Penampilan Olahraga”
Nama :
Fitri Meydi
Refni
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan rasa berterimakasih yang sebesar-besarnya
kepada mereka, kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan
dukungan, moril, dan kepercayaan yang sangat berarti bagi penulis.
Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan semoga semua ini bisa
memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan tuntunan kearah yang lebih baik
lagi. Penulis tentunya berharap isi makalah ini tidak meninggalkan celah, berupa
kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan akan selalu tersisa kekurangan yang tidak
disadari oleh penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengharapkan agar makalah
ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Penulis
Latar Belakang
Prestasi dalam olahraga adalah dambaan setiap atlet. Ada yang meraihnya dengan
cara berlatih dengan baik disertai asupan nutrisi yang optimal, namun ada juga yang
melakukannya dengan cara mengkonsumsi suplemen, baik yang diperbolehkan maupun
yang dilarang. Zat-zat ergogenik didefinisikan sebagai zat- zat yang dapat meningkatkan
penggunaan energi, termasuk produksi, kontrol dan efisiensi energi. Atlet seringkali
menggunakan zat ergogenik untuk meningkatkam peformans dan meraih kemenangan
dalam kompetisi. Diperkirakan sekitar 1-3 juta atlet di Amerika Serikat menggunakan
anabolik steroid.
Zat-zat ergogenik diklasifikasikan dalam 5 kategori, yaitu (1) secara mekanik,
misalnya penggunaan sepatu yang sangat ringan, (2) secara psikologis, seperti hipnotis, (3)
secara fisikologis, misalnya doping darah, (4) secara farmakologi, misslnya suplemen
anabolik steroid, dan (5) secara nutrisional, misalnya suplemen creatin. Zat-zat ergogenik
digunakan secara spesifik berdasarkan cabang olahraga, mislnya atlet yang aktivitasnya
tergantung pada kekuatan otot seperti pada olahraga angkat berat biasnya endurans seperti
pelari maraton dan balap sepeda menggunakan doping darah atau eritropoetin (EPO) untuk
meningkatkan kapasitas angkut oksigen.
BAB I
PENDAHULUAN
Selain dari suplemen makanan yang kita kenal seperti suplemen gizi dan non gizi
yang bisa berbentuk kapsul, kapsul lunak, tablet, bubuk, atau cairan yang fungsinya sebagai
pelengkap untuk menjaga vitalitas tubuh, ada juga yang disebut suplemen olahraga.
Suplemen ini berfungsi untuk menunjang kegiatan olahraga dengan efek yang berbeda-beda
pada setiap jenis suplemen. Beberapa efek yang ditimbulkan adalah untuk menambah
energi, membentuk tubuh atau mengencangkan otot (Anonim, 2009).
Suplemen bukanlah obat. Obat adalah zat kimia yang digunakan untuk
menyembuhkan suatu penyakit dan meringankan rasa sakit diderita. Obat merupakan zat
yang cukup keras bekerja bagi tubuh dan seringkali mempunyai efek samping bermacam-
macam. Oleh karena itu, pemakaian obat harus dengan resep dokter. Sedangkan suplemen
sebagian besar bekerja sebagai tambahan gizi selain makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Suplemen juga merupakan zat yang membantu mengoptimalkan hormon dan fungsi tubuh
(Anonim, 2009).
Suplemen tidak bekerja seperti obat. Suplemen bertujuan untuk membantu tubuh
bekerja secara maksimal. Bahan di dalam suplemen tidak ada yang mengandung adiktif atau
zat yang dapat membuat seseorang ketagihan (Anonim2 2009). Alat bantu ergogenik dapat
dipakai dalam berbagai cara, apakah memperlancar produksi energi melalui tiga sistem
energi manusia atau mengoptimalisasi aplikasinya untuk olahraga. Berkenaan dengan hal
tersebut alat bantu ergogenik dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu alat bantu
mekanik atau biomekanik, alat bantu farmakologi, alat bantu fisiologi dan alat bantu gizi
(Riyadi dkk. 2007).
Suplemen olahraga dapat berfungsi sebagai alat bantu farmakologi, alat bantu
fisiologi dan alat bantu gizi. Alat bantu gisiologis secara teoritis dimaksudkan
mempengaruhi secara langsung proses-proses fisiologi tertentu yang penting bagi olahraga.
