Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH

MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN REMAJA

“AKTIFITAS FISIK”

Dosen :

Disusun Oleh :

1.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDRAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan tepat waktu. Makalah ini merupakan tugas kelompok bagi
mahasiswa prodi Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Surabaya untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan.
Oleh karna itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dwi Wahyu Wulan S., SST., M.Keb., selaku ketua jurusan kebidanan
Kampus Poltekkes Kemenkes Surabaya.
2. Dwi Purwanti S.Kp, SST.Bdn., M.Kes., selaku ketua prodi pendidikan
Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya.
3. .....,selaku dosen mata kuliah Psikologi Perkembangan Poltekkes
Kemenkes Surabaya.
4. Seluruh pihak yang turut membantu dan kerja sama dalam
menyelesaikan makalah pada mata kuliah Psikologi Perkembangan

Surabaya, 10 Agustus 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................ii

Daftar Isi.....................................................................................................iii

Bab 1 Pendahuluan....................................................................................

1.1 Latar Belakang.....................................................................................


1.2 Tujuan..................................................................................................
1.3 Manfaat ...............................................................................................

Bab 2 Tinjauan Pustaka.............................................................................

2.1 Pengertian Aktifitas Fisik.................................................................


2.2 Faktor- Faktor Yang.........................................................................
2.3 Pengaruh Aktifitas Fisik Terhadap IMT...........................................
2.4 Pengaruh Aktifitas Fisik di Lingkungan Sekolah.............................
2.5 Pengaruh Aktifitas Fisik di Lingkungan Sekitar...............................
2.6 Penanganan Terhadap Aktifitas Fisik................................

Bab 3 Penutup ..........................................................................................

3.1 Kesimpulan .........................................................................................

Daftar Pustaka ..........................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu mengetahui
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui
b. Untuk mengetahui
c. Untuk mengetahui
d. Untuk mengetahui
e. Untuk mengetahui
1.3 Manfaat
Berdasarkan tujuan makalah ini dapat digunakan sebagai informasi ilmiah
di bidang kebidanan dalam mata kuliah Psikologi Perkembangan

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Aktifitas Fisik


Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran
energi. Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur membawa manfaat yang besar
bagi kesehatan. Aktivitas fisik termasuk diantaranya aktivitas yang dilakukan di
sekolah, di tempat kerja, aktivitas dalam keluarga / rumah tangga, aktivitas selama
dalam perjalanan dan aktivitas lain yang dilakukan untuk mengisi waktu luang
sehari-hari (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Aktivitas fisik tidak harus selalu berupa olahraga. Berbagai macam aktivitas
seperti bermain juga termasuk dalam melakukan aktivitas fisik. Pada gambar
Tumpeng Gizi, bermain sepak bola, berjalan, senam, bersepeda, dan menyapu,
digambarkan sebagai contoh aktivitas fisik yang dapat dilakukan. Melakukan
pekerjaan rumah, berkebun/membersihkan halaman, bermain lompat tali adalah
contoh kegiatan fisik yang dapat dilaku an di rumah. Memilih menggunakan
tangga daripada lift, senam bersama di sekolah, bersepeda ke sekolah, peregangan
saat pelajaran usai adalah contoh aktivitas fisik yang bisa dilakukan di sekolah
atau di tempat umum.
2.2 Manfaat-Manfaat Aktifitas Fisik
Aktivitas fisik yang teratur seperti berjalan kaki, bersepeda, atau menari
memiliki manfaat yang signifikan bagi kesehatan diantaranya dapat 14
mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, diabetes dan osteoporosis, membantu
mengontrol berat badan serta meningkatkan kesehatan mental.
1. Menurunkan risiko penyakit kardiovaskular
Melakukan aktivitas aerobik dengan intensitas sedang setidaknya 150 menit
seminggu dapat mengurangi risiko untuk terkena penyakit jantung dan stroke. Jika
individu dengan aktivitas fisik kategori rendah lebih berisiko lebih besar untuk
terkena PJK. Aktivitas fisik secara teratur juga dapat menurunkan tekanan darah
dan memperbaiki kadar kolesterol.
2. Meningkatkan kekuatan tulang dan otot

2
3

Seiring bertambahnya usia, penting untuk menjaga kesehatan tulang, sendi


dan otot. Dengan menjaga kesehatan tulang, sendi, dan otor membantu seseorang
untuk tetap dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan aktif secara fisik.
Melakukan aktivitas fisik aerobik, penguatan otot dan penguatan tulang pada
tingkat moderat dapat memperlambat hilangnya kepadatan tulang seiring
bertambahnya usia.
3. Membantu mengontrol berat badan dan mencegah obesitas
Aktivitas fisik maupun pola konsumsi berperan penting dalam menjaga berat
badan ideal. Berat badan akan bertambah ketika seseorang mengonsumsi lebih
banyak kalori melalui makanan dan minuman daripada jumlah kalori yang
dikeluarkan, termasuk kalori melalui aktivitas fisik. Untuk mempertahankan berat
badan yang ideal penting untuk menjaga keseimbangan kalori, aktivitas fisik
ringan memberi risiko kali lebih besar menyebabkan obesitas.
Selain bermanfaat dari sisi fisiologis, tingkat aktivitas yang cukup juga
bermanfaat dalam sisi psikologis dan sisi sosio-ekonomi. Untuk sisi psikologis
dapat meningkatkan rasa percaya diri, membangun rasa sportifitas, memupuk rasa
tanggung jawab, membantu dalam manajemen stres, mengurangi kecemasan dan
depresi. Sedangkan dari sisi sosio-ekonomi bermanfaat untuk menurunkan biaya
pengobatan, menurunkan angka absensi kerja dan meningkatkan produktivitas.
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Fisik
1. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah tanda-tanda biologis yang membedakan laki-laki dan
perempuan. Tanda biologis diantaranya kromosom, hormon, serta bagian atau
organ tubuh dan fungsinya (Hanifah & Utami, 2012). Berdasarkan penelitian
(Farradika, et al., 2019) ditemukan perempuan cenderung pasif (49.5%)
dibandingkan laki-laki (36.8%). Banyak faktor yang dapat menghambat
perempuan dalam melakukan aktivitas fisik diantaranya pendapatan perempuan
seringkali lebih rendah daripada laki-laki oleh karena itu biaya akses ke fasilitas
olahraga terhadap aktivitas fisik menjadi penghalang.
2. Status Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi adalah suatu tingkatan yang dimiliki oleh individu
berdasarkan pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dari
4

penghasilan atau pendapatan yang diperoleh sehingga memiliki peranan pada


status sosial seseorang dalam struktur masyarakat. Individu dengan status sosial
ekonomi rendah cenderung tidak membeli peralatan atau fasilitas olahraga serta
memiliki keterbatasan akses ke lingkungan fisik seperti taman, stadion dan
fasilitas lainnya yang memungkinkan individu untuk melakukan aktivitas fisik
3. Dukungan Teman
Dukungan teman adalah suatu bantuan atau dukungan yang diberikan oleh
orang lain yang berada dalam satu kelompok dan rentang usia yang sama, jika
dukungan sosial yang diberikan oleh teman berhubungan secara positif dan
konsisten terhadap tingkat aktivitas fisik pada remaja.
Teman memberikan dukungan sosial melalui ajakan, dengan menghabiskan
waktu bersama untuk melakukan aktivitas fisik dimana hal ini dapat menguatkan
pertemanan. Faktor pendukung lain karena mahasiswa menghabiskan waktu lebih
banyak dengan teman dibandingkan keluarga, hal tersebut yang meningkatkan
peluang untuk berdiskusi, mendukung dan meningkatkan perilaku aktivitas fisik
bersama teman.
4. Ketersediaan Fasilitas
Ketersediaan fasilitas olahraga terhadap aktivitas fisik yang bersifat rekreasi
memungkinkan untuk meningkatkan tingkat aktivitas fisik dan juga untuk
mendukung gaya hidup aktif sepanjang tahun. Hal ini karena ketersediaan fasilitas
terkait aktivitas fisik di lingkungan tempat tinggal berkontribusi terhadap individu
untuk menghabiskan lebih banyak waktu dalam melakukan aktivitas fisik kategori
sedang-tinggi sehingga memenuhi standar aktivitas fisik yang direkomendasikan
dibandingkan dengan yang tidak tersedia fasilitas.
2.4 Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap IMT
IMT adalah suatu cara untuk menentukan status gizi dengan
membandingkan BB dan TB (Depkes, 2015). IMT dapat digunakan untuk
penentuan status gizi atau menentukan standar proporsi komposisi tubuh pada
masa dewasa, remaja hingga anak-anak. Nilai IMT dikategorikan menjadi
underweight, normal, overweight dan obesitas. Faktor konsumsi makanan seperti
asupan gizi, faktor genetik biasanya adalah riwayat overweight atau obesitas pada
5

orangtua akan berpengaruh meskipun begitu tidak sepenuhnya genetik


berpengaruh besar terhadap besarnya IMT melainkan pola hidup.
Aktivitas fisik bagi remaja sebagian besar berada pada kategori ringan, hal ini
tidak terlepas dari status sebagai pelajar, dimana setiap orang tua tidak
membebankan pekerjaan berat kepada anaknya. Hal ini terlihat dari hampir
seluruh remaja laki-laki tidak melakukan pekerjaan sehari-hari baik menyapu,
mencuci piring maupun mencuci pakaian, sementara pada wanita mereka hanya
dibebankan menyapu rumah sekali dalam sehari. Kurangnnya aktivitas fisik yang
dilakukan remaja secara tidak langsung berdampak pada kesehatan remaja
khususnya pada kejadian obesitas.
Aktivitas fisik memberikan keuntungan bagi kesehatan tubuh. Aktivitas
fisik seperti olahraga dapat meningkatkan efisiensi miokardial melalui
peningkatan aliran darah dan oksigen untuk memenuhi metabolisme lokal.
Aktivitas fisik juga menurunkan resiko terjadinya resistensi insulin, intoleransi
glukosa, hiperglikemia post prandial dan glukoneogenesis hepatik.
Hubungan antara aktivitas fisik dengan berat badan yaitu, semakin rendah
aktivitas fisik maka semakin tinggi pula berat badan. Seseorang yang mempunyai
berat badan ideal biasanya melakukan olahraga rutin. Jika seseorang malas
ataupun jarang beraktivitas, akan berpengaruh terhadap meningkatnya berat badan
(overweight/obese).
2.5 Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Provider Pendidikan

2.6 Dampak Kekerasan Seksual


6

2.7 Pencegahan Kekerasan Seksual


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

7
8
9
DAFTAR PUSTAKA

10

Anda mungkin juga menyukai