kemandirian anak. Kordinat: Jurnal
Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam, 16(1), 31-46.
Setiyawan, S. (2017). Kepribadian atlet dan non atlet. Jendela
Olahraga, 2(1).
Sumarjo, S. (2017). Peran psikologi olahraga dan kepelatihan dalam
olahraga. Warta Dharmawangsa, (51).
Tutko, T. A., & Richards, J. W. (1971). Psychology of coaching. Boston: Allyn
and Bacon.
Utomo, A. A. B. (2018). Peranan Intrinsic and Extrinsic Motivation Dalam
Meningkatkan Prestasi Olahraga.
Wicaksono, D. (2012). Sumbangan ilmu penunjang olahraga terhadap
pembinaan olahraga prestasi. Jorpres (Jurnal Olahraga
Prestasi), 8(2), 91-101.

Anda mungkin juga menyukai