Salah satu alat bantu fisiologi yang paling berhasil adalah doping darah, yaitu menambah
darah atau dalam istilah teknis dikenal dengan induksi arythrocythemia. Beberapa prosedur
dapat digunakan, tetapi yang paling aman adalah teknik autologus transfusion. Suplemen
besi, yang sering dipertimbangkan sebagai alat bantu ergogenik gizi, diklasifikasikan
sebagai alat bantu fisiologi (Riyadi dkk. 2007).
Alat bantu ergogenik psikologi dapat dikelompokkan dalam dua kategori umum.
Pertama sebagai pembangkit energi psikologi yang dimaksudkan memaksimalkan produksi
energi, yang kerjanya kemungkinan mirip dengan obat-obat jenis stimultan. Kedua sebagai
penenang psikologi yang secara teoritis dinyatakan memberikan pengaruh menenangkan
sehingga membantu mengurangi taraf kecemasan dalam olahraga (Riyadi dkk. 2007).
Secara teoritis terdapat alat batnu ergogenik gizi pada setiap kelas zat gizi dari enam
kelas utama zat gizi. Para atlet pada umumnya sudah biasa menggunakan suplemen dari
hampir semua zat gizi dalam usahanya memperbaiki penampilan fisik. Sebagai contoh,
senyawa karbohidrat tertentu sudah diketahui membantu penyerapan dan utilisasi
karbohidrat selama latihan (Riyadi dkk. 2007).
Berikut beberapa contoh jenis suplemen olahraga yang terdapat secara bebas di
pasaran:
1. Minuman Isotonik
Manfaat : mengganti cairan, energi dan elektrolit tubuh yang hilang. Komposisi
minuman ini dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki tekanan osmotik yang sama
dengan tekanan darah manusia. Dengan demikian, begitu minuman diteguk dalam sekejap
dapat terserap oleh tubuh. Karena yang sifatnya mengosongkan perut dan memiliki daya
serap tinggi didalam usus. Umumnya komposisi terbesar minuman isotonik tetaplah air
(hingga 98%). Dua persen lainnya barulah terdiri dari ion NaCl (Natrium klorida), KP
(kalium fosfat), Mg (magnesium sitrat), dan Ca (kalsium laktat), yang berfungsi mengganti
elektrolit tubuh yang hilang.
Dampak : Minuman isotonik biasanya mengandung asam nitrat. Karena itu
mengonsumsinya tidak boleh sembarangan. Seluruh asam memiliki sifat erosif dan dapat
berpengaruh pada gigi serta lambung. Karena itu, sebaiknya konsumsi secepat mungkin, dan
menggunakan sedotan, serta tidak ditahan atau dipakai berkumur. Selain itu, sebelum
dikonsumsi sebaiknya didinginkan dulu di lemari es. Selain rasanya lebih segar, minuman
yang didinginkan dapat mengurangi kemungkinan erosi pada tubuh. Selain itu, dalam
keadaan dingin, zat-zat yang terkandung di dalamnya lebih cepat diserap saluran
pencernaan.
Untuk wanita hamil dan mereka yang usia lanjut, tidak masalah kalau ingin
mengonsumsi minuman kesehatan ini, sejauh tidak berlebihan. Kelebihan kalium akan
berpengaruh pada metabolisme tubuh dan menimbulkan efek jantung berdebar kencang.
2. Minuman Berenergi
Manfaat:Tubuh mendapat sumber energi dari karbohidrat, protein, dan lemak. Dalam
minuman energi, yang menjadi sumber energi adalah kabohidrat, karena lemak dan protein
biasanya tidak enak rasanya bila diminum. Minuman energi juga ada yang ditambahkan
vitamin dan mineral. Adanya kedua zat ini membuat pembentukan energi dalam tubuh bisa
optimal.
Dampak: Hal penting yang perlu diperhatikan adalah jika terjadi perubahan drastis
dalam tubuh. Misalnya setelah minum minuman energi, tubuh jadi jauh lebih bersemangat
atau tidak capek, meski telah melakukan banyak aktivitas. Hal ini bisa merupakan efek
dopping. Jika benar begitu, bisa berbahaya. Tanpa sadar tubuh terus dipaksa bekerja keras.
