Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PJKR

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, DAN KEBUGARAN

DOSEN PENGAMPU :
Bayu Thomi Rizal, M.Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :


Ali Ahmad (2201025210)

Hanna Yasmin Shupaeroh (2201025170)

Firda Ruhul Aflah (2201025186)

Rabbiah Al Adawiyah (2201025024)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
TAHUN AJARAN 2022/2023
4
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
Rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ilmiah mengenai
“Pembelajaran Pendidikan Jasmani, dan Kebugaran” dapat selesai pada waktunya.

Terdapat banyak dukungan baik secara material dan non material yang diberikan kepada
penulis dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang ditujukan kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa


2. Kedua orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan.

3. Bayu Thomi Rizal, M.Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah PJKR pada Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Penulis menyadari bahwa makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, karena kami
juga masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu arahan, koreksi, dan saran yang
membangun sangat saya harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca.

Jakarta, 30 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4

1.2 Identifikasi Masalah..........................................................................................................5

1.3 Rumusan Masalah.............................................................................................................5

1.4 Tujuan Penulisan...............................................................................................................5

BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
2.1 Peregangan........................................................................................................................6

2.2 Pemanasan.........................................................................................................................7

2.3 Kegiatan Inti......................................................................................................................9

2.4 Pendinginan.....................................................................................................................10

2.5 Kebugaran.......................................................................................................................11

BAB III.........................................................................................................................................14
PENUTUP....................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................14

3.2 Saran..................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan suatu yang sangat berharga bagi kehidupan dan aktivitas
manusia. Sehat bisa diartikan di mana tubuh manusia tidak mengalami suatu gangguan apa
pun seperti sakit, cedera dan lain-lain yang bisa membuat seseorang melakukan kegiatannya
sehari hari dengan rasa nyaman dan maksimal. Pentingnya kesehatan juga mengharuskan
manusia untuk menjaganya, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan
ialah dengan melakukan aktivitas fisik.

Aktivitas fisik yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan ialah dengan melakukan
olahraga. Menurut Sudarsini dalam (Rohmah, 2021) menyatakan bahwa, olahraga adalah
suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk menuju hidup lebih sehat.
Menurut Suryanto dalam (Rohmah, 2021), faktor penentu kesehatan ialah makan makanan
bergizi dan berolahraga sesuai porsi latihan karena pola hidup sehat merupakan suatu gaya
hidup.

Kesehatan yang diperoleh manusia tidak terlepas dari aktivitas fisik yang
dilakukannya, semakin banyak aktivitas gerak tubuh dapat membantu manusia terhindar dari
rasa malas bergerak yang berakibat kebugaran tubuh menurun, dan juga pola hidup sangat
menunjang terhadap kesehatan tubuh manusia seperti menjaga pola makan, asupan makan
harus seimbang dari segi gizi dengan aktivitas yang dilakukannya serta menjaga pola
istirahat yang cukup.

Undang-undang Nomor 3 tahun (2005) pasal 1 tentang Sistem Keolahragaan Nasional


menyatakan bahwa, terdapat beberapa tujuan olahraga yang ingin dicapai dalam melakukan
aktivitas olahraga salah satunya ialah olahraga pendidikan. Olahraga pendidikan adalah
kegiatan yang dilakukan di sekolah sebagai bentuk aktivitas fisik yang dilakukan secara
teratur dan berkelanjutan dengan tujuan untuk memperoleh kesehatan, keterampilan,
kepribadian, pengetahuan dan kebugaran jasmani.

4
Olahraga memiliki manfaat untuk kebugaran fisik, prestasi, rekreasi pendidikan dan
pemersatu bangsa. Keolahragaan berkaitan dengan segala aspek yang berkaitan dengan
olahraga yang memerlukan pengaturan, pendidikan, pelatihan, pembinaan, pengembangan,
dan pengawasan. Maka olahraga dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang
sehat dan bugar. Melakukan kegiatan olahraga sebaiknya, sungguh-sungguh, teratur dan
rutin, Olahraga juga membentuk watak dan kepribadian, sportivitas serta disiplin.

