Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

DENGAN ASFIKSIA

Askeb Gadar Maternal Neonatal


Semester IV
2020-2021
Asfiksia Intra Uterin
• BATASAN
Suatu keadaan kekurangan oksigen dan
penimbunan karbondioksida yang
menyebabkan asidosis intrauterin akibat
gangguan pertukaran gas melalui plasenta.
Klasifikasi
Akut : berupa episode hipoksemia sementara yang
tidak disertai asidosis.
Kronis: berupa hipoksemia menetap disertai
asidosis metabolik atau respiratorik.
• Hipoksia -> berkurangnya kadar oksigen dalam
jaringan.
• Hipoksemia: berkurangnya kandungan oksigen
dalam darah.
• Hiperkapnia: meningkatnya konsentrasi CO2 atau
asam karbonatdalam jaringan.
•  Asidemia: Meningkatnya konsentrasi ion Hidrogen
dalam darah.
• Asfiksia: Hipoksemia dan hiperkapnia
yang progresif disertai asidemiametabolik
atau asidemia metabolik dan asidemia
respiratorik
Etiologi
• lnsufisiensi utero plasenta
• Kompresi tali pusat
• Komplikasi janin misalnya akibat sepsis
atau perdarahan
KRITERIA DIAGNOSIS
Kehamilan resiko tinggi

 Asfiksia Akut :
Profil biofisik janin seperti gerakan nafas,
gerakan tubuh, tonus fleksor janin berkurang
atau menghilang (gerak kurang dari 4 kali
dalam 10 menit dengan alat kardiotokografi)
Ada kelainan NST
 Tanda-tanda gawat janin : bradikardia /
takikardia
- Oligohidramnion
- Mekonium dalam cairan ketuban
- Doppler : adanya pertumbuhan janin
terhambat
DIAGNOSIS BANDING
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Ultrasonografi dan Sonografi Doppler
- Kardiotokografi (CTG)
. NST
- Amnioskopi
- Pengambilan contoh darah janin (fetal blood
sampling)

KONSULTASI
- Dokter spesialis Perinatologi (kalau ada)
TERAPI
• Resusitasi intrauterin
- Pasien baring miring ke kiri untuk
menghilangkan kompresi pada   VC Inferior
- Obat tokolisis : Salbutamol 0.5 mg/IV atau
Terbutalin sulfat 0.5 mg/IV
- O2 untuk ibu dan infus glukosa 5%
•   Pengakhiran kehamilan tergantung
keadaan asfiksia dan keadaan janin
•   SC bila syarat partus pervaginam belum
dipenuhi atau perlu waktu lebih dari 30 menit
Pengertian ASFIKSIA

• Kegagalan untuk memulai & melanjutkan


pernafasan pada BBL
• Bayi tidak bernafas secara spontan & teratur
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Dari Ibu
• PEB dan Eklampsia
• APB (Placenta Previa dan Solutio Placenta)
• Demam sebelum selama persalinan
• Partus Lama atau Partus Macet
• Infeksi berat (malaria, TBC, HIV dll)
• Kehamilan lewat bulan
• Obat obatan yang diberikan pada ibu
2. Dari placenta dan tali pusat
Mengakibatkan penurunan aliran darah dan
O2 ke janin
• Lilitan tali pusat
• Tali pusat pendek
• Simpul tali pusat
• Prolaps tali pusat
• Hematoma placenta
• Infark placenta
3. Faktor bayi
• Bayi prematur
• Persalinan sulit (sungsang, kembar,
distocia bahu, VE, forsep)
• Kelainan konginetal -> dampak
pernafasan bayi
• Air ketuban bercampur mekonium
• Cacat bawaan
• Asfiksia intra uterine
Pathofiologi
• Alveoli paru janin dlm uterus berisi cairan paru
• Saat lahir bayi mengambil nafas pertama memasuki
alveoli paru dan cairan paru diabsorbsi jaringan paru
• Nafas selanjutnya alveoli penuh oksigen dan aliran
darah meningkat drastis
• Ekspansi paru perlu tekanan puncak inspirasi dan
tekanan akhir ekspirasi lebih tinggi
• Ekspansi paru dan tekanan oksigen menyebabkan
penurunan resistensi vaskuler paru dan peningkatan
darah paru setelah lahir
• Aliran intrakardial dan ekstracardial mulai
beralih arah diikuti penutupan duktus
arteriosus.
• Kegagalan penurunan resistensi vaskuler paru
menyebabkan hipertensi pulmonal pada BBL
dengan aliran darah paru yang inadekuat dan
hipoksia relatif sehingga gagal nafas
Deteksi BBL dengan Asfiksia
1. Penilaian
a. Sebelum lahir
• Apakah bayi lahir cukup bulan
• Apakah air ketuban jernih dan tidak
bercampur mekonium
b. Setelah bayi lahir
• Apakah bayi bernafas adekuat dan menangis
• Apakah tonus otot baik
2. Keputusan-> memutuskan bayi perlu
resusitasi
 Bayi tidak cukup bulan
 Air ketuban bercampur mekonium
 Bayi megamegap
 Tonus otot bayi tidak baik / bayi lemah
3. Tindakan -> mulai lakukan resusitasi jika
 Bayi tidak cukup bulan dan atau bayi megap-
megap/ tidak bernafas dan atau tonus otot
bayi tidak baik/ bayi lemas
 Air ketuban tercampur mekonium
Tujuan
• Memperbaiki fungsi pernafasan dan jantung
bayi yang tidak bernafas
Tatalaksana resusitasi
• A . Memastikan saluran nafas terbuka
• B. Memulai pernafasan
• C. Mempertahankan sirkulasi (peredaran
darah)
Askeb
• Data subjektif
- Nama, tempat, usia, tanggal lahir
- Adanya komplikasi kehamilan
- Usia kehamilan prematur / serotinus
- Gawat janin
- Persalinan dengan bantuan / intervensi
- Adanya trauma
- Bayi tidak menangis
- Adanya ketuban campur mekonium
• Objektif
- Bayi tidak menangis
- Bayi tampak biru
- Bayi tidak bernafas atau megap-megap
- Denyut jantung kurang dari 100 x / menit
- Tonus otot menurun
- Adanya mekonium dalam air ketuban

Analisa:
Neonatus kurang/cukup bulan dg Asfiksia Sedang
atau berat
Penatalaksanaan
• Jaga agar bayi tetap hangat-> selimuti
• Atur Posisi bayi-> menghidu
• Isap lendir-> mulut lalu hidung-> cegah aspirasi
• Nilai bayi-> usaha, frekuensi, warna kulit
• Nilai jalan nafas-> spontan, gasping
• Nllai frekuensi DJJ
• Keringkan dan rangsang taktil-> gosok punggung, perut,
dada dll
• Lakukan penilaian-> bayi normal
• IMD
• Cegah infeksi-> tali pusat, mata
• Beri suntikan -> vik K dan Imunisasi
• Perawatan bayi sehari-hari
• Jika masih megap-megap
- Lakukan ventilasi

Anda mungkin juga menyukai