Anda di halaman 1dari 26

Makalah Gizi Olahraga

“Menilai Manfaat dan Risiko Suplemen dalam Olahraga serta


Doping”

Dosen Pengampu:
Dr.dr.Afriwardi,Sp.KO
Dr.Desmawati,M.Gizi
Dr. Idral Purnakarya

Disusun Oleh :
Kelompok 10
Humaida Amrah Tri Putri 1811226004
Ilma Latulkhairat 1811226006
Risa Irnia Sari 1811226001
Wahyu Dwi Suzanti 1811226005

PROGRAM STUDI S1 GIZI


UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Menilai Manfaat dan Risiko Suplemen dalam
Olahraga serta Doping”
Penulisan dan penyusunan makalah ini merupakan suatu rangkaian dari
proses untuk memenuhi mata kuliah Gizi Olahraga, Prodi Ilmu Gizi Universitas
Andalas. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Padang, April 2019

Penulis

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Suplemen Olahraga ...............................................................................4
2.2 Manfaat Suplemen ................................................................................19
2.3 Risiko Suplemen ...................................................................................19
2.3 Doping ...................................................................................................20
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ........................................................................................23
3.2. Saran ..................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gizi adalah ilmu tentang makanan dan hubungannya dengan kesehatan
dan aktivitas fisik termasuk diantaranya adalah olahraga. Olahraga
meningkatkan metabolisme zat-zat gizi yang diikuti dengan meningginya
kebutuhan zat-zat gizi oleh tubuh termasuk vitamin. Gizi seimbang adalah
susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih, dan
mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi.
(Kementerian Kesehatan RI. 2014) Olahragawan membutuhkan energi untuk
melaksanakan aktivitas fisiknya sehingga diperlukan berbagai persiapan
tertentu termasuk dalam makanan. Seorang atlet setiap hari harus
memperhatikan kondisi fisiknya agar dapat tampil secara prima dalam setiap
pertandingan. Pengaturan makan yang optimal harus mendapat perhatian dari
setiap atlet dalam proses latihan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi
dalam bidang olahraga.
Olahraga merupakan salah satu aktivitas yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia. Olahraga merupakan faktor penting dalam upaya
pemeliharaan kesehatan manusia. Menurut UNESCO, olahraga merupakan
aktivitas fisik berupa permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-
unsur alam, orang lain ataupun sendiri (Lutan: 2001: 39). Seiring
perkembangan zaman, olahraga tidak hanya sebagai sarana untuk
pemeliharaan kesehatan manusia tetapi juga sebagai ajang kompetisi yang
dapat mengharumkan nama bangsa dan negara. Mengacu pada gagasan
tentang olahraga tersebut merefleksikan bahwa melalui olahraga, seseorang
memperoleh jawaban atau pernyataan tentang kemampuan, kekuatan, serta
kompetisi yang dimiliki. Berbagai event olahraga semakin sering
diselenggarakan baik di tingkat daerah, nasional, hingga internasional.
Beragam motivasi seseorang menjadi atlet dan mengikuti kejuaran
menjadikan event olahraga sebagai arena yang menarik dan menantang. Hal
ini dikarenakan pihak-pihak yang mengikuti kejuaraan olahraga memiliki

1
satu tujuan yaitu untuk memperoleh kemenangan pada cabang olahraga yang
digelutinya. Orientasi untuk memperoleh kemenangan memiliki beragam
motivasi di antaranya sebagai ajang pembuktian ketangkasan atau kekuatan
fisik diri seseorang, memperoleh gelar atau kedudukan, pengakuan, medali,
hadiah berupa materi hingga memperoleh kepuasan dalam diri karena
berhasil memperoleh kemenangan. diperbolehkan mengikuti sampai dengan
empat event dalam satu kejuaraan namun demikian, tidak mudah bagi
seorang atlet untuk memperoleh kemenangan dalam setiap pertandingan.
Diperlukan dukungan secara moril maupun materiil untuk mencetak atlet-
atlet unggul dan tangguh agar mampu meraih prestasi yang diharapkan
mengingat persaingan yang dihadapi seorang atlet semakin berat. Dewasa ini,
tantangan yang dihadapi atlet semakin kompleks, khususnya kekhawatiran
dalam menghadapi pertandingan seperti: (1) keraguan terhadap kesiapan dan
potensi yang dimilik atlet, (2) rasa takut ketika menghadapi lawan, (3)
desakan untuk menang dari pelatih, orang tua, sponsor, dan lain sebagainya,
(4) emosional atlet seperti mudah panik, mudah marah, dan lain-lain, (5) dan
berbagai kekhawatiran baik yang muncul dari dalam diri maupun lingkungan
atlet.
Kekhawatiran yang dialami seorang atlet akan berdampak pada krisis
kepercayaan diri dan dapat merusak konsentrasi atlet dalam menghadapi
pertandingan. Berbagai tantangan tersebut mendorong munculnya keinginan
untuk mengatasi tantangan yang dihadapi atlet secara instan, antara lain
adanya isu tentang penggunaan doping, memodifikasi teknologi yang
digunakan dalam pertandingan, maupun sampai isu tentang sponsor dalam
suatu event pertandingan. Penggunaan doping dalam aktivitas olahraga
prestasi menjadi salah satu isu yang sedang hangat dibahas pada saat ini.
Penggunaan doping dilarang karena berdampak negatif bagi karir dan masa
depan seorang atlet. Hal ini dikarenakan, dampak negatif dari penggunaan
doping dalam jangka panjang seperti menimbulkan ketergantungan, rusaknya
organ atau saraf pada tubuh, rentan terserang penyakit, hilangnya karir dalam
dunia olahraga. Ambisi untuk memenangkan pertandingan akibat
kekhawatiran yang terjadi dalam diri atlet melatarbelakangi tingginya
penggunaan doping di lingkungan atlet berbagai cabang olahraga. Sedangkan

2
pengetahuan dan pemahaman atlet tentang doping sangat minim. Penolakan
menggunakan doping juga didukung oleh gagasan Baron Pierre de
Courbertin, menurutnya tujuan akhir olahraga dan pendidikan jasmani
terletak dalam peranannya sebagai wadah untuk penyempurnaan watak,
sebagai wahana untuk memiliki dan membentuk kepribadian yang kuat,
watak yang baik dan sifat yang mulia (Lutan, 2002: 1). Mengacu pada
pendapat Baron Pierre de Courbertin, olahraga bukan semata-mata sebagai
ajang persaingan, menunjukkan kekuatan, mengalahkan orang lain, dan
memperoleh kemenangan semata. Namun lebih kompleks lagi yaitu olahraga
sebagai media untuk menciptakan manusia yang bersikap dan berperilaku
manusiawi, menghormati dan menghargai sesama, dan membentuk sikap dan
perilaku yang mulia, menghindari keserakahan, dan membentuk manusia
yang kuat yang dapat bermanfaat bagi manusia lainnya dan lingkungan
sekitar. Apabila seorang atlet menggunakan doping maka secara otomatis
atlet tersebut mengingkari esensi olahraga. Pentingnya menanggapi masalah
tentang doping menjadi perhatian penulis karena doping justru akan
merugikan pemakainya sendiri, dibandingkan manfaat sementara yang
didapat setelah memakai doping.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas :
1. Bagaimana manfaat Suplemen dalam Olahraga?
2. Bagaimana risiko Suplemen dalam Olahraga ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui manfaat Suplemen dalam Olahraga?
2. Mengetahui risiko Suplemen dalam Olahraga?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Suplemen Olahraga