Akibatnya, fungsi organ-organ penting( seperti ginjal, hati, jantung) bisa terganggu.
3. Suplemen Creatine
Manfaat: Untik menambah tenaga ke sel-sel otot, sehingga membentuk otot agar
terlihat berat. Biasanya, jenis suplemen ini diminati kaum pria yang ingin memiliki tubuh
kekar.
Dampak: Jika dikonsumsi sesuai anjuran dan takaran yang tepat, tidak akan
menimbulkan masalah. Pada pemakaian normal, zat ini tidak menimbulkan efek samping.
Namun bila melebihi dosis dan tidak diimbangi latihan yang benar, dapat membahayakan
ginjal karena banyak menyerap cairan tubuh. Padahal creatine alami bisa didapat dari
makanan sehari-hari, terutama daging merah, dan ikan, walau dalam jumlah sedikit.
Doping yang dipakai pada saat dan sebelum kompetisi Terdiri dari :
A. Anabolic Androgenic Steroids (AAS)
Mekanisme : meningkatkan efek anabolik seperti meningkatkan kekuatan dan massa
otot. Doping jenis ini digunakan atlet untuk meningkatkan massa otot dalam waktu singkat.
Contoh : steroid (drostanolone, metenolone, nandralone dan oxandrolone); steroid endogen
(dehydroepiandrosterone (DHEA) dan testosterone); steroid lain (clenbuterol, tibolone,
zeranol, zilpaterol).
B. Hormon
Mekanisme : Hormon digunakan untuk stimulasi fungsi tubuh, seperti pertumbuhan,
kelakuan, sensitivitas terhadap rasa sakit.
Hormon digunakan atlet untuk meningkatkan pertumbuhan dan kekuatan otot serta
menigkatkan produksi sel darah merah untuk meningkatkan suply oksigen.
Contoh : erythropoietin (EPO), human growth hormones, insulin, corticotrophins,
luteinizing hormone(LH), human chorionic gonadotrophin (hCG), ACTH.
C. Agonis Beta2
Mekanisme : Beta 2 biasa digunakan untuk obat asma dengan merelaksasi otot
bronkus sehingga udara yang masuk meningkat. Keuntungan Beta 2 adalah sebagai stimulan
dan bila dimasukkan ke peredaran darah memiliki efek seperti steroid anabolik. Beta 2
digunakan atlet untuk meningkatkan ukuran otot dan mengurangi lemak.
Contoh : salmeterol, salbutamol, terbutaline, formoterol, bambuterol, reproterol.
D. Agen dengan aktivitas anti-estrogen
Mekanisme obat yang menghambat efek estrogen akan memberikan negative feed
back bagi hipotalamus untuk melepaskan GnRh. Doping ini digunakan untuk mengurangi
efek anabolik steroid seperti gynaecomastia dan meningkatkan produksi testosteron.
Contoh : clomiphene, cyclofenil, finasteride. raloxoifine, tamoxifen
E.Diuretik
Mekanisme : meningkatkan produksi urin sehingga mengurangi berat badan dan
menutupi penggunaan doping karena dikeluarkan melalui urin.
Contoh:epitestosterone,dextran,diuretics,probenecid.
F.Suplemen nutrisi
Mekanisme : menyediakan ATP (energi) bagi otot. Digunakan atlet untuk
meningkatkan daya tahan dan kekuatan.
Contoh : asam amino, L-karnitrin, kreatin, gliserol, piruvat
Syafizal & Welis Wilda. 2009. Gizi Olahraga. Wineka Media dan Fakultas Ilmu
Keolaharagaan Universitas Negeri Padang : Padang.
Rahmawati Maya. 2015. Menu Tepat Makanan Atlet 11 Olahraga Terpopuler.
Pustaka Buku Press. Yogyakarta.
Mahani http://healthylicious.blogspot.com/2009/07/suplemen-olahraga.html
Riyadi dkk. (2007)Marc D. Silver.2001. use of Ergogenic Aids by Athletes. Am
Acad Orthop Surg, vol. 9, No.1:61-70.
Toho Cholik.2007.pedoman Anti Doping dalam Olahraga.Lembaga Anti-doping
Indonesia, Jakarta.
http://poenyasemua.blogspot.com/2010/04/makanan-dan-minuman-suplemen-
serta.html