Dalam dunia olahraga, kejadian cedera pada atlet adalah suatu kejadian yang sangat
tidak diharapkan namun dapat terjadi sewaktu–waktu. Cedera olahraga tersebut dapat berupa
cedera pada otot, tendon, ligamen, pergeseran sendi, patah tulang atau cedera pada sistem
saraf. Latihan peregangan otot merupakan salah satu usaha pencegahan terjadinya cedera
olahraga. Latihan peregangan otot atau lebih dikenal dengan stretching ini bertujuan untuk
membentuk kelentukan otot gerak tubuh atas dan bawah.
Sehingga hasil pencapaian kesegaran dan kebugaran kondisi fisik akan lebih baik.
Selain itu olahraga adalah seseorang yang melakukan latihan meraih prestasi. Menurut
Retno Herfinanda dalam (Rezki, 2022) mengatakan Olahraga memberikan manfaat berupa
menguatkan dan menyehatkan tubuh. Meski demikian, olahraga juga dapat memberikan
dampak buruk bagi fisik dan psikis individu yang melakukannya, yaitu dengan terjadinya
cedera khususnya bagi atlet.

1.2 Identifikasi Masalah


a. Cedera saat berolahraga

1.3 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan Peregangan?
b. Apa yang dimaksud dengan Pemanasan?
c. Apa yang dimaksud dengan Kegiatan Inti?
d. Apa yang dimaksud dengan Pendinginan?
e. Apa yang dimaksud dengan Kebugaran?
1.4 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Pembelajaran, Pendidikan Jasmani, dan
Kebugaran.
b. Untuk memenuhi perkuliahan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peregangan
Kelentukan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang memegang peranan
penting, bagi olahragawan dan non olahragawan. Peranan tersebut bagi olahragawan untuk
meningkatkan prestasi, dan bagi non-olahragawan untuk menunjang aktivitas sehari-hari.
Kelentukan dapat dilatih dan dikembangkan dengan menggunakan empat metode
latihan peregangan, yaitu metode peregangan dinamis, statis, pasif, dan kontraksi-relaksasi
(Tite Juliantine, 2010).
1) Latihan Peregangan Otot
Semua bentuk kegiatan manusia selalu memerlukan dukungan fisik sehingga
masalah kemampuan fisik merupakan faktor dasar bagi setiap aktivitas manusia. Salah
satu komponen kondisi fisik yang penting bagi semua cabang olahraga adalah
kelentukan. Kelentukan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang
mempunyai peranan penting. Peranan tersebut bagi non olahragawan adalah untuk
menunjang aktivitas kegiatan sehari-hari, sedangkan bagi olahragawan; senam, judo,
gulat, atletik, dan cabang-cabang olahraga permainan lainnya ternyata kelentukan
sangat diperlukan. Kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerak dalam
ruang gerak sendi.
Kelentukan yang dimiliki seseorang biasanya menggambarkan kelincahan
seseorang dalam geraknya. Bahkan bagi para olahragawan dalam cabang olahraga
yang dominan unsur kelentukan nya, apabila kelentukan nya tinggi akan
menampakkan prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan olahragawan yang
tingkat kelentukan nya rendah.
2) Peranan Kelentukan
Kelentukan memegang peranan yang penting dalam hampir setiap cabang
olahraga. Selain untuk olahraga, kelentukan pun memegang peranan penting dalam
menunjang kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat terlihat dalam dunia anak-anak, orang
dewasa maupun dunia orang tua.1

1
Tite Juliantine Dra. M.Pd. (2010). Studi Perbandingan Berbagai Macam Metode Latihan Peregangan dalam
Meningkatkan Kelentukan. Universitas Pendidikan Indonesia; Bandung
6
Harsono dalam Tite Juliantine (2010) juga menambahkan bahwa, hasil-hasil penelitian
menunjukkan bahwa perbaikan dalam kelentukan akan dapat:
a. Mengurangi kemungkinan terjadinya cedera-cedera pada otot dan sendi
b. Membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi, dan kelincahan
c. Membantu mengembangkan prestasi
d. Menghemat pengeluaran tenaga (efisien) pada waktu melakukan gerakan, dan
e. Membantu memperbaiki sikap tubuh

2.2 Pemanasan
Pemanasan merupakan aspek terpenting dalam sesi latihan. Para pemain perlu
melakukannya dengan benar, untuk memaksimalkan performa dan memperkecil risiko
cedera. Pemanasan juga membantu pemain berkonsentrasi pada sesi yang berlangsung.
Pemanasan yang baik merupakan hal yang fundamental dalam memastikan sesi latihan yang
produktif. Hal yang sama pentingnya selain melakukan aktivitas pemanasan adalah
melakukan aktivitas pendinginan setelah latihan atau pertandingan. Jika pemanasan
membantu tubuh kita dalam membuat transisi dari keadaan istirahat ke aktivitas sedang
maka pendinginan membuatnya kembali menjadi relaks dan tenang setelah tubuh melakukan
aktivitas latihan maupun pertandingan (Arifin, 2015).