3
Suplemen bukanlah obat. Obat adalah zat kimia yang digunakan untuk
menyembuhkan suatu penyakit dan meringankan rasa sakit yang diderita.
Obat merupakan zat yang cukup keras bekerja bagi tubuh dan seringkali
memiliki efek samping. Sedangkan suplemen sebagian besar bekerja sebagai
tambahan gizi selain makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Suplemen juga
merupakan zat yang membantu mengoptimalkan hormone dan fungsi tubuh.
Suplemen tidak bekerja seperti obat. Bahan didalam suplemen tidak ada yang
mengandung adiktif atau zat yang dapat membuat seseorang ketagihan. Selain
dari suplemen makanan yang kita kenal seperti suplemen gizi dan non gizi
yang berbentuk kapsul, tablet, bubuk, atau cairan yang fungsinya sebagai
pelengkap untuk menjaga vitalitas tubuh, ada juga yang disebut suplemen
olahraga. Suplemen olahraga berfungsi untuk menunjang kegiatan olahraga
dengan efek yang berbeda-beda pada setiap jenis suplemen. Beberapa efek
yang ditimbulkan adalah untuk menambah energy, membentuk tubuh, dan
mengencangkan otot. Beberapa contoh jenis suplemen olahraga yang banyak
dijual dipasaran adalah minuman isotonic, minuman berenergi, suplemen
creatine, dan suplemen hormone. Suplemen olahraga dapat berfungsi sebagai
alat bantu farmakologi, alat bantu fisiologi dan alat bantu gizi. Alat bantu
gisiologis secara teoritis dimaksudkan mempengaruhi secara langsung proses-
proses fisiologi tertentu yang penting bagi olahraga. Salah satu alat bantu
fisiologi yang paling berhasil adalah doping darah, yaitu menambah darah
atau dalam istilah teknis dikenal dengan induksi arythrocythemia. Beberapa
prosedur dapat digunakan, tetapi yang paling aman adalah teknik autologus
transfusion. Suplemen besi, yang sering dipertimbangkan sebagai alat bantu
ergogenik gizi, diklasifikasikan sebagai alat bantu fisiologi (Riyadi dkk.
2007).
2.1.1. Minuman Isotonik
Menurut BSN (1998), minuman Isotonik merupakan salah satu
produk minuman ringan karbonasi atau nonkarbonasi untuk meningkatkan
kebugaran, yang mengandung gula, asam sitrat, dan mineral. Istilah isotonic
seringkali digunakan untuk larutan minuman yang memiliki nilai osmolalitas
yang mirip dengan cairan tubuh (darah), sekitar 280 mosm/kg H2O.
Minuman Isotonik juga dikenal dengan sport drink yaitu minuman yang

4
berfungsi untuk mempertahankan cairan dan garam tubuh serta memberikan
energi karbohidrat ketika melakukan aktivitas. Minuman isotonik
didefinisikan juga sebagai minuman yang mengandung karbohidrat
(monosakarida, disakarida dan terkadang maltodekstrin) dengan konsentrasi
6-9% (berat/volume) dan mengandung sejumlah kecil mineral (eklektrolit),
seperti natrium, kalium, klorida, posfat serta perisa buah/fruit flavors
(Murray dan Stofan, 2001). Komponen utama dari minuman isotonik ini
adalah air sebagai pengganti cairan tubuh, karbohidrat sebagai penyuplai
energi “siap saji” dan mineral sebagai pengganti elektrolit tubuh yang hilang.
Tambahan pula, kehadiran flavor sangat penting dalam menstimulus
konsumen untuk mengkonsumsi minuman isotonik.Umumnya komposisi
terbesar minuman isotonik tetaplah air (hinga 98%). 2% lainnya barulah
terdiri dari ion NaCl (Natrium klorida), KP (kalium fosfat), Mg (magnesium
sitrat), dan Ca (kalsium laktat), yang berfungsi mengganti elektrolit tubuh
yang hilang.
Minuman isotonik dibuat untuk menggantikan energi, cairan tubuh
dan elektrolit yang hilang selama dan setelah kita melakukan aktivitas fisik,
seperti bekerja dan olahraga. Aktivitas fisik yang berat, pada umumnya akan
menekan selera makan. Bila hal ini tidak diatasi maka akan tercipta defisit
energi yang ditandai dengan penurunan cadangan energi di alam bentuk
glikogen. Keadaan ini merugikan karena dapat menyebabkan penurunan
masa tubuh, kehilangan jaringan aktif, kelelahan kronis, dan suplai, makanan
(glukosa) ke sel otak terganggu. Oleh karena itu, kehadiran minuman
isotonic diharapkan dapat mengatasi permasalahan kehilangan energi, cairan
tubuh dan elektrolit. Minuman Isotonik yang beredar dipasaran banyak
menggunakan disakarida (sukrosa) sebagai karbohidrat penyuplai energi.
Para olarahragawan dapat memanfaatkan gula, selai, madu dan makanan
tinggi gula (permen) seperti minuman yang mengandung karbohidrat dalam
aspek pemenuhan energi. Karbohidrat yang memiliki indeks glisemik yang
tinggi lebih efektif dibandingkan yang memiliki glisemik yang rendah untuk
minuman isotonik. Hal ini menunjukkan bahwa selain glukosa dan sukrosa,
bahan lain seperti madu dapat digunakan untuk menggantikan sukrosa dalam
pembuatan minuman isotonik. Ketika aktivitas fisik dilakukan seperti bekerja

5
dan berolahraga, maka pada saat itu pula terjadi konsumsi energi, air mineral.
Air hilang bersama air seni dan keringat. Sementara itu beberapa mineral
hilang bersama keringat yang dikeluarkan. Secara normal (asupan makanan
cukup), kebutuhan energi saat beraktivitas disuplai dari oksidasi lemak,
karbohidrat dan sedikit kontribusi dari pemecahan protein, kira-kira 5%.
Semakin berat intensitas aktivitas fisik dilakukan maka akan semakin besar
energi yang dibutuhkan dan akan semakin besar karbohidrat yang digunakan
sebagai sumber energi.
 Sifat Minuman Isotonik
Minuman isotonik bukanlah obat yang terpaksa diminum tetapi
merupakan minuman yang diminum karena selain memiliki manfaat
kesehatan (mengganti energi, cairan tubuh dan elektrolit yang hilang),
tetapi juga tetap memiliki rasa yang enak. Oleh karena itu, formulasi
minuman isotonic yang tepat, yakni memiliki manfaat kesehatan dan
tetap enak dikonsumsi, merupakan sebuah teknik yang tidak sederhana.
Formulasi yang tepat dari minuman isotonic harus memberikan
beberapa keuntungan, diantaranya disukai konsumen, penyerapan cairan
yang cepat, meningkatakan kebugaran dan mempercepat rehidrasi.
Terkait dengan rehidrasi dan pemulihan cairan tubuh setelah beraktivitas
fisik, minuman isotonic memiliki dua tujuan, yakni menggantikan air dan
elektrolit yang hilang lewat keringat saat beraktivitas dan menggantikan
karbohidrat yang digunakan dari cadangan hati dan otot ketika
beraktivitas. Manfaat kesehatan dan palatibilitas (secara sensori diterima
konsumen) yang ditawarkan oleh minuman isotonic, berhubungan erat
dengan jenis dan jumlah komponen penyusun minuman tersebut, yakni
gula, air dan mineral. Jumlah karbohidrat yang dikandung minuman
isotonic 6-9% elektrolit penting yang harus ada adalah natrium dengan
jumlah 20-50 mmol/L. berdasarkan SNI 01-4452-1998 minuman isotonic
harus mengandung gula (minimal 5%), asam sitrat dan mineral (Na
maksimal 800-1000 mg/Kg; K maksimal 125-175- mg/Kg), pH maksimal
4 dan aman dikonsumsi (memenuhi standar cemaran mikroba dan logam
berat).
 Bahan-bahan Minuman Isotonik
a. Sukrosa dan Pemanis Lainnya

6
Setiap gram gula pasir/sukrosa memberikan energi sebesar 4
kkal/gram. Sukrosa cukup luas penggunaannya dalam formulasi
minuman isotonik.Banyak minuman isotonik yang telah beredar di
masyarakat menggunakan sukrosa (disakarida) sebagai sumber
energi. Bahan lain yang dapat digunakan adalah madu, karena
Bahan pangan yang banyak mengandung dekstrosa (glukosa) dan
levulosa (fruktosa). Kadar dekstrosa dan levulosa yang tinggi
mudah diserap oleh usus bersama zat-zat organik yang lain.. Madu
jugs kaya akan zat gizi lainnya seperti vitamin, berbagai mineral,
asam organik dan enzim pencemaan.
b. Natrium Klorida (NaCl)
Natrium klorida dikenal juga dengan nama potasium klorida
dan garam dapur. NaCl sering digunakan pada pangan sebagai zat
gizi, pengawet, flavor dan intensifier.
c. Kalium Klorida (KCl)
Nama dagang dari kalium klorida adalah potasium klorida.
Potasium klorida digunakan pada pangan sebagai zat gizi, suplemen
diet, gelling agent, pengganti NaCI dan makanan khamir.
d. Natrium Sitrat (Na-Sitrat)
Natrium sitrat dikenal juga dengan nama sodium sitrat.
e. Asam Sitrat (H3-Sitrat)
Asam sitrat banyak digunakan dalam industri, terutama
industri makanan dan farmasi, karena memiliki kelarutan tinggi,
memberikan rasa asam yang enak dan tidak bersifat
racun.Disamping itu, asam sitrat bersifat sebagai chelating agent,
yaitu senyawa yang dapat mengikat logam-logam divalen seperti
Mn, Mg, dan Fe yang sangat dibutuhkan sebagai katalisator dalam
reaksi-reaksi biologic dapat dihambat dengan penambahan asam
sitrat (Winarno dan Laksmi, 1974).Asam sitrat biasa digunakan
pada produk pangan sebagai pengasam dan flavoring agent
(Committe on Specification Codex, 1972).
f. Kalsium Laktat (Ca-laktat)
Kalsium laktat merupakan senyawa dalam bentuk bubuk
krisral atau granula, berwarna putih hingga krem, sebagian besar
tidak berbau, mengandung hingga 5 molekul air dari bentuk Kristal.

7
Biasa digunakan dalam pangan sebagai pengkondisi adonan.
(dough conditioner), buffer dan makanan khamir.
g. Vitamin C
Vitamin C, dengan nama kimia L-asam askorbat, adalah
senyawa yang tak berbau, stabil, berupa padatan putih, larut dalam
air, namun sedikit larut dalam ethanol, dan tidak larut dalam pelarut
organik.Asam akorbat akan segera teroksidasi dalam tubuh menjadi
asam dehidroaskorbat, yang dapat kembali kebentuk reduksinya
(asam askorbat). Kemampuan untuk berperan dalam reaksi
oksidasi-reduksi inilah yang menjadi dasar asam askorbat berfungsi
sebagai vitamin.
h. Flavor
Flavor yang umum digunakan dalam inclustri minuman
adalah flavor sintetik. Keuntungan penggunaan flavor sintetik
adalah lebih ekonomis, penggunaan relatif sedikit, penyimpanan
mudah, lebih stabil clan lebih tahan lama.
i. Pengawet
Salah satu bahan pengawet yang luas digunakan adalah
asam, atau garam benzoat. Asam benzoat atau dalam bentuk
garamnya, memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan
mikroba.Zat antimikroba ini efektif dalam menghambat
pertumbuhan khamir dan bakteri, namun kurang efektif untuk
menghambat pertumbuhan kapang. Menurut SNI 01-0222-1995,
batas penggunaan sodium benzoat untuk produk minuman adalah
sebesar 600 ppm.
j. Claudifier
Zat pengkabut (Clauding Agents) adalah zat yang
ditambahakan untuk menimbulkan penampakan keruh pada produk
pangan terutama minuman. Zat ini Bering dipakai dalam jumlah
sedikit pada produk soft drink, minuman jeruk, es krim, sirup, dan
lain-lain.
 Dampak Minuman Isotonik
Walaupun terdapat manfaatnya, minuman isotonik ini memiliki
dampak negative bagi tubuh yaitu minuman isotonik biasanya
mengandung asam nitrat. Seluruh asam memiliki sifat erosif dan dapat
berpengaruh pada gigi serta lambung. Karena itu, sebaiknya konsumsi

8
secepat mungkin, dan menggunakan sedotan, serta tidak ditahan atau
dipakai berkumur. Untuk wanita hamil dan mereka yang usia lanjut, tidak
masalah kalau ingin mengonsumsi minuman kesehatan ini, sejauh tidak
berlebihan. Kelebihan kalium akan berpengaruh pada metabolisme tubuh
dan menimbulkan efek jantung berdebar kencang.
2.1.2. Minuman Berenergi
Konsumsi Energy Drink di dunia pada umumnya meningkat dengan
sangat pesat. Dimana target konsumennya kini bukan hanya para
olahragawan lagi melainkan mulai dari anak muda hingga orang dewasa usia
18 hingga 34 tahun. Energy Drink mengklaim bahwa dirinya bisa
meningkatkan kualitas energy, meledakkan power, dan meningkatkan daya
tahan tubuh. Hal inilah yang coba ditawarkan oleh Energy Drink sebagai
salah satu jenis “minuman fungsional” . Minuman fungsional, dalam hal ini
tidak hanya menawarkan kebutuhan nilai gizi makro seperti karbohidrat,
protein, lemak dan rasa yang enak melainkan juga harus mampu memberikan
efek fungsional seperti regulasi bioritme, sistem saraf, sistem imunitas, dan
pertahanan tubuh. Namun, seiring dengan berjalannya waktu. Komposisi dari
minuman bernenergi mulai dipertanyakan nilai fungsionalnya. Hal ini
merujuk kepada beberapa komposisi minuman berenergi yang dapat
menyebabkan efek samping pada tubuh. Caffein misalnya, apabila
dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada hormone
insulin, efek dehidrasi pada olahragawan serta mempengaruhi kualitas tidur.
● Komposisi Energy Drink
Energy Drink merupakan jenis minuman yang dapat memberikan
sensasi segar setelah dikonsumsi, umumnya banyak mengandung kafein
dan gula dengan bahan tambahan vitamin B kompleks dan asam amino
(taurin misalnya). Biasanya berupa minuman kaleng, botol atau berupa
serbuk larut air. 4 Komposisi Energy Drink, antara lain terdiri dari: Gula,
Gingko Biloba, L-Carnitine, Anti Oxydant, Caffeine, Guarana, Taurine,
Ginseng, Yerba Mate, Vitamin B, Glucoronolactone, Creatine. Gula
Komponen ini biasa terdapat dalam Energy Drink sekitar 25 gr pada tiap
150 ml botol. Dalam Energy Drink gula berfungsi sebagai sumber energy.
Caffeine Kafein dalam minuman bernenergi berfungsi untuk
menstimulasi system saraf pusat sehingga member efek “alert”,

9
meningkatkan denyut jantung, dan tekanan darah. Efek dari konsumsi
kafein secara teratur dapat mengurangi resiko menderita penyakit
Parkinson sebanyak 80%. Kafein juga berkontribusi dalam mengatasi
nyeri kepala, merangsang mood, mencegah lubang pada gigi, serta
membantu mengurangi derita penyakit asma. Dalam satu botol (150 ml)
Energy Drink terdapat + 50 mg kafein. Taurine Taurine dapat meregulasi
denyut jantung tubuh, kontraksi otot, dan tingkat energy. Namun, Taurine
juga merupakan inhibitor neurotransmitter ringan. Taurine biasa terdapat
dalam ikan dan daging. Bahan ini juga telah diperkirakan memiliki Daily
Human Intake sekitar 40 hingga 400 mg. Energy Drink yang muncul
pada tahun-tahun antara 2004 hingga 2008 diketahui telah mengandung
taurine. Pada 2004, sekitar 27% Energy Drink telah mengandung Taurine,
sedangkan pada 2008, presentase keberadaan Taurine menurun menjadi
21%. Dalam 150 ml botol Energy Drink terkandung taurine sebanyak
1000 mg. Vitamin B Vitamin B dalam jumlah tertentu berperan dalam
membantu konversi makanan menjadi energy. Dalam kaleng ukuran 250
ml, mungkin terdapat 5 sekitar 360% RDA vitamin B6, 120% vitamin
B12, 120% vitamin B3. Vitamin B3 berperan penting sebagai co-enzim
metabolism energi, sintesis lemak, dan pemecahan lemak. Vitamin B6
berperan penting dalam membantu pemanfaatan karbohidrat, lemak dan
protein agar lebih maksimal. Vitamin B12 penting sebagai pembantu
dalam metabolism asam folat dan kinerja fungsi syaraf. Ginseng Ginseng
merupakan tanaman rempah-rempah yang telah digunakan sejak 2000
tahun yang lalu oleh masyarakat Asia Timur seperti Cina, Jepang dan
Korea. Ginseng dalam 18-400 ml per 16 ons bermanfaat dalam
meningkatkan energy, mempunyai komponen anti-lelah, melegakan
stress dan menguatkan ingatan menstimulasi hypothalamus dan kelenjar
pituitary untuk mengekskresikan adreno corticotropic. Dalam 4 g sachet
minuman berenergi terkandung ginseng sebesar 20 mg
● Nilai Fungsional Energy Drink
Efek fungsional yang ditimbulkan Energy Drink adalah
meningkatkan energy. Efek meningkatkan energy ini bisa timbul akibat
berbagai sebab. Yang pertama tentu saja asupan gula sebagai sumber

10
energy. Kedua, vitamin B yang membantu konversi gula ke energy.
Ketiga, kafein yang menstimulasi system metabolic dan syaraf pusat.
Keempat, Taurine yang dapat meregulasi denyut jantung tubuh, kontraksi
otot, dan tingkat energy. Kandungan komposisi pelengkap lainnya seperti
ginseng dan gingko biloba digunakan untuk memperkuat stamina dan
daya tahan tubuh. Sebuah penelitian yang mengkaji manfaat minuman
berenergi dalam memberi peningkatan energi seperti yang diiklankan.
Hasil penelitian yang dijalankan menunjukkan bahwa minuman energi 6
dibandingkan dengan placebo memberi efek peningkatan energi pada
kelompok subjek berumur 18 hingga 55 tahun. Efek yang paling tinggi
dapat dirasakan 30 hingga 60 menit selepas konsumsi dan efek ini
dipertahankan selama sekurang-kurangnya 90 menit. Kafein diketemui
penyebab utama efek ini. Walaupun tidak terdapat kebutuhan tubuh
manusia untuk kafein, melalui hasil penelitian dosis kafein yang rendah
(12,5-100 mg) dapat mempertingkatkan prestasi kognitif dan mood.
● Dampak Energy Drink
Pengaruh negative dari konsumsi Energy Drink secara umum
berasal dari komposisi kafeinnya. Telah diketahui bersama bahwa kafein
memiliki pengaruh buruk seperti diuresis (penambahan volume urin yang
diproduksi dan jumlah (kehilangan) zatzat terlarut dan air) dan
natriuresis. Konsumsi kafein yang berlebih juga dapat menurunkan
sensitivitas insulin dan meningkatkan rata-rata tekanan darah arteri.
Dalam penelitian lebih lanjut, juga telah ditemukan fakta bahwa
konsumsi kafein memiliki hubungan dengan nyeri kepala kronik,
terutama pada wanita muda berusia kurang dari 40 tahun . Pada tingkat
konsumsi kronis ditemukan pula gejala system saraf pusat,
kardiovaskular, gastrointestinal dan disfungsi renal. Kafein yang
mempunyai waktu paruh selama 6 jam juga dapat mempengaruhi kualitas
tidur seseorang. Pada saat berolahraga, Energy Drink juga mungkin
menyebabkan dehidrasi tubuh akibat efek diuretic yang ditimbulkan oleh
kafein. Untuk mengatasi segala pengaruh buruk kafein dalam Energy
Drink, FDA secara khusus telah mengatur pengkodean mengenai
komposisi kafein dalam Energy Drink. Dimana, dalam satu kaleng

11
minuman berenergi hanya boleh mengandung kafein sekitar 10 mg/oz. 7
Secara terpisah, di Australia dan Selandia Baru juga terdapat regulasi
mengenai kafein dalam minum-minuman ringan. Dimana, dalam
minuman ringan hanya boleh terdapat antara 145 hingga 320 mg/L
kafein. Sedangkan di Uni Eropa, regulasi mengenai kafein dalam
minuman yang dijelaskan dalam (European Union Commission Directive
2002/67/EC) tidak lebih dari 150 mg/L.
Komposisi Taurin dalam Energy Drink juga berpotensi
menimbulkan pengaruh negative bagi tubuh. Secara alami asam-asam
amino seperti taurin yang banyak terdapat pada empedu sapi. Namun
demikian secara komersial, asam amnino tersebut saat ini jarang yang
diekstrak dari organ hewan. Di samping harganya yang lebih mahal,
proses ekstraksi ini juga tidak praktis, serta kontinyuitas bahan baku yang
susah dipertahankan. Para produsen asam amino saat ini lebih melirik
pada proses fermentasi dan reaksi kimiawi dari bahan-bahan sintetis.
Kalaupun harus diperoleh dari ekstraksi, biasanya diambil dari bahan-
bahan yang tidak sulit didapatkan, seperti bulu unggas, rambut manusia
dan juga biji jagung. Dari segi kehalalan, asam amino yang dihasilkan
dari reaksi kimia sintetis sebenarnya lebih aman, karena tidak melibatkan
bahan yang kritis. Namun reaksi asam kuat dan bahan-bahan kimia
tersebut diduga memiliki pengaruh yang kurang baik bagi kesehatan,
terutama jika digunakan dalam dosis yang berlebihan. Sedangkan proses
fermentasi untuk menghasilkan asam amino tersebut memiliki kekritisan
dalam penggunaan media fermentasi.
2.1.3. Suplemen Creatine
Pada dasarnya tubuh manusia dapat memproduksi creatine yaitu
sebanyak 1-2 gram per hari secara alami akan di sintesis di dalam hati dan
ginjal. Total jumlah creatine yang dapat tersimpan adalah sekitar 0.17% dari
total berat badan. Dari total jumlah tersebut, kurang lebih 95% tersimpan di
jaringan otot serta sisanya akan tersimpan di dalam otak, hati serta ginjal.
Selain proses sintesis asam amino secara alami di dalam tubuh, kebutuhan
kreatin dapat dipenuhi dengan penambahan suplementas creatine yang
umumnya dalam bentuk creatine monohydrate dan atau melalui konsumsi

12
produk protein hewani seperti ikan tuna, ikan salmon, dan daging sapi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat atau nutrisi tertentu yang
terkandung dalam makanan mampu mempengaruhi metabolisme yang dapat
meningkatkan peforma atlet dalam pertandingan. Salah satu zat yang telah
terbukti berkhasiat adalah creatin (Nurul, 2015).
Dalam kondisi tertentu seseorang yang memiliki aktivitas fisik lebih
berat seperti sprint, lari jarak pendek ataupun olahraga angkat berat yang
membutuhkan tenaga yang besar dalam waktu singkat sehingga
membutuhkan creatin lebih dari yang diproduksi oleh tubuh. Untuk itu
diperlukan suplemen untuk menunjang kebutuhan creatin dalam tubuh.
Suplemen Creatin adalah produk yang ditujukan untuk meningkatkan kinerja
atlet dengan meningkatkan level energinya.
Suplemen creatine merupakan gabungan dari beberapa jenis asam
amino seperti glycine, agrinine, dan methionine. Creatine merupakan salah
satu sumber energi yang penting bagi kerja otot karena di dalam jaringan
otot, bentuknya yang telah ter-fosforilasi menjadi phosphocreatine (PCr)
secara langsung akan terlibat di dalam sistem metabolisme energi anaerobik
untuk menghasilkan molekul energi ATP (adenosine tri-phospate) secara
cepat. Di dalam proses ini, PCr yang ada di dalam otot akan berperan dalam
proses regenerasi molekul energi ATP melalui mekanisme yang dikenal
sebagai sistem ATP-PCr. Melalui mekanisme reaksi yang berjalan dengan
katalis enzim creatine-kinase, phosphocreatine menyumbangkan molekul
fosfat-nya kepada ADP (adenosine di-phospate) yang kemudian
menghasilkan molekul energi ATP. Karena molekul energi ATP tersimpan
dengan jumlah yang sangat terbatas di dalam tubuh dan karena kemampuan
tubuh untuk melakukan aktivitas intensitas tinggi bertenaga sangat
bergantung pada ketersediaan ATP di dalam jaringan otot, maka saat tubuh
membutuhan energi secara cepat, proses regenerasi ATP dari PCr dapat
bermanfaat untuk membantu memenuhi kebutuhan energi yang kemudian
secara teoritis juga akan meningkatkan kemampuan tubuh dalam melakukan
aktivitas olahraga intensitas tinggi bertenaga durasi pendek.
Karena Creatin secara langsung akan terlibat dalam metabolisme energi
secara anaerobik,maka suplementasi creatine menjadi efektif pada aktivitas

13
olahraga yang bersifat intensitas tinggi bertenaga durasi pendek dengan
repetisi atau aktivitas/jenis olahraga yang secara dominan bergantung
terhadap metabolisme energi anaerobik untuk menghasilkan energi secara
cepat seperti sprint, lari jarak pendek-menengah ataupun olahraga angkat
berat yang membutuhkan tenaga yang besar dalam waktu singkat. Berbeda
dengan olahraga durasi panjang yang bergantung pada metabolisme energi
aerobik yaitu pembakaran karbohidrat dan lemak untuk menghasilkan energi
seperti lari jarak jauh, sepeda jarak jauh ataupun juga sepakbola karena
sampai saat ini suplementasi creatine tidak memberikan manfaat positif
dalam peningkatan performa.
Beberapa-berapa faktor yang menyebabkan suplementasi creatine
memberikan manfaat positif terhadap performa olahraga yang bergantung
terhadap metabolisme anaerobik untuk menghasilkan energi adalah:
1. Suplementasi Creatin meningkatkan jumlah phosphocreatine di dalam otot
2. Peningkatan jumlah phosphocreatine meningkatkan kemampuan kontraksi
otot melalui proses regenerasi ATP yang dapat berjalan secara cepat.
3. Pengunaan phosphocreatine sebagai sumber energi secara teoritis akan
menjaga tingkat keasaman otot dengan mengurangi membentukkan ion
hidrogen.
4. Creatine dapat berfungsi sebagai penyangga (buffer) bagi ion hidrogen
yang telah terbentuk dalam aktivitas bertenaga. Proses ini secara teoritis
dapat mencegah terbentuknya asam laktat yang menyebabkan otot menjadi
cepat lelah.
Jenis suplemen creatin terbaik adalah Creatin monohydrate. Selain
harganya yang murah creatin jenis ini paling banyak diuji dan terbukti efektif
dalam meningkatkan peforma atlet. creatine jenis monohydrat dapat dapat
digunakan dalam tiga fase yaitu :
1. Fase Loading adalah fase diama creatine dikonsumsi dalam jumlah
tertentu hingga otot mulai jenuh dengan creatine, dengan demikian otot
akan lebih banyak mempunyai cadangan creatine, dan siap untuk
melakukan latihan beban dan pembentukan otot. Dosis yang digunakan
adalah 20 gram/hari atau 5 gram 4 kali sehari (pagi, siang, sore dan
sebelum tidur) selama 1 minggu.
2. Fase maintenance creatine adalah untuk mempertahankan kadar creatine
dalam otot agar cukup untuk latihan dan pembentukan otot. Setelah

14
beraktifitas dan latihan yang cukup intensif tubuh akan membakar
creatine, jadi untuk tetap mempertahankan creatine dalam otot adalah
dengan melakukan fase maintenance setelah loading diatas. Pada fase
maintenance hanya perlu menggunakan suplemen creatine sebanyak 10
gram/hari dan bagi menjadi 2 kali dalam sehari.
3. Fase off atau recycle dapat disebut sebagai fase pemulihan yang dimana
fase ini berguna untuk menormalkan kembali fungsi kreatin alami yang
dihasilkan oleh tubuh. Dalam fase ini tidak dianjurkan mengonsumsi
suplemen creatin. Apabila memakai creatin selama 1 bulan maka fase
recycle dilakukan selama 2 minggu hal ini berlaku kelipatannya misal
penggunaan creatin selama 2 bulan maka fase recycle dilakukan selama
1 bulan. Creatine dapat membantu sel otot untuk mengikat air, yang baik
bagi kinerja tubuh. Hal ini pula yang menyebabkan berat badan
bertambah. Sehingga atlet olahraga (sprint, renang, angkat besi dll)
wajib untuk men-cycle penggunaan creatin terutama 6 minggu sebelum
waktu menimbang berat badan. Untuk itu disarankan minum banyak air
putih minimal 8 gelas sehari. Suplemen creatin tersedia dalam bentuk
pil, bubuk, dan cair. Bentuk Suplemen creatin yang baik digunakan
adalah bentuk dasar yakitu bubuk sebab pada bentuk tersebut creatin
akan mudah diserap oleh tubuh serta tidak menghilangkan
kandungannya ketika diproses dalam sistem pencernaan. Selain itu,
penggunaan suplemen creatin dapat dikombinasikan dengan karbohidrat
sederhana seperti gula. Kombinasi creatin dengan karbohidrat sederhana
akan menyebabkan tubuh menghasilkan insulin yang akan mendorong
creatin untuk masuk ke dalam sel otot. Bentuk dan jumlah yang tepat
dengan durasi yang singkat dapat mengurangi rasa lelah dan juga
meningkatkan intensitas latihan. Sebaliknya, penggunaan suplemen
creatin dalam jangka panjang dapat mengakibatkan masalah kesehatan
seperti dehidrasi, mual, diare, kram otot, serta kerusakan hati dan ginjal.
2.1.4. Suplemen Hormon
Suplemen hormon ini biasanya berbentuk susu protein, kapsul, dan
tablet. Kebanyakan cara kerja suplemen hormon ini adalah dengan
mempengaruhi cara kerja hormon. Suplemen hormon ini memiliki beberapa

15
manfaat yaitu seperti menambah tenaga dan membentuk otot tubuh. Akan
tetapi, suplemen hormon ini tidak dijual secara bebas, melainkan
penggunaannya harus berdasarkan resep dokter. Sebab jika suplemen hormon
ini digunakan secara bebas maka akan dapat membahayakan kesehatan
pengguna, karena suplemen hormon ini bekerja langsung mempengaruhi
hormon dalam tubuh yang akan langsung memacu jantung untuk dapat
bekerja dengan cepat. Jika suplemen hormon ini digunakan secara bebas
maka akan dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, misalnya saja
stroke dan penyakit jantung. Berikut adalah beberapa contoh suplemen
hormon yang biasa digunakan oleh para atlet :
● Suplemen yang dipakai pada saat sebelum dan setelah kompetisi
a) Anabolic Androgenic Steroids (AAS)
Mekanisme : meningkatkan efek anabolik seperti meningkatkan
kekuatan dan massa otot. Doping jenis ini digunakan atlet untuk
meningkatkan massa otot dalam waktu singkat. Contoh : steroid
(drostanolone, metenolone, nandralone dan oxandrolone); steroid
endogen (dehydroepiandrosterone (DHEA) dan testosterone); steroid
lain (clenbuterol, tibolone [Livial], zeranol, zilpaterol).
b) Hormon
Mekanisme : Hormon digunakan untuk stimulasi fungsi tubuh,
seperti pertumbuhan, kelakuan, sensitivitas terhadap rasa sakit.
Hormon digunakan atlet untuk meningkatkan pertumbuhan dan
kekuatan otot serta menigkatkan produksi sel darah merah untuk
meningkatkan suply oksigen. Contoh : erythropoietin (EPO), human
growth hormones, insulin, corticotrophins, luteinizing hormone(LH),
human chorionic gonadotrophin (hCG), ACTH.
c) Agonis Beta 2
Mekanisme : Beta 2 biasa digunakan untuk obat asma dengan
merelaksasi otot bronkus sehingga udara yang masuk meningkat.
Keuntungan Beta 2 adalah sebagai stimulan dan bila dimasukkan ke
peredaran darah memiliki efek seperti steroid anabolik. Beta 2
digunakan atlet untuk meningkatkan ukuran otot dan mengurangi
lemak. Contoh : salmeterol, salbutamol, terbutaline, formoterol,
bambuterol, reproterol.
d) Agen dengan aktivitas anti-estrogen

16
Mekanisme :obat yang menghambat efek estrogen akan memberikan
negative feed back bagi hipotalamus untuk melepaskan GnRh.
Doping ini digunakan untuk mengurangi efek anabolik steroid
Contoh : gynaecomastia dan meningkatkan produksi testosteron.
e) Diuretik
Mekanisme : meningkatkan produksi urin sehingga mengurangi
berat badan dan menutupi penggunaan doping karena dikeluarkan
melalui urin. Contoh : epitestosterone, dextran, diuretics, probenecid.
f) Suplemen Nutrisi
Mekanisme : menyediakan ATP (energi) bagi otot. Digunakan atlet
untuk meningkatkan daya tahan dan kekuatan. Contoh : asam amino,
L-karnitrin, kreatin, gliserol, piruvat.
● Suplemen yang digunakan hanya pada saat kompetisi
a) Stimulan
Mekanisme: Stimulan merupakan obat yang meningkatkan
kewaspaan dan aktivitas fisik melalui peningkatan detak jantung dan
pernafasan serta fungsi otak (mempengaruhi sistem saraf sehingga
menstimulasi mental dan fisik tubuh). Stimulan digunakan atlet untuk
mengurasi rasa lelah, meningkatkan kewaspadaan mental,
konsentrasi, kecepatan, tenaga, daya tahan, konsentrasi Contoh :
kafein, adrafinil, kokain, modafinil, pemoline, selegiline, adrenalin,
methylphenidate.
b) Analgesik golongan narkotik
Mekanisme : Analgesik narkotik digunakan biasa digunakan untuk
mengurangi rasa sakit menekan pusat rasa sakit di otak. Obat ini
digunakan atlet untuk mengurasi rasa sakit bila terjadi cedera,
mengurangi rasa gelisah, juga digunakan agar atlet dapat berlatih
lebih keras dan lama Contoh : buprenorphine, dextromoramide,
heroin, morphine, pethidine.
c) Kanabinoid
Mekanisme: kanabinoid berasal dari tanaman ganja yang
menimbulkan rasa relaks. Kanabinoid digunakan atlet untuk
meningkatkan pemulihan setelah olah raga Contoh : hashish, hashish
oil, marijuana.
d) Glukokortikosteroid
Mekanisme : Glukokortikoid secara umum digunakan sebagai obat
antiinflamasi dan mengurangi rasa sakit, biasa digunakan sebagai

17
obat asma, demam, inflamasi jaringan, reumatoid artritis.
Glukokortikoid digunakan atlet untuk menghasilkan perasaan
euphoria dan mengurangi rasa sakit saat cedera. Contoh :
dexamethasone, fluticasone, prednisone,triamcinolone, acetonide.
2.2. Manfaat Suplemen
1. Mencegah terjadinya penurunan kualitas nutrisi bagi tubuh.
2. Mencegah penurunan kualitas gaya hidup.
3. Memenuhi kebutuhan tubuh akan komponen utama nutrisi yang meliput
karbohidrat, lemak, asam lemak esensial, protein, asam amino, air,
vitamin, mineral, enzim, antioksidan, karotenoid, flavonoid, alkaloid, dan
fitoestrogen.
4. Menghindarkan kekurangan gizi akibat pola makan tidak teratur dan tida
sehat.
5. Membantu mengembalikan vitalitas tubuh
2.3. Risiko Suplemen
1. Kelebihan vitamin C dibuang lewat urin, tapi jenis vitamin lain (A, D, E
dan K) akan mengendap di dalam tubuh dan dikhawatirkan dapat
mengganggu fungsi organ terutama hati dan ginjal.
2. Protein yang terdapat di suplemen bila dikonsumsi orang tertentu bisa
menimbulkan efek alergi.
3. Konsumsi zat besi berlebihan tidak baik untuk para penderita kelainan
darah seperti Thalassemia.
4. Konsumsi suplemen vitamain K untuk orang yang tengah minum obat
tertentu kadang-kadang justru memperburuk keadaan.
5. Suplemen yang mengandung hormon tambahan dikhawatirkan dapat
memicu gigantisme dan gangguan seksual.
6. Konsumsi berlebihan suplemen antioksidan seperti Vitamin A, E dan
betakaroten justru meningkatkan risiko kematian.
7. Mengkonsumsi suplemen berupa minuman berenergi dapat meningkatkan
tekanan darah.
8. Terlalu banyak suplemen mengandung fosfor akan menghambat
penyerapan kalsium.

2.4 Doping
Pengertian Doping Menurut IOC (International Olympic Committee)
pada tahun 1990, doping adalah upaya meningkatkan prestasi dengan
menggunakan zat atau metode yang dilarang dalam olahraga dan tidak terkait
dengan indikasi medis.

18
Jenis-Jenis Doping Yang Dilarang
Obat-obatan yang dilarang oleh WADA berdasarkan World Anti Doping Code
(WADC) tahun 2014 adalah sebagai berikut:
1. Anabolik steroid androgenik (AAS)
AAS adalah hormon testosteron sintetis. contoh yang dilarang adalah
calusterone, clostebol, danazol, mestanolone, methasterone, prostanozol, dan
stanozolol. Beberapa contoh AAS endogenous yang dilarang adalah
androstenediol, epistestosterone, dihydrotestosterone, dan prasterone.
2. Peptides Hormones
Hormon peptida adalah zat yang diproduksi oleh kelenjar dalam tubuh dan
setelah beredar melalui darah, zat ini dapat mempengaruhi organ-organ dan
jaringan lain untuk mengubah fungsi tubuh. Contoh yang dilarang adalah
erythropoiesis-stimulating agents (seperti erythropoietin/EPO dan
peginesatide/hematide), chorionic gonadotrophin (CG) dan Luteinizing
hormon (LH), Corticotrophins, dan growth hormons (seperti fibroblast
growth factors/FGFs)
3. Beta-2 Agonists
Beta-2 agonis adalah obat yang biasa digunakan untuk mengobati asma
dengan relaksasi otot-otot yang mengelilingi jalan napas dan membuka
saluran udara. Semua beta-2 agonis dilarang kecuali inhaled salbutamol (max
1600 micrograms selama 24 jam) dan salmeterol (tidak melebihi 1000ng/mL
atau formoterol (tidak melebihi 40ng/mL
4. Hormone dan Metabolic Modulator
Zat-zat yang termasuk dalam kategori ini adalah aromatase inhibitors (seperti
formestane, letrozole, dan tertolactone), selective estrogen receptor
modulator/SERMs (seperti raloxifene dan toremifene), zat anti-estrogenic
lainnya (seperti clomiphene dan fulvestrant), metabolic modulator (seperti
insulin, peroxisome proliferator activated receptor (PPAR) agonis
5. Diuretic dan Masking Agent lainnya
Agen masking adalah produk yang berpotensi dapat menyembunyikan
keberadaan zat terlarang dalam urin atau sampel lainnya yang memungkinkan
dan memperoleh keunggulan kompetitif yang tidak adil dalam proses

19
pengujian. contohnya adalah desmopressin, glycerol, dan probenecid. Yang
termasuk kedalam diuretic contohnya adalah acetazolamide, bumetanide,
thiazides, dan metolazone.
6. Stimulants
Stimulan adalah obat yang digunakan untuk meningkatkan aktivitas fisik dan
kewaspadaan dengan meningkatkan gerak jantung dan pernapasan serta
meningkatkan fungsi otak. contoh non-specified stimulant adalah adrafinil,
amfetamine, kokain, mephentermine, phendimetrazine, dan phentermine.
contoh specified stimulants adalah benzfetamine, cathine (jika konsentrasinya
dalam urin melebih 5 microgram/mL), cathinone dan sejenisnya, ephedrine
(jika konsentrasinya dalam urin melebih 10 microgram/mL), pseudoephedrine
(jika konsentrasinya melebihi 150 microgram/mL dalam urin), strychnine,
dan trimetazidine.
7. Narcotic Analgesics
Analgesik narkotik biasanya berupa obat penghilang rasa sakit yang bekerja
pada otak dan sumsum tulang belakang untuk mengobati rasa sakit yang
terkait dengan stimulus yang menyakitkan. Yang termasuk narkotik adalah
buprenorphine, heroin, fentanyl dan turunannya, methadone, morfin,
oxycodone, dan pentazocine.
8. Cannabinoids
Cannabinoids adalah bahan kimia psikoaktif berasal dari tanaman ganja yang
menyebabkan perasaan relaksasi. Contohnya adalah hashis, minyak hashis,
marijuana.
9. Glucocorticosteroids
Dalam pengobatan konvensional, glukokortikosteroid digunakan terutama
sebagai obat anti-inflamasi dan untuk meringankan rasa sakit.

Dampak penggunaan obat doping adalah sebagai berikut:


1. Konsumsi obat doping pada atlet dapat meningkatkan prestasi yang
melampai batas kemampuan normal. Keadaan ini tidak wajar dan
berbahaya, karena rasa letih merupakan peringatan dari tubuh bahwa
seseorang tersebut telah sampai batas kemampuannya.

20
2. Doping dengan suntikan darah akan menimbulkan reaksi alergi,
meningkatnya sirkulasi darah di atas normal, dan mungkin gangguan
ginjal.
3. Dampak buruk dari suntikan eritropoetin adalah darah menjadi lebih pekat
sehingga mudah menggumpal dan memungkinkan terjadinya stroke.
4. Pemakaian deuretika yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan
pengeluaran garam mineral yang berlebihan. Sehingga mengakibatkan
timbulnya kejang otot, mual, sakit kepala, dan pingsan.
5. Pemakaian obat analgetic pada atlit perempuan berfungsi menghilangkan
rasa sakit ketika haid. Namuan dampak buruknya jika salah memilih obat
bisa menyebabkan sulit bernapas, mual, konsentrasi yang hilang, dan
mungkin menimbulkan adiksi atau ketagihan.
6. Salah satu jenis obat doping yang paling sering digunakan para atlet
adalah obat-obatan anabolik, seperti hormon androgenik steorid.
mengganggu keseimbangan hormon tubuh dan dapat juga meningkatkan
risiko terkena penyakit hati dan jantung.
7. Beta-blockers membendung penyampaikan rangsangan ke jantung, paru-
paru dan aliran darah, memperlambat rata-rata detak jantung.
8. HGH atau Human Growth Hormone (hormon pertumbuhan manusia),
somatotrophin. menyamai hormon pertumbuhan dalam darah yang
dikendalikan oleh mekanisme kompleks yang merangsang pertumbuhan,
membantu sintesa protein dan menghancurkan lemak.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Olahragawan membutuhkan energi untuk melaksanakan aktivitas
fisiknyasehingga diperlukan berbagai persiapan tertentu termasuk dalam
makanan. Seorang atlet setiap hari harus memperhatikan kondisi fisiknya agar
dapat tampil secara prima dalamsetiap pertandingan. Pengaturan makan yang
optimal harus mendapat perhatian darisetiap atlet dalam proses latihan dengan
tujuan untuk meningkatkan prestasi dalam bidang olahraga.

21
Suplemen juga merupakan zat yang membantu mengoptimalkan hormon dan
fungsi tubuh. Suplemen tidak bekerja seperti obat. Bahan didalam suplemen tidak
ada yang mengandung adiktif atau zat yang dapat membuat seseorang ketagihan.
Suplemen olahraga berfungsi untuk menunjang kegiatan olahraga dengan efek
yang berbeda-beda pada setiap jenis suplemen.
Manfaat dan resiko yang ditimbulkan dari suplemen yang dikonsumsi dapat
berpengaruh terhadap tubuh kita sehingga kita harus memperhatikan cara
mengkonsumsi suplemen tersebut.

3.2. Saran
Diharapkan dapat menambah pengetahuan kita sebagai tenaga kesehatan akan
kebutuhan seorang atlet yang ingin bertanding. seta mengetahui akan dampak
yang ditimbulkan oleh suplemen yang dikonsumsi oleh atlet.

DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang.
Wiarto, Giri. 2013. Ilmu Gizi dalam Olahraga. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Laily hidayati, nurul. 2015. Asuhan gizi olahraga. yogyakarata. Rapha publising
diakses pada 15 Februari 2018 dari http://www.pulsk.com/56223/
Koswara, Ir. Sutrisno. 2009. Minuman Isotonik.ebookpangan.com diakses pada
14 Februari 2018 dari http://tekpan.unimus.ac.id/wp-
content/uploads/2013/07/MINUMAN-ISOTONIK.pdf

22
Cara Terbaik Menggunakan Suplemen Creatine diakses pada 15 Februari 2018
http://irondumbbell.com/cara-terbaik-menggunakan-suplemen-creatine
Tentang Creatine diakses pada 15 Februari 2018 http://reps-id.com/6-hal-yang-
harusanda-ketahui-tentang-creatine/
Rudiansyah. 2010. Pengaruh Gizi Terhadap Olahragawan diakses pada 18
Februari 2018 dari www.scribd.com/doc/34230789/Pengaruh-Gizi-
Terhadap-Olahragawan
Widiantoro, Puguh. 2010. Gizi Olahraga diakses pada 18 Februari 2018 dari
https://www.scribd.com/doc/34042283/GIZI-OLAHRAGA
Minuman Energi diakses pada 13 Februari 2018 dari http://kesehatan-dan
penyakit.blogspot.co.id/2015/06/minuman-energi-energy-drink.html?m=1
Suplemen Olahraga diakses pada 18 Februari 2018 dari
https://rivokempoel.wordpress.com/2010/05/18/suplemen-olahraga/
Suplemen Hormon diakses pada 13 Februari 2018 dari www.slideshare.net
Suplemen Hormon diakses pada 13 Februari 2018 dari www.academia.edu
South East Asia Regional Anti Doping Organization (Lembaga Anti Doping Asia
Tenggara)

23

Anda mungkin juga menyukai