Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MATA KULIAH FISIOLOGI OLAHRAGA

SUPLEMEN OLAHRAGA, MINUMAN ENERGY, DOPING DAN ATURAN


ANTI-DOPING DUNIA

Dosen Pengampu:

Dr. Asep Sujana Wahyuri, M.Pd

Disusun Oleh:

Annisa Raudhatul Jannah (22086167)

Bagus Prasetyo

Muhammad Nasrul

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
nyalah pennyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul penyelenggaraan
“sistem pendidikan nasional” tepat waktu. Meskipun banyak hambatan dalam
penyusunan, namun akhirnya kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa/mahasiswi yang juga
telah memberi kontribusi secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan
makalah ini.

Makalah penyelenggaraan sistem nasional dalam dasar pendidikan disusun


guna memenuhi tugas dosen mata kuliah dasar-dasar ilmu pendidikan di universitas
negeri padang. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca terutama tentang penyelenggaraan sistem pendidikan
nasional.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun, guna untuk menyempurnakan makalah ini. Penyusun berharap semoga
makalah ini bisa berguna bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.

ii
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................1


B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Suplemen Olahraga Dan Minuman Energy .................................................................3
B. Manfaat dan Bahaya Suplemen Olahraga dan Minuman Energy .............................4
C. Pengertian Doping ...........................................................................................................5
D. Jenis dan Bahaya Dari Doping.......................................................................................7
E. Prosedur Tes Doping .......................................................................................................12
F. Anti-Doping......................................................................................................................13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................................................16
B. Saran.................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keinginan untuk menang dalam kompetisi olahraga merupakan suatu
kebanggaan, baik bagi diri sendiri, pelatih maupun orang tua, yang
menyebabkan mereka menghalalkan segala cara. Salah satu cara yang
digunakan adalah meminum suplemen olahraga, penambah energy, doping
dan yang lainnya untuk membuat otot tubuh atlet menjadi besar dan kuat.
Banyak suplemen berupa makanan dan minuman yang
ditawarkan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan tenaga seseorang.
Kebanyakan
cenderung memilih produk berbentuk minuman daripada berbentuk makanan
karena
mudah untuk mengkonsumsinya dan mendapatkan hasilnya.
Produk minuman energi sebagaimana diketahui adalah salah satu
produk minuman yang banyak dikonsumsi masyarakat karena kemudahan
dalam hal penyajiannya. Bagi masyarakat yang sebagian besar bekerja dengan
mengandalkan tenaga, produk ini cenderung diperlukan. Produk minuman
energi tersebut biasa dikonsumsi dengan alasan meningkatkan tenaga dalam
mereka bekerja maupun mengembalikan tenaga seusai melakukan pekerjaan.
Disamping kemudahan dalam mendapatkan dan mengkonsumsinya, khasiat
dari minuman energi tersebut dapat
segera dirasakan.
Kita memaklumi, banyak Negara yang menjadikan olahraga sebagai
sebuah industri, melibatkan uang, melibatkan berbagai pihak dan kepentingan.
Disisi lain, sajian olahraga menjadi semakin menarik, penuh pesona, mampu
menyedot perhatian banyak mata, menciptakan kelompok-kelompok para fans
dan juga menggugah histeria. Kadang memicu pertengkaran, perkelahian atau
bahkan nyawa pun menjadi tumbal. Untuk itulah para olahragawan dituntut

1
supaya selalu tampil prima untuk meraih impian, yaitu kemenangan dan
prestasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu suplemen olahraga dan minuman energy?
2. Apa saja manfaat dan bahaya dari penggunaan suplemen olahraga dan
minuman energy pada saat melakukan aktivitas fisik?
3. Apa yang dimaksud dengan doping?
4. Apa saja jenis-jenis dan bahaya dari doping?
5. Bagaimana prosedur tes doping?
6. Apa itu anti-doping?

C. Tujuan
1. Mengetahui tentang suplemen olahraga dan minuman energy dalam
olahraga.
2. Menentukan manfaat dan bahaya dari penggunaan suplemen olahraga
dan minuman energy pada saat melakukan aktifitas fisik.
3. Menjelaskan tentang doping.
4. Menjelaskan jenis-jenis dan bahaya dari doping.
5. Menjelaskan prosedur tentang tes doping.
6. Mengetahui tentang anti-doping.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Suplemen olahraga dan minuman energi


1. Suplemen olahraga
Suplemen bukanlah obat. Obat adalah zat kimia yang digunakan
untuk menyembuhkan suatu penyakit dan meringankan rasa sakit yang
diderita. Obat merupakan zat yang cukup keras bekerja bagi tubuh dan
seringkali memiliki efek samping. Sedangkan suplemen sebagian besar
bekerja sebagai tambahan gizi selain makanan yang dikonsumsi sehari-
hari. Suplemen juga merupakan zat yang membantu mengoptimalkan
hormone dan fungsi tubuh. Suplemen tidak bekerja seperti obat. Bahan di
dalam suplemen tidak ada yang mengandung aditif atau zat yang dapat
membuat seseorang ketagihan.
Selain dari suplemen makanan yang kita kenal seperti suplemen gizi
dan non gizi yang berbentuk kapsul, tablet, serbuk atau cairan yang
fungsinya sebagai pelengkap untuk menjaga vitalitas tubuh atau disebut
dengan suplemen olahraga. Suplemen olahraga berfungsi untuk
menunjang kegiatan olahraga dengan efek yang berbeda-beda pada setiap
jenis suplemen. Beberapa efek yang ditimbulkan untuk menambah energy,
membentuk tubuh dan mengencangkan otot. Beberapa contoh suplemen
olahraga yang banyak dijual di pasaran adalah minuman isotonic,
minuman berenergi, suplemen creatine dan suplemen hormone.
2. Minuman energy
Minuman energi adalah minuman penambah energi yang termasuk
ke dalam
kategori suplemen makanan. Suplemen makanan merupakan produk yang
dapat
melengkapi kebutuhan zat gizi makanan, mengandung satu atau lebih
bahan berupa

3
vitamin,mineral,asamaminoataubahan lainnya yang mempunyai nilai gizi
dan atau efek fisiologis dalam jumlah terkonsentrasi(Sophia, 2009).
Beberapa contoh minuman energi yang beredar di Indonesia adalah
kratingdaeng, fit-up, hemaviton, M150, Ekstra joss dan galin bugar.
Secara umum kandungan minuman energi terdiri atas pemanis, vitamin,
stimulant dan berbagai zat tambahan seperti pemberi rasa dan aroma.
Kafein yang terkandung dalam minuman ini dipercaya mampu
meningkatkan mood dan mempengaruhi perasaan seseorang sehingga
merasa lebih baik. Kafein dalam dosis terapi akan meningkatkan
kewaspadaan, mengurangi kantuk dan rasa lelah , mepercepat daya pikir,
namun berkurang dalam kemampuan untuk pekerjaan yang membutuhkan
koordinasi otot halus(Thajy, 2002; ismail, dkk., 1998).
Selain stimulant berenergi juga mengandung vitamin B komplek
yang terdiri dari vitamin B1,B2,B3, dan B6. Vitamin ini dibutuhkan
sebagai koenzim pada metabolisme zat-zat gizi untuk menghasilkan
energy. Defisiensi vitamin B1, B6 dan B12 akan menimbulkan gejala pada
saraf perifer berupa neuritis. Hal ini menyebabkan banyak orang
mengkonsumsi vitamin B1, B6 dan B12 dalam jumlah yang berlebihan
untuk proses ini hanya dibutuhkan vitamin dalam jumlah kecil dan
kelebihannya akan diekskresikan melalui urin (Thajy, 2002; ismail, dkk.,
1998).

B. Manfaat, Bahaya Suplemen Olahraga dan Minuman Energy


1. Manfaat dari pre-workout
Setiap orang memiliki kondisi tubuh yang berbeda-beda. Ada yang
bisa melakukan olahraga meski tubuhnya sedang tidak terisi makanan.
Biasanya pagi hari mereka olahraga sebelum makan. Namun, tidak sedikit
yang lebih memilih untuk mengkonsumsi pre-workout dalam jenis apa
pun. Manfaat dari mengonsumsi pre-workout antara lain:

4
 Memberikan energi yang besar. Dengan energi yang besar, Anda
bisa melakukan apa saja dengan lebih mudah. Berbagai jenis
gerakan dalam olahraga bisa dilakukan dengan lebih mudah dan
juga cepat. Kalau tanpa tenaga, kekuatan tubuh bisa saja menurun.
 Membuat seseorang jadi lebih fokus dalam berolahraga. Kadang
kala kalau olahraga dilakukan pada pagi hari, seseorang masih
mengantuk dan tidak bisa fokus. Itulah kenapa beberapa orang
suka minum kopi atau teh dahulu agar mendapatkan suplai kafein
dalam jumlah yang cukup.
 Meningkatkan pembakaran lemak atau metabolisme di dalam
tubuh. Beberapa pre-workout khususnya yang dalam bentuk
suplemen bisa membantu seseorang dalam menurunkan berat
badannya.
 Ada beberapa jenis suplemen untuk pre-workout yang bisa
digunakan untuk merangsang pertumbuhan otot di dalam tubuh.
Selain itu ada juga yang mencegah kerusakan otot selama
olahraga.
2. Bahaya penggunaan suplemen pre-workout.
Meski memberikan manfaat, beberapa suplemen yang dikonsumsi
sebelum latihan atau olahraga ini justru memberikan efek samping.
Berikut beberapa jenis efek samping yang bisa didapatkan.
 Jadi gelisah dan tidak nyaman
 Meningkatkan air di dalam tubuh
 Nyeri atau kesemutan di otot
 Gangguan pencernaan
 Pusing dan sesak nafas

C. Doping
1. Sejarah Doping

5
Manusia telah menggunakan doping sejak zaman dahulu, yaitu
untuk menambah kekuatan fisik dan meningkatkan keberanian. Misalnya,
pada penduduk indian di amerika tengah dan beberapa suku di afrika.
Mereka menggunakan zat-zat dari tumbuhan liar tertentu, ataupun madu
yang digunakan untuk persiapan perjalanan jauh atau berburu. Amfetamin
telah digunakan pada perang dunia untuk melawan rasa kantuk dan lelah
(santosa giriwijoyo, 141, 2020).
Sejarah penggunaan doping dalam olahraga dimulai lebih kurang
sejak abad ke-19 pada olahraga renang dan yang paling sering dijumpai
adalah pada olahraga balap sepeda. Istilah dope pertama kali pada tahun
1889, yaitu dalam suatu perlombaan balap kuda di inggris. Kata dope itu
sendiri berasal dari suatu suku bangsa di afrika tengah. Pada saat itu,
doping belum menjadi masalah. Kasus kematian karena doping pertama
kali terjadi pada tahun 1886, yaitu pada saat olahraga balap sepeda dari
kota Bordeaux di perancis ke paris yang menempuh jarak sejauh 600 km.
seorang meninggal karena diberikan obat untuk meningkatkan
kemampuan oleh pelatihnya(santosa giriwijoyo, 141, 2020).

2. Pengertian Doping.
Kata doping sendiri berasal dari kata dope, bahasa suku Kaffern di
Afrika Selatan yang artinya minuman keras berkonsentrasi tinggi dari
campuran akar tumbuhan yang biasa dipakai suku setempat untuk
perangsang (stimulan) pada acara trance adat(dewi, 15, 2015).
Dibawah ini terdapat beberapa pengertian mengenai doping yang
umumnya memiliki prinsip yang sama:
a. Menurut IOC (international Olympic committee) pada tahun 1990,
doping adalah upaya meningkatkan prestasi dengan menggunakan
zat atau metode yang dilarang dalam olahraga dan tidak terkait
dengan indikasi medis.

6
b. Menurut international congress of sport science, olympiade Tokyo
(1964), doping adalah pemberian atau penggunaan oleh peserta
lomba berupa bahan yang asing bagi organisme melalui jalan apa
saja atau bahan fisiologi dalam jumlah abnormal atau diberikan
melalui jalan yang abnormal dengan tujuan meningkatkan prestasi.
c. Penyebutan kata doping dapat dilihat dalam uu no. 3 tahun 2005
tentang sistem keolahragaan nasional. Dalam pasal 1 angka 22
disebutkan bahwa doping adalah penggunaan zat dan metode
terlarang untuk meningkatkan prestasi olahraga.
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa penggunaan
doping sangat dilarang bahkan sudah ditetapkan di dalam undang-undang
untuk tidak mengkonsumsinya secara berlebihan.

D. Jenis-Jenis dan Bahaya Doping


Zat-zat yang dilarang oleh WADA (World Anti Doping Agency) dalam
daftar 2013 dibagi menjadi 2 kelompok yaitu zat-zat yang dilarang didalam
dan diluar pertandingan serta zat-zat yang dilarang dalam pertandingan. Zat-
zat yang dilarang didalam dan diluar pertandingan, yaitu:
1. Anabolic Agents
Anabolic steroid androgenic (AAS) adalah versi sintesis dari
hormone testosterone. Obat-obat golongan ini dapat meningkatkan
massa otot, kekuatan dan power.
2. Hormone dan Metabolic Modulators
Beberapa contohnya antara lain, aromatase inhibitors, selective
estrogen receptor modulators (SERM0, anti-estrogenic substances,
myostatin inhibitors metabolic modulators: insulis, peroxisome
proliferator activated receptor.
3. Diuretic dan Masking Agents
Diuretic biasanya digunakan untuk mengeluarkan cairan tubuh
dalam keadaan sakit tertentu, obat ini digunakan atlet karena dapat

7
menurunkan berat badan dengan cepat namun menyebabkan stamina
turun. Sedangkan Masking Agents adalah produk yang berpotensi
dapat menyembunyikan keberadaan zat terlarang dalam urin atau
sampel lainnya.
Zat-zat yang dilarang di dalam pertandingan:
1. Stimulant
Obat-obat ini dapat memberikan efek untuk merangsang sistem
saraf agar meningkatkan impuls, sehingga dapat meningkatkan
kewaspadaan, mengurangi rasa lelah, kemungkinan meningkatkan rasa
bersaing dan sikap bermusuhan. Beberapa contoh obatnya yaitu:
amphetamine, cocaine, kafein, ephedrine, efedrine, amiphenazole.
2. Narcotics
Obat-obat golongan ini memberikan efek berupa hilangnya rasa
sakit. Beberapa contoh dari golongan ini yaitu: morphine, codeine,
diamorphine (heroin), dipapone, methadone, nalbuphine, pethidine.
3. Cannabinoids
Cannabinoids adalah bahan kimia psikoaktif berasal dari
tanaman ganja yang menyebabkan perasaan relaksasi. Contohnya
cannabis, hashish, marijuana.
4. Glucocorticosteroid
Dalam pengobatan konvensional, glucocorticosteroids digunakan
terutama sebagai obat anti-inflamasi dan untuk meringankan rasa sakit.
Pada umumnya, penggunaan obat di bertujuan untuk mengobati asma,
demam, peradangan jaringan dan rheumatoid arthritis. Selain itu,
glucocorticosteroid juga dapat menghasilkan perasaan euphoria,
berpotensi memberikan keuntungan yang tidak adil pada atlet. Atlet
biasanya menggunakannya untuk menutupi rasa sakit yang dirasakan
dari cedera dan penyakit.
5. Alcohol dan beta blocker pada cabang olahraga tertentu.

8
Obat-obat jenis beta blocker biasanya digunakan pada cabang
olahraga yang tidak memerlukan kerja fisik yang berat seperti
panahan, ,menembak atau caur. Efek obat ini adalah sebagai
pengontrol tekanan tinggi, aritmia(irama jantung tidak beraturan),
angina pectoris(nyeri dada) dan migraine.
Dampak doping dan bahayanya pada tubuh kita:
1. Stimulansia
Penggunaan stimulan dapat menghilangkan pertimbangan yang
mengakibatkan kecelakaan dalam olahraga. Amfetamin dan turunannya
mempunyai reputasi yang buruk(berbahaya) dalam olahraga. Kematian
dapat terjadi pada dosis yang rendah yang digunakan pada kondisi puncak.
Zat lain yang tergolong stimulan adalah kafein. Kafein dimasukkan ke
dalam doping karena memiliki efek meningkatkan kemampuan
penampilan. Kafein banyak ditemukan dalam berbagai minuman, seperti
kopi, cola, cocoa. Banyak juga yang terdapat dalam berbagai macam
sediaan obat, seperti obat flu dan tonik. Komisi medis IOC memberikan
batasan tertinggi untuk kadar kopi dalam urine adalah 12mg/liter urine.
Apabila kadar kafein melebihi batas tersebut, tes dinyatakan positif. Akan
tetapi, dalam keadaan ekstrim, seperti setelah kelelahan fisik dan dehidrasi
dalam cuaca yang panas, jumlah kafein yang lebih rendah dapat
memberikan hasil tes positif.
2. Narkotika analgesic
Preparat golongan ini yang tersedia adalah morfin dan turunannya
yang digunakan untuk menekan rasa sakit. Kebanyakan obat ini
menyebabkan efek samping yang merrugikan, yaitu depresi pernapasan.
Efek samping yang paling berbahaya adalah dapat menyebabkan
ketergantungan fisik maupun psikis yang akan mengarah kepada
kecanduan.
3. Steroid anabolic

9
Steroid anabolic androgen seperti testosteron dan turunan
kimianya yang mempunyai aktivitas seperti steroid,termasuk ke dalam
klasifikasi doping. Obat ini sering disalahgunakan oleh para atlet untuk
meningkatkan kekuatan dan besarnya otot dan memacu tidak akan
meningkatkan kekuatan.
Penggunaan obat ini memberikan efek samping terhadap fungsi
hepar, kulit, kardiovaskuler dan sistem endokrin. Obat ini akan memacu
pertumbuhan tumor dan menginduksi gejala-gejala psikiatrik. Pada laki-
laki, obat ini akan menyebabkan mengecilnya ukuran testis dan
mengurangi produksi sperma. Pada wanita akan terjadi maskulinisasi,
berkurangnya jaringan pada mame dan terjadinya gangguan menstruasi.
Pada anak-anak akan terjadi gangguan pertumbuhan karena terjadinya
penutupan dini dari lempeng pertumbuhan tulang-tulang panjang.
4. Beta-blocker
Meskipun pengaruhnya terhadap aktivitas fisik sedikit sekali, obat
ini sering disalahgunakan. Obat ini sering digunakan pada cabang olahraga
panahan dan menembak. Dengan menggunakan obat ini frekuensi denyut
jantung menjadi lambat. Setiap kali terjadi denyut jantung, akan
menyebabkan gerakan pada lengan sehingga dengan lambatnya frekuensi
denyut jantung maka akan terjadi interval waktu yang lebih panjang antar
terjadinya gerakan lengan. Dengan begitu, terdapat waktu yang lebih
panjang dan lebih tenang untuk membidik.
5. Diuretic
Obat-obat digolongan diuretic sering disalahgunakan untuk tujuan-tujuan
berikut:
 Mengurangi berat badan dengan cepat pada olahraga yang
menggunakan kelas-kelas berdasarkan berat badan.
 Mengeluarkan “obat” secara cepat pada drug-misused
(penyalahgunaan obat), dengan maksud menghindari deteksi obat.
Resiko kesehatan yang disebabkan oleh penyalahgunaannya

10
mempunyai efek yang berbahaya, yaitu terjadinya dehidrasi dan
terganggunya keseimbangan elektrolit.(
Berikut ini penjelasan bahayanya menggunakan doping:
1. Bagi kesehatan.
Penggunaan doping yang semena-mena dapat berdampak negatif bagi
kesehatan, yaitu penampilan fisik yang tidak menarik seperti penuh
jerawat, buah dada menjadi besar pada laki-laki, selain itu dapat
menyebabkan serangan jantung, penyakit kanker, penyakit liver, impotensi
pada laki-laki, maskulinisasi pada wanita, rambut rontok, dan masalah
serius lainnya. Sedangkan dampak secara psikologis dapat menimbulkan
perilaku agresif dan tindak kekerasan. Keadaan itu dapat pulih jika
pemakai berhenti menggunakannya, tetapi ada pula pengaruhnya yang
menetap.
2. Fairness.
Penggunaan doping sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan
menyebabkan pertandingan menjadi tidak fair. Kebanyakan atlet tidak
suka menggunakan obat terlarang untuk merangsang otot untuk
menunjang penampilannya, tetapi atlet lebih suka menggunakan
kemampuan yang diperoleh dari hasil latihan yang panjang. Apabila ada
sebagian atlet yang menggunakan doping untuk mencapai prestasi puncak
(peak performance) tentu ini perbuatan yang tidak fair.
3. Kekerasan.
Hasil penelitian kepada para pemain football Amerika menunjukkan
hampir 80 % menggunakan steroid. Setiap kali bertanding mereka harus
menggunakan steroid, sehingga mereka sering berperilaku kasar, bahkan
cenderung berperilaku destruktif kepada atlet yang lain.
4. Ciri-ciri olahraga sejati.
Manusia berbeda dengan robot. Dengan ciri-ciri olahraga yang sejati,
maka manusia akan lebih alami dan tidak memaksakan kehendak dengan

11
menyuntikkan steroid ke dalam tubuhnya agar lebih perkasa dalam
penampilannya.
5. Atlet yang berperan sebagai model (contoh teladan).
Karena atlet sering tampil di depan publik, maka ia akan selalu disoroti
oleh para pemerhatinya (penonton). Apabila ada perilaku yang kurang
jujur maka atlet akan dicaci, namun sebaliknya apabila atlet tersebut
simpatik maka akan dianggap sebagai pahlawan yang baru pulang dari
peperangan. Sebagai public figure, atlet harus mampu menampilkan
dirinya sebagai model yang dapat ditiru oleh semua orang (Royana, 2016)

E. Prosedur Tes Doping


Tidak semua atlet akan diperiksa doping. Pada umumnya, hanya
untuk para pemenang pertama, kedua, ketiga serta satu atau beberapa atlet
yang diambil secara random(acak) dan mereka yang dicurigai menggunakan
doping. Mereka harus melaporkan diri kepada tim kontrol doping, biasanya
selambat-lambatnya 1 jam setelah pertandingan/perlombaan usai. Jika tidak
dilakukan maka ia akan langsung didiskualifikasi. Hukuman lain yang dapat
dikenakan pada atlet adalah denda uang (pada olahraga bayaran) atau diskors
selama beberapa waktu tertentu. Sampel yang diperiksa adalah darah dan
urine. Pertama, akan dilakukan skrining untuk deteksi dan memperkirakan
berapa doping yang ada. Urutan tes doping biasanya dilakukan sebagai
berikut:
1. Zat tertentu diekstraksi dari larutannya.
2. Skrining dilakukan dengan menggunakan “thin layer” atau gas
kromatografi.
3. Identifikasi dilakukan dengan cara isolasi dan dianalisis dengan
menggunakan kromatografi.
4. Untuk konfirmasi identifikasi tersebut, dapat dilakukan dengan cara mass
spectrometer, ultraviolet absorption spectrometer atau infrared
spectrometer.

12
5. Pemeriksaan anabolic steroid dilakukan dengan cara radio immuno assay
dan dilanjutkan dengan mass spectrometry.
Pada pengambilan sampel, yang hadir adalah atlet yang diperiksa,
pelatih/tim manajer/dokter atlet, petugas pengambil sampel, wakil dari
federasi internasional cabang olahraga yang bersangkutan dan anggota-
anggota komisi kontrol doping mereka akan menandatangani suatu berita
acara yang menyebabkan bahwa mereka hadir pada saat pengambilan sampel
dilaksanakan. Apabila hasil tes ternyata positif, tim pemeriksa segera
memanggil tim manager yang bersangkutan dan memberitahukannya. Jika
setelah perundingan antara mereka dapat disimpulkan adanya penggunaan
doping maka hasilnya tersebut segera diberitahu dalam waktu 24 jam setelah
hasil pertama diumumkan. Setelah itu, botol yang disimpan di lemari es
diambil untuk diperiksa ulang dan pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan di
laboratorium lain. Jika pemerikasaan dilakukakan di laboratorium sama,
teknisi yang bertugas harus berbeda. Pada pemeriksaan ulang ini, pelatih yang
bersangkutan dengan atlet boleh hadir untuk menyaksikan. Apabila memang
hasilnya positif, atlet tersebut akan didiskualifikasi. Hukuman lain dapat pula
dilakukan oleh federasi internasional cabang olahraga tersebut.

F. Anti-Doping
Anti –doping merupakan suatu cara untuk memerangi penggunaan
obat-obat terlarang dalam olahraga. Upaya untuk mengurangi penggunaan
doping tersebut maka dilakukan dengan 2 cara:
1. Jalur formal
Jalur formal untuk mengurangi penggunaan doping dalam olahraga
dilakukan dengan cara membentuk suatu organisasi yang bernama WADA
(World Anti Doping Agency). Badan tersebut bertugas untuk melakukan
perjuangan melawan doping di tingkat dunia, sedangkan di Indonesia
adalah LADI (Lembaga Anti Doping Indonesia). Dasar kerja WADA dan

13
LADI mengacu pada The World Anti Doping Code yang merupakan hasil
deklarasi Copenhagen 5 Maret 2003. Penekanan program WADA dan
LADI adalah melakukan tes doping pada atlet olahraga kompetitif yang
akan dilakukan di luar kompetisi dan diambil secara acak (Irianto: 2006).
2. Jalur informal
Jalur informal yang digunakan untuk mengurangi penggunaan
doping dapat dilakukan dengan membentuk etika dan karakter atlet
melalui latihan. Konsep fair play harus ditanamkan kepada atlet. Oleh
karena itu sangat tepat bila penghargaan diberikan kepada para pelaku
olahraga apabila dapat menunjukkan perilaku yang terpuji yang
terkandung dalam konsep fair play. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh
Lutan (2001), setiap pelaksanaan olahraga harus ditandai oleh semangat
kebenaran dan kejujuran, dengan tunduk kepada peraturan-peraturan, baik
yang tersurat maupun yang tersirat.
Selain itu menurut Lutan (2001), Dewan Olahraga Eropa (1993)
mendefinisikan fair play sebagai berikut: Fair play menyatu dengan
konsep persahabatan dan menghormati yang lain dan selalu bermain
dalam semangat sejati. Fair play dimaknakan sebagai bukan hanya unjuk
perilaku. Fair play menyatu dengan persoalan yang berkaitan dengan
dihindarinya ulah penipuan, main pura-pura atau “main sabun”, doping,
kekerasan (baik fisik maupun ungkapan kata-kata), eksploitasi,
memanfaatkan peluang, komersialisasi yang berlebih-lebihan atau
melampaui batas dan korupsi.
Tindakan yang harus diperhatikan oleh para atlet sekarang ini
adalah sikap tanggung jawab baik untuk dirinya sendiri maupun bagi
orang lain. Sebab menyangkut masalah doping dalam olahraga sangat
berkaitan erat dengan eksistensi seseorang dan rasa percaya dirinya saat
akan menghadapi sebuah event pertandingan. Oleh karena itu, kerja keras
dalam latihan dan dorongan moril dari semua pihak lah yang akan menjadi
obat yang lebih mujarab daripada menggunakan doping, karena pada

14
dasarnya tujuan pelarangan doping adalah menyelamatkan atlet itu
sendiri(Royana, 2016).

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Suplemen itu sendiri merupakan produk buatan yang
menambah nilai gizi atau meningkatkan kesehatan. Sedangkan
minuman energi adalah minuman penambah energi yang termasuk ke
dalam,kategori suplemen makanan. Suplemen olahraga dan minuman
energy memiliki manfaat bagi tubuh kita pada saat dikonsumsi.
Walaupun memiliki manfaat tetapi suplemen dan minuman energy
juga dapat memberikan dampak negatif bagi tubuh kita, terutama pada
atlet yang mengkonsumsikan nya.
Doping adalah zat yang dilarang untuk digunakan dalam
olahraga. Penggunaan doping dapat memberikan efek negatif bagi
penggunanya dan dapat mencederai fair play dalam olahraga. Dalam
proses mengurangi dan memerang penggunaan doping dalam olahraga
maka dibentuk WADA (World Anti Doping Agency) dan LADI
(Lembaga Anti Doping Indonesia) Proses mengurangi pengguna
doping dapat dengan menanamkan nilai etika dalam olahraga dan tidak
selalu menuntut kemenangan menjadi hal yang utama. Penggunaan
doping lebih berasal dari aspek individu sendiri, tanpa adanya
kesadaran dari individu pelaku olahraga penggunaan doping akan terus
ada dalam olahraga.

B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun, sangat kami harapkan. Baik dari dosen matakuliah ini
maupun mahasiswa. Selain itu, kami berharap kepada pembaca agar

16
bisa menjadikan makalah ini sebagai bahan bacaan, yang tujuannya
ingin memahami tentang konsep hakikat manusia.

17
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, I. A. K. A. (2015). Penyalahgunaan Zat Terlarang (Doping dan


Napza) sebagai Upaya Peningkatan Stamina dalam Olahraga.
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi, 1(1), 15-19.
Ismail, N. e., Suheryanto, R., Kustomo, S., Harsono, W.J.B. 1998.
Efektivitas Extra Joss dalam Memperbaiki Kinerja Ketahanan
Kerja. Cermin Dunia Kedokteran No. 121.
Royana, I. F. (2016). Doping dalam olahraga. Jendela Olahraga, 1(1 Juli).
Sophia, Enny. 2009. Minuman Penambah Energi, Amankah?. [diakses
tanggal 15 Februari 2015 di
http://medicastore.com/artikel/262/minuman_penambah_energi_am
ankah.html]
Tjay, Tan Hoan & Rahardja, Kirana. 2002. Obat-obat Penting. Jakarta:
Elex Media Computindo.

18

Anda mungkin juga menyukai