Adapun tahapan-tahapan sebelum melakukan kegiatan olahraga guru membiasakan


siswanya untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu yaitu sekitar 10-15 menit. Kegiatan
pemanasan harus dilakukan sebelum melakukan aktivitas olahraga baik itu dalam masa
latihan maupun pertandingan. Selain dari itu setelah melakukan kegiatan aktivitas olahraga
kondisi tubuh harus didinginkan oleh sebab itu perlu melakukan gerakan pendinginan seperti
yang di jelaskan oleh (Nurkadri, 2017). Meskipun aktivitas stretching ketika pemanasan
tidak disarankan, tetapi untuk pendinginan melakukan stretching adalah aktivitas yang
sangat baik. Ada beberapa alasan mengapa stretching itu perlu dilakukan saat setelah latihan
inti: pertama stretching yang dilakukan saat pendinginan akan memperbaiki fleksibility.
Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwasanya kegiatan pemanasan dan
pendinginan sangatlah penting untuk mengurangi risiko cedera pada waktu melaksanakan
kegiatan olahraga. 2

2
Arifin, Zenal. 2015. AKTIVITAS PEMANASAN DAN PENDINGINAN PADA SISWA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI
SMP NEGERI SE- KECAMATAN SEMARANG TIMUR KOTA SEMARANG. Journal of Physical Education, Sport, Health
and Recreations. Vol 4, No 2
7
Jika kegiatan pemanasan sebelum melakukan aktivitas olahraga dapat membantu tubuh
membuat transisi dari dari keadaan istirahat ke aktivitas sedang maka dari itu kegiatan
pendinginan setelah melakukan aktivitas olahraga akan membuat tubuh relaks dari
ketegangan setelah melakukan aktivitas olahraga. (Syafari, 2020)

Pemanasan merupakan suatu aktivitas yang perlu dilakukan sebelum melakukan


aktivitas yang lebih berat. Pemanasan dilakukan untuk mempersiapkan tubuh agar dapat
beraktivitas dengan lebih baik dengan risiko cedera yang kecil. Tujuan dari pemanasan ini
adalah meningkatkan sirkulasi peredaran darah, mengembangkan paru-paru dan
meningkatkan detak jantung secara bertahap.

Dengan kondisi yang demikian tubuh akan cedera pada tubuh, untuk itu sebaiknya kita
harus mengetahui terlebih dahulu seperti apa gerakan pemanasan yang baik yang harus
dilakukan sebelum melakukan aktivitas olahraga seperti yang di kemukakan oleh (Syafari,
2020) tentang gerakan pemanasan, yaitu :

1) pemanasan statis yaitu Pemanasan statis yaitu pemanasan dengan bentuk peregangan
yang dilakukan mulai dari bagian tubuh atas menuju ke bawah (dari kepala sampai kaki)
dengan menggunakan hitungan 1x8. Pemanasan berbentuk statis ini bertujuan untuk
menyiapkan otot untuk melakukan kerja yang lebih berat agar tidak terjadi kram atau
cedera otot yang lainnya.
2) Pemanasan Dinamis yaitu Pemanasan dinamis yaitu pemanasan yang dilakukan dengan
menggunakan gerakan yang saling berkesinambungan atau saling berkaitan. Contoh
gerakan pemanasan dinamis yaitu dengan menggerakkan kepala ke atas dan ke bawah,
gerakan menekuk pendek-pendek panjang-panjang pada tangan atau gerakan kombinasi
(bongkok jongkok bongkok tegak). Pemanasan bentuk ini dimaksudkan untuk
melemaskan otot-otot yang kaku. 3

Seperti halnya dengan gerakan pemanasan melakukan gerakan pendinginan juga merupakan
hal yang tidak boleh di lupakan ketika kita sudah melakukan aktivitas olahraga, dikarenakan

3
Arifin, Zenal. 2015. AKTIVITAS PEMANASAN DAN PENDINGINAN PADA SISWA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI
SMP NEGERI SE- KECAMATAN SEMARANG TIMUR KOTA SEMARANG. Journal of Physical Education, Sport, Health
and Recreations. Vol 4, No 2
8
suhu tubuh dan tekanan darah harus dinormalkan seperti semula untuk itu kita harus
mengetahui sepeti apa bentuk gerakan pendinginan yang baik seperti yang di kemukakan
oleh (Syafari, 2020) yaitu:
1) merentangkan tangan,
2) Menarik tangan dan badan ke samping kiri dan kanan,
3) tangan lurus sejajar ke depan.
Berdasarkan penjelasan tersebut jelaslah bahwasanya gerakan pendinginan merupakan
gerakan yang merelakskan otot-otot tubuh yang telah melakukan aktivitas fisik yang berat
maupun sedang.

2.3 Kegiatan Inti


1) Tahap Pembelajaran Penjas Adaptif
Pembelajaran yang direncanakan meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,
dan tahap evaluasi. Untuk tahap perencanaan terdiri dari rumusan tujuan yang bertujuan
untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan gerak anak tunagrahita,
mengurangi masalah pada anggota gerak, mengembangkan potensi, menambah rasa
percaya diri.
Dasar penyusunan tujuan pembelajaran disusun dengan beberapa pertimbangan
seperti kondisi anak tunagrahita, kebutuhan anak tunagrahita, kemampuan dan program
yang sedang dijalankan. Indikator keberhasilan tujuan dalam pembelajaran penjas adaptif
di antaranya anak tunagrahita mampu melakukan gerakan tidak berpindah tempat,
gerakan berpindah tempat, kelincahan, kecepatan dan keseimbangan, adanya perubahan
lebih baik daripada sebelumnya. Program penyusunan semester disusun setiap semester,
misalnya ada program yang belum tuntas maka akan dilanjutkan pada semester
berikutnya dan jika program yang sudah tuntas maka boleh melanjutkan pada program
selanjutnya.
2) Tahap pelaksanaan pembelajaran penjas adaptif
Kegiatan awal pembelajaran yang dilakukan guru pendidikan jasmani untuk
membuka pelajaran sudah mengandung komponen-komponen yang berkaitan dengan
membuka pelajaran yang disampaikan oleh Mulyasa (2011: 85) yaitu menarik perhatian
peserta didik, membangkitkan motivasi peserta didik, memberikan acuan, dan membuat
kaitan, namun komponen yang lebih terpenuhi adalah pada poin menarik perhatian didik
dan membangkitkan motivasi siswa. 4

4
Mulyasa. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
9
Kegiatan inti pembelajaran memiliki urutan yang berbeda tergantung pada materi
yang akan disampaikan. Ada beberapa aspek yang diperhatikan dalam inti pembelajaran
di antaranya adalah cara penyampaian materi, metode mengajar, media, pengelolaan
kelas, penggunaan reinforcement. Cara penyampaian materi yang biasa dilakukan guru
adalah menyampaikan materi secara sistematis dan dengan bahasa yang singkat namun
mudah dipahami oleh anak tunagrahita.
3) Tahap evaluasi pembelajaran
Penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir semester atau pertengahan semester.
Penilaian dapat dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung, di luar jam pembelajaran
atau di akhir pembelajaran. Penilaian salah satunya dilakukan dengan melakukan tes. Tes
dilakukan agar dapat mengetahui kemajuan kemampuan anak tunagrahita berdasarkan
tujuan yang telah dirancang. Jenis tes yang digunakan adalah tes perbuatan. Jenis tes
perbuatan adalah pilihan yang tepat untuk pengambilan nilai.
Karena porsi dalam pendidikan jasmani adaptif lebih banyak di perbuatannya,
bukan teorinya. Guru pendidikan jasmani memperhatikan beberapa pertimbangan kriteria
dalam memilih tes.

2.4 Pendinginan
Adapun tahapan dalam olahraga yang harus dilakukan sebelum melakukan aktivitas
olahraga adalah Warming-Up atau pendinginan. Seperti yang dijelaskan oleh Seran & Segi,
dalam (Rezki, 2022). Sama dengan pemanasan pendinginan juga sering dilupakan ketika
sudah melakukan aktivitas olahraga karena seseorang yang melakukan olahraga sudah lelah
dan tidak perlu lagi melalukan pendinginan padahal melakukan pendingin sesudah olahraga
dapat mengembalikan suhu tubuh seperti semula. Menurut Syafari dalam (Rezki, 2022)
menjelaskan tentang manfaat gerakan pemanasan bagi tubuh yaitu:

1) menormalkan tekanan darah dan suhu tubuh,


2) merelakskan otot,
3) mencegah terjadinya cedera. 5

5
Rezki, dkk. 2022. PENTINGNYA AKTIFITAS PEMANASAN DAN PENDINGINAN DALAM BEROLAHRAGA PADA GURU
OLAHRAGA DAYAUN. Jurnal PKM Ilmu Kependidikan. Vol 5, No 1
10
Berdasarkan penjelasan tersebut jelaslah bahwasanya kita diwajibkan untuk melakukan
gerakan pendinginan setalah melakukan kegiatan olahraga dikarenakan dapat membantu
tubuh menormalkan kembali tekanan darah dan menormalkan detak jantung secara
perlahan.
Seperti halnya dengan gerakan pemanasan melakukan gerakan pendinginan juga
merupakan hal yang tidak boleh di lupakan ketika kita sudah melakukan aktivitas olahraga,
dikarenakan suhu tubuh dan tekanan darah harus dinormalkan seperti semula untuk itu kita
harus mengetahui sepeti apa bentuk gerakan pendinginan yang baik seperti yang di
kemukakan oleh Syafari dalam (Rezki, 2022) yaitu:
1) merentangkan tangan,
2) Menarik tangan dan badan ke samping kiri dan kanan,
3) tangan lurus sejajar ke depan. Berdasarkan penjelasan tersebut jelaslah bahwasanya
gerakan pendinginan merupakan gerakan yang merelakskan otot-otot tubuh yang
telah melakukan aktivitas fisik yang berat maupun sedang.

2.5 Kebugaran
Menurut Sadoso dikutip oleh Kemenkes RI (2017) Kebugaran jasmani adalah
kemampuan tubuh dalam melakukan kegiatan fisik tanpa merasakan kelelahan yang
berlebihan. Jadi yang dimaksud kebugaran jasmani ialah kebugaran fisik, yaitu kemampuan
individu dalam melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang
berlebihan, sehingga mampu mengerjakan pekerjaan yang lainnya.

Kebugaran jasmani diartikan sebagai; kesanggupan untuk melakukan kerja secara efisien,
tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti (Hisbullah, dalam Irianto, 1997). Menurut
Pollock dalam (Irianto, 1997), kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan
terdiri atas komponen-komponen: daya tahan kardiorespirasi, kekuatan otot, komposisi
tubuh dan kelentukan. 6

6
Irianto, Djoko. 1997. OLAHRAGA YANG AMAN DAN EFEKTIF UNTUK KEBUGARAN. Cakrawala Pendidikan. Vol XVI,
No.1,
11
1) Daya tahan kardiorespirasi
Daya tahan kardiorespirasi adalah kemampuan paru-jantung untuk mengambil
dan mengangkut oksigen untuk kerja otot dalam waktu lama. Kekuatan otot diartikan
sebagai kemampuan otot atau sekelompok otot untuk mengatasi beban dalam satu
usaha.
2) Komposisi tubuh
Struktur tubuh manusia tersusun atas berat badan tanpa lemak (otot, tulang dan
organ dalam) dan berat badan berlemak. Wanita pada umumnya memiliki berat badan
berlemak lebih besar dibanding pria. Komposisi tubuh seseorang erat hubungannya
dengan pola makan dan aktivitas fisik yang dilakukan. Orang yang tidak aktif bergerak
secara fisik akan ,·menyebabkan obesitas, yang sarat dengan risiko kesehatan seperti; !
inflating koroner, hipertensi, diabetes mellitus, atherosclerosis, ashma dU. Se seorang
diidentifikasi sebagai penderita obesitas bila berat badannya. >20% dari BB Ideal ( Fox,
1988: 367)
3) Kelentukan
Kelentukan berhubungan dengan keluasan gerak persendian. Kelentukan
seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain:
a. Bentuk. tipe, struktur sendi, ligamen dan tendo
b. Otot sekitar persendian
c. Umur dan jenis kelamin. Anak-anak dan wanita pada umumnya memiliki
kelentukan lebih baik. kelentukan maksimal dicapai pada umur 15 - 16 tahun.
d. Temperatur tubuh dan 0101, pada suhu 40 °c kelentukan meningkat 20% sedangkan
pada suhu 18°C menurun 10 - 20%.
e. Waktu harian, kelentukan optimum terjadi pada pukul 10.00 - 11.00 dan pukul
16.00 - 17.00 WIB., sebagai akibat perubahan biologis Sistem saraf pusat dan
tegangan otot.
f. Kekuatan otot.
g. Kelelahan dan emosi. 7

7
Irianto, Djoko. 1997. OLAHRAGA YANG AMAN DAN EFEKTIF UNTUK KEBUGARAN. Cakrawala Pendidikan. Vol XVI,
No.1,
12
Menurut Soeharto dalam (Irianto, 1997), kelentukan bermanfaat mengurangi
kemungkinan cedera dan meningkatkan mobilitas sehingga peserta dapat tampil lebih
dinamis. Saat ini status kebugaran jasmani menunjukkan status yang kurang
menguntungkan, hal ini terbukti dengan data penelitian antara lain; tingkat kematian di
Amerika 34% disebabkan oleh serangan jantung, 11% akibat stroke, 3% hipertensi dan 6%
gangguan paru jantung lainnya. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh sub, dit.
Bina Kesehatan olahraga Kemendikbud RI tahun 1985 - 1990 terhadap kebugaran jasmani
karyawan di Jabar dan DK! Jakarta menunjukkan hasil sebagai berikut: 92,4% daya tahan
kardiorespirasi termasuk katagori kurang dan kurang sekali, 24% lemak berlebih, 17%
kekuatan kurang, 5% kelentukan kurang
Status kebugaran jasmani seseorang ditentukan oleh pola hidupnya, yakni:
pengaturan makan, kesempatan istirahat dan kebiasaan berolahraga secara benar.
Kebugaran seseorang erat hubungannya dengan kesehatan (mencegah berbagai penyakit),
meningkatkan usia harapan hidup dan produktivitas. Latihan olahraga merupakan alternatif
yang baik untuk meningkatkan status kebugaran.8

BAB III
8
Irianto, Djoko. 1997. OLAHRAGA YANG AMAN DAN EFEKTIF UNTUK KEBUGARAN. Cakrawala Pendidikan. Vol XVI,
No.1,
13
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesehatan merupakan suatu yang sangat berharga bagi kehidupan dan aktivitas manusia.
Pentingnya kesehatan juga mengharuskan manusia untuk menjaganya, salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan ialah dengan melakukan aktivitas fisik.
Pemanasan merupakan aspek terpenting dalam sesi latihan. Para pemain perlu
melakukannya dengan benar, untuk memaksimalkan performa dan memperkecil risiko
cedera.

Menurut Sadoso dikutip oleh Kemenkes RI (2017) Kebugaran jasmani adalah


kemampuan tubuh dalam melakukan kegiatan fisik tanpa merasakan kelelahan yang
berlebihan.

3.2 Saran

Di harapkan kepada guru-guru dapat memanfaatkan waktu semaksimal mungkin dalam


melakukan aktivitas olahraga yang tidak tergesa-gesa sehingga siswa dapat melakukan
pemanasan sebelum melakukan aktivitas olahraga dan pendinginan setelah melakukan
aktivitas olahraga. Agar siswa tidak mengalami cedera fisik karena melakukan aktivitas
olahraga. Oleh karena itu diperlukan juga menyelenggarakan kegiatan pengabdian secara
rutin agar dapat menghasilkan guru yang kaya akan pemahaman tentang kegiatan fisik
dalam aktivitas olahraga.

DAFTAR PUSTAKA

14
Arifin, Zenal. 2015. AKTIVITAS PEMANASAN DAN PENDINGINAN PADA SISWA
EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMP NEGERI SE- KECAMATAN
SEMARANG TIMUR KOTA SEMARANG. Journal of Physical Education, Sport,
Health and Recreations. Vol 4, No 2

Irianto, Djoko. 1997. OLAHRAGA YANG AMAN DAN EFEKTIF UNTUK KEBUGARAN.
Cakrawala Pendidikan. Vol XVI, No.1,

Kemenkes_RI. (2017). Modul Pelatihan Pembinaan Kebugaran Jasmani. Jakarta

Mulyasa. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Rezki, dkk. 2022. PENTINGNYA AKTIFITAS PEMANASAN DAN PENDINGINAN


DALAM BEROLAHRAGA PADA GURU OLAHRAGA DAYAUN. Jurnal PKM Ilmu
Kependidikan. Vol 5, No 1

Rohmah, Lailatul, dkk. 2021. TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DAN AKTIVITAS FISIK
SISWA SEKOLAH. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 09 Nomor 01

Tite Juliantine Dra. M.Pd. (2010). Studi Perbandingan Berbagai Macam Metode Latihan
Peregangan dalam Meningkatkan Kelentukan. Universitas Pendidikan Indonesia;
Bandung

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3, Tahun (2005) tentang Sistem Keolahragaan


Nasional, Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai