Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH GIZI PROTEIN PADA ATLET

Disusun oleh :
Vivi Anggita
Nando Aditya Saputra
Shelina Rahmawati Mardiah
M Amar Muarif
Gusma Nurlando
Norman Adi Syahputra

UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA


FAKULTAS SASTRA DAN PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya, makalah yang berjudul, “ GIZI PROTEIN PADA
ATLET” dapat terselesaikan dengan baik. Penulis berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang makalah ini. Begitu pula
atas limpahan kesehatan dan kesempatan vang Allah SWT karuniai kepada kami
sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber, yakni melalui kajan
pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasi kepada semua pihak yang
telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.
Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami,
dosen pembimbing kami, BapakIbu…. serta kepada teman-teman seperjuangan yang
saling membantu dalam berbagai hal.
Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Oleh
karena itu, kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah
kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan atau
pun ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Kami
menerima kritik dan saran seluas-luasya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah
yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Bandar Lampung, 3 April 2023

ii
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................................2
D. Manfaat.................................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................3
A. Gizi........................................................................................................................3
1. Pengertian Gizi..................................................................................................3
B. Protein...................................................................................................................3
1. Pengertian Protein.............................................................................................3
2. Fungsi Protein....................................................................................................4
C. Atlet.......................................................................................................................5
1. Pengertian Atlet.................................................................................................5
BAB III...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN.................................................................................................................6
A. Kebutuhan Protein yang diperlukan Oleh Atlet....................................................6
B. Peran Protein Bagi Atlet.......................................................................................8
BAB IV..............................................................................................................................14
KESIMPULAN................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebugaran diperlukan untuk menjadikan seseorang dapat menjalankan
aktivitas dan rutinitas sehari-hari dengan optimal. Dengan kebugaran yang
baik, seseorang akan dapat menjalankan aktivitas dengan optimal. Menurut
Irianto (2007), seseorang dikategorikan memiliki derajat kebugaran yang baik
apabila memiliki kemampuan untuk dapat melakukan pekerjaan sehari-hari
secara efisien tanpa kelelahan yang berlebihan. Tingkat kebugaran seseorang
dipengaruhi oleh kebiasaan olahraga dan pola konsumsi pangan.
Kebiasaan berolahraga sudah terbukti memiliki banyak manfaat bagi
tubuh dan kesehatan, seperti menjaga berat badan ideal, meningkatkan densitas
mineral tulang, serta meningkatkan daya tahan kardiorespirasi yang menjadi
indikator kebugaran. Hasil studi Cooke et al. (2004) menunjukkan bahwa
kebiasaan olahraga berpengaruh positif terhadap kebugaran. Untuk
mendapatkan hasil yang optimal, aktivitas berolahraga perlu didukung dengan
asupan gizi yang memadai. Kebiasaan olahraga dan pola makan yang baik
merupakan dua hal yang penting yang berpengaruh terhadap tingkat
kebugaran. Menurut Penggalih dan Huriyati (2007), pengaturan pola makan yang
baik tidak hanya diperlukan sebagai bagian dari perilaku hidup sehat tetapi
juga untuk memperoleh derajat kebugaran.
Salah satu hal penting dalam menunjang keberhasilan seorang atlet atau
seseorang yang berolahraga adalah pemenuhan gizi yang tepat, sehingga tercapai
kondisi fsik yang prima dan performa yang optimal dalam memperoleh prestasi
terbaiknya. Pemenuhan gizi yang tepat meliputi pemenuhan energi dan kecukupan
zat gizi spesifk seperti lemak, protein, vitamin dan mineral, berkaitan erat dengan
pola konsumsi seorang atlet. Dalam mencapai pemenuhan gizi yang tepat, seorang
memerlukan pengetahuan untuk dapat memilih makanan sehingga memenuhi
kebutuhan gizi optimal. Protein mempromosikan kesehatan ulang, kekebalan yang
lebih kuat, dan hasil yang lebih baik dari latihan olahraga. Beberapa percobaan

1
klinis membuktikan pemulihan langsung dalam performa atlit dengan
memasukkan protein kedalam diet.

