Anda di halaman 1dari 19

“PENTINGNYA PERAN OLAHRAGA DALAM MENJAGA KESEHATAN

DAN KEBUGARAN TUBUH”

OLEH

NAMA : DEWI SHINTA MAHARANI TAGA

KELAS : XII IPA

SMA NEGERI KEBERBAKATAN OLAHRAGA FLOBAMORATA

KUPANG

NUSA TENGGARA TIMUR


HALAMAN PENGESAHAN

Karya ilmiah yang berjudul “ PENTINGNYA PERAN OLAHRAGA


DALAM MENJAGA KESEHATAN DAN KEBUGARAN TUBUH”

Disetujui Oleh:

Guru Pembimbing I Kepala Sekolah

Frans F. Ngadda, S.Pd Hironimus Pati,S,Pd,. MM


NIP.PPPK 198109142022211007 NIP. 1984020820100011014

2
MOTTO

“YOUR FUTURE IS DETERMINED BY WHAT YOU START TODAY”

(MASA DEPANMU DITENTUKAN OLEH APA YANG KAMU MULAI


HARI INI)

3
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjat kan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penulisan yang
berjudul " PENTINGNYA PERAN OLAHRAGA DALAM MENJAGA
KESEHATAN DAN KEBUGARAN TUBUH " tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan artikel ilmiah penulisan ini adalah untuk
mempelajari cara pembuatan artikel pada SMA Negeri Keberbakatan Olahraga
Flobamorata Kupang dan untuk memperoleh kelulusan untuk ke perguruan tinggi.

Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga artikel
ini dapat selesai.

4
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... 2
MOTTO ........................................................................................................... 3
KATA PENGANTAR ..................................................................................... 4
DAFTAR ISI ................................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 6
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 6
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................... 8
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 9
2.1 Olahraga ................................................................................................. 9
2.1.1 Jenis-Jenis Olahraga .................................................................. 10
2.2 Kesehatan ............................................................................................... 10
2.2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan ..................................... 11
2.3 Kebugaran Jasmani ................................................................................ 13
2.3.1 Pengertian Kebugaran Jasmani ................................................... 13
2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani .......... 13
2.4 Olahraga Untuk Kesehatan ..................................................................... 15
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan ............................................................................................18
3.2 Saran .......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 20

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka menyelesaikan ujian akhir sekolah, Para Guru meminta saya
untuk menyelesaikan artikel yang berjudul “Pentingnya Peran Olahraga Dalam
Menjaga Kesehatan Dan Kebugaran Tubuh”. Masalah olahraga untuk kesehatan
dan kebugaran sebetulnya sudah merupakan pengetahuan umum masyarakat,
mereka menganggap ha1 tersebut bukan lagi barang baru. Namun pada saat ini
paling tidak mengingatkan kita kembali betapa pentingnya peran olahraga dalam
kehidupan masyarakat.

Tema ini akan bermanfaat dibahas apabila dikaitkan dengan fenomena


kekinian masyarakat kita dalam olahraga. Sudah semenjak lama penulis
mengamati di berbagai tempat di Kota Kupang kecenderungan masyarakat dalam
memandang kegiatan olahraga pada umumnya. Mereka telah percaya bahwa
aktivitas olahraga banyak manfaatnya bagi tubuh. Kemudian mereka telah
menjadikan kegiatan olahraga sebagai kebutuhan hidupnya.

Fakta lain yang ditemukan di lapangan adalah sebagai berikut diantaranya:

- Sebagian masyarakat hanya melakukan olahraga satu kali dalam


seminggu.

- Kebanyakan mereka melakukan olahraga permainan.

- Suka meminum suplement menjelang olahraga.

- Kesadaran kadang timbul tenggelam.

- Kebanyakan masyarakat tersebut tidak mempunyai instruktur/pelatih.

Melihat makin tingginya kesadaran masyarakat untuk olahraga, bagi kita


suatu hal yang sangat mengembirakan. Akan tetapi kebanyakan mereka
berolahraga tidak mempedomani aturan bagaimana seharusnya melakukan

6
kegiatan olahraga dengan benar, sehingga dapat mencapai tujuan. Dari survey
yang dilakukan tahun 2009 yang memperoleh hasil survey terhadap masyarakat
yang melakukan olahraga di beberapa tempat di Kota Kupang yaitu umumnya
masyarakat telah mempunyai tujuan dalam berolahraga. Namun yang
mengejutkan mereka sebagian besar tidak mengetahui bagaimana cara melakukan
olahraga guna mencapai tujuannya.

Sehubungan dengan itu kita melihat apa yang telah dibekali pengetahuan
dan keterampilan dalam olahraga kesehatan dan kebugaran dapat berperan secara
profesional, baik menjadi instruktur maupun manajer di wirausahawan di bidang
olahraga kesehatan dan kebugaran. Kita jangan mendukung ide penyederhanaan
dalam berolahraga pada saat zaman yang serba spesialis. Jika kegiatan olahraga
seperti yang terlihat sekarang seolah-olah olahraga disederhanakan, maka lulusan
kita akan sulit mencari pekerjaan karena tidak dibutuhkan masyarakat.

Untuk itulah dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan apa,


bagaimana dan untuk apa kegiatan olahraga dilakukan khususnya olahraga
kesehatan dan kebugaran.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka ada beberapa masalah yang dapat
diidentifikasikan adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat hanya melakukan olahraga satu kali dalam seminggu.


2. Minum supplement sebelum olahraga
3. Tidak mempunyai instruktur atau pelatih

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari pengerjaan tugas akhir sekolah adalah yaitu:

Membuat cara dan peran yang benar agar masyarakat berolahraga secara
terstruktur serta kesehatan dan kebugaran tetap terjaga.

7
BAB II

PEMBAHASAN

8
2.1 Olahraga

Olahraga adalah aktivitas gerak manusia menurut teknik tertentu, dalam


pelaksanaannya terdapat unsur bermain, ada rasa senang, dilakukan pada waktu
luang, dan kepuasan tersendiri. Manusia sendiri adalah mahkluk hidup yang
aktivitasnya sangat tinggi. Rutinitas yang sangat tinggi tersebut harus ditunjang
dengan kondisi psikologis dan fisik tubuh yang seimbang. Keseimbangan kondisi
fisik dan psikologis tersebut dapat dicapai dengan usaha manusia melalui
aktivitas olahraga dan rekreasi yang bertujuan mengurangi tegangan-tegangan
pada pikiran (refreshing dan relaksasi). Olahraga pada hakikatnya adalah proses
pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan
holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.

Olahraga memperlakukan seseorang sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk


total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas
fisik dan mentalnya. Pada kenyataannya, olahraga merupakan suatu bidang kajian
yang luas sekali. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih
khusus lagi, olahraga berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia, yang
terhubung dengan perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya.
Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan
perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak
ada bidang tunggal lainnya seperti olahraga yang berkepentingan dengan
perkembangan total manusia.

2.1.1 Jenis-Jenis olahraga

9
Olahraga dapat dilakukan secara perorangan atau kelompok.
Olahraga tersebut bila dilihat dari tujuan pelakunya dapat diklasifikasikan
dalam beberapa kategori, yaitu :

1. Olahraga Prestasi

Olahraga yang dilakukan secara terfokus dengan tujuan memperoleh


prestasi. Hal tersebut dapat diketahui melalui suatu pertandingan,
turnamen atau kejuaraan.

2. Olahraga Rekreasi

Olahraga rekreasi pada dasarnya dilakukan untuk mengisi waktu luang.


Tujuan utama olahraga rekreasi adalah untuk beristirahat (refresing dan
relaksasi) dan memungkinkan terjadinya kontak sosial. Olahraga ini juga
berguna untuk memulihkan energi dan membuat hati lebih senang.
Olahraga ini mengenal pertandingan dengan menggunakan aturan
permainan resmi yang bersifat mengikat (wajib), namun terkadang tidak
ketat. Para ahli memandang bahwa rekreasi adalah aktivitas untuk mengisi
waktu senggang.

2.2 Kesehatan

Kesehatan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial yang sejahtera
secara utuh, dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan/ disabilitas
(Fertman, & Allensworth, 2010). Bright futures memaknai kesehatan dengan tidak
hanya bebas dari kematian dan kesakitan, namun sebuah pencapaian totalitas
potensial anak, dimana upaya memberikan ruang untuk perkembangan anak sehat
adalah sama pentingnya dengan mengobati/ mengurangi penyakit atau trauma
(Bernstein, 2005).
Kesehatan dipandang sebagai suatu bentuk keseimbangan antara individu
(sebagai inang), agents (seperti bakteri, virus, dan toksin), dan lingkungan,
sehingga interaksinya tidak hanya individu terhadap agent yang namun juga
dengan lingkungan untuk menciptakan kondisi sejahtera tersebut (Fretman, &

10
Allenswoth, 2010). Kesehatan dapat disimpulkan sebagai proses dinamis dalam
mempertahankan dan mendukung keutuhan integritas manusia (keseimbangan
fisik dan mental) dan adaptasinya dengan lingkungan sekitar secara optimal.

Dalam perspektif penyakit, sehat adalah suatu kondisi keutuhan dari


kemampuan fungsional dan keadaan lebih baik/ sejahtera, sehingga seseorang
dilihat mampu memiliki fungsional tubuh yang baik, mampu beradaptasi dengan
lingkugan secara adekuat, serta merasa lebih baik (diungkapkan secara subjektif)
(Leddy, 2006).

Selain itu juga dijelaskan oleh Arnold dan Breen, bahwa kondisi sehat
tidak hanya sejahtera fisik, mental dan sosial, namun tercapai keseimbangan
antara pertumbuhan, fungsional, keutuhan, serta keadaan yang lebih baik, kuat
dan mampu memberdayakan sumber yang dimiliki (Fertman, & Allensworth,
2010). Sehingga seseorang dikatakan sehat ketika ia merasa lebih baik, kuat,
memiliki kemampuan fungsional tubuh yang baik, serta mampu beradaptasi
dengan lingkungannya secara adekuat.

2.2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan

Terdapat 3 tingkatan kondisi dan perilaku yang mempengaruhi kesehatan


(Fretman, & Allensworth, 2010):

1) Tingkat individu atau intrapersonal

Karakter individu yang mempengaruhi perilaku seperti pengetahuan,


perilaku, kepercayaan dan ciri kepribadian yang dimiliki. Contoh
intrapersonal yaitu dengan berbicara dengan diri sendiri. Ini sangat penting
dalam memahami diri sendiri.

2) Tingkat interpersonal

11
Proses interpersonal dan kelompok primer termasuk keluarga, teman,
kelompok teman sebaya, yang memberikan identitas sosial, dukungan dan
definisi peran.

3) Tingkat populasi (meliputi 3 faktor yaitu institusi/ organisasi, modal


sosial, dan kebijakan publik)

a) Faktor institusi/ organisasi, meliputi peraturan, regulasi, kebijakan, dan


struktur informal yang menghambat atau mendukung perilaku yang
diinginkan

b) Faktor modal sosial, meliputi hubungan sosial dan norma atau standar
baik formal maupun informal antara individu, kelompok atau organisasi
dimana seseorang hidup atau bekerja

c)  Faktor kebijakan publik, meliputi kebijakan dan hukum lokal, provinsi


dan nasional yang mengatur dan mendukung aktifitas kesehatan dan praktik
pencegahan, deteksi dini, kontrol, dan manajemen penyakit.

1) Tujuan, yang mempengaruhi kontribusi manusia terhadap makna dan


arah dari model mutual dalam proses manusia-lingkungan, yang awalnya
dibentuk dari nilai/ makna serta tujuan yang ingin dicapai.

2) Hubungan yang tercipta saat seseorang terlibat secara aktif dengan orang
lain, kelompok atau lingkungan, dimana keterlibatan ini mendukung rasa
nyaman, sehat dan berkurangnya ansietas (berkurangnya rasa cemas yang
disebabkan oleh sesuatu).

3)  Kemampuan/kekuatan individu yang mempengaruhi keputusannya


terkait kesehatan.

Faktor lain yang mempengaruhi kesehatan menurut WHO (2019) meliputi:

1. Lingkungan sosial dan ekonomi, seperti penghasilan, dan status sosial

12
2. Lingkungan fisik, seperti air dan udara bersih, tempat kerja yang sehat,
perumahan yang aman, komunitas, dan hal lainnya yang berkontribusi
terhadap kesehatan

3. Karakteristik individu dan perilaku

4. Tingkat pendidikan

5. Kontribusi genetik

6. Pelayanan kesehatan yang dapat diakses

7. Jenis kelamin, pada beberapa penyakit dapat dipengaruhi oleh jenis


kelamin

8. Jaringan dukungan sosial, seperti kultur, tradisi.

2.3 kebugaran jasmani

2.3.1 Pengertian Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani menurut Agus Mukholid (2004), merupakan


kemampuan dan kesanggupan untuk melakukan aktivitas atau kerja,
mempertinggi daya kerja dengan tanpa mengalami kelelahan yang
berlebihan. Kebugaran jasmani didefinisikan sebagai satu set kualitas fisik
yang dicapai atau telah dicapai masyarakat sehubungan dengan
kemampuan mereka melakukan aktivitas fisik.

2.3.2 Faktor – faktor yang memengaruhi kebugaran jasmani

Faktor yang memengaruhi kebugaran jasmani menurut Suharjana (2008 :


14) faktor-faktor yang memengaruhi tingkat kebugaran jasmani seseorang
adalah sebagai berikut :

13
a. Umur

Setiap tingkatan umur mempunyai tataran tingkat kebugaran jasmani


yang berbeda dan dapat ditingkatkan pada hampir semua usia.
Kebugaran jasmani anak-anak meningkat sampai mencapai maksimal
pada usia 25-30 tahun. Selanjutnya akan terjadi penurunan kapasitas
fungsional dari seluruh organ tubuh kira-kira sebesar 0,81 – 1%.
Namun dengan rajin berolahraga, kecepatan penurunan tersebut dapat
diperlambat hingga separuh/setengahnya.

b. Jenis kelamin

Tingkat kebugaran jasmani putra biasanya lebih baik jika


dibandingkan dengan tingkat kebugaran jasmani putri. Hal ini
disebabkan karena kegiatan fisik yang dilakukan oleh putra lebih
banyak dibandingkan dengan putri. Sampai usia pubertas, biasanya
kebugaran jasmani laki-laki hampir sama dengan anak perempuan.
Setelah mencapai / melewati usia pubertas, anak laki-laki biasanya
mempunyai tingkat kebugaran jasmani yang jauh lebih besar
dibandingkan dengan tingkat kebugaran jasmani anak perempuan.

c. Makanan

Asupan gizi yang seimbang (12% protein, 50% karbohidrat, dan 38%
lemak) akan sangat berpengaruh bagi kebugaran jasmani seseorang.
Dengan gizi yang seimbang, maka diharapkan akan terpenuhinya
kebutuhan gizi tubuh. Selain gizi yang seimbang, makanan juga
sangat dipengaruhi oleh kualitas bahan makanan. Yang dimaksud
bahan makanan yang berkualitas adalah bahan makanan yang
sesedikit mungkin mengandung polutan. Cara pengolahan bahan
makanan juga sangat memengaruhi kualitas makanan yang
dikonsumsi.

14
d. Tidur dan istirahat

Istirahat sangat dibutuhkan bagi tubuh untuk membangun kembali


otot-otot setelah latihan sebanyak kebutuhan latihan yang ada di
dalam perangsangan pertumbuhan otot. Istirahat yang cukup sangatlah
perlu bagi pikiran dengan makanan dan udara.

2.4 Olahraga untuk Kesehatan

Sudah sejak 25 abad yang lampau orang mencari-cari cara agar tubuhnya
sehat. Hypocrates (460 - 577 SM) misalnya telah memberikan saran yang sampai
sekarang masih cocok untuk dilakukan. Jika kita bisa memberikan tubuh makanan
dan olahraga yang cukup, tidak kurang dan tidak berkelebihan sebenarnya kita
telah menemukan cara yang paling aman dalam memperoleh kesehatan. lchsan
(1991) olahraga pada dasarnya berisi kegiatan yang berorientasi pada gerak.
Pelaksanaannya bergantung pada kemapuan dan kegiatan yang ingin dicapai oleh
pelakunya. Melalui aktivitas jasmani akan terjadi perubahan berupa pengaruh
positif terhadap kesehatan. Sebaliknya akibat negatif akan diperoleh jika olahraga
itu dilakukan dengan cara yang salah. Cara berolahraga yang benar sebetulnya
sudah banyak masyarakat mengetahuinya, karena sangat tergantung kepada tujuan
apa yang ingin dicapainya.

Asas kesinambungan diperlukan untuk mencapai status kesehatan yang


lebih baik. Orang yang terlalu banyak mengeluarkan tenaga dalam kesibukannya
sehari-hari memerlukan kompensasi. Dia membutuhkan kegiatan lari sebagai
"pelepas lelah". Kita membutuhkan kegiatan seperti kegiatan rohaniah yang
memberikan keseimbangan antara kegiatan jasmaniah dan rohaniah.
Keseimbangan yang lebih lengkap lagi meliputi faktor fisiologis, psikologis dan
sosial. Jika dilihat lebih jauh lagi faktor fisiologis meliputi kebutuban gizi, faktor
psikologi melibatkan mental dan lingkungan sosial.

Jika dilihat makna, sehat menurut WHO dan Depkes RI, Giri Wijoyo
(1991) mengemukakan "pengertian sehat yakni sejahtera jasmani, rohani dan

15
sosial, bukan saja bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan". Jadi sehat itu
meliputi tiga aspek yang saling berhubungan erat, yakni jasmani, rohani dan
sosial. Karena itu tidaklah mengherankan pembinaan kesehatan melalui satu aspek
yaitu olahraga yang mempengaruhi terhadap rohani dm sosial. Sementara bagian
sehat bebas penyakit, cacat dan kelemahan. Kesehatan mempunyai tingkatan, dia
akan meningkat apabila dibina dan akan turun apabila ditelantarkan. Kita melihat
dalam kehidupan sehari-hari tidak punya waktu untuk olahraga, mengurangi tidur
karena mencari uang, bekerja keras untuk mengumpul kan kekayaan dan
mengabai kan kesehatannya. Tapi kemudian tidak sedikit diantaranya kemudian
jatuh sakit dan menghabiskan kekayaannya untuk berobat untuk mengembalikan
kesehatannya. Menurut, Sharkey (2001) kebiasaan untuk hidup sehat dm berumur
panjang meliputi, olahraga teratur, tidur secukupnya, serapan yang baik, makan
secara teratur, kontrol buat badan, bebas merokok dan bebas rninurn alkohol."

Tapi anehnya, ada orang yang ingin berumur panjang dan memiliki
kualitas kesehatan yang baik, namun tidak melakukan apa yang telah disarankan.
Apalagi masyarakat Minangkabau yang terkenal dengan gaya hidupnya yang
kurang sehat, suka makan yang berminyak kurang berolahraga. Pada bagian lain
Ralph Paffenbarge epidemologist dini Universitas Stamford dalam Surnasardjuno
(1996), "orang yang membuang 2000 kalori perminggu untuk berolahraga berarti
menambah 2,5 tahun harapan hidupnya". Kegiatan olahraga kelihatannya diakui
oleh para ahli mampu memberikan manfaat yang .positif bagi kehidupan manusia
Di samping itu Mangku (1992) mengemukakan bahwa setiap kalori yang
dipergunakan untuk berolahraga diperoleh dari hasil katabolisme energi di dalam
tubuh akan menurunkan kadar kolesterol dalam darah."

16
BAB III

KESIMPULAN

1. Setiap kegiatan olahraga harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah di
tetapkan guna mencapai tuj uan yang diinginkan.

2. Kegiatan olahraga untuk kesehatan dilakukan minimal 3 x seminggu, lama


latihan 10 menit terns menerus, melibatkan lebih 90% otot, dan intensitas latihan
70 - 80% dari DN MAX.

3. Kegiatan olahraga untuk kebugaran jasmani dilakukan 3 sampai 5 kali dalam


seminggu, lama latihan 30 - 45 menit tiap latihan, dan intensitas latihan antara 70
s/d 80% x denyut nadi maksimal.

4. Latihan kebugaran jasmani harus digabung antara latihan aerobik dan


anaerobic, sesuai dengan komponen kondisi yang ingin ditingkatkan

17
SARAN

1. Masyarakat disarankan melakukan kegiatan olahraga sebanyak 2-3 hari


dalam seminggu.
2. Tidak disarankan meminum supplement sebelum berolahraga, karena
dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
3. Masyarakat yang hanya melakukan olahraga biasa, diharapkan atau
disarankan dapat bergabung dan menjadi bagian dari suatu olahragayang
terstruktur dan mempunyai pelatih.
4. Masyarakat disarankan agar lebih menimbulkan kesadaran dalam diri,
bahwa dengan berlolahraga dapat membuat tubuh menjadi lebih sehat dan
kebugaran tetap terjaga.

DAFTAR PUSTAKA

18
Agus Mukholid. (2004). Pendidikan jasmani Dan Olahraga.Jakarta: Yudistira.

Departemen Kesehatan RI.(2006). Panduan integrasi promosi kesehatan. Jakarta :


Pusat promosi departemen kesehatan RI.

Fertman, C. I., & Allensworth, D. D. (2010). Health promotion programs: From


theory to practice (1st ed.). San Francisco: Jossey
Bass. https://doi.org/10.1093/heapro/dar055.
http://e-journal.uajy.ac.id/2930/2/2TA11200.pdf

Jia, Y., Fu, H., Gao, J., Dai, J., & Zheng, P. (2018). The roles of health culture
and physical environment in workplace health promotion?: a two-year
prospective intervention study in China, 1–11.

Leddy, S. K.(2006). Integrative health promotion : conceptual bases for nursing


practice. Canada : Jones and Bartlett Publisher

Suharjana. (2008). Pendidikan Kebugaran Jasmani. Pedoman Kuliah.


Yogyakarta. FIK UNY.

WHO, 2019. Health Impact Assessment (HIA). retrieved from


https://www.who.int/hia/evidence/doh/en/

Wils, J. (2014). Fundamental of health promotion for nurses (1st ed.). West


Sussex: John Wiley.

19

Anda mungkin juga menyukai