Anda di halaman 1dari 17

NUTRISI OLAHRAGA

“Jenis dan Fungsi Supelemen Gizi untuk Atlet dan Mitos tentang
Suplemen Gizi”

Dosen Pengampu :
Dr. Wildawilis, SP, M.Kes
Dr. Masrun, M.Kes.,AIFO

Disusun oleh :
April Yesaya Sipayung
Iqlal

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA (S2)


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis telah menyelesaikan
Makalah ini dengan judul Jenis dan Fungsi Supelemen Gizi untuk Atlet dan Mitos
tentang Suplemen Gizi. Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas matakuliah
Nutrisi Olahraga Prodi Pendidikan Olahraga Universitas Negeri Padang (UNP).

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak


kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................3

PENDAHULUAN...................................................................................................3

A. Latar Belakang..............................................................................................3

B. Rumusan Masalah.........................................................................................4

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................5

BAB II......................................................................................................................6

PEMBAHASAN......................................................................................................6

A. Pengertian Suplemen.....................................................................................6

B. Jenis dan Manfaat Suplemen.........................................................................8

C. Mitos Makanan Dan Minuman Untuk Atlet...............................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Prestasi olahraga adalah akumulasi dari kinerja fisik, tehnik, taktik dan
kematangan psikologis yang dapat di tampilkan oleh atlet secara utuh dalam suatu
pertandingan atau perlombaan. Usaha untuk memperbaiki kualitas fisik adalah
dengan cara meningkatkan efesiensi kerja muscle fitnes dan energi fitness. Energi
yang diperlukan untuk kinerja fisik diperoleh melalui hasil metabolisme bahan
makanan, yang dikonsumsi setiap hari. Makanan untuk seorang atlet harus
mengandung zat gizi sesuai dengan yang dibutuhkan untuk aktifitas sehari-hari
dan olahraga. Gizi ibarat bahan bakar pada suatu mesin. Jika bahan bakar yang
digunakan merupakan sumber terbaik, perfoma mesin akan menjadi baik pula.
Pemilihan bahan bakar yang tidak tepat membuat kinerja mesin tidak maksimal.
Asupan gizi yang baik akan memberikan energi sebagai sumber bahan bakar
dalam melakukan berbagai gerakan olahraga sehingga performa atlet menjadi
normal.
Pencapaian prestasi yang maksimal memerlukan sistem pelatihan yang
optimal, termasuk ketersediaan dan cakupan gizi yang sesuai dengan jenis
olahraganya. Asupan gizi yang tidak seimbang akan berdampak pada performa
yang tidak diharapkan karena pasokan energi yang kurang dapat menyebabkan
kelelahan dan sakit, sehingga pertumbuhan otot tidak maksimal dan pada akhirnya
berdampak pada prestasi (Sasmarianto, S., & Nazirun, N, 2022:2). Dalam dunia
olahraga yang sangat kompetitif saat ini, beberapa atlet beralih ke suplemen
sebagai cara untuk mendapatkan keunggulan dalam kompetisi. Atlet dari segala
usia dan kemampuan menggunakan suplemen makanan untuk meningkatkan
kinerja mereka.
Suplemen merupakan produk kesehatan yang mengandung satu atau lebih
zat yang bersifat nutrisi atau obat. Suplemen dipercaya dapat meningkatkan daya
tahan, mempercepat pemulihan, mengurangi massa lemak, meningkatkan masa
otot atau pencapaian lain yang bertujuan meningkatkan performa atlet (Kemenkes
3
2014). Asupan zat gizi merupakan salah satu faktor penentu pada kebugaran.
Asupan gizi yang baik akan menghasilkan energi yang cukup pula, karena energi
dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari (Putri 2015).
Kebugaran jasmani adalah suatu kemampuan tubuh yang berfungsi secara
efisien dan efektif (Corbin 2010). Kebugaran jasmani dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor, diantaranya sistem respirasi, kadar hemoglobin, sistem otot, sistem
metabolisme, dan status gizi, serta tergantung pada umur, jenis kelamin, program
aktivitas jasmani, dan latihan olahraga (Sarwono 2008). Selain itu, terdapat
makanan dan minuman yang dikonsumsi akan meningkatkan performa selama
aktivitas fisik seperti konsumsi vitamin, mineral ataupun berupa suplementasi
(Magfirah et al. 2013).
Suplementasi vitamin dan mineral merupakan hal umum yang dilakukan
oleh praktisi olahraga. Pada kenyataanya, tidak ada bukti yang menunjukkan
bahwa performa olahraga dapat meningkat jika menerapkan pola makan yang baik
dan ditambah dengan mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral dalam jangka
waktu tertentu (Greg Melatchie et al dalam Burke, 2006). Para ahli gizi olahraga
profesional merekomendasikan multivitamin dan mineral dengan kualitas baik
sebagai jaminan bahwa asupan asupa zat gizi atlet dalam sehari telah terpenuhi.
Namun yang perlu diperhatikan adalah vitamin dan mineral apapun jika
dikonsumsi dalam dosis tinggi diharapakan dapat meningkatkan performa tetapi
kenyataanya justru menimbulkan efek sebaliknya (Heather H.Fink et al dalam
Burke, 2006).

B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah yang akan di bahas dalam makalah ini antara
lain sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan suplemen gizi ?
2. Apa saja jenis-jenis suplemen gizi ?
3. Apa manfaat dari penggunaan suplemen gizi?
4. Apa saja mitos-mitos yang berkembang terkait dengan penggunaan suplemen ?

4
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian dari suplemen gizi
2. Mengetahui tujuan dan manfaat dari pembinaan mental
3. Mengetahui strategi dalam pembinaan mental
4. Mengetahui cara melatih mental

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Suplemen
Menurut BPOM (2006) Suplemen makanan adalah produk yang
digunakan untuk melengkapi makanan, mengandung satu atau lebih bahan sebagai
berikut, yaitu vitamin, mineral, tumbuhan atau bahan yang berasal dari tumbuhan,
asam amino, bahan yang digunakan untuk meningkatkan Angka Kecukupan Gizi
(AKG) atau konsentrat, metabolit, konstituen, ekstrak atau kombinasi dari
beberapa bahan di atas.

Zat Ergogenik secara umum dapat didefinisikan yaitu suatu alat, prosedur
atau bahan yang dapat meningkatkan energi, kontrol energi atau efisiensi energi
selama suatu kinerja olahraga yang memberikan tambahan kemampuan yang lebih
besar dari biasa bila latihan normal. Ergogenik ini dapat meliputi mekanik,
farmakologi, fisiologi, psikologi dan gizi. Sedangkan zat ergogenik gizi
didefinisikan sebagai manipulasi makanan (diet) untuk meningkatkan kemampuan
fisik dan olahraga. Zat ergogenik gizi bersinonim dengan sport nutrion, sport
supplement, sport nutrition, sport drink, performence enhacers, anabolic, weight
loss aids, hydration drinks. Manipulasi makanan dapat dilakukan dengan tiga cara
yaitu :
1. Merubah pilihan makanan, lebih diutamakan kebiasaan makan dan
pemilihan makanan, apa yang dimakan oleh seseorang.
2. Menambahkan makronutrien untuk penggunaan khusus dalam latihan dan
olahraga meliputi minuman berkarbohidrat/elektrolit, karbohidrat loading,
lemak loading, peningkatan konsumsi protein, dan hiperhidrasi.
3. Menambahkan mikromineral untuk penggunaan khusus dalam latihan dan
olahraga seperti makanan yang telah ditambahkan vitamin dan mineral
tertentu.

6
Berikut beberapa pendapat ahli tentang definisi suplemen yang penulis
rangkum :
1. Menurut Karyadi (1997) Suplemen makanan merupakan makanan yang
mengandung zat-zat gizi dan non-gizi, bisa dalam bentuk kapsul, kapsul
lunak, tablet, bubuk, atau cairan yang fungsinya sebagai pelengkap
kekurangan zat gizi yang dibutuhkan untuk menjaga agar vitalitas tubuh
tetap prima.
2. Menurut Ahmad (1999) Menambahkan bahwa suplemen makanan adalah
segala bentuk makanan berkhasiat atau tidak, biasanya didapati dalam
bentuk kapsul, tablet, serbuk, atau sirup yang diambil sebagai makanan
tambahan untuk memenuhi kekurangan zat dalam makanan harian.
3. Menurut Gunawan (1999) Suplemen makanan merupakan segala bentuk
makanan yang dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu (1) suplemen
makanan natural dan (2) suplemen makanan sintetis. Suplemen makanan
natural adalah hasil ekstraksi langsung dari bahan pangan yang
mengandung keunggulan zat gizi atau senyawa tertentu. Sedangkan
suplemen makanan sintetis adalah senyawa kimiawi yang dibuat sama
dengan struktur kimiawi bahan alami (Gunawan, 1999).
4. Pendapat lain dikemukakan oleh Mason (1995) yang menyatakan bahwa
suplemen makanan adalah produk yang mengandung vitamin atau
multivitamin, mineral, multimineral, dan atau bahan lainnya, seperti
minyak ikan dan ginseng, yang dipercaya konsumen dapat bermanfaat
untuk kesehatannya.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut diperkuat dengan pernyataan


dari Dietary Supplement Health and Education Act of 1994 di Amerika Serikat,
yang menyatakan bahwa: Suplemen makanan merupakan produk yang digunakan
untuk melengkapi makanan dan mengandung satu atau lebih bahan sebagai
berikut vitamin, mineral, asam amino, tumbuh-tumbuhan atau bahan yang berasal
dari tumbuhan. Substansi lain seperti enzim, konsentrat, metabolit, konstituen,
ekstrak atau kombinasi dari beberapa bahan di atas.
7
Zat Ergogenik gizi (nutritional ergogenic aids) merupakan zat yang sudah
banyak dikonsumsi atlet dalam mendukung pencapain prestasi. Ada beberapa
kemungkinan alasan yang diajukan terkait dengan pemakaian zat ergogenik gizi
ini. Alasan itu antara lain sebagai pemacu prestasi karena atlet beranggapan belum
percaya diri bila belum mengkonsumsi zat ergogeniks atau karena alasan merasa
kurang dan belum cukup mengkonsumsi makanan. Alasan penggunaan zat
ergogenik dapat dibenarkan bila dilakukan sesuai dengan aturan yang ada.

Namun diperlukan perhatian bahwa belum tentu semua zat ergogenik


bermanfaat secara fisiologi maupun metabolisme, ada beberapa jenis bahkan
belum terbukti secara ilmiah dapat memberikan kemanfaatan. Seperti halnya pada
penelitian yang dilakukan Tsalis et.al (2004) melakukan evaluasi status besi
terhadap eksperimen yang dilakukan pada atlet renang remaja (dalam kondisi
sehat) dalam waktu 6 bulan masa pelatihan. Hasil yang diperoleh dari eksperimen
tidak ada perbedaan status besi dan peningkatan performa yang signifikan antara
atlet yang diberikan suplemen Fe dengan atlet yang diberikan modifikasi makanan
tinggi Fe ataupun dengan atlet yang tidak mendapat perlakuan apapun.

Walaupun beberapa penelitian tidak menunjukkan efek yang positif dalam


hal pemberian suplemen terhadap status gizi dan performa atlet, status gizi dari
atlet tersebut kemungkinan menjadi faktor utama penyebab eksperimen yang
dilakukan tidak efektif. Atlet dengan kondisi terpenuhi asupan zat gizi dalam
sehari dapat dipastikan tidak membutuhkan tambahan zat gizi dari suplemen
(Williams: 2002, Webb, 2006).

B. Jenis dan Manfaat Suplemen


Zat ergogenik gizi ini dapat digolongkan berdasarkan berbagai macam hal
seperti zatnya, berdasarkan efektifitas dan keamanan, serta berdasarkan
kredibilitas atau kemampuan. Berdasarkan zat nya, zat ergogenik gizi dapat
dikelompok atas :

8
1. Turunan protein seperti arginin, aspartat, asam amino rantai bercabang,
karnitin, kreatin, gelatin, glukosamin dan condroitin sulfat, glutamin, B-
hidroksi-B-metilbutirat (HMB), lisin dan ornitin.
2. Turunan lemak seperti conjugated linoic acid (CLA), asam lemak rantai
sedang (MCT).
3. Other substances: buffer, caffeine, karoten, coenzyme Q10, ginseng, alpha
lipoid acid, myoinositol, pirufat dan tanin.

Berdasarkan efektifitas dan keamanannya zat ergogenik gizi dapat


dikelompokan atas beberapa kelompok (Syafrizal, S., & Welis, W. 2008: 104-
105) antara lain :

KELOMPOK A
Mendukung penggunaan  Mengandung manfaat Antioksidan, bikabonat,
untuk atlet dan sumber energi kafein, kalsium, kreatin,
serta zat gizi elektrolit, glukosamin,
 Telah ada percobaan gliserol, zat besi,
secara scientifik multivitamin/mineral,
terhadap penampilan sick pack, sport drink,
atlet sport bar, sport gel
KELOMPOK B
Dipertimbangkan untuk  Masih baru, Kolostrum, glutamin,
untuk atlet dengan kemungkinan HMB, melatonin,
ketentuan badan menguntungkan probiotik, ribosa
pengawas  Khusus untuk atlet dan
pelatih
KELOMPOK C
Belum ada bukti  Suplemen ini belum Asam amino rantai
memberikan terbukti dapat cabang, karnitin, koenzim
manfaat/efek meningkatkan Q10, kromium pikolinat,
menguntungkan penampilan olahraga citokrom C, ginseng,
Inosin, piruvat, ZMA,

9
Oksigen booster
KELOMPOK D
Tidak disarankan untuk  Beresiko tinggi Androstenedion, DHEA,
digunakan atlet terkontaminasi dengan Epedra, Strichin, Tribulus
zat yang berperan terestris dan suplemen
dalam test obat positif herbal testoteron.

Selain jenis zat ergogenik gizi yang telah disebutkan terdahulu, ada
beberapa jenis makanan dan minuman serta zat gizi yang dipercaya dapat
meningkatkan kinerja fisik (prestasi atlet). Jenis makanan dan minuman serta zat
gizi itu seperti kafein, gula, ginseng, protein, multivitamin, dan madu.

Kafein banyak terdapat pada kopi, teh, coklat dan koka yang berpengaruh
terhadap perangsangan otot jantung, sehingga meningkatkan frekuensi kontraksi,
merangsang susunan syaraf yang menjadikan orang lebih siaga dan mempunyai
efek vasodilatasi pada pembuluh darah perifer. Selain itu, kafein mampu
meransang mobilisasi lemak sehingga dapat meningkatkan prestasi aerobik,
melindungi lever serta mengembangkan memori. Pemakaian kafein bagi atlet
sebaiknya dihindarkan sebab akan merugikan kinerja saat bertanding seperti
denyut jantung berlebihan, memacu produk urin dan bagi atlet yang sensitif
menyebabkan depresi yang membuat atlet gelisah serta menderita insomnia.
Konsumsi kafein berlebihan pada atlet dianggap doping apabila konsentrasi dalam
urin lebih dari 12 ug/ml (minum 15 cangkir kopi sehari, sudah dianggap doping).

Gula merupakan karbohidrat sederhana yang mudah diserap usus halus


untuk menghasilkan energi guna kinerja fisik. Konsumsi gula yang pekat
(hipertonik) lebih dari 2,5 gram/100 cc menyebabkan terjadinya shock insulin
atau rebound yang mengakibatkan hipoglikemia (kadar gula rendah atau < 50 mg
%), sehingga berpengaruh negatif terhadap kinerja atlet dalam berlatih maupun
bertanding.

10
Ginseng merupakan bahan berupa akar-akaran dari Korea yang
mengandung dametrene triol glikosida, yang mempunyai efek merangsang sekresi
adrenalin dalam tubuh sehingga membuat orang lebih aktif. Ginseng biasanya
dikonsumsi dalam bentuk cairan, kapsul, obat-obatan maupun jamu. Sampai saat
ini belum ada larangan penggunaan ginseng bagi olahragawan.

Suplemen protein pada atlet dipercaya dapat meningkatkan ukuran otot


sehingga kekuatan otot akan bertambah dan dapat mengurangi lemak tubuh.
Penggunaan ekstraprotein dapat berupa menambah konsumsi bahan makanan
sumber protein terutama protein hewani melebihi kebutuhan normal yang
dianjurkan atau menggunakan jenis asam amino tertentu dalam bentuk tepung.
Binaragawan adalah contoh olahragawan yang sering mengkonsumsi protein
berlebih. Sebenarnya asupan makanan sehari-hari sudah mencukupi kebutuhan zat
gizi atlet termasuk protein, maka suplemen protein tidak diperlukan. Asupan
protein yang berlebihan dapat memberatkan kerja ginjal dan hati yang
berpengaruh terhadap kinerja atlet.

Penggunaan multivitamin dapat mempengaruhi prestasi atlet, namun


defisiensi vitamin dapat dicegah apabila konsumsi makanan sehari-hari cukup
kualitas dan kuantitasnya. Maka konsumsi suplemen vitamin tidak diperlukan,
kecuali bagi atlet yang dalam kondisi tertentu seperti atlet yang sedang dalam
pembatasan berat badan seperti pada cabang olahraga senam, tinju atau angkat
besi; yang membatasi konsumsi makanan sehingga perlu konsumsi makanan yang
tinggi vitamin dan mineral. Begitu pula dengan atlet wanita yang mengalami haid
tiap bulan, perlu mengkonsumsi sumber vitamin dan mineral yang lebih banyak
untuk pembentukan sel-sel darah merah. Atlet yang vegetarian juga memerlukan
konsumsi vitamin dan mineral yang banyak untuk mencegah terjadinya anemia
pernisosa. Karena konsumsi utama vitamin berasal dari hewan, jadi suplemen
vitamin dan mineral dapat dipertimbangkan.

Madu termasuk salah satu jenis minuman yang diyakini dapat


meningkatkan kinerja dan prestasi atlet. Kandungan utama madu adalah
11
karbohidrat (79,5 gram per 100 gram). Konsumsi madu menjelang dan pada saat
pertandingan dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya hipoglikemia, sama
halnya dengan efek mengkonsumsi gula. Dalam kondisi tertentu atlet dapat saja
mengkonsumsi suplemen untuk memenuhi gizi agar dapat mencapai prestasi yang
optimal. Namun ada beberapa pertimbangan yang diperlukan untuk memutuskan
penggunaan suplemen. Antara lain pertimbangan tersebut adalah :
1. Suplemen dapat diberikan jika atlet menderita kekurangan zat-zat gizi
tertentu yang mungkin terjadi pada saat mengikuti program penurunan
berat badan, menstruasi (bagi atlet perempuan) dan variasi makanan
kurang baik.
2. Penggunaan suplemen harus dalam pengawasan dokter atau ahli gizi
olahraga.
3. Dalam menggunakan suplemen vitamin perlu diingat tingkat toksisitas
vitamin dan mineral.
4. Dalam keadaan penyediaan menu makanan sehari-hari, cukup kandungan
zat gizi (vitamin dan mineral) sehingga suplemen tidak diperlukan.

Sebenarnya kebutuhan nutrisi atlet bisa dipenuhi dengan menjaga pola


makan sehat atau menjalani diet khusus sesuai kebutuhan setiap orang. Lagipula,
belum ada penelitian yang bisa membuktikan bahwa suplemen untuk atlet lebih
manjur daripada sumber makanan dan minuman alami.

Akan tetapi, tidak ada larangan minum suplemen tertentu untuk membantu
meningkatkan performa dan fungsi organ tubuh. Jadi dapat disimpulkan bahwa
atlet boleh saja menggunakan suplemen, dengan catatan sudah berkonsultasi
dengan dokter, pelatih, tenaga kesehatan, atau ahli herbal yang terpercaya
sehingga hal-hal yang tidak di inginkan dapat dihindari sebelum atlet terdampak
dari konsumsi dan penggunaan suplemen yang ditidak sesuai dengan adaptasi
fisiologis tubuh atlet.

12
B. Mitos Makanan Dan Minuman Untuk Atlet
Salah satu dasar untuk mempertahankan kondisi tertinggi efisiensi fisik
dan prestasi olahraga adalah gizi yang optimal. Kondisi ini didefinisikan tidak
dengan meningkatkan makan yang banyak tetapi intake gizi yang cukup untuk
mempertahankan seseorang dalam kondisi fisik maksimal. Namun dalam praktek
sehari-hari banyak para atlet dan pelatih kurang memahami tentang makanan atlet,
sehingga meyakini tentang berbagai mitos makanan dan minuman yang kalau
dikonsumsi akan memberikan kekuatan luar biasa.

Di bawah ini akan dibahas tentang mitos dari suplemen yang melanda
berbagai atlet berprestasi baik yang dikonsumsi di dalam maupun di luar
pemusatan pelatihan. Umumnya atlet yang biasa menggunakan suplemen
beranggapan bahwa sedikit sudah baik, kalau banyak tentu akan lebih baik lagi.
Dalam hal ini mereka tidak cukup mengetahui tentang bagaimana vitamin bekerja
dan bereaksi di dalam tubuh. Vitamin kalau dikonsumsi terlalu banyak dapat
menyebabkan toksis. Misalnya, vitamin B6 yang dikonsumsi lebih dari 1,0 g per
hari dalam jangka berbulan-bulan dapat berakibat hilang koordinasi otot dan
paralysis. Terlalu banyak vitamin C (lebih dari 1 g per hari) dapat menyebabkan
masalah pada pencernaan, batu ginjal, dan diare.

Pada umumnya, bila dosis lebih besar dari 10 kali lipat RDA (kebutuhan)
dianggap sebagai megadosis, dan hanya diminum di bawah pengawasan dokter.
Apa efek sampingan yang tidak dikehendaki dari suplemen gizi megodosis ?.
Semua vitamin atau zat gizi lainnya tersusun dari zat kimia. Pada megadosis,
dalam sistem enzim di dalam tubuh kita berfungsi sebagai katalisator, tetapi
karena terlalu banyak sebagian lagi berfungsi sebagai suatu zat kimia atau tidak
lagi sebagai zat gizi. Sebagai contoh vitamin C, pada dosis rendah vitamin C
berfungsi sebagai pengikat jaringan dan pencegahan skurvi, tetapi dalam jumlah
besar vitamin C berfungsi sebagai pengikat jaringan dan pencegahan skurvi, tetapi
dalam jumlah besar vitamin C dapat berfungsi macam-macam misalnya sebagai
agen reduksi yang dalam beberapa hal berbahaya untuk kesehatan, misalnya
meninggikan kadar asam uric, dan meningkatkan resiko terhadap penyakit gout.
13
Terlalu berlebihan vitamin C dapat pula berakibat kurang baikterhadap penyakit
diabetis, misalnya tes urine menjadi negatid padahal seharusnya positif.

Orang-orang menggunakan suplemen karena merasa bahwa menu


makanannya miskin akan zat-zat gizi, atau dia memerlukan zat-zat gizi lebih
banyak daripada orang lain karena keadaan tertentu, misalnya perokok berat, stres,
dll. Pada keadaan yang kurang menguntungkan ini, terjadi penghambatan sekresi
atau kinerja enzim yang membuat sistem metabolisme kurang efisien. Atau
dengan kata lain apabila tubuh menggunakan zat-zat gizi dalam percepatan yang
tinggi, maka orang tersebut membutuhkan zat-zat gizi tertentu dalam jumlah
banyak yang belum tentu dapat disuplai hanya dari makanan. Yang terbaik yang
anda harus lakukan adalah meningkatkan perilaku makan yang sehat, dan jangan
mengikuti orang lain dalam berperilaku makan atau minum suplemen tertentu,
karena sesuatu yang baik buat orang lain belum tentu baik untuk anda. Jika anda
sudah terbiasa dengan suplemen, bacalah label dengan hati-hati dan pilih
supelemen yang terbuat dari bahan alami.

Kepercayaan yang fanatik atau takhayul terhadap makanan sering


dijumpai diantara para atlet dan pelatih. Beberapa makanan tertentu dianggap
dapat memberikan kekuatan yang luar biasa, dan sebaliknya beberapa makanan
harus dibatasi. Meskipun sheme diit ini memberikan keuntungan psikologik tetapi
sama sekali tidak terhadap keuntungan fisikologik serta tidak mengindahkan
perhitungan yang rasional melainkan lebih berdasarkan kepada tradisi tua atau
takhayul. Pengetahuan gizi para pelatih dan para atlet perlu ditingkatkan dan harus
dicegah upaya mencari makanan atau drug yang bersifat super atau wonder
dengan maksud untuk meningkatkan prestasi. Untuk meningkatkan kualitas, atlet
harus mendapat prioritas dalam program gizi dan kesehatan. Atlet harus
mempunyai kesempatan belajar tentang makanan, gizi dan kesehatan, serta
mempraktekkannya sehingga terbentuk perilaku sehat

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa suplemen makanan adalah
produk yang digunakan untuk melengkapi makanan, mengandung satu atau lebih
bahan sebagai berikut, yaitu vitamin, mineral, tumbuhan atau bahan yang berasal
dari tumbuhan, asam amino, bahan yang digunakan untuk meningkatkan Angka
Kecukupan Gizi (AKG) atau konsentrat, metabolit, konstituen, ekstrak atau
kombinasi dari beberapa bahan di atas. Zat Ergogenik secara umum dapat
didefinisikan yaitu suatu alat, prosedur atau bahan yang dapat meningkatkan
energi, kontrol energi atau efisiensi energi selama suatu kinerja olahraga yang
memberikan tambahan kemampuan yang lebih besar dari biasa bila latihan
normal. Sedangkan zat ergogenik gizi didefinisikan sebagai manipulasi makanan
(diet) untuk meningkatkan kemampuan fisik dan olahraga. Sehingga secara
keseluruhan definisi yang dipaparkan mengungkapkan esensi bahwa suplemen
digunakan untuk melengkapi dan menambah kebutuhan zat gizi oleh tubuh yang
dibutuhkan atlet untuk menunjang performanya.

B. Saran
Meskipun suplemen diyakini mengandung zat gizi yang dibutuhkan dan
mampu meningkatkan kemampuan fisik dalam beraktivitas. Tetap saja pola
konsumsi yang baik dan makan-makanan yang kaya akan nutrisi menjadi
prioritas. Karena saat ini, suplemen untuk atlet sudah sangat menjamur di pasaran.
Dengan berbagai merek dan keunggulannya masing-masing, berbagai macam
produk ini membuat para olahragawan bingung memilih suplemen yang tepat.
Untuk mempermudah pilihan, seseorang harus jeli dalam melihat kandungan
suplemen untuk atlet. Baca dengan baik komposisi yang tertulis dalam kemasan,
dan tentunya sesuai dengan kebutuhan dan rekomendasi dari dokter, ahli gizi, dan
praktisi gizi olahraga.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, R. (1999). Suplemen, Vitamin dan Mineral Bagian I.


Burke, L. M., Loucks, A. B., & Broad, N. (2006). Energy and carbohydrate for
training and recovery. Journal of sports sciences, 24(07), 675-685.
Corbin, C. B. (2010). Texas youth fitness study: a commentary. Research
quarterly for exercise and sport, 81(sup3), S75-S78.
Gunawan, A. (1999). Kombinasi makanan serasi: pola makan untuk langsing dan
sehat. Gramedia Pustaka Utama.
Karyadi, D. (1997). Kajian Penggunaan Rasionil Suplemen Gizi. Jakarta,
DepKes-KONI.
Magfirah, F., Wijanarka, A., & Arovah, N. I. (2013). Hubungan tingkat
pengetahuan gizi olahraga, frekuensi konsumsi suplemen, dan status gizi
dengan kebugaran jasmani atlet di Klub Sepak bola PSIM
Yogyakarta. Medika Respati, 8(1).
Mason, P. (1995). Handbook of dietary supplements: Vitamins and other health
supplements. (No Title).
Sasmarianto, S., & Nazirun, N. (2022). Pengelolaan Gizi Olahraga Pada Atlet.
Syafrizal, S., & Welis, W. (2008). Ilmu Gizi.
Tsalis, G., Nikolaidis, M. G., & Mougios, V. (2004). Effects of iron intake through
food or supplement on iron status and performance of healthy adolescent
swimmers during a training season. International journal of sports
medicine, 25(04), 306-313.
Williams, A. G., Ismail, N. A., Sharma, A., & Jones, D. A. (2002). Effects of
resistance exercise volume and nutritional supplementation on anabolic
and catabolic hormones. European journal of applied physiology, 86, 315-
321.

16

Anda mungkin juga menyukai