B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Seberapa besar kebutuhan protein diperlukan oleh atlet?
2. Bagaimana peran gizi protein bagi atlet?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui kebutuhan protein yang diperlukan oleh atlet
2. Mengetahui peran gizi protein bagi atlet

D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah dapat dijadikan sebagai
sumber referensi, acuan, dan informasi mengenai bagaimana pentingnya gizi
protein bagi seorang atlet.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Gizi
1. Pengertian Gizi
Istilah gizi berasal dari bahasa Arab giza yang berarti zat makanan,
dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan
makanan atau zat gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi. Pengertian lebih
luas bahwa gizi diartikan sebagai proses organisme menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan,
transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat gizi untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh
serta untuk menghasilkan tenaga.
I Dewa Nyoman Suparisa (dalam Rangga dan Laeli, 2014) Menjelaskan
bahwa gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorpsi, transportasi.
Penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-
organ serta menghasilkan energi.
Gizi merupakan suatu zat yang terdapat dalam makanan yang
mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral yang penting
bagi manusia untuk pertumbuhan dan perkembangan manusia, memelihara
proses tubuh dan sebagai penyedia energi untuk melakukan aktivitas sehari-
hari. Dalam ilmu gizi dikenal lima macam zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak,
protein, mineral dan vitamin. 

B. Protein
1. Pengertian Protein
Protein adalah molekul yang dapat ditemukan di setiap sel-sel tubuh yang
berfungsi untuk menjaga fungsi, bentuk, serta cara kerja jaringan tubuh.
Protein terbuat dari ratusan hingga ribuan senyawa kecil yang disebut asam
amino. Di mana terdapat 20 asam amino yang saling mengikat dan
membentuk protein untuk membentuk dan memelihara fungsi sel tubuh.

3
Sembilan di antaranya merupakan asam amino esensial, sedangkan sisanya
merupakan asam amino non-esensial. Asam amino non-esensial bisa
diproduksi sendiri oleh tubuh. Namun, lain halnya dengan asam amino
esensial yang memerlukan sumber lain agar tubuh terus mendapatkan asupan
asam amino esensial. Asam amino tersebut meliputi Isoleusina, Lisina,
Metionina, Treonin, Valina, Histidina, Leusina, Fenilalanina, dan Triptofan.
Sembilan asam amino esensial di atas diperoleh dengan mengonsumsi
makanan yang kaya akan protein, baik bersumber dari hewani maupun nabati
(Novita, 2014).

2. Fungsi Protein
Berikut fungsi protein bagi tubuh:
a. Membangun dan Memperbaiki Jaringan Tubuh
Protein berfungsi memelihara sel yang terdapat di seluruh tubuh agar bisa
berfungsi secara optimal. Biasanya, jumlah protein yang diperlukan untuk
memperbaiki dan membangun sel tubuh akan stabil setiap harinya.
b. Membentuk Hormon dan Enzim
Sel mengandung enzim yang berfungsi menimbulkan reaksi biokimia
dalam tubuh. Enzim akan bereaksi ketika terjadi kontraksi otot,
pencernaan makanan, dan penghancuran racun. Enzim tersebut terbentuk
karena adanya protein. Selain itu, protein juga bertugas membentuk
hormon tubuh. Hormon berfungsi mengirimkan sinyal sekaligus mengatur
proses biologis antara jaringan, organ, dan sel.   
c. Sumber Energi
Selain karbohidrat dan lemak, protein merupakan sumber energi yang
diperlukan oleh tubuh. Lemak memasok energi sebanyak 9 kalori/gram,
sedangkan karbohidrat dan protein memasok sebanyak 4 kalori/gram.
Untuk memperoleh energi, tubuh akan mengandalkan lemak dan
karbohidrat. Sementara itu, protein disimpan sebagai cadangan dan akan
digunakan saat tubuh membutuhkannya. Sebagai contoh, saat Anda
berpuasa dan tidak mendapatkan asupan makanan selama berjam-jam,
protein akan bekerja untuk menghasilkan energi bagi tubuh.

4
d. Membentuk Antibodi
Fungsi protein yang tidak kalah pentingnya yaitu membantu pembentukan
imunoglobulin atau antibodi. Imunoglobulin memiliki peranan sebagai
pelindung tubuh dari serangan virus atau bakteri. Ketika tubuh
menghasilkan antibodi terhadap virus atau bakteri, sel-sel imun akan
kembali memproduksi antibodi untuk melawannya. Jadi, ketika virus atau
bakteri yang sama menyerang kembali, tubuh Anda mampu melawannya
dengan cepat.
Tidak hanya empat fungsi utama di atas, protein juga berperan sebagai
penyeimbang pH dan jumlah cairan dalam darah, menyimpan cadangan nutrisi,
dan menjadi media bagi senyawa kimia untuk melewati aliran darah.

C. Atlet
1. Pengertian Atlet
Atlet adalah Individu yang memiliki keunikan dan memiliki bakat
tersendiri lalu memiliki pola perilaku dan juga keperibadia tersendiri serta
memiliki latar belakang kehidupan yang mempengaruhi secara spesifik pada
dirinya. Rusdianto (dalam Saputro, 2014). Inividu yang terlibat dalam
atkivitas olahraga dengan memiliki prestasi di bidang olahraga tersebut dapat
dikatakan bahwa individu itulah yang dimaksud dengan atlet, Satiadarma
(dalam Yuwanto & Sutanto, 2012) .
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa atlet adalah
individu yang terlatih, memiliki keunikan, dan juga memiliki bakat dalam
bidang olahraga yang terlatih dalam cabang olahraga. Berdasarkan uraian
diatas maka dapat disimpulkan bahwa atlet adalah individu yang terlatih,
memiliki keunikan, dan juga memiliki bakat dalam bidang olahraga yang
terlatih dalam cabang olahraga.

5
BAB III
PEMBAHASAN

A. Kebutuhan Protein yang diperlukan Oleh Atlet


Kebutuhan protein bagi seorang atlet disebutkan berada pada rentang 1,2-
1,6 gr/kg berat badan per harinya dan nilai ini berada di atas kebutuhan protein
bagi non-atlet, yaitu sebesar 0,6-0,8 gr/kg berat badan. Peningkatkan kebutuhan
protein bagi atlet ini disebabkan oleh karena atlet lebih beresiko untuk mengalami
kerusakan jaringan otot, terutama saat menjalani latihan/pertandingan olahraga
yang berat (Irawan, 2007).
Rentang 1,2-1,6 gr/kg berat badan per hari adalah rentang maksimum
kebutuhan protein yang diakibatkan dari kebutuhan yang meningkat selama
menjalani latihan ketahanan dan latihan resistensi. Pada olahraga yang bersifat
ketahanan dengan durasi panjang sebagian kecil asam amino dari protein juga
akan digunakan sebagai sumber energi terutama saat simpanan glikogen sudah
semakin berkurang. Oleh karena hal-hal tersebut maka kebutuhan konsumsi
protein seorang atlet dalam kesehariannya akan relatif lebih besar jika
dibandingkan dengan kebutuhan non-atlet (Ayu, 2017).
Berikut adalah contoh perhitungan kebutuhan protein bagi atlet:
Atlet A memiliki berat badan 60 kg. maka kebutuhan protein hariannya ada dalam
rentang (1,2 gr x 60 kg) sampai (1,6 gr x 60 kg) atau tepatnya 72-96 gr protein/kg
berat badan per hari. Setara dengan 288-384 kkal per hari.
Beberapa peneliti juga ada yang mengatakan bahwa rentang 1,2-1,6 gr/kg
berat badan per hari tidak dapat dikatakan sebagai rentang yang benar-benar
universal. Hal tersebut dikarenakan dalam menilai kebutuhan protein untuk atlet,
bahkan untuk setiap orang, ada faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi,
seperti halnya:
1. Atlet Endurance (ketahanan) dan latihan intens lainnya. Sekitar 5 persen dari
energi dapat berasal dari protein selama latihan ketahanan, terutama jika
simpanan glikogen otot telah habis dan glukosa darah sedang rendah.

6
2. Atlet mengonsumsi terlalu sedikit kalori. Sehingga protein diubah menjadi
glukosa dan dibakar untuk menjadi energi, bukannya digunakan untuk
membangun dan memperbaiki otot.
3. Masa pertumbuhan atlet remaja. Protein sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan otot mereka.
4. Untrained people yang “baru” memulai program latihan. Mereka
membutuhkan protein ekstra untuk membangun otot.
Dalam artikel Fandom.id, dijabarkan secara lebih spesifik mengenai kebutuhan
protein seseorang, terutama untuk atlet, sebagai berikut:

Tentunya segala hal yang berlebihan, termasuk asupan protein, akan


menyebabkan ketidakseimbangan dan menjadi kurang baik bagi tubuh. Berikut
adalah dampak terlalu banyak mengonsumsi protein:
1. Jika atlet terlalu banyak mengonsumsi protein, maka akan menyebabkan atlet
menjadi kekenyangan dan konsumsi karbohidrat menjadi terbatas, padahal
karbohidrat merupakan sumber energi utama manusia.
2. Protein dipecah ke dalam urea, produk limbah dieliminasi dalam urin. Jadi,
jika mengonsumsi protein dalam jumlah banyak, maka atlet juga harus
banyak minum. Jika tidak akan berisiko pada batu ginjal. Sering pergi ke

7
kamar mandi dan perut kembung mungkin dapat memberi ketidaknyamanan
selama pelatihan dan kompetisi.
3. Secara teoritis, terlalu sering mengonsumsi protein dalam jumlah berlebihan
juga disinyalir dapat menyebabkan kerusakan pada hati dan ginjal akibat
stress yang didapatkan kedua organ tersebut dalam memetabolisme protein
dalam jumlah berlebih.
4. Atau Kantong Kering juga dapat menjadi dampak ‘buruk’ lainnya. Diketahui
bahwa protein hewani biasanya harganya mahal, sehingga memaksa tim atau
atlet, secara pribadi untuk merogoh kocek lebih dalam untuk diet. Jika suatu
tim memiliki anggaran terbatas, maka dananya dapat dialihkan untuk
membeli lebih banyak sumber protein nabati (kacang-kacangan, lentil, tahu,
tempe) dan lebih banyak buah, sayuran, biji-bijian, kentang.
5. Diet tinggi protein biasanya menjadi boomerang tersendiri bagi atlet, apalagi
jika berasal dari protein hewani (yang secara langsung juga mengandung
lemak hewani, yang mengandung kolesterol). Ini akan semakin tidak baik jika
cara pengolahannya digoreng karena berisiko dapat menaikkan berat badan
atlet dan kesehatan jantung atlet.

B. Peran Protein Bagi Atlet


Berikut beberapa peran penting bagi atlet (Novita, 2014):
1. Protein Untuk Meningkatkan Performa Aaerobik (Daya Tahan)
Pemeliharaan status GSH dalam tubuh adalah penting bagi
performa daya tahan. Dalam suatu grup pembalap sepeda yang sangat
terlatih, satu dosis 1 gr/kg/hari mencegah penurunan konsentrasi
glutatione darah selama 6 minggu latihan bersepeda dengan intens di
jalananPara atlit dalam studi ini melakukan 4 sesi per minggu (30-70
menit masing-masing) yang terdiri dari olahraga intensitas yang moderat
(50-70% maksimum rata-rata detak jantung) dan intensitas tinggi (80%+
maksimum rata-rata detak jantung). Oleh karenanya, daya tahan para atlit
yang melaksanakan volume latihan yang lebih besar dapat mensyaratkan
dosis protein whey yang lebih banyak setiap harinya untuk menjaga status

8
2. Protein Untuk Meningkatkan Kapasitas Anaerobik, Kecepatan dan Tenaga
dalam Olahraga Berbasis Kekuatan
Pertandingan-pertandingan olahraga dan olahraga yang
berintensitas tinggi menggunakan jalur energi anaerobik. Latihan olahraga
anaerobik umumnya meliputi aktivitas berintensitas tinggi yang lebih
pendek dan pertarungan yang berulang-ulang seperti lari cepat, sirkuit dan
latihan daya tahan yang berulang. Banyak atlit yang kompetitif
memasukkan bentuk olahraga ini ke dalam program latihan mereka.
Namun, latihan fitnes anaerobik hanya 3 kali seminggu selama 4-8
minggu) telah terbukti menurunkan GSH darah dan konsentrasi glutamine
selain juga menekan fungsi kekebalan terhadap orang dewasa, walaupun
telah mengonsumsi diet yang sehat.
Bila disimpulkan semuanya, hasil dari studistudi ini menunjukkan
hubungan sebab dan akibat antara intensitas program latihan olahraga dan
penurunan terhadap konstituen yang menyediakan fungsi kekebalan yang
kompeten. Penambahan 20 gram protein terhadap diet perharinya telah
menunjukkan peningkatan performa anaerobik tanpa latihan olahraga.
Para atlit yang melakukan sesi latihan multi anaerobik setiap minggunya
dapat mensyaratkan dosis harian hingga 1-1,5 gram protein /kg/hari untuk
menjaga kekebalan yang kuat.
3. Mengoptimalkan Pemulihan Setelah Latihan
Pengonsumsian suplemen cair protein dan karbohidrat langsung
setelah olahraga terbukti memberikan restorasi glikogen dengan lebih
efektif, menstimulasikan jumlah sintesa protein yang lebih tinggi dan
hormon anabolik selain juga mencegah penekanan kekebalan akibat-
olahraga. Strategi yang sederhana ini dapat juga meningkatkan performa
dalam dampak latihan-berulang hingga 24%. Properti protein peningkat-
kekebalan, profil asam amino yang baik dan kinetik pencernaan yang
cepat membuatnya sebagai protein yang ideal untuk dikonsumsi setelah
olahraga.

9
Untuk mempromosikan peralihan yang efisien dari setiap tipe
olahraga yang berat, atlit layaknya mengonsumsikan dosis 20 hingga 50
gram protein whey yang dikombinasikan dengan sumber karbohidrat
mudah diserap (seperti glukosa), dicampur dalam air yang penuh langsung
setelah berolahraga. Makanan yang sangat penting setelah olahraga
hendaknya dikonsumsi 30-60 menit setelah olahraga. Asam amino yang
melimpah bersirkulasi dalam darah terbukti meningkatkan efek anabolik
(pembentukan) kekuatan latihan. Oleh karenanya, para atlit yang
menginginkan peningkatan optimal dalam output tenaga/kekuatan tanpa
meningkatkan massa tubuh secara signifikan hendaknya memasukkan satu
sajian protein (20-50 gram) ke dalam diet kalori-terkontrolnya, dan dosis
ini hendaknya dikonsumsikan sebelum tipe latihan daya tahan apapun.
4. Protein Membangun Massa Otot
Binaragawan dan orang-orang lain yang menginginkan
penambahan optimal pada massa (otot) ramping hendaknya menuju
kepada konsumsi satu dosis protein 1,5 gr/kg/hari selama program latihan
daya tahan. Dosis ini hendaknya dibagi menjadi 4 atau 5 sajian yang lebih
kecil dan dikonsumsi dalam makananan campuran zatmakronutrisi
sepanjang harinya. Penelitian menunjukkan bahwa hadirnya karbohidrat
dan lemak meningkatkan efek anabolik protein terhadap jaringan otot.
Konsumsi protein dalam makanan campuran zatmakronutrisi terbukti
memberikan penerimaan protein bersih yang lebih tinggi baik terhadap
orang dewasa muda maupun lebih tua dibandingkan dengan protein
berkualitas tinggi lainnya sepertikasein.
5. Protein Untuk Meningkatkan Komposisi Tubuh
Protein dapat dimasukkan kedalam diet untuk meningkatkan
komposisi tubuh, tenaga dan kekuatan tanpa menerima massa tubuh yang
besar. Penelitian menyarankan bahwa konsumsi protein sebelum latihan
akan mempromosikan pemeliharaan jaringan ramping sementara
meningkatkan penggunaan lemak tubuh sebagai bahan bakar. Untuk
mempromosikan pemeliharaan massa ramping dan penurunan pada massa

10
lemak, satu dosis protein (20-50 gram) hendaknya dikonsumsikan dalam
waktu sebelum berolahraga.
6. Protein Meningkatkan Kapasitas Antioksidan Dan Meningkatkan
Performa
Suplementasi dengan protein (20 gram per hari selama 12 minggu)
terhadap pria dan wanita muda yang sehat meningkatkan konsentrasi GSH
dalam limfosit darah tapi juga meningkatkan output kekuatan puncak dan
total kapasitas kerja selama tes bersepeda cepat. Dalam percobaan lainnya,
setelah 70 hari suplementasi dengan beragam protein, para partisipan yang
mendemonstrasikan penurunan secara nyata pada kerusakan oksidatif,
meningkatkan resistan terhadap lelah otot dan mengingkatkan status
selenium.
7. Protein dapat meningkatkan komposisi tubuh
Para atlit yang berpartisipasi dalam suatu jajaran olahraga tidak
hanya berlomba untuk meningkatkan tenaga ototnya tapi juga massa
ototnya. Dalam olahraga dimana peningkatan berat badan tidaklah
diinginkan, peningkatan dalam komposisi tubuh (rasio massa tubuh
ramping terhadap massa lemak) selalu bermanfaat. Hubungan antara GSH
dan perubahan komposisi tubuh telah dipertunjukkan dengan jelas dalam
beragam kondisi yang tidak berhubungan seperti kanker dan HIV selain
juga orang dewasa yang sehat yang melakukan program latihan olahraga.
Level GSH yang rendah didalam ragam sel dalam tubuh
menunjukkan penekanan pada kekebalan dan hilangnya otot sementara
menjaga status GSH menekankan kelestarian jaringan otot dan penurunan
lemak tubuh. Efek ini dianggap oleh karena efek regulatori positif cysteine
dan GSH pada metabolisme protein seluruh tubuh tapi juga
kemampuannya untuk secara langsung menurunkan perpecahan otot
melalui rintangan jalur ubiquitin-proteasome. Suplementasi dengan
protein whey tidak hanya meningkatkan GSH, ia juga memberikan
peningkatan langsung dalam komposisi tubuh. Suplementasi dengan hanya
20 gram protein per hari ditunjukkan dalam satu studi untuk memberikan

11
penurunan yang signifikan terhadap lemak tubuh, tanpa tipe apapun dari
latihan olahraga yang spesifik
8. Kekuatan otot yang lebih besar
Dalam beberapa percobaan yang melibatkan latihan kekuatan,
suplementsi protein (1,2-1,5 gr/kg/hari selama 6-12 minggu) secara
signifikan memberikan peningkatan yang lebih baik pada kekuatan otot
dalam beberapa penilaian dalam perbandingannya menandingi karbohidrat
dan/atau grup kontrol protein. Dalam dua dari percobaanpercobaan ini,
suplementasi protein memberikan peningkatan kemampuan kekuatan yang
lebih baik dalam olahraga utama seperti bench press barbel dan squat (10-
20% penerimaan lebih baik dibandingkan dengan grup kontrol tandingan
lainnya). Peningkatan kekuatan dari olahraga ini dianggap telah
meningkatkan kapasitas atlit untuk meningkatkan performa di banyak
pertandingan kekuatan atau berbasistenaga. Oleh karenanya, suplementasi
dapat memberikan atlit suatu kelebihan dalam pengembangan kekuatan,
seperti mengombinasikan suplementasi protein dengan latihan daya tahan,
dapat meningkatkan kapasitas fungsi terhadap banyak orang, tidak hanya
kepada atlit.
9. Pemulihan lebih baik Glikogen adalah bentuk penyimpanan energi tubuh
sebagai bahan bakar olahraga.
Glikogen rendah yang disimpan dalam jaringan diasosiasikan
dengan lelah dan performa olahraga yang rendah. Oleh karenanya, ini
merupakan hal yang penting bagi para atlit bahwa mereka memiliki
penyimpanan glikogen yang memadai dalam jaringan. Hasil dari satu studi
terkini menunjukkan bahwa suatu diet kaya dengan protein selama latihan
olahraga secara signifikan menghasilkan penyimpanan glikogen yang
lebih tinggi di dalam organ hati. Tikus yang diberikan protein menyimpan
glikogen cukup banyak dalam organ hatinya dibanding dengan tikus
lainnya yang diberikan protein kasein atau kedelai.
Efek bermanfaat ini dikarenakan kemampuan protein
meningkatkan aktivitas regulatori dari beragam enzim hepatis yang

12
bertanggung jawab untuk mensintesakan dan menyimpan glikogen. Studi
ini menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa tipe protein dalam diet
dapat mempengaruhi kandungan glikogen dalam organ hati.

13
BAB IV
KESIMPULAN

Protein adalah pecahan protein susu yang terjadi secara alami, yang diperlihatkan
dalam penelitian yang mempromosikan kekebalan yang kuat. Pemulihan otot yang efisien
dan memperpanjang manfaat secara keseluruhan atas aktivitas fisik. Protein memberikan
sejumlah manfaat unik terhadap para atlit. Secara cepat dicerna, mudah
mengasimilasikan sumber protein berkualitas tinggi yang menstimulasikan sejumlah
sintesis protein yang lebih besar dan penerimaan protein bersih dalam jaringan daripada
sumber protein lainnya.
Secara langsung gizi protein meningkatkan sejumlah aspek utama fungsi
kekebalan atlet yang melindungi melawan penyakit dan infeksi. Memberikan sumber
yang kaya cysteine yang meningkatkan kapasitas antioksidan dan meningkatkan
performa olahraga. Mempromosikan level glikogen yang lebih tinggi dalam organ hati;
bentuk penyimpanan energi yang penting untuk olahraga. Menurunkan penanda
kerusakan otot dan mempercepat pemulihan setelah olahraga. Memberikan kekuatan
yang lebih besar yang didapat selama latihan daya tahan dan ukuran otot yang lebih baik
meningkat selama olahraga binaraga. Memberikan sumber kalsium yang tersedia secara
alamiah untuk membantu menjaga kesehatan dan mencegah keretakan stres dimana
banyak atlit mengalaminya selama latihan

14
DAFTAR PUSTAKA

Ayu LP. 2017. Hubungan Asupan Energi Dan Protein Dengan Kesegaran Jasmani Pada
Atlet Di Pusat Pelatihan Dan Latihan Olahraga Pelajar (Pplop) Jawa Tengah.
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo.
http://eprints.unw.ac.id/1387/2/ARTIKEL%20PENELITIAN%202003%20-
pdf.pdf
Chandradewi & Irianto. 2017. Asupan Energi, Protein, Dan Stamina Atlet Di Pusat
Pendidikan Dan Latihan Olahraga Pelajar Nusa Tenggara Barat. Jurnal Kesehatan
Prima. 11 (1). Hlm 28-35.
https://poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/4.-AASP-
Chandradewi-1.pdf
Cooke M, Cribb PJ and Hayes A. The effects of short-term supplementation on muscle
force recovery on eccentrically-induced muscle damage in healthy individuals.
Presented at the Australian Association for Exercise and Sports Sciencen
Inaugural National Conference, 2004
Fandom.id, 18 Februari 2016. Protein: Fondasi Atlet Mengarungi Musim Kompetisi,
oleh Katondio Bayumitra Wedya. Diakses pada 3 April 2023 pada
https://fandom.id/protein-fondasi-atlet-mengurangi-musim-kompetisi/

Novita SH. 2014. Protein Dalam Nutrisi Olahraga. Jurnal Ilmu Keolahragaan. 13 (2).
Hlm 45 – 54.
http://digilib.unimed.ac.id/1387/1/Protein%20dalam%20nutrisi%20olahraga.pdf
Irianto, D. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahraga.Yogyakarta : Andi
Offset.
Penggalih MH & Huriyati E. 2007. Gaya hidup, status gizi, dan stamina atlet pada klub
sepakbola. Berita Kedokteran Mayarakat, 23(4), 192—199
Rangga NP & Leily A. 2014.Hubungan Asupan Energi Protein Dan Frekuensi Olahraga
Dengan Daya Tahan Kardiorespirasi Dan Massa Otot Pada Mahasiswa Ipb. Jurnal
Gizi dan Pangan, 9(1): 29-34.
https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/view/8260/6462

15
16

Anda mungkin juga